Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Kebidanan pada Perempuan dan Anak dengan Kondisi Rentan

Pertemuan 2

KEBUTUHAN
KHUSUS PADA
MASALAH FISIK

By . Fanny Jesica, M.Keb


Pokok Bahasan
Kebutuhan khusus pada masalah fisik
• Masalah disabilitas
• Kelainan genetik
• Perbedaan ras
Kebutuhan khusus pada anak

• Kebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai kebu-


tuhan khas setiap anak terkait dengan kondisi fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau kecerdasan
atau bakat istimewa yang dimilikinya.
Tanpa dipenuhinya kebutuhan khusus tersebut,
potensi yang dimiliki tidak akan berkembang
optimal.
• Misalnya, anak tuna rungu akan terbantu dalam
pembelajaran jika kebutuhan khususnya, yaitu
lebih banyak berinteraksi melalui penglihatan dari-
pada pendengaran dipenuhi.
1. Kebutuhan khusus pada masalah
disabilitas
Individuals with Disabilities Education Act Amande-
ments (IDEA) 1997 yang ditinjau kembali 2004 secara
umum mengklasifikasikan disabilitas menjadi 3, yaitu
Disabilitas fisik, disabilitas emosi dan perilaku serta
disablitas intelektual. Yang termasuk dalam disabilitas
fisik, yaitu: tunarungu (Tuli), tunanetra (Buta) dan
tunadaksa (disablitas fisik).
Disabilitas emosi dan perilaku, yaitu: tunalaras
(disablitas suara dan nada), gangguan komunikasi
dan hiperaktif.
Terakhir disabilitas intelektual, yaitu: tunagrahita
(lemah daya tangkap), slow learner, kesulitan belajar
khusus, anak berbakat (gifted), autisme dan indigo.
Kebutuhan khusus pada anak dan ibu
pada kasus disabilitas

 Penanganan terhadap penderita disabilitas intelektual


bukan hanya tertuju pada penderita saja, melainkan juga
pada orang tuanya. Siapapun orangnya pasti memiliki
beban psiko-sosial yang tidak ringan jika anaknya menderita
disabilitas, apalagi jika masuk kategori yang berat dan sangat
berat.
 Oleh karena itu agar orang tua dapat berperan secara
baik dan benar maka mereka perlu memiliki kesiapan
psikologis dan teknis.
 Untuk itulah maka mereka perlu mendapatkan layanan kon-
seling. Konseling dilakukan secara fleksibel dengan
tujuan agar orang tua penderita mampu mengatasi
beban psiko-sosial pada dirinya terlebih dahulu
Peran Bidan pada anak dan ibu
pada kasus disabilitas

 Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 369 Tahun 2007


tentang Standar Profesi Bidan pada kompetensi ketujuh kete-
rampilan dasarnya adalah melaksanakan pemantauan dan
menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
 Dalam melaksanakan peranannya bidan bertanggung jawab
tidak hanya deteksi dini secara langsung namun dituntut lebih
mengoptimalkan kesadaran orangtua dalam pemantauan
dan pemberian stimulasi tumbuh kembang sesuai usia sehingga
keterlambatan dalam pencapaian tumbuh kembang bisa
diminimalkan.
 Hal ini harus diselenggarakan secara komprehensif dan berkua-
litas melalui kegiatanan yaitu: stimulasi yang memadai, deteksi
dini dan intervensi dini gangguan tumbuh kembang anak.
2. Kebutuhan khusus pada masalah
kelainan genetik
Berikut ini adalah kelainan genetik yang dapat diturun
kan kepada anak :
Kelainan kromosom :
Down Syndrom
Syndrom klenefelter
Kelainan genetik
Alkaptonurinea
Hemofilia
dll
1. Anak downsyndrom

 Down syndrome terjadi ketika ada satu salinan ekstra


dari kromosom nomor 21. Kromosom atau struktur
pembentuk gen normalnya berpasangan, dan
diturunkan dari masing-masing orang tua.
 Perkembangan yang lambat merupakan ciri utama pada
anak down syndrome. Selain itu Penyandang
down syndrome memiliki fitur wajah yang khas,
termasuk lipatan-lipatan di sudut, mata sipit yang
cenderung mengarah ke atas, hidung yg rata, wajah
seperti orang mongol, dan mulut kecil dengan langit-
langit datar sehingga lidah mereka sedikit terjulur
keluar , umumnya dapat dengan mudah melipat
dan melengkungkan tubuhnya
Kebutuhan khusus pada anak downsyndrom

 Agar anak dapat menjalani aktivitas sehari-hari dg


mandiri maka kebutuhan khusus perlu dilakukan
antara lain :
a.Terapi bicara
b.Fisioterapi
c.Terapi okupasi (latihan fokus)
d.Terapi perilaku
 Down syndrome memang tidak bisa diobati. Namun
dengan dukungan yang baik dari keluarga, serta
rutin menjalani terapi dan pemeriksaan ke dokter,
anak Down syndrome dapat hidup mandiri dan
terhindar dari komplikasi.
2. Anak Syndrom Klinefelter

• Sindrom Klinefelter merupakan kelainan bawaan


pada bayi laki-laki dalam memengaruhi perkemban-gan
fisik serta intelektual dalam bersikap dan
berperilaku yang ditandai dengan kelebihan kromosom
X.
• Jika normalnya anak laki-laki hanya punya satu
kromosom X dan satu kromosom Y, maka pada
balita penderita sindrom Klinefelter memiliki dua kro-
mosom X dan satu kromosom Y.
• Anak laki-laki yang memiliki sindrom Klinefelter
dilahirkan dengan sebutan XXY, karena mereka me-mi-
liki kromosom X ekstra di sebagian besar atau
semua sel mereka.
 Resiko dari penyakit ini ialah menunjukkan gejala
yang berkaitan dengan perkembangan keterampilan
sosial dan bahasanya. Anak juga mengalami masalah
lainnya seperti belajar mengeja, membaca, dan menulis.
 Di sisi lain, secara sosial mereka cenderung memiliki
kepribadian yang pendiam.
 Sindrom yang berasal dari peristiwa genetik acak ini
beresiko menyebabkan testis si Kecil tumbuh lebih
lambat daripada anak laki-laki lainnya.
 Hal tersebut juga mencegah testis menghasilkan
jumlah normal sperma dan hormon testosteron.
 Sementara kadar hormon yang rendah dan masalah
dengan produksi sperma menyulitkan ia memiliki
keturunan di kemudian hari.
Kebutuhan khusus pada anak sindrom klinefelter
 Terapi penggantian hormon testosteron, untuk membantu
agar anak laki-laki tumbuh secara normal saat pubertas,
sekaligus mencegah terjadinya kekurangan hormon
testosteron (hipogonadisme)
 Terapi fisik, untuk melatih anak yang menderita lemah
otot
 Terapi bicara, untuk membantu anak agar dapat
berbicara
 Terapi okupasional, untuk memperbaiki gangguan
koordinasi
 Terapi intracytoplasmic sperm injection (ICSI), untuk mem-
bantu penderita sindrom Klinefelter memiliki anak
 Operasi plastik, untuk mengangkat jaringan payudara
berlebih
.
2. Anak dg Alkaptonuria

 Alkaptonuria adalah kelainan genetik yang menyebabkan urin


menjadi gelap atau berwarna hitam. Kondisi ini disebabkan oleh
terganggunya penguraian asam amino akibat mutasi gen HGD
(homogentisate1,2-doxygenase). Selain urine yg berwarna hitam,
alkaptonuria juga bisa menyebabkan kulit, telinga, dan kuku
penderitanya tampak kehitaman.
 Pada awalnya, alkaptonuria jarang menimbulkan gejala. Namun, jika
tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan
timbulnya komplikasi, seperti batu ginjal atau kerusakan katup
jantung
 Alkaptonuria disebabkan oleh perubahan (mutasi) gen homogentisat
1,2-dioxygenase (HGD). Mutasi gen HGD ini menyebabkan
enzim homogentisate oxidase yang diperlukan untuk memecah
asam amino tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, proses
penguraian asam amino (tyrosin dan fenilalanin) akan terganggu.
Kebutuhan khusus pada alkaptonuria
 Belum ada pengobatan medis khusus untuk menyembuhkan
penyakit ini.
 Namun gaya hidup sehat sangat dibutuhkan pada anak dan de-
wasa yang menderita alkoptunuria.
– Mengonsumsi makanan rendah protein, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran
– Mengonsumsi makanan kaya vitamin c, seperti jeruk dan kiwi,
guna memperlambat penumpukan asam homogentisat di dalam tu-
lang rawan
– Menghindari olahraga berat yang rentan akan kontak fisik
– Melakukan olahraga ringan seperti yoga / renang guna menguatkan
sendi, membentuk otot, menurunkan berat badan, memperbaiki pos-
tur tubuh, serta membantu meredakan stres
– Mendapatkan dukungan dan bantuan secara emosional, baik dari
keluarga, teman-teman, psikolog atau psikiater, guna mengobati rasa
cemas dan depresi yang dialami
Gejala alkaptonuria
 Gejala pada kuku & kulit, berupa perubahan warna menjadi kebiruan atau
hitam pada kuku dan kulit yang sering terpapar sinar matahari /
pada kelenjar keringat, seperti dahi, pipi, ketiak, dan daerah kelamin
 Gejala pada mata, berupa munculnya noda berwarna hitam / abu-abu tua
pada bagian putih mata (sklera)
 Gejala pd tulang rawan dan telinga, berupa perubahan warna tulang
rawan menjadi kehitaman ochronosis) paling sering terlihat di tulang
rawan telinga dan warna kotoran telinga menjadi hitam
 Setelah penderita alkaptonuria menginjak usia 40 tahun ke atas,
penumpukan asam homogenistat pd tulang rawan dan sendi juga bisa
menyebabkan radang sendi. Gejalanya berupa nyeri atau kaku pd sendi
terutama pada sendi besar seperti bahu, panggul, atau lutut.
 Jika penumpukan asam homogensitat terjadi pada tulang dan otot yang ada
di sekitar paru-paru, bisa terjadi kekakuan dan menyebabkan
terjadinya sesak napas dan kesulitan bernapas.
4. Anak dg Hemofilia
 Hemofilia adalah kelainan perdarahan bawaan akibat mutasi
gen. Hemofilia pada anak dapat terjadi ketika mereka masih
dalam tahap kanak-kanak bahkan saat baru dilahirkan.
 Anak yang terkena hemofilia tidak dapat menghentikan penda-ra-
han karena mereka tidak memiliki faktor pembekuan yang
cukup dalam darah.
• Tingkat keparahan perdarahan tergantung pada jumlah
faktor pembekuan dalam darah. Semakin sedikit jumlah
faktor pembekuan darah, prdarahan akan semakin sulit
untuk berhenti.
• Pada hemofilia ringan, jumlah faktor pembekuan dalam
darah berkisar antara 5–50%. Penderita hemoflia mungkin
tidak menunjukan gejala apa pun. Pada hemofilia ringan, per-
darahan akan sulit berhenti jika luka yg dialami cukup parah
atau setelah menjalani prosedur medis, sperti operasi dan
cabut gigi.
• Pada hemofilia sedang, jumlah faktor pembekuan berkisar an-
tara 1–5%. Pada kondisi ini perdarahan yang disebabkan oleh
luka kecil akan sulit berhenti. Selain itu anak akan
lebih mudah mengalami memar.
• Pada hemofilia berat, jumlah faktor pembekuan kurang
dari 1%. Penderita biasanya sering mengalami perdarahan
spontan tanpa sebab yang jelas, seperti gusi berdarah,
mimisan, atau perdarahan dan pembengkakan pada sendi dan
otot.
Terima
Kasih…

Anda mungkin juga menyukai