Anda di halaman 1dari 23

Nama : Riska Khoerani Novian

NIM : 41032102200001
Kelas/Semester : B1/1
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa
Mata Kuliah : Analisis Fisiologi
Dosen Pengampu : Prinanda Gustarina Ridwan, M.P.d
Tugas : Resume Pertemuan

Note : pertemuan 1 hanya perkenalan

Pertemuan 2
ANALISIS FISIOLOGI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Konsep Dasar
• Anatomi: ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia
• Fisiologi : ilmu yang mempelajari fungsi tubuh manusia
• Genetika : ilmu yang mempelajari tentang sifat, cara pewarisan manusia
• Analisis : cara mengkaji sesuatu
B. Penjelasan
• Genetika : cabang ilmu biologi yang mempelajari penurunan sifat dari generasi ke generasi
dengan tujuan untuk mempertahankan spesies hidupnya.
• Kromosom → gen
kelainan dan mutasi gen, kelainan kromosom.
Gen merupakan bagian terkecil dari kromosom
C. Fungsi Gen
• Mengatur kegiatan/ perkembangan individu
• Menyampaikan informasi genetik
• Menentukan sifat individu
• Kelainan akibat dari mutasi gen
D. Kelainan gen
• Muscular Distropia
• Clubfoot
• Spina bifida
• Huntington’s chorea
• Syndaktili
• Polydaktili
• Hemofilia
• Buta warna
• Parkinson
• Retinitis pigmentosa
E. Penyakit gen
• Albino
• Anemia
• Anadontia
• Imbisil
• Buta warna
• Gigi coklat
• Hemofilia
F. Kelainan oleh mutasi kromosom
• Sindrom turner
Kariotipe 45 X O (44 Autosom + 1 Kromosom X) diderita oleh wanita
• Sindrom klinefelter
Kariotipe XXY (kelebihan kromosom seks X) di derita oleh pria
• Sindrom jacob
kariotipe 47, XYY (kelebihan kromosom seks Y) di derita oleh pria
• Sindrom down
trisomi 21
• Sindrom edward

2N + 1, 47 XX/ 47 XY. Trisomi pada autosom, mungkin kromosom no 16, 17, atau 18.
• Sindrom patau
2N + 1, 47 XX/ 47 XY.
Trisomi pada autosom, mungkin kromosom no 13, 14, atau 15.

G.Pemeriksaan
Untuk menghindari keturunan dari kecacatan
• Liat silsilah keluarga
• Genetic counseling
• Anatomi, fisiologi & genetika
(histologi darah, urine, enzim, sinar X, kultur)
• Amnioncentesis
(mengukur dari cairan ketuban)
• Kariotik
• Test sel- sel badan kromatin
Pertemuan 3
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Pengertian
Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. (Heward)
B. Kategori ABK
1. ABK permanen: akibat dari suatu hambatan tertentu.
2. ABK temporer: mereka yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang
disebabkan kondisi dan situasi lingkungan.
C. Kelompok ABK
ABK di kelompokkan berdasarkan gangguan/ hambatannya:
• Kognitif
• Motorik/ fisik
• Bahasa dan bicara
• Pendengaran
• Penglihatan
• Sosial Emosi
D. Tunanetra
Tunanetra dalah anak yang mengalami hambatan penglihatan baik dengan kondisi
penglihatan yang termasuk setengah melihat, low vision, atau rabun adalah bagian dari
kelompok anak tunanetra.
Anak-anak dengan gangguan penglihatan ini dapat di ketahui dalam kondisi berikut:
• Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang di miliki orang awas
• Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu
• Posisi mata sulit di kendalikan oleh saraf otak
• Terjadi kerusakan susunan saraf otak yang berhubungan dengan penglihatan
1. Buta (Blind)
Di katakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsangan cahaya dari luar
(visusnya = 0)
2. Low Vision
Bila anak masi mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih
dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar.
E. Tunarungu
Tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan pendengaran sehingga memerlukan
layanan pendidikan khusus.
Tunarungu: kelainan pendengaran, apakah menetap/ tidak yang akan berpengaruh
terhadap kinerja pendidikan anak sehingga akan kesulitan dalam proses informasi linguistik
melalui pendengaran. (Friend,M (2005))
1. Tuli (deafness)
Memiliki hambatan berat sehingga memiliki hambatan pada proses informasi linguistik
melalui pendengaran (ABD/ tidak ABD)
2. Kurang dengar (Hard of Hearing)
Kelainan pendengaran apakah menetap/ tidak yang akan berpengaruh terhadap kinerja
pendidikan anak tetapi masi dalam batasan tuli

F. Tunagrahita
Tunagrahita adalah keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-
rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi
pada masa perkembangan. (AAMD (American Association of Mental Deficiency) )
1. Tunagrahita Ringan
Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut skala Binet, sedangkan menurut skala
Wescher (WISC) memiliki IQ antara 69-56. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis,
dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik anak tunagrahita
ringan pada saatnya akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.
2. Tunagrahita sedang
Kelompok ini memiliki IQ antara 51-36 menurut skala Binet. Sedangkan IQ antara 54-40
menurut skala Wescher (WISC). mereka dapat di didik mengurus dirinya sendiri, mengurus
diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung
dari hujan, dan sebagainya.
3. Tunagrahita Berat
Kelompok ini dapat di bedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat. Anak
tunagrahita berat memiliki IQ antara 32-20 menurut skala Binet, sedangkan memiliki IQ
antara 39-25 menurut skala Wescher (WISC). Anak tunagrahita sangat berat (propounnd)
memiliki IQ dibawah 19 menurut skala Binet, sedangkan memiliki IQ di bawah 24 menurut
skala Wescher (WISC).
Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam hal berpakaian,
mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya
sepanjang hidupnya.
G. Tunadaksa
Tunadaksa dapat di artikan sebagai cacat tubuh (physical and health impairment), yaitu
kerusakan tubuh dan kesehatan.
Anak tunadaksa masih dapat belajar dengan semua inderanya tetapi akan menemui
kesulitan apabila mereka harus belajar dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
memerlukan keterampilan fisik seperti memegang pensil untuk menulis, bermain,
berolahraga, melakukan mobilitas, dan sebagainya. Sehingga mereka tidak dapat mengikuti
pendidikan di sekolah-sekolah biasa pada umumnya.
Seseorang di katakan tunadaksa jika:
1. Mereka dengan tingkat kecacatan fisiknya mengakibatkan mereka menemukan kesulitan
yang berat atau ketidakmungkinan melakukan gerak dasar dalam kehidupan sehari-hari
seperti berjalan dan menulis meskipun dengan mempergunakan alat-alat pendukung.
2. Mereka yang tingkat kecacatan fisiknya tidak lebih baik dari no. 1 di atas yang selalu
memerlukan observasi dan bimbingan medis

H. Tunalaras
Tunalaras adalah anak dengan hambatan emosi dan perilaku.
Emosi adalah pengalaman yang sadar dan kompleks yang memberi pengaruh pada aktivitas-
aktivitas tubuh, menghasilkan sensasi-sensasi organis dan kinestetik, di sertai dengan
penjelmaan yang jelas impuls-impuls yang bersamaan serta serta nada perasaan yang kuat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi:
• Kematangan Intelektual
• Perkembangan Imajinasi
• Pengalaman atau proses belajar
• Emosi merupakan hasil proses belajar
I. Tunaganda
Anak dengan hambatan majemuk merupakan anak-anak yang memiliki perpaduan dari
beberapa ke-tunaan. Masing-masing ketunaan mempunyai sebab dan akibat bagi
kemampuan anak untuk belajar dan hidup secara optimal. Maka, untuk dapat belajar dan
dapat hidup optimal dalam memberikan pendidikan harus disediakan alat bantu pelajaran
secara khusus.
J. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan peristilahan untuk anak yang memiliki kesulitan dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sebabkan karena kurangnya intelegensi, kelainan
sensoris, ketidak beruntungan atau ketidakcukupan budaya atau bahasa. (Bauer, Keefe and
Shea, 2001).
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang di manifestasikan dalam
bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan
mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kamampuan dalam
bidang studi matematika. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga di sebabkan oleh adanya
disfungsi siatem syaraf pusat.
K. ADHD/ADD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif.
ADD (Attention Deficit Disorder) adalah gangguan pemusatan perhatian.
Gangguan tersebut terjadi karena adanya pola yang menetap dari innatention yang di sertai
dengan Impulsivitas pada seseorang. Gejala ini dapat di ketahui sebelum usia 7 tahun dan
dapat terjadi dalam berbagai macam situasi seperti rumah, sekolah, bermain atau situasi
sosial lainnya.
L. Autis
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisma seakan-akan hidup
di dunianya sendiri. Istilah autisma baru di perkenalan sejak tahun 1943 oleh Leo Kanner.
Autisme adalah hambatan perkembangan yang secara signifikan berpengaruh terhadap
terhadap komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosial. Umumnya terjadi pada
usia sebelum tiga tahun, yang berpengaruh terhadap kinerja pendidikan anak. (IDEA).
Penyandang autisme mempunyai karakteristik antara lain:
• Kurangnya kontak mata
• Melakukan kegiatan berulang
• Gerakan streotipe
• Penolakan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas
• Kurangnya selektif berlebihan terhadap rangsangan
• Motivasi untuk menjelajahi lingkungan baru
• Respon stimulasi diri sehingga mengganggu integrasi sosial
• Respon unik terhadap imbalan
M. Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan bagian-bagian
yang berhubungan dengan organ bicara.
Seseorang bisa di katakan memiliki gangguan bicara bahasa jika:
• Kesulitan dalam mengeluarkan suara
• Kesulitan dalam memahami bahasa
• Hilang atau rusaknya fungsi-fungsi bahasa
Pertemuan 4
SISTEM SARAF MANUSIA

A. Sistem Saraf
• Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
• Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
• Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
1. Menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus
2. Memproses informasi yang di terima
3. Memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
B. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa di sebut dengan neuron dan sel
gilial.
• Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra
menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan di kirim menuju otot.
• Sel gilial berfungsi sebagai:
1. Sel yang membantu mengolah impuls agar sel saraf tetap berfungsi
2. Pemberi nutrisi pada neuron.
C. Bagian Sel Saraf
1. Sel Saraf (Neuron)
• Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga di sebut neuron. Sel
saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan)

Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga


bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
2. Dendrit
Adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Badan Sel
Adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel
dan sitoplasma.
4. Nukleus
Adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron)
5. Neurit (Akson)
Adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk
menjalarnkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
6. Selubung Mielin
Adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi
akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.
7. Sel Schwann
Adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan
membantu regenerasi neurit (akson).
8. Nodus Ranvier
Bertugas untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut
memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih
cepat sampai pada tujuan.
9. Sinapsis
Adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf
lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang di sebut bulbus akson. Kantong tersebut
berisi zat kimia yang di sebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis
D. Cara Kerja Sistem Saraf Pada Manusia
Sel saraf membawa sinyal-sinyal ke seluruh tubuh ----> sel-sel saraf yang berfungsi sebagai
pengatur panca indera memproses informasi dari panca indra ke otak ----> sinyal-sinyal yang
di bawa tadi oleh satu sel saraf ke sel saraf lainnya akan melewati sinapsis atau ruang antar
sel saraf. Sinyal tersebut dalam menuju ke sel saraf lainnya melalui senyawa kimia yang di
sebut sebagai neurotransmitter ----> sel-sel saraf yang mengatur pergerakan akan
membawa sinyal respon dari otak ke anggota tubuh lainnya ----> terjadilah respon.
Contohnya, saat ada bagian tubuh yang terluka, sel saraf panca indra akan mengirimkan
sinyal ke otak dan sumsum tulang belakang bahwa itu adalah hal yang berbahaya, kemudian
nantinya akan memberikan respon sinyal ke jari berupa menjauhkan diri dari hal yang
membahayakan tersebut.
E. Sel Saraf Penghubung
• Sel Saraf Sensorik
Adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsangan yang datang kepada tubuh
atau panca indra, di rubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak.
• Sel Saraf Motorik
Adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf
(otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
• Sel Saraf Penghubung
Adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron
(sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan)
dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

A. PENGLIHATAN
1. Pengertian mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
2. Fungsi Bagian-bagian Mata
a. Kornea : Menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang
lebih dalam
b. Lensa : Meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa
mata
c. Iris : Mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
d. Pupil : Sebagai saluran masuknya cahaya
e. Retina : Membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh saraf mata ke
otak
f. Otot Mata : Mengatur gerakan bola mata
g. Saraf Mata : Meneruskan ransang cahaya dari retina ke otak
h. Sklera : Bagaian dinding berwarna putih, tebalnya rata-rata I mm tapi pada irensio
otot, menebal menjadi 3 mm
i. Konjungtiva : Selaput tipis yang melapisi bagaian dalam kelopak mata dan bagian
luar sklera
j. Humor Aqueus : Cairan ernih dan cairan encer yang mengalir antara lensa dan
kornea
k. Humor Viterus : Gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
l. Bintik Kuning : Untuk menerima cahaya dan meneruskan ke otak.
3. Mekanisme Penglihatan
a. Secara singkat adalah :
b. Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil
c. Lensa mata memfokuskan cahaya
d. Ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan
e. Otak memproses bayangan benda
B. ANATOMI PENDENGARAN (TELINGA)
1. TELINGA LUAR
Fungsi utama telinga luar ini adalah untuk menangkan bunyi dari lingkungan untuk
kemudian diteruskan ke telinga tengah.
2. TELINGA TENGAH
Fungsi telinga tengah yaitu untuk mengubah gelombang bunyi yang ditangkap telinga
luar untuk menjadi getaran.
3. BAGIAN-BAGIAN TELINGA TENGAH
Gendangtelinga Tigatulangpendengaran Saluran Eustachius
(martil,landasan,dan sanggurdi)
Mengubah bunyi menghubungkanro
menjadi getaran Memperkuat dan
nggamulutdengant
menghantar getaran
elingadalamdanme
kesaluran telinga
ngaturkeseimbanga
yang lebih dalam.
ntekananudara

4. Telinga Dalam
Fungsi telinga dalam adalah untuk mengubah getaran dari telinga dalam menjadi
impuls listrik dan meneruskannya melalui saraf menuju otak.
5. Bagian-Bagian Telinga Dalam
Tiga saluran setengah lingkaran Tingkap oval/jorong
• Menjaga keseimbangan • Untuk meneruskan
tubuh getaran ke rumah siput

Rumah siput (koklea)

• Mengubah getaran menjadi impuls


dan meneruskannya ke otak

6. GangguanPendengaran
Progresifdan Konduksi Sensorineural Campura Simetris dan
mendadak
asimetris
7. Faktor Penyebab Gangguan Pendengaran
 Faktor genetik
 Proses penuaan
 Paparan suara keras
 Penyakit infeksi selama kehamilan
 Menderita penyakit tertentu
 Penumpukaan kotoran di telinga
 Cara membersihkan telinga yang salah
8. TUNARUNGU
Adalah orang dengan hambatan pendengaran baik secara total (deaf) maupun masih
memiliki sisa pendengaran (hard of hearing).
9. Klasifikasi Tunarungu
o Tunarungu ringan (25-45 dB)
o Tunarungu sedang (46;70 dB)
o Tunarungu berat (71-90 dB)
o Tunarungu sangat berat (>90 dB)
10. Dampak Gangguan Pendengaran (Ketunarungan)
 Hambatan perkembangan kognitif
 Hambatan perkembangan bicara dan bahasa
 Hambatan perkembangan sosial emosi
 Hambatan perkembangan prestasi akademik

C. INDERA PENCIUMAN
1. HIDUNG
 Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan.
 Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus
dengan akson akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau.
 Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung
beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia
bau-bauan di udara.
a. BAGIAN – BAGIAN HIDUNG
b. NOSTRIL
• Rongga yang sama besar
c. SEPTUM
• Dinding pemisah , septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.
Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang
mensekresi lendir lengket.
d. RONGGA HIDUNG ( NASAL CAVITY )
Berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru
paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan.
 PALATE
Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan
Palate.
2. MUCOUS MEMBRANE
Berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus
(lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-
partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
3. ANATOMI & FISIOLOGIS BAGIAN ATAS YAITU :
a. RONGGA HIDUNG
o Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan
bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang
tulang hidung.
o Rongga hidung terdiri atas :
o Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi . Dalam
rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis
udara Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara
luar karena strukturnya yang berlapis.
o Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam
usaha untuk membersihkan jalan napas.
b. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
septum. Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh
penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi
dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang
disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel
goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia.
c. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian
posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2
bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal
oleh konka superior, medialis, dan inferior.
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru.
Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung
bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi
terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia.
4. 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tiga proses yaitu
Penyaringan dilakukan oleh membran
penyaringan (filtrasi), mukosa pada rongga hidung yang sangat
penghangatan, dan kaya akan pembuluh darah dan glandula
pelembaban serosa yang mensekresikan mukus cair
untuk membersihkan udara sebelum
masuk ke Oropharynx.

Pelembaban dilakukan oleh


concha, yaitu suatu area Penghangatan dilakukan oleh
penonjolan tulang yang jaringan pembuluh darah yang
dilapisi oleh mukosa. sangat kaya pada ephitel nasal
dan menutupi area yang
sangat luas dari rongga hidung.

5. FARING
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak.
6.
Nasopharinx Oropharynx Laringopharynx
adalah saluran penghubung antara Merupakan bagian tengah faring Merupakan posisi terendah dari
nasopharinx dengan telinga bagian antara palatum lunak dan tulang hyoid. faring. Pada bagian bawahnya,
tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Refleks menelan berawal dari orofaring sistem respirasi menjadi
Tuba Auditory menimbulkan dua perubahan,
terpisah dari sistem digestil.
ada Phariyngeal tonsil (adenoids), makanan terdorong masuk ke saluran
Makanan masuk ke bagian
terletak pada bagian posterior pencernaan (oesephagus) dan secara
nasopharinx, merupakan bagian simultan katup menutup laring untuk belakang, oesephagus dan
dari jaringan Lymphatic pada mencegah makanan masuk ke dalam udara masuk ke arah depan
permukaan posterior lidah. saluran pernapasan masuk ke laring.
D. PENGECAPAN
1. Indra Pengecapan (lidah)
Begawan bagian lidah:
Permukaan lidah,
Terdapat:
● Papilla, yang di dalamnya terdapat lebih dari 10.000 tunas pengecap(sel reseptor)
● Selaput yang berlendir
Fungsi lidah:
 Sebagai indra pengecap
 Sebagai alat bicara
 Pengatur letak makanan saat dikunyah
 Membantu menelan
Kerja lidah
Makanan dan minuman yang masuk ke mulut dapat merangsang saraf – saraf yang
ada pada lidah. Selanjutnya saraf - saraf tersebut menyampaikan ke otak sehingga kita
dapat merasakan apa yang kita makan dan kita minum.
2. Struktur anatomi lidah
Otot intrinsik
Melakukan semua gerak halus.
Terdiri atas dua
otot
Otot ekstrinsik
Mengaitkan lidah pada bagian – bagian sekitarnya serta
melaksanakan gerakan – gerakan kasar yang sangat
penting pada saat mengunyah dan menelan.

3. Bagian – bagian atas (dorsum) Lidah


Uvula fungsinya yaitu untuk menghentikan makanan naik hidung anda ketika kamu
menelan.
Palatum keras dibentuk selama masa pertumbuhan oleh proses maksilaris dan tulang
palatina yang bersatu di garis median dan ditutupi oleh membran mukosa istimewa
yang keras (durum) dan memiliki rugae.
Palatum lunak adalah jaringan aktif yang membentang dari batas posterior durum ke
arah bawah dan belakang, terdiri dari lipatan membran mukosa yang menutupi otot.
struktur kelenjar, pembuluh darah, dan saraf.
Tonsil adalah sebuah organ berukuran kecil yang terletak di belakang tenggorokan
dan merupakan bagian dari sistem limfatik (kelenjar getah bening).
4. Macam – macam papila lidah
Papila filiformis atau papila benang lebih berfungsi untuk menerima rasa
sentuh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit – langit dan
faring juga bermuatan puting – puting pengecap.

Papila sirkumvalata atau papila melingkar. Ada 8 hingga 12 buah jenis ini
yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila sirkumvalata adalah jenis papila
terbesar, dan masing – masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papila ini
tersusun berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.

5. Proses pengecapan
Didalam satu papila terdapat banyak
kuncup pengecap (taste bud) yaitu
suatu bangunan berbentuk bundar
yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel –
sel penyokong dan sel – sel pengecap
sebagai reseptor. Setiap sel pengecap
memiliki tonjolan tonjolan seperti
rambut yang menonjol keluar taste bud
melalui taste pore (lubang). Makanan
yang dikunyah bersama air liur
memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan
merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (gustatory hair). Dari ujung tersebut
pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita
dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
6. Gangguan yang terjadi pada indra pengcapan

1. Glositis adalah peradangan atau infeksi lidah. Hal ini menyebabkan lidah
membengkak dan berubah warna. Kondisi ini dapat menyebabkan papila menghilang.
Papila adalah benjolan kecil pada permukaan lidah. Papila sangat penting untuk
proses makan. Papila berisi ribuan sensor kecil yang disebut selera.
2. Leukoplakia adalah kondisi ketika bercak putih atau abu-abu muncul di gusi, lidah,
bagian dalam pipi, dan di dasar mulut. Bercak ini timbul akibat reaksi mulut terhadap
iritasi, misalnya akibat kebiasaan merokok.
Meski sebagian besar bercak pada leukoplakia tidak bersifat kanker, namun ada pula
bercak yang menjadi tanda awal kanker mulut.

7. Kaitan anatomi dengan ABK


Gangguan bicara
Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku
komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara.
Ditinjau dari segi klinis, gejala kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab
kelainannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Disaudia
b. Dislogia
c. Disartria
d. Disglosia
e. Dislalia
E. Anatomi dan fisiologi tht telinga,hidung,tenggorokan

TELINGA

anatomi dan fisiologi HIDUNG

TENGGOROKAN

TELINGA LUAR

ANATOMI DAN FISILOGI TELINGA TENGAH


TELINGA

TELINGA DALAM
HISTOLOGI MUKOSA

EPITEL

PALUT LENDIR

SISTEM MUKOSILIAR MEMBRANA BASALIS

LAMINA PROPRIA

TRANSPORTASI MUKOSILIAR

PEMERIKSAAN FUNGSI
MUKOSILIAR

Dinding Posterior Faring


Nasofaring

LETAK FARING
Orofaring Fosa tonsil
Laringofaring
(hipofaring)
Tonsil

F. SENSIBILITAS
1. Sensibilitas adalah kemampuan untuk menafsirkan rangsangan dari luar atau
dari dalam tuguh (kepekaan). Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin
sensibile dengan akar kata sensus yang artinya penyerapan dengan indra, rasa,
perasaan dan kesan.
2. Faktor Penyebab Hambatan Sensibilitas
1. Faktor Internal ( Faktordaridalam )
Impairment (Kerusakan / Kehilangan)
Disability ( akibatdari impairment ), keterbatasan / ketidakmampuan.
2. Faktor Eksternal ( Faktordariluar / lingkungan )
HambatanBelajar (special education needs).
Stimulus yang tidak kuat (memadai)
3. Dampak Hambatan Sensibilitas
1. Gangguan Penglihatan, seperti :
a) Low Vision
b) Limited Vision
c) Blind baik karena kerusakan di mata maupun di system saraf
(otak).Faktor Organis.
2. Gangguan Pendengaran, seperti :
a) Hard of Hearing / Deafness
b) Tuli Ringan, sedang, atau berat (baik karena kerusakan di telinga maupun di
sistem saraf (otak).
c) Gangguan sensibilitas, baik karena kerusakan organ reseptor maupun sistem
saraf (otak)Faktor Organis.
4. Penyakit Hambatan Sensibilitas
Disestesia Parestesia Thigmanest Anestesia suhu
esia
Hipestesia Hyperestesia Pallanesthesi
a
5. KAITAN ANATOMI DENGAN ABK
1. Masalah Modulasi Sensori
a) Masalah Sensory Registration
b) Sensory defensiveness
c) Gravitational Insecurity
2. Hyposensitivities dan hypersensitivities
a) Hipersensitif
b) Hiposensitif
6. Gangguan sensibilitas pada anak berkebutuhan khusus :
1.    Pada anak penderita Autism Spectrum Disorders
(misalnya, dalam hal berjalan) daripada over-responsivity (misalnya, distress karena
suara keras) atau seeking (misalnya, gerakan berirama)

2.    Pada anak ADHD


misalnya masalah emosional, agresif, apraxia.
7. KESIMPULAN
Sensibilitas adalah kemampuan untuk menafsirkan rangsangan dari luar atau dari
dalam tubuh (kepekaan). Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile
dengan akar kata sensus yang artinya penyerapan dengan indra, rasa, perasaan dan
kesan.
A. Faktor Hambatan Sensibilitas
1. Faktor Internal ( Faktordaridalam )
a) Impairment (Kerusakan / Kehilangan)
b) Disability ( akibatdari impairment ), keterbatasan / ketidak mampuan.
2. Faktor Eksternal ( Faktordariluar / lingkungan )
a) Hambatan Belajar (special education needs).
b) Stimulus yang tidak kuat (memadai)
B. Dampak Hambatan Sensibilitas
1. Gangguan Penglihatan, seperti :
a) Low Vision
b) Limited Vision
c) Blind baik karena kerusakan di mata maupun di system saraf
(otak).Faktor Organis.
2. Gangguan Pendengaran, seperti :
a) Hard of Hearing / Deafness
b) Tuli Ringan, sedang, atau berat (baik karena kerusakan di telinga maupun di
sistem saraf (otak).
c) Gangguan sensibilitas, baik karena kerusakan organ reseptor maupun sistem
saraf (otak)FaktorOrganis.
G. GERAK
Gerak merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas seperti berjalan. Untuk
menghasilkan mekanisme pola berjalan yang benar dan tanpa takut terluka atau
cidera, maka kita harus memahami terlebih dahulu mengenai struktur tubuh yang
berkaitan dengan fungsinya untuk berjalan.
Struktur yang dimaksud adalah anggota gerak bawah yang terdiri dari sendi panggul,
sendi lutut, sendi pergelangan kaki dan bentuk tulang kaki. Sehingga kita bisa tau
seberapa batas dan bagaimana kita berjalan yang aman tanpa takut mengalami cidera
pada angkle. Lutut merupakan persendian yang besar dalam tubuh, lutut mudah sekali
terserang cedera traumatik (Lesmana & Andrianto). Persendian ini kurang mampu
melawan kekuatan medial, lateral, tekanan, dan rotasi, karena lemahnya otot dan
mudah mendapat luka memar (Priyonoadi). Menurut Suhartono pada proses penuaan
perubahan terjadi pada semua sistem dalam tubuh salah satunya sistem
muskuloskeletal.
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses
degenerative (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia
lanjut. Penyakit tidak menular pada lansia contohnya osteoarthritis. Osteoarthritis
merupakan sendi degenerative, dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalami
perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago)
hyalinesendi, meningkatnya ketebalan serta sclerosis dari lempeng tulang,
pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, timbulnya
peradangan, dan melemahnya otot-otot yang menghubungkan sendi (Felson, 2008).
Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization) prevalensi
penderita osteoarthritis knee didunia pada tahun 2004 mencapai 151,4 juta orang dan
27,4 juta orang berada di Asia Tenggara. Di Indonesia prevalensi osteoarthritisknee
mencapai 5 % pada usia<40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada
usia>61 tahun. Untuk osteoarthritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5%
pada pria dan 12,7% pada wanita (Isbagio, 2006).
Kelainan pada lutut merupakan kelainan terbanyak dari osteoarthritisknee diikuti
sendi panggul dan tulang belakang. Pilar terapinya terdiri dari non farmakologis
(edukasi, terapifisik, diet, penurunan berat badan), farmakologis (analgetik,
corticosteroid lokal, sistemik, kondroprotektif dan biologik), dan pembedahan (Citra).
Selain pemberian analgesic dan corticosteroid rujukan ke Rehabilitasi Medik yaitu
Fisioterapi biasanya diberikan modalitas Ultra Sound (US), Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation dan terapi latihan, pemberian modalitas ini biasanya
karena pasien merasakan nyeri yang tidak kunjung hilang serta kekakuan sendinya
yang masih tetap ada. Salah satu terapi latihan yang dapat diberikan yaitu
proprioceptive exercise.
Proprioceptive exercise merangsang sistem saraf yang mendorong terjadinya sistem
otot dalam mengontrol sistem neuromuskuler. Proprioceptive exercise umumnya
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menilai dimana masing-masing posisi
ekstremitas berada tanpa bantuan indera penglihatan. Proprioceptive diatur oleh
mekanisme saraf pusat dan saraf tepi yang datang terutama dari reseptorotot, tendon,
ligamen, dan fascia (Liu).
Menurut Kuntono Golgi Tendon Otot (GTO) digunakan untuk mengontrol dan
mengubah tegangan saat otot berkontraksi eccentric, fascia memiliki peran menjaga
stabilitas sendi dan sebagai peredam gerakan yang berlebih memiliki peran dalam
proses bio hemodynamic, selain itu proprioceptors pada ligament dan joint memiliki
fungsi untuk menyediakan informasi untuk sistem saraf yang memungkinkan sistem
memberikan gerakan yang sesuai pada sendi yang terluka. Proprioceptive exercise
memfasilitasi otak, saraf dan otot dalam berkomunikasi dengan lebih baik agar benar
mengidentifikasi posisi tubuh dan bagaimana tubuh bergerak.

Anda mungkin juga menyukai