SISTEM REPRODUKSI
HIPEREMESIS GRAVIDURUM
Oleh:
Kelompok I
Alfian Konadi
Muhammad Mulyadi
Ani Constantia
Nur Azmi
Deska Jasmiati
Ramona Apriyanti
Endang Susanti
Fitriani
Sri Mardiati
Habiburrahman
Wahyudi Diagama
Iqbal Raffi
Monita Diameris H.
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatakn ke hadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang telah
memberikan kita rahamt, taufiq, hidayah dan anugerahnya sehingga kami berhasil menyusun
makalah ini denagn judul Hiperemesis Gravidarum. Hanya kepadanya kami memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahakn kepada junjungan dan sari tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan salah satu tugas dalam
pembelajaan Sistem Reproduksi, selain itu juga untuk menumbuhkan dan mengembangkan
pengetahuan serta membuka pemikiran para mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Riau
akan pentingnya memahami tentang konsep Hiperemesis Gravidarum.
Tiada manusia
yang sempurna
begitu
pula dengan
kami
yang telah
mempersembahakn makalah ini yang telah kami susun sebaik mungkin. Akan tetapi, segala
kritik dan saran demi perbaiakan makalah ini akan kami sambut dengan senang hati.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan turut andil dalam mencerdaskan
para calon perawat indonesia, dan menjadikan para perawat indonesia menajdi perawat
professional.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pekanbaru, 19 Februari 2016
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SKENARIO ...............................................................................................................................1
STEP I KLARIFIKASI ISTILAH .............................................................................................2
STEP II IDENTIFIKASI MASALAH ......................................................................................3
STEP III ANALISIS MASALAH .............................................................................................4
STEP IV MIND MAP................................................................................................................6
STEP V LEARNING OBJEKTIF .............................................................................................7
STEP VI MANDIRI ..................................................................................................................8
STEP VII PEMBAHASAN .......................................................................................................9
A. Definisi............................................................................................................................9
B. Etiologi..........................................................................................................................10
C. Epidemiologi.................................................................................................................11
D. Patofisiologi ..................................................................................................................12
E. Manifestasi Klinis .........................................................................................................13
F.
Pemeriksaan ..................................................................................................................14
G. Penatalaksaan................................................................................................................15
H. Komplikasi....................................................................................................................17
I.
ii
SKENARIO
DUUUHH.KENAPA NIH SAYA MUNTAH TERUS
Ibu Z umur 21 tahun dianjurkan rawat inap diruangan Obgyn RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru setelah control kehamilan di poli kebidanan. Ibu Z dengan G1P0A0 hamil 17
minggu mengeluh mual dan muntah dirasakan setiap hari tanpa mengenal waktu, sehingga
apa yang diminum dan dimakan akan keluar kembali. Kadang muntahnya bisa sampai
berwarna kekuningan yang dirasa panas dan pahit di kerongkongan. Satu-satunya yang dapat
di konsumsinya hanya teh manis, itupun hanya bisa sedikit. Ibu Z mengatakan sejak hamil
menjadi lemah, nafsu makan jadi berkurang sehingga lebih banyak istirahat di tempat
tidur,juga hypersalivasi. Nyeri pada daerah epigastrium juga dikeluhkan oleh ibu Z. BB
sebelum hamil 52 kg sedangkan BB saat ini adalah 49 kg. Nadi 100x/menit, tekanan darah
100/60 mmHg, respirasi rate 24x/menit, suhu 37,40C. Suami pasien bertanya pada perawat
kapan mual dan muntahnya hilang, karena sangat mengkhawatirkan kondisi istri dan
janinnya.
Riwayat keluarga
Sress
G1P0A0
Hyperemesis Gravidarum
Nyeri epigastrium
Perubahan TTV:
TD = 100/60 mmHg
HR = 100 x/mnt
Intake kurang
RR = 24 x/mnnt
BB menurun
Resiko gangguan
perkembangan janin
Hypersalivasi
STEP VI MANDIRI
Mahasiswa kelompok 1 Sistem Reproduksi melaksanakan mandiri 1 pada hari Selasa,
16 Februari 2016 pukul 13.00-15.00 WIB di kelas C Gedung G PSIK Universitas Riau.
Mandiri 2 pada hari Rabu, 17 Februari 2016 pukul 13.00-15.00 WIB di kelas C Gedung G
PSIK Universitas Riau dan mandiri 3 hari Jumat, 18 Februari 2016 pukul 10.00-12.00 WIB di
Perpustakaan PSIK Universitas Riau.
Gravidarum
adalah
mual
muntah
berlebihan
sehingga
B. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, perkiraan kuat adalah karena terjadi
peningkatan Human Choriacic Gonadotropin (HCG), serta kehamilan ganda. Selain
itu, faktor infeksi bakteri Helycobacter Pylori (H. Pylori) yang berada didalam
lambung juga berpengaruh, hubungannya adalah dengan penyakit ulkus peptikum
yang didapat sejak usia remaja.
Selanjutnya ada faktor genetik, dimana didapatkan dari hasil penelitian dari
tahun 1967 2005 dinegara Norwegia, didapatkan sebanyak 3% wanita mengalami
resiko terkena hiperemesis gravidarum dari kehamilan yang sulit. Dan 1.1 % wanita
akan beresiko menderita hiperemesis gravidarum setelah kehamilan anak pertama
(Dotun, 2015)
Menurut (Ratna Hidayati, 2009) hal-hal yang menjadi penyebab hiperemesis
gravidarum antara lain:
1. Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ibu akibat
peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
3. Faktor psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan
sebagainya.
4. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dan sebagainya.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan hieperemesis gravidarum (Kevin,
2011):
1. Hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
2. Berat badan berlebih
3. Kehamilan multiple
4. Penyakit trofoblastik
5. Nuliparitas
6. Merokok
10
C. Epidemiologi
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu
ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut melewati
minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum
yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat inap. (Gunawan, 2011).
Dalam penelitian yang lain menyebutkan bahwa sebanyak 50-90 % ibu hamil akan
mengalami mual muntah, ditambah hypersalivasi, sakit kepala, perut kembung,
lemah, dan lelah (morning sickness). Dan sebanyak 1-10% pada minggu ke-20-22
berkelanjutan kepada emesis, dan 0,3 2 % hiperemesis gravidarum. Dan sebanyak
25 % dirawat inap (Dotun, 2015)
Di Negara Amerika Serikat, ditemukan bahwa dari 1000 wanita hamil, yang
mengalami hiperemesis gravidarum hanyalah 5 orang saja (1000:5), jika
dipersentasikan sekitar 0.3 2%. Dan ibu hamil diperkotaan lebih beresiko dari pada
diperdesaan. Kejadian hiperemesis dapat berulang pada wanita hamil, J. Fitzgerald
melakukan studi terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan
bahwa hiperemesis pada kehamilan pertama merupakan faktor risiko untuk terjadinya
hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian, dari 56 wanita yang
kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan kedua dan 7
dari 19 wanita mengalami hiperemesis pada kehamilan ketiga (Lindsey, 2012).
11
D. Patofisiologi
Perubahan hormon
HCG, esterogen,
progesteron pada
kehamilan
Peningkatan motilitas
lambung dan usus
Faktor predisposisi :
primigravida,
kehamilan ganda, dll
Emesis gravidarum
Penyesuaian
Faktor alergi
Komplikasi
Hyperemesis gravidarum
Perubahan psikologi
Kurang informasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Kehilangan cairan
berlebihan
Gang. Pertumbuhan
dan perkembanga janin
Dehidrasi
Kurang pengetahuan
Ansietas
Peningkatan suhu
tubuh
Intoleransi
aktivitas
Kelemahan tubuh
Perubahan cairan
ekstraseluler dan plasma
Penurunan
hemokonsentrasi
Gang.keseimbangan
cairan dan elektrolit
Aliran darah ke
jaringan menurun
Otot lemah
Penurunan kesadaran
Metabolism intrasel
menurun
Perfusi jaringan otak
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
1. Tingkat I (ringan)
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah,tidak mau makan,
berat badan turun, dan nyeri pada epigastrium, denyut nadi meningkat, tekanan
darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering serta mata cekung.
2. Tingkat II (sedang)
Mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah,
apatis, turgor kulit mulai buruk, lidah kering dan kotor, nadi teraba lemah dan
cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung,
tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan dapat pula terjadi nafas
berbau aseton.
3. Tingkat III (berat)
Keadaan umum buruk, kesadaran menurun, samnolen sampai koma, nadi teraba
lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tekanan darah turun, serta
terjadi ikterus. Jika sampai timbul komplikasi dapat berakibat fatal, berupa
mempengaruhi sususnan saraf pusat, ensefalopati, nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental.
13
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk hiperemesis gravidarum adalah:
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH.
Diagnosis
hiperemesis
gravidarum
ditegakkan
melalui
anamnesis,
G. Penatalaksaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka di perlukan pengobatan dengan tahapan
sebagai berikut (Mitayani: 2011):
1. Ibu di isolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik. Kalori di berikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
2. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makanan dan minuman sedikit
demi sedikit
4. Sedatif yang di berikan adalah fenobarbital
5. Pada keadaan lebih berat, berikan anti emetik seperti metoklopramid,disiklomin
hidroklorida, atau kloropromazine
6. Berika terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakit bisa sembuh serta
menghilangkan perasaan takut yang melatarbelakangi hiperemesis.
15
16
H. Komplikasi
Muntah
yang
terus-menerus
disertai
dengan
kurang
minum
yang
17
I. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga mendapatkan masalah dan kebutuhan
untuk perawatan ibu.tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus meneerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkin kan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemeis gravidarum adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpilkan adalah sebagai berikut:
1. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirsakan oleh ibu
ssesuai dengan gejala-gejala pada hyperemesis gravidarum, yaitu: yaitu mual
dan muntah terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan
terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga
ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya olguria, takikaardia, mata cekung dan ekterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan
ibu
pernah
mengalami
hyperemesis
gravidarum
sebelumnya
Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
2. Data fisik biologis
Data yang dapat di temukan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum adalah
mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada aerola mamae, terdapat
kloasma gravidarum, mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk,
mata cekung dan ssedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi,
hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
18
3. Riwayat menstruasi
a. Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b. Siklus 28-30 hari
c. Lamanya 5-7 hari
d. Banyaknya 2-3 kali duk/ hari
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah
4. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada pekawinan usa muda
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Hamil muda: ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b. Hamil tua: pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan,
tekanan darah dan tingkat kesadaran.
6. Data psikologis
Riwayat psikologis sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan prilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,
mudah marah cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis,sedih
serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri
(koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap
kehamilan serta dukungan diri keluarga dan perawat
7. Data sosial ekonomi
Hyperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini diperkirakan
di pengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki
8. Data penunjang
Data penunjang di dapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan
urin. Pemenriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematocrit yang meningkat
menujukkan hemokosentrasi yang berkaita dengan dehidrasi.
Pemeriksaan
urinalisis yatu urin yang sedikit dan kosentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga
terdapat nya aseton di dalam urin.
19
Diagnosis keperawatan
Dari pengkajian yang telah di uraikan, maka ada beberapa kemungkinan diagnose
keperawatan yang dapat dii tegakkan.
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dan muntah yang berlebihan
dan pemasokan yang tidak adekuat.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
4. Resiko intoleransi aktivitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurang
nya intake nutrisi.
5. Resiko perubahan nutrisi fetal yang berhububungan dengan berkurang nya
peredaran darah dan makanan ke fetal (janin).
Intervensi keperawatan
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan
dan pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan: kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
a. Istirahat kan ibu di tempat yang nyaman
Rasional: istirahat akan menurun kan kebutuhan energy kerja yang membuat
metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan
muntah.
b. Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi
Rasional: dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat
diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurang cairan pada ibu. Tekana
darah turun, suhu meningkat, dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda
dehidrasi dan hipovolemia
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus
Rasional: pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit
yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk
pada ibu.
d. Pantau tetes cairan infus
Rasional: jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
kelebihan dan kekuranagn cairan di dalam sistem sirkulasi.
20
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah yang terus menerus.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi:
a. Kaji kebutuhan nutrisi ibu
Rasional: dapat menilai sejauh mana kekuranagn nutrisi pada ibu dan
menentukan langkah selanjutnya.
b. Observasi tanda tanda kekurangann nutrisi
Rasional: mengetahui sejauh mana kekuranagn nutrisi akibat muntah yang
berlabihan.
c. Setelah 24 jam pertama beri makan dalam pola kecil tapi sering
Rasional: makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung
dan mengurangi kerja peristaltik usus dan membantu proses penyarapan.
d. Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional: makanan yang hangat di harapakan dapat mengurangi rasa mual dan
makanan yang bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga di
harapkan nafsu makan nya dapat terpenuhi.
e. Berikan makanan yang tidak berminyak
Rasional: makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi
rangsanagn saluran pencernaan, sehingga di harapkan mual dan muntah
berkurang.
f. Anjurkan pasien memakan makanan yang kering dan tidak merangsang
pencernaan (roti kering dan biskuit)
Rasional: makanan kering tidak merangsang pencernaan dan perasaan mual.
g. Berikan ibu motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional: ibu merasa di perhatikan dan menghabiskan makanannya.
h. Timbang berat badan ibu
Rasional: dapat mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan
dan pengaruh nutrisi.
21
b.
Atur kepala ibu dengan posisi lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional: dengan posisi kepala lebih tinggi daapt mengurangi tekanan pada
gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
c.
d.
b.
c.
4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri b.d efek psikologis terhadapa kehamilan dan
perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan: pola pertahanan diri efektif.
Intervensi:
a.
langsung terhadap
kehamilan.
Rasional: dapat mengetahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
b.
c.
22
e.
f.
g.
23
Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan
keperawatan harus mendetail agar semuatenaga keperawatan dapat menjalankan
tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam
pelaksanaan
tindakan
keperawatan,
perawat
dapat
langsung
memberikan pelayanan kepada ibu dan/ atau dapat juga di delegasikan kepada orang
lain yang di percayai di bawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil
yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana
masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau
pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dalam proses keperawatan
segera di modifikasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Delivering A Healthy Wa. (2013). Abnormalities Of Early Pregnancy: Management Of
Hyperemesis Gravidarum. King Edward Memorial Hospital. Clinical Guidelines Section C Perth Western Australia
Dotun A Ogunyemi. (2015). Hyperemesis Gravidarum Treatment & Managemen.
Journal. Updated nov 15, 2015. http://emedicine.medscape.com/article/254751treatment#d8
Gunawan, Kevin, Paul Samuel Kris Manengkei, dkk. (2011). Diagnosis dan Tata
Laksana
Hiperemesis
Gravidarum.
Artikel
Pengembangan
Pendidikan
26