Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara
individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai macam peranan di dalam
hidupnya, seperti dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan lain yang mempunyai
kewajiban untuk menjalankan tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya masing-
masing (Muzaham, 2007).
Tenaga kesehatan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Tentang
Kesehatan No 36 tahun 2014 merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan. Tenaga kesehatan juga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Tenaga kesehatan memiliki
beberapa petugas yang dalam kerjanya saling berkaitan yaitu dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, dan ketenagaan medis lainnya (Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari kolaborasi tim kesehatan?
2. Apa saja model kolaborasi tim kesehatan?
3. Apa saja prinsip kolaborasi tim kesehatan?
4. Apa saja peran dokter ?
5. Apa saja peran dokter gigi ?
6. Apa saja peran perawat ?
7. Apa saja peran apoteker ?
8. Apa saja komponen yang dibutuhkan untuk tercapai suatu kerjasama antar tim yang
efektif ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari peran dan tanggung jawab dari profesi kesehatan.
2. Untuk memahami model kolaborasi tim kesehatan.
3. Untuk memahami prinsip kolaborasi tim kesehatan
4. Untuk memahami peran dokter.
5. Untuk memahami peran dokter gigi.
6. Untuk memahami peran perawat.
7. Untuk memahami peran apoteker.
8. Untuk memahami komponen yang dibutuhkan untuk tercapai suatu kerjasama antar tim
yang efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kolaborasi tim kesehatan


 Tim adalah sekumpulan individu yang saling bergantung dalam pekerjaannya,
membagi tugas, menjadi satu kesatuan sosial atau tatanan sosial.
 Kolaborasi adalah proses yang terkait dengan hubungan dan interaksi antar tenaga
medis profesional
 Kerjasama tim adalah interasi atau hubungan dua atau lebih tenaga medis profesional
yang bekerja secarasaling bergantungan untuk memberikan perawatan pada
pasien.berbagi informasi untuk mendapatkan hasil keputusan bersama.

2.2 Model kolaborasi tim kesehatan


1. Fully integrated major : Bentuk kolaborasi yang setiap bagian memiliki tanggung jawab
dan kontribusi yang sama besar untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
2. Partially integrated major : Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki
tanggung jawab yang berbeda, dalam hal ini ada satu atau lebih profesi dibidang kesehatan
yang memiliki kontribusi yang lebih sedikit didalam tim dibandingkan dengan profesi lain
tetapi tetap memiliki tujuan bersama.
3. Joint program office : tidak memiliki tujuan bersama tetapi disatukan oleh hubungan
pekerjaan yang akan lebih menguntungkan bila dikerjakan bersama.
4. joint partnership with affilliated programming : kerjasama memberikan jasa dan umumnya
tidak untuk mencari keuntungan.

2.3 Macam macam prinsip kolaborasi tim kesehatan


 Pelayanan terpusat kepada pasien
 Terdapat hubungan baik antara dokter dan profesi lainnya dengan pasien
 Terdapat pemimpin yang efektif
 Terdapat rasa saling menghormati
 Komunikasi yang efektif
 Terdapat kejelasan peran dan lingkup pelayanan kesehatan
 Terdapat SDM dan fasilitas yang memadai
 Terdapat penelitian dan evaluasi

2.4 Apa saja peran dokter


Mengusahakan agar pelayanan kesehatan umum dapat terlaksana dengan
baik. Fungsi :
Melaksanakan pelayanan kesehatan umum.
Kegiatan Pokok :
 Melaksanakan pemeriksaan dan pengobatan
 Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen.

2
 Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat ditangani di poliklinik
 Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan terutama pada .

Peran dokter :
1. agent of change
2. agent of development
3. agent of treatment

2.5 Peran Dokter Gigi

Dokter gigi adalah dokter yang memiliki keahlian khusus di bidang kesehatan gigi
dan mulut. Peran dokter gigi melakukan diagnosis, mengobati, dan mencegah masalah gigi
dan mulut. Namun beberapa tindakan hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi yang telah
menyelesaikan pendidikan spesialis.

Peran dokter gigi :

1. Mendekteksi penyakit
2. Mendiagnosis masalah gigi dan mulut
3. Restorasi bedah

2.6 Peran Perawat

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan


tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan.

Peran perawat :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
2. Advokat Klien
3. Edukator
4. Koordinator
5. Kolaborator
6. Peneliti / Pembaharu

2.7 Peran Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

Peran Apoteker :
1. Mengawasi pembuatan obat-obat yang digunakan di rumah sakit.

3
2. Menyediakan dan mengawasi akan kebutuhan obat dan suplai obat ke bagian-
bagian.
3. Merencanakan, mengorganisasi, menentukan kebijakan apotek rumah sakit.
4. Memberikan informasi mengenai obat (konsultan obat) kepada Dokter dan Perawat.

2.8. komponen yang dibutuhkan untuk tercapai suatu kerjasama antar tim yang efektif

Kerjasama tim akan efektif apabila mereka memiliki sebuah tujuan yang jelas,
komunikasi yang baik, koordinasi, susunan dan prosedur, dan mekanisme efektif
untuk memecahkan konflik yang muncul. Partisipasi aktif dari semua anggota adalah kunci
utama yang lain. Tim berhasil mengenali profesionalitas dan kontribusi personal semua
anggota,mempromosikan perkembangan individual dan ketergantungan tim, mengenali keunt
ungan bekerja secara bersama-sama, dan melihat pertanggung jawaban sebagai sebuah
tanggung jawab bersama. Tim yang efektif memiliki karakteristik berupa kepercayaan,
kepedulian, dan kolaborasi.
Dalam organisasi penelitian, model keefektifan tim Hackman digunakan secara luas.
Kerjasamatim dikatakan efektif apabila mampu memproduksi suatu produk dengan kualitas
tinggi,memiliki kemampuan anggota kelompok yang berkelanjutan untuk bekerja bersama-
sama dimasa depan, dan kontribusi tim untuk memperbaiki anggota dan pertumbuhan
professional.Faktor yang mempengaruhi keefektifan meliputi rancangan kerja (seperti
ketergantungan,kejelasan tujuan), komposisi kelompok (seperti ukuran, kemampuan), aturan
kelompok (sepertikoordinasi), dan dukungan organisasi (seperti hadiah, pelatihan, dan
informasi).

4
BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang terbentuk
dalam sebuahtim harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan
pelayanankesehatan. Sistem pelayanan kesehatan yang menguatkan kerjasama tim dapat
mengembangkankualitas pelayanan kesehatan, menambah keselamatan pasien, dan
meringankan beban kerja. Diharapkan para calon profesi kesehatan saat ini mengetahui
pengertian tim, kolaborasi,kerjasama tim serta komponen yang dibutuhkan dalam
mengefektifkan kerjasama tim agar setelah terjun di dunia pekerjaan mampu
mengaplikasikannya serta menyadari bahwa kerjasa madengan tenaga kesehatan lainnya
adalah hal yang sangat penting.

2.2 Saran
Sebagai perawat kita harus bisa menyusun dokumentasi keperawatan, sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat seorang perawat terhadap pasien. Dengan makalah ini,
diharapkan bisa bermanfaat bagi semua. Diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

1.Mohrman, S.A.,Cohen, S.G. dan Mohrman, A.M. 1995. Designing Team-


BasedOrganisations. Di dalam Carol Burrill, dkk., tanpa tahun.Team Working and
Effectiveness in Health Care. AS: Aston University.

2.Novita, Herlina. 2013. Penerapan Kolaborasi Pendidikan dan Praktik Antar ProfesiKesehat
an [internet]. Tersedia di <http://himika.fk.ugm.ac.id/penerapan-kolaborasi- pendidikan-dan-
praktik-antar-profesi-kesehatan/> [diakses pada tanggal 16 Februari 2014]

3. Fagin CM. 1992. Collaboration between Nurses and Physicians: No Longer A Choice.
Didalam Michelle O’Daniel, dan Alan H. Rosenstein. tanpa tahun. Patient Safety and QualitY
:An Evidence-Based Handbook for Nurses : Professional Communication and Team
Collaboration.

4.Oandasan, Ivy. 2006.Teamwork In Healthcare:Promoting Effective Teamwork In


Healthcare In Canada. Canada : Canadian Health Service Research Foundation (CHSRF).

Anda mungkin juga menyukai