DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
NIM : 1914301009
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
3. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:
Meliputi kapsul: flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
1. Bakteri Kokus :
2. Bakteri Basil :
3. Bakteri Spirilia :
Namun dalam kasus autotrof, donor elektron ini berasal dari sumber kimia
anorganik. Kemoautotrof disebut juga litotrof, karena litotrof menggunakan senyawa
anorganik, seperti hidrogen sulfida, unsur sulfur, amonium dan besi, sebagai zat
pereduksi untuk biosintesis dan penyimpanan energi kimia.
Contoh Bakteri fotoautotrof: Cyanobacteria, Green sulfur bacteria, Chloroflexi,
atau Purple bacteria.
Contoh Bakteri kemoautotrof: Thermodesulfobacteria, Hydrogenophilaceae,
atau Nitrospirae.
b. Bakteri heterotrof adalah Eubacteria yang tidak dapat mengikat karbon sehingga
menggunakan karbon organik untuk tumbuh. Bakteri heterotrof memiliki dua
kelompok besar, yaitu
Bakteri saprofit hidup pada sisa-sisa organisme lain, seperti bangkai dan
kotoran, sedangkan
Bakteri parasit mengambil makanan dari inangnya, misalnya Bakteri patogen
pada manusia.
3. Reproduksi Bakteri
Kebanyakan Bacteria bereproduksi secara aseksual dengan membelah menjadi dua,
proses ini disebut dengan pembelahan biner. Kedua sel-sel baru tumbuh dan kemudian
masing-masing membelah lagi untuk membentuk dua sel baru, sehingga menghasilkan
total empat sel dengan DNA yang identik dari sel induk tunggal. Beberapa spesies
membagi hanya setiap 16 jam atau lebih. Pada Bakteri yang dapat tumbuh dengan
cepat, pembelahan dapat terjadi setiap 15 menit, sehingga menghasilkan miliaran
bakteri dengan DNA yang identik hanya dalam waktu 24 jam.
Pembelahan-Biner
Beberapa Bacteria dapat bertukar materi genetik horizontal sebelum menjalankan
proses pembelahan. Pada spesies ini, struktur seperti tabung terbentang di antara dua
sel bakteri, proses kontak antar sel ini disebut konjugasi. Saat konjugasi, Bakteri donor
mengirimkan bagian dari DNA-nya ke Bakteri penerima. Hal ini memungkinkan
Bakteri untuk mengirimkan sifat genetik tertentu, seperti resistensi obat pada Bakteri
lain dalam populasi mereka.
Transfer-Gen-Horizontal-Bakteri
Proses transfer gen horizontal juga dapat terjadi melalui transformasi dan transduksi,
walaupun proses ini tidak melibatkan kontak antar sel. Transformasi adalah perubahan
genetik dari sel yang dihasilkan dari penyerapan langsung dan penggabungan materi
genetik eksogen (DNA eksogen) dari lingkungan (luar)-nya yang diambil melalui
membran sel. Transduksi adalah proses dimana DNA ditransfer dari satu Bakteri ke
Bakteri lain dengan virus.
Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah
pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara
seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi
genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari
satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).
c. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan bakteri
1. Pengaruh suhu
a . Pengaruh suhu rendah
Suhu rendah sampai dibawah suhunya minimumnya, menyebabkan bakteri tidak dapat
berkembang biak , pada umumnya tidak segera mematikan bakteri, bahkan ada yang
tahan bertahun-tahun pada suhu minus 70C. Bakteri yang pathogen pada manusia
umumnya cepat mati pada suhu 0C.
b . Pengaruh suhu tinggi
Suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan dengan suhu
rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu diatas suhu maksimumnya, akan segera mati.
Semua bakteri, baik yang pathogen maupun tidak, dalam bentuk vegetatifnya mati dalam
waktu 30 menit pada suhu 60C - 65C. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan
pasteurisasi.
2. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak
bergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa species, cahaya matahari dapat
membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
3. Pengeringan (kelembaban)
Semua bakteri tumbuh baik pada pada media yang basah dan udara yang lembab, dan
tidak dapat tumbuh pada media dan udara yang kering. Kenyataan ini merupakan dasar
pengawetan bahan makanan dengan pengeringan. Pada suasana kering ini, bakteri tidak
dapat merombak bahan makanan yang ditempatinya. Di laboratorium bakteri atau virus
dapat dipertahankan hidup dalam keadaan kering, bila perbenihan dibekukan secara tepat
kemudian dikeringkan secara cepat pula di dalam ruangan vacum (hampa udara).
4. Keasamaan (pH)
Beberapa bakteri dpat hidup pada suasana asam,misalnya bakteri yang hidup pada gusi
manusia, yaitu Streptococcus mutans. Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk
terhadap pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral
atau sedikit basa tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,5 – 7,5.
5. Pengaruh O2 dari udara
Berdasarkan responnya terhadap terhadap O2 bebas ini, bakteri dapat dibagi dalam 3
golongan, yaitu:
a. Bakteri aerob (obligate aerob)
Yaitu bakteri yang hanya hidup di dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas.
Misal: Vibrio cholera, Corynebacterium diphtheriae dan Bacillus anthracis.
b. Bakteri anaerob ( obligate anaerob)
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung
O2 bebas. Misalnya: clostridium tetani, Treponema pallida.
c. Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup didalam lingkungan, baik yang mengandung O2 bebas
ataupun tidak. Misal : Salmonella typhi, Neisseria meningitidis dan Streptococcus
pyogenes.
1.Sepsis
Sepsis adalah komplikasi berat dari infeksi. Pada kondisi ini, bakteri penyebab infeksi
sudah menyebar di aliran darah, sehingga tubuh melepaskan zat antibodi untuk
melawannya. Namun, hal tersebut dapat merusak organ-organ tubuh. Jika sampai terjadi
gangguan fungsi organ atau syok septik, keadaan ini dapat menimbulkan kematian.
Sepsis bisa terjadi pada siapa saja, namun kondisi ini lebih berisiko terjadi pada bayi,
orang lanjut usia (lansia), dan orang dengan kelemahan sistem kekebalan tubuh. Sepsis
dapat diobati dengan pemberian antibiotik suntikan, obat-obatan untuk meningkatkan
tekanan darah apabila terjadi syok septik, cairan yang cukup, dan oksigen jika diperlukan.
Pada kondisi yang kritis, mungkin akan dilakukan pemasangan ventilator untuk
membantu pernapasan. Penanganan sepsis perlu disertai pemantauan ketat oleh dokter di
rumah sakit.
1. Meningitis
Meningitis adalah infeksi pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis yang disebabkan bakteri berpotensi merusak otak dan menyebabkan kematian,
sementara yang disebabkan virus umumnya lebih ringan. Meningitis biasanya terjadi
karena adanya infeksi di bagian tubuh lain, seperti telinga, rongga sinus, atau
tenggorokan, yang menyebar ke otak.
2. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut adalah infeksi ginjal yang terjadi secara mendadak dan kondisinya
parah. Pielonefritis akut yang tidak ditangani dengan baik akan sangat berbahaya dan
dapat mengancam jiwa jika ginjal menjadi bengkak dan rusak secara permanen. Selain
itu, ada juga pielonefritis kronis, yaitu infeksi ginjal yang terjadi secara berulang, namun
lebih jarang terjadi.
Umumnya pielonefritis berawal dari infeksi saluran kemih (ISK). Jika terjadi masalah
pada aliran urine, bakteri bisa masuk ke tubuh melalui saluran kemih, berkembang biak di
kandung kemih, kemudian menyebar hingga ke ginjal.
3. Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang utamanya menyerang paru-
paru, namun juga bisa menyerang organ lain seperti tulang, otak, ginjal, dan kulit. TB
adalah penyakit menular dan berpotensi mengancam nyawa.
Penularannya terjadi melalui percikan air liur dari penderita TB saat batuk yang terhirup
orang lain. Penyakit ini bisa disembuhkan, asalkan pasien menjalani pengobatan TB
dengan benar, yaitu minum obat antituberkulosis (OAT) selama minimal 6 bulan tanpa
putus obat. Tujuannya adalah untuk mengobati TB, mencegah penularan dan kekambuhan
TB, serta mencegah terjadinya TB MDR.
4. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang dapat
menyerang manusia dan hewan. Cara penularan bakteri ini adalah melalui air atau tanah
yang mungkin terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Leptospirosis yang tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan penyakit berat, seperti
meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, serta gagal napas, hingga kematian.
Tingginya kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri berkaitan erat dengan sanitasi dan
kebersihan lingkungan yang buruk. Karena itu, untuk membantu mencegah penyakit
infeksi, khususnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, penting untuk membiasakan
cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, menjalani pola hidup sehat, dan mendapat
vaksinasi.