Anda di halaman 1dari 44

AMPUTASI DAN

FRAKTUR
• Amputation menghilangkan bagian tubuh,
biasanya pada ekstrimitas (alat gerak).
• Amputation pada ekstrimitas bawah sering
sangat penting dilakukan akibat penyakit
pembuluh darah perifer yang progresif, ulkus
diabetik, gas gangren, trauma (luka hancur,
luka bakar, frostbite, luka bakar elektrik),
kelainan congenital, osteomyelitis kronis, atau
tumor ganas.
• Dari semua penyebab diatas peripheral
vascular disease paling banyak dilakukan
pada ekstrimitas bawah.
Pembuluh (vena) darah normal katup
tampak membuka (A) dan katup tertutup
(B). (C) adanya sumbatan atau katup
yang tidak adequat, aliran darah ke
jantung terhambat.

Tromboemboli
(A) Ulkus akibat emboli arteri.
(B) Ganrene pada jari kaki
akibat arterial iskemia berat.
(C) ulkus akibat statis dari
vena.
Amputation bertujuan untuk:
1. Menghilangkan gejala
2. Meningkatkan fungsi
3. Menjaga atau meningkatan kualitas hidup pasien.
1. Melakukan komunikasi dan sikap
positif terhadap tindakan amputasi
2. Pasien siap menerima amputasi
dan berpartisipasi aktif dalam
perencanaan rehabilitatif
3. Pasien belajar bagaimana
memodofikasi aktifitas dan
bagaimana menggunakan alat
bantu mobilisasi dan dalam
menjalankan ADL
• Amputation dilakukan pada daerah paling ujung, akan
memberikan hasil penyembuhan yang baik.
• Penentuan daerah amputation ditentukan oleh empat
faktor:
1. Adequasi sirkulasi daerah yang diamputasi
2. Optimalisasi fungsi tubuh (jika menggunakan alat bantu
atau protease).
3. Type prosthesis
4. Keseimbangan otot
FIGURE 69-16 Determinan tingkat amputasi ditrentukan oleh: adekuasi sirkulasi, type
prosthesis, fungsi bagian tubuh, dan keseimbangan otot. (A) tingkat amputasi pada
daerah ekstremitas atas. (B) Tingkat amputasi pada derah ekstremitas bawah.
Efek dari dilakukannya AMPUTASI

1. Status sirkulasi pada ekstremitas


2. Tujuan pembedahan memperhatikan kemungkinan
mempertahankan panjang ekstremitas
3. Amputation pada jari kaki dan bagian kaki jika penyebab minor
4. Perubahan langkah dan keseimbangan
5. Amputasi ekstremitas atas diupayakan untuk
mempertahankan panjang yang maksimal
6. Amputasi sangat mungkin diterapkan saat ada gangrene dan
infeksi.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat amputasi:


1. Perdarahan (perdarahan masive)
2. Infeksi (kontaminasi saat rawat luka)
3. Kerusakan kulit (iritasi akibat penggunaan protease)
4. Nyeri “Phantom limb” (severing saraf perifer)
5. Kontraktur sendi (posisi statis akibat nyeri dan tidak
seimbangnya otot)
ASUHAN KEPERAWATAN SAAT
DILAKUKAN AMPUTASI
1. Status fungsional ekstremitas dan neurovascular melalui
pengkajian fisik dan riwayat kesehatan pasien sebelum operasi
2. Kondisi dan fungsi ekstremitas yang masih tersisa
3. Status sirkulasi dan fungsi yang tidak terpengaruhi secara
ekstrem
4. Jika terjadi perkembangan infeksi atau gangrene harus dikaji:
pembesaran kelenjar limfe, demam dan produksi sekret
(purulenta).
5. Kultur sekret terkait dengan ketepatan pemilihan program terapi
antibiotik.
6. Status nutrisi dan penyusunan perencanaan nutrisi, jika
diperlukan.
7. Masalah kesehatan yang terkait: dehydrasi, anemia,
cardiac insufficiency, masalah respirasi kronic, diabetes
mellitus → keterkaitan dengan resiko trauma
pembedahan.
8. Penggunaan corticosteroids, anticoagulants,
vasoconstrictors, atau vasodilators dimungkinkan
mempengaruhi proses penyembuhan luka.
9. Status psikologis pasien.
10. Determinasi reaksi emosional pasien terhadap
amputasi.
11. Respon grief terhadap perubahan anggota yang
permanen (gambaran diri / body image).
1. Nyeri akut b/d radang akut / terbukanya ujung syaraf tepi
dampak amputasi
2. Resiko gangguan persepsi sensori: phantom limb pain b/d
severing saraf perifer dampak amputation
3. Kerusakan integritas kulit b/d iritasi penggunaan protease
4. Gangguan gambaran diri b/d kehilangan bagian tubuh
secara permanen
5. Koping tidak efektif b/d kegagalan penerimaan kehilangan
anggota tubuh
6. Resiko tinggi grifieng disfungsional b/d kehilangan anggota
tubuh
7. Defisit perawatan mandiri: makan, mandi/ hiegene, pakaian,
eliminasi b/d kehilangan yang ekstrem
8. Gangguan mobilitas fisik b/d kehilangan berlebihan
n p o st-
a r a ha
d
1. Per si
opera
f e ks i g r it a s
2. In ka n inte
K e ru sa
3.
kulit
Mayoritas tujuan intervensi keperawatan diarahkan
kepada:
1. Mentoleransi / menghilangkan nyeri
2. Tidak adanya perubahan persepsi sensori
3. Penyembuhan luka
4. Penerimaan perubahan gambaran diri
5. Penyelesaian terhadap proses griefing
6. Kemandirian dalam perawatan diri
7. Memperbaiki kemampuan mobilitas fisik
8. Tidak adanya komplikasi
1. Kontroling nyeri secara efektif melalui: analgesik
golongan opioid, non-farmakologis, atau evakuasi
hematom dan akumulasi cairan.
2. Penyebab nyeri dapat dari incisi atau respon radang,
infeksi, penekanan tulang, serta hematome.
3. Spasme otot dimungkinkan juga mengakibatkan
ketidaknyamanan pada pasien.
4. Merubah posisi atau bantalan pada daerah amputasi
dapat memberikan kenyamanan pada pasien.
1. Panthom limb pain dapat terjadi setelah
amputasi atau 2 – 3 bulan setelah amputation.
2. Lebih sering terjadi pada amputasi diatas lutut
“above-knee”.
3. Perasaan nyeri panthom limb sangat
bervariasi (nyeri tajam, ketegangan, posisi
abnormal dll).
4. Pathogenesis phantom limb masih merupakan
fenomena yang belum dapat diketahui.
5. Menjaga pasien membantu aktif menurunkan
nyeri phantom limb.
1. Bagian ekstremitas yang masih ada harus di pegang
dengan tepat.
2. Saat mengganti balutan, gunakan teknik aseptik untuk
menghindari infeksi luka atau osteomyelitis.
3. Ujung bagian tubuh yang tersisa sangat penting untuk
dipersiapkan penggunaan prosthesis.
4. Perawat menginstruksikan kepada pasien dan
keluarga untuk membungkus ujung daerah amputasi
dengan pembalut elastis.
5. Setelah luka insisi sembuh perawat mengajari pasien
cara perawatan daerah yang diamputasi.
1. Perawat harus menguatkan kepercayaan hubungan
dengan pasien dengan memperbaiki komunikasi yang
dapat diterima pasien dalam menjalani amputasi.
2. Perawat memperbaiki persepsi yang dilihat, dirasakan dan
perawatan terhadap bagian yang diamputasi.
3. Persamaan persepsi perawat dan pasien sangat penting
untuk mengidentifikasi ketegangan pasien dan sumber
pendukung untuk proses rehabilitasi.
4. Perawat membantu pasien untuk memulai lagi
kemandirian fungsional setelah amputasi.
5. Pasien yang telah dapat menerima secara utuh kondisinya
akan mampu melakukan perawatan mandiri,
meningkatkan konsep diri dan menerima gambaran
dirinya.
1. Kehilangan secara ekstrem memungkinkan jadi
stressor yang berat bagi pasien jika tidak disiapkan
sebelum operasi.
2. Perilaku pasien (menangis, menarik diri, apatis,
marah) dan ekspresi perasaan expressed feelings
(Depresi, ketakutan, ketergantungan) tergantung
dari bagaimana mekanisme coping pasien dengan
kehilangan atau kesedihan.
3. Perawat mengetahuui kehilangan pasien dengan
mendengarkan dan memberikan dorongan.
1. Amputasi mempengaruhi secara
ekstrem terhadap kemampuan
perawatan diri secara adequat.
2. Mengajari pasien untuk berpartisipasi
aktif dalam perawatan diri.
3. Kemandirian dalam berpakaian,
eliminasi, dan mandi tergantung pada
keseimbangan, perubahan
kemampuan, dan toleransi fisiologis
terhadap aktifitas.
4. Perawat bekerjasma dengan terapi
fisik dan terapi kerja untuk mengajari
dan mensupervisi pasien dalam
aktifitas perawatan diri.
1. Membantu posisi pasien dalam mencegah
kontraktur sendi panggul atau lutut pada amputasi
ekstremitas bawah.
2. Mengelevasikan tempat tidur pada bagian
ekstremitas yang diamputasi
3. Latihan ROM dimulai sedini mungkin untuk
mencegah kontraktur
4. Otot ekstremitas atas, badan dan perut dilatih dan
diregangkan.
5. Otot ekstensor pada lengan dan depressor bahu
sangat penting dilatih untuk berjalan menggunakan
kruck.
1. Bantu untuk menguatkan kembali hemostasis dan mencegah
masalah terkait dengan pembedahan, pembiusan dan immobilisasi.
2. Monitoring sistem tubuh:
1. Respiratory
2. Gastrointestinal
3. Genitourinary
3. Masalah terkait dengan immobilisasi:
h
1. Pneumonia Healt
o t i o ns
2. Anorexia Prom
3. Constipation
4. Urinary stasis
4. Pembedahan korektif ulang / rekonstruktif.
1. Sebelum pulang atau rehabilitasi perawat
menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif dalam perawatan.
2. Partisipasi pasien dan keluarga dalam ketepatan
perawatan kulit dan daerah amputasi serta
pengaturan penggunaan prosthesis.
3. Pasien menerima petunjuk dan praktek secara
berkesinambungan bagaimana dalam menggunakan
alat bantu untuk mobilisasi.
4. Perawat memberikan penjelasan tentang tanda dan
gejala komplikasi yang harus dicatat kepada dokter.
1. Setelah pasien menerima kondisi
fisiologis hemostasisnya dan mampu
mendemonstrasikan, tindakan
dilanjutkan ke fasilitas rehabilitasi atau di
rumah.
2. Dukungan dan supervisi secara
berkesinambungan oleh perawat home
cara sangat dibutuhkan.
3. Sebelum pasien pulang perawat harus
mengkaji lingkungan rumah pasien.
4. Selama mengikuti perkembangan pasien
di rumah perawat harus mengevaluasi
kondisi fisik dan psikologis pasien.
FRAKTUR
Pre dan Post Operasi
klien dgn Fraktur

• Tujuan: Penting u/ mengurangi faktor resiko


• Persiapan pre operasi:
1. MENTAL:
- Cemas
- Nyeri
- Luka
- Kecacatan
- Mati
2. Fisik:
- Puasa
- Mandi, keramas
- Demam hrs diturunkan
• Metabolisme me↑, shg perlu bnyk zat asam→iritabilitas
miokard ↑dan saat kondisi shock tidak dapat
dikompensasi
• Merokok→melumpuhkan silia mukosa &me↑sekresi
jalan nafas
• Gangguan faal hati: hipoalbumin, anemia
• Gizi
• Resti infeksi: antibiotik profilaksis
• Skiren/cukur rambut: bersihkan daerah yg mau di op saja
• Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
• Hb dan trombosit
• Faal hemostasis
• Gula darah/ usia diatas 40 th
• Post operasi:
1. Oksigenasi
2. Drainage/pastikan penampung drain efektif
3. Perdarahan
4. Posisi
• Obs bising usus
• Diet yang dianjurkan
• Mobilisasi/ambulasi dini
• Rehabilitasi
• Obat2 an
• Foto post op
Jenis-jenis operasi:
1. Kulit : mis. Dekubitus
2. Tendon/tenotomi/pemotongan tendon untuk
menghilangkan kerja otot tertentu
- Tenodesis:op tendon untuk menstabilkan sendi/dgn
melekatkan tendon di atas persendian
• Pembebasan tendon/tendon release
3. Otot: apabila ada robekan otot
4. Ligamen: ligamen merupakan jar. Fibrosa yg berfungsi
dlm stabilisasi sendi
5. Tulang:amputasi, bone graft/tandur tulang
6. Skuesterektomi/pengeluaran tulang yg
mati/osteomyelitis
7. Sendi: artrodesis/op penggabungan sendi
• Artroplasti: u/ memperbaiki pergerakan sendi

• Saraf: penjahitan saraf, pencangkokan saraf

Anda mungkin juga menyukai