PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari peran dan tanggung jawab dari profesi kesehatan.
2. Untuk memahami model kolaborasi tim kesehatan.
3. Untuk memahami prinsip kolaborasi tim kesehatan
4. Untuk memahami peran dokter.
5. Untuk memahami peran dokter gigi.
6. Untuk memahami peran perawat.
7. Untuk memahami peran apoteker.
8. Untuk memahami komponen yang dibutuhkan untuk tercapai suatu kerjasama antar tim
yang efektif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat ditangani di poliklinik
Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan terutama pada .
Peran dokter :
1. agent of change
2. agent of development
3. agent of treatment
Dokter gigi adalah dokter yang memiliki keahlian khusus di bidang kesehatan gigi
dan mulut. Peran dokter gigi melakukan diagnosis, mengobati, dan mencegah masalah gigi
dan mulut. Namun beberapa tindakan hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi yang telah
menyelesaikan pendidikan spesialis.
1. Mendekteksi penyakit
2. Mendiagnosis masalah gigi dan mulut
3. Restorasi bedah
Peran perawat :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
2. Advokat Klien
3. Edukator
4. Koordinator
5. Kolaborator
6. Peneliti / Pembaharu
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.
Peran Apoteker :
1. Mengawasi pembuatan obat-obat yang digunakan di rumah sakit.
3
2. Menyediakan dan mengawasi akan kebutuhan obat dan suplai obat ke bagian-
bagian.
3. Merencanakan, mengorganisasi, menentukan kebijakan apotek rumah sakit.
4. Memberikan informasi mengenai obat (konsultan obat) kepada Dokter dan Perawat.
2.8. komponen yang dibutuhkan untuk tercapai suatu kerjasama antar tim yang efektif
Kerjasama tim akan efektif apabila mereka memiliki sebuah tujuan yang jelas,
komunikasi yang baik, koordinasi, susunan dan prosedur, dan mekanisme efektif
untuk memecahkan konflik yang muncul. Partisipasi aktif dari semua anggota adalah kunci
utama yang lain. Tim berhasil mengenali profesionalitas dan kontribusi personal semua
anggota,mempromosikan perkembangan individual dan ketergantungan tim, mengenali keunt
ungan bekerja secara bersama-sama, dan melihat pertanggung jawaban sebagai sebuah
tanggung jawab bersama. Tim yang efektif memiliki karakteristik berupa kepercayaan,
kepedulian, dan kolaborasi.
Dalam organisasi penelitian, model keefektifan tim Hackman digunakan secara luas.
Kerjasamatim dikatakan efektif apabila mampu memproduksi suatu produk dengan kualitas
tinggi,memiliki kemampuan anggota kelompok yang berkelanjutan untuk bekerja bersama-
sama dimasa depan, dan kontribusi tim untuk memperbaiki anggota dan pertumbuhan
professional.Faktor yang mempengaruhi keefektifan meliputi rancangan kerja (seperti
ketergantungan,kejelasan tujuan), komposisi kelompok (seperti ukuran, kemampuan), aturan
kelompok (sepertikoordinasi), dan dukungan organisasi (seperti hadiah, pelatihan, dan
informasi).
4
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang terbentuk
dalam sebuahtim harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan
pelayanankesehatan. Sistem pelayanan kesehatan yang menguatkan kerjasama tim dapat
mengembangkankualitas pelayanan kesehatan, menambah keselamatan pasien, dan
meringankan beban kerja. Diharapkan para calon profesi kesehatan saat ini mengetahui
pengertian tim, kolaborasi,kerjasama tim serta komponen yang dibutuhkan dalam
mengefektifkan kerjasama tim agar setelah terjun di dunia pekerjaan mampu
mengaplikasikannya serta menyadari bahwa kerjasa madengan tenaga kesehatan lainnya
adalah hal yang sangat penting.
2.2 Saran
Sebagai perawat kita harus bisa menyusun dokumentasi keperawatan, sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat seorang perawat terhadap pasien. Dengan makalah ini,
diharapkan bisa bermanfaat bagi semua. Diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca.
5
DAFTAR PUSTAKA
2.Novita, Herlina. 2013. Penerapan Kolaborasi Pendidikan dan Praktik Antar ProfesiKesehat
an [internet]. Tersedia di <http://himika.fk.ugm.ac.id/penerapan-kolaborasi- pendidikan-dan-
praktik-antar-profesi-kesehatan/> [diakses pada tanggal 16 Februari 2014]
3. Fagin CM. 1992. Collaboration between Nurses and Physicians: No Longer A Choice.
Didalam Michelle O’Daniel, dan Alan H. Rosenstein. tanpa tahun. Patient Safety and QualitY
:An Evidence-Based Handbook for Nurses : Professional Communication and Team
Collaboration.