Anda di halaman 1dari 10

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

RESUME PENGANTAR BAKTERIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING :

Yustin Nur Khoiriah, S. Si,. M. Sc.

DISUSUN OLEH :

NAMA : DIAN AYU NINGSIH ISMI

NIM : 1914301009

KELAS : TINGKAT 1 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


a. Definisi

Mikrobiologi adalah suatu ilmu tentang organisme yang hidup berukuran


mikroskrofis. Bakteriologi adalah ilmu atau studi yang mempelajari bakteri dan pengaruhnya
terhadap sebuah penyakit dan obat-obatan, serta bidang lainnya seperti pertanian, industri,
perekonomian yang berkaitan dengan pembusukan makanan dan anggur. Parasitologi adalah
ilmu yang mempelajari phenomena hidup parasit atau penomena ke parasitan dan suatu
cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasite.

b. Jenis dan Klasifikasi Bakteri

Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:

a. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal


b. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e. Staphylococcus, jika bergerombol
f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua


b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

3. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:

a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran


b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Struktur dan Bentuk Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu :

1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)

Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan


granulapenyimpanan.

2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)

Meliputi kapsul: flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :

a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.


b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan.
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur

2. Bakteri Basil :

a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal


b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang


b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.
d. Karakterisrik bakteri
1. Respirasi Bakteri
Terdapat dua kelompok besar Eubacteria berdasarkan respirasinya, yaitu
 Bakteri aerob adalah Eubacteria yang memerlukan oksigen untuk tumbuh,
sedangkan
 Bakteri anaerob adalah Eubacteria yang tidak memerlukan oksigen untuk
tumbuh. Bakteri anaerob ini dapat bereaksi negatif dan mati apabila terpapar
oksigen.
 Terdapat tiga kategori pada organisme anaerob, yaitu:
 Anaerob obligat, yang bereaksi negatif pada adanya oksigen. Contoh:
Actinomyces, Bacteroides, Clostridium, Fusobacterium,
Peptostreptococcus, Porphyromonas, Prevotella, dan Veillonella.
 Autotoleran, yang tidak dapat menggunakan oksigen untuk tumbuh, tetapi
dapat menoleransi keberadaan oksigen.
 Anaerob fakultatif, yang dapat tumbuh tanpa oksigen, tetapi menggunakan
oksigen apabila tersedia. Contoh: Staphylococcus spp., Streptococcus spp.,
Escherichia coli, Listeria spp., dan Shewanella oneidensis.

2. Cara Bakteri Memperoleh Makanan


Berdasarkan cara memperoleh makanan, Eubacteria dapat dibedakan menjadi,
a. Bakteri autotrof adalah bakteri yang menghasilkan senyawa organik kompleks
(seperti karbohidrat, lemak, dan protein) dari zat-zat sederhana yang ada di
sekitarnya, umumnya menggunakan energi dari cahaya (fotosintesis) atau reaksi
kimia anorganik (kemosintesis).
Berdasarkan sumber energinya autotrof bisa dibedakan menjadi dua, yaitu
 Fotoautotrof menggunakan cahaya sebagai sumber energi, sedangkan
 kemoautotrof memanfaatkan donor elektron sebagai sumber energi, baik dari
sumber organik atau anorganik;

Namun dalam kasus autotrof, donor elektron ini berasal dari sumber kimia
anorganik. Kemoautotrof disebut juga litotrof, karena litotrof menggunakan senyawa
anorganik, seperti hidrogen sulfida, unsur sulfur, amonium dan besi, sebagai zat
pereduksi untuk biosintesis dan penyimpanan energi kimia.
 Contoh Bakteri fotoautotrof: Cyanobacteria, Green sulfur bacteria, Chloroflexi,
atau Purple bacteria.
 Contoh Bakteri kemoautotrof: Thermodesulfobacteria, Hydrogenophilaceae,
atau Nitrospirae.

b. Bakteri heterotrof adalah Eubacteria yang tidak dapat mengikat karbon sehingga
menggunakan karbon organik untuk tumbuh. Bakteri heterotrof memiliki dua
kelompok besar, yaitu
 Bakteri saprofit hidup pada sisa-sisa organisme lain, seperti bangkai dan
kotoran, sedangkan
 Bakteri parasit mengambil makanan dari inangnya, misalnya Bakteri patogen
pada manusia.

3. Reproduksi Bakteri
Kebanyakan Bacteria bereproduksi secara aseksual dengan membelah menjadi dua,
proses ini disebut dengan pembelahan biner. Kedua sel-sel baru tumbuh dan kemudian
masing-masing membelah lagi untuk membentuk dua sel baru, sehingga menghasilkan
total empat sel dengan DNA yang identik dari sel induk tunggal. Beberapa spesies
membagi hanya setiap 16 jam atau lebih. Pada Bakteri yang dapat tumbuh dengan
cepat, pembelahan dapat terjadi setiap 15 menit, sehingga menghasilkan miliaran
bakteri dengan DNA yang identik hanya dalam waktu 24 jam.

 Pembelahan-Biner
Beberapa Bacteria dapat bertukar materi genetik horizontal sebelum menjalankan
proses pembelahan. Pada spesies ini, struktur seperti tabung terbentang di antara dua
sel bakteri, proses kontak antar sel ini disebut konjugasi. Saat konjugasi, Bakteri donor
mengirimkan bagian dari DNA-nya ke Bakteri penerima. Hal ini memungkinkan
Bakteri untuk mengirimkan sifat genetik tertentu, seperti resistensi obat pada Bakteri
lain dalam populasi mereka.
 Transfer-Gen-Horizontal-Bakteri
Proses transfer gen horizontal juga dapat terjadi melalui transformasi dan transduksi,
walaupun proses ini tidak melibatkan kontak antar sel. Transformasi adalah perubahan
genetik dari sel yang dihasilkan dari penyerapan langsung dan penggabungan materi
genetik eksogen (DNA eksogen) dari lingkungan (luar)-nya yang diambil melalui
membran sel. Transduksi adalah proses dimana DNA ditransfer dari satu Bakteri ke
Bakteri lain dengan virus.

a. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Bakteri


Pertumbuhan Bakteri
Zat makanan yang diserap bakteri, sebagian akan digunakan untuk membangun
protoplasmanya, sehingga tumbuh mencapai besar tertentu,kemudian membelah diri
(berkembang biak).

Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual
(vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah
pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara
seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi
genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari
satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).
c. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan bakteri
1. Pengaruh suhu
a . Pengaruh suhu rendah
Suhu rendah sampai dibawah suhunya minimumnya, menyebabkan bakteri tidak dapat
berkembang biak , pada umumnya tidak segera mematikan bakteri, bahkan ada yang
tahan bertahun-tahun pada suhu minus 70C. Bakteri yang pathogen pada manusia
umumnya cepat mati pada suhu 0C.
b . Pengaruh suhu tinggi
Suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan dengan suhu
rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu diatas suhu maksimumnya, akan segera mati.
Semua bakteri, baik yang pathogen maupun tidak, dalam bentuk vegetatifnya mati dalam
waktu 30 menit pada suhu 60C - 65C. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan
pasteurisasi.

2. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak
bergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa species, cahaya matahari dapat
membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.

3. Pengeringan (kelembaban)
Semua bakteri tumbuh baik pada pada media yang basah dan udara yang lembab, dan
tidak dapat tumbuh pada media dan udara yang kering. Kenyataan ini merupakan dasar
pengawetan bahan makanan dengan pengeringan. Pada suasana kering ini, bakteri tidak
dapat merombak bahan makanan yang ditempatinya. Di laboratorium bakteri atau virus
dapat dipertahankan hidup dalam keadaan kering, bila perbenihan dibekukan secara tepat
kemudian dikeringkan secara cepat pula di dalam ruangan vacum (hampa udara).

4. Keasamaan (pH)
Beberapa bakteri dpat hidup pada suasana asam,misalnya bakteri yang hidup pada gusi
manusia, yaitu Streptococcus mutans. Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk
terhadap pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral
atau sedikit basa tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,5 – 7,5.
5. Pengaruh O2 dari udara
Berdasarkan responnya terhadap terhadap O2 bebas ini, bakteri dapat dibagi dalam 3
golongan, yaitu:
a. Bakteri aerob (obligate aerob)
Yaitu bakteri yang hanya hidup di dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas.
Misal: Vibrio cholera, Corynebacterium diphtheriae dan Bacillus anthracis.
b. Bakteri anaerob ( obligate anaerob)
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung
O2 bebas. Misalnya: clostridium tetani, Treponema pallida.
c. Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup didalam lingkungan, baik yang mengandung O2 bebas
ataupun tidak. Misal : Salmonella typhi, Neisseria meningitidis dan Streptococcus
pyogenes.

6. Pengaruh tekanan osmotic


Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karen perbedaan tekanan
osmotik antara cairan yang ada di dalam dengan yang diluar sel bakteri. Untuk
kelangsungan hidupnya bakteri tidak mudah dipengaruhi oleh tekanan osmotik cairan di
sekitarnya, karena mempunyai membran cytoplasma yang secara aktif mengatur keluar
masuknya zat kedalam sel bakteri, termasuk air.

7. Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya

8. Pengaruh zat kimia


b. Patogenesis Penyakit Akibat Bakteri

1.Sepsis

Sepsis adalah komplikasi berat dari infeksi. Pada kondisi ini, bakteri penyebab infeksi
sudah menyebar di aliran darah, sehingga tubuh melepaskan zat antibodi untuk
melawannya. Namun, hal tersebut dapat merusak organ-organ tubuh. Jika sampai terjadi
gangguan fungsi organ atau syok septik, keadaan ini dapat menimbulkan kematian.

Sepsis bisa terjadi pada siapa saja, namun kondisi ini lebih berisiko terjadi pada bayi,
orang lanjut usia (lansia), dan orang dengan kelemahan sistem kekebalan tubuh. Sepsis
dapat diobati dengan pemberian antibiotik suntikan, obat-obatan untuk meningkatkan
tekanan darah apabila terjadi syok septik, cairan yang cukup, dan oksigen jika diperlukan.
Pada kondisi yang kritis, mungkin akan dilakukan pemasangan ventilator untuk
membantu pernapasan. Penanganan sepsis perlu disertai pemantauan ketat oleh dokter di
rumah sakit.

1. Meningitis

Meningitis adalah infeksi pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis yang disebabkan bakteri berpotensi merusak otak dan menyebabkan kematian,
sementara yang disebabkan virus umumnya lebih ringan. Meningitis biasanya terjadi
karena adanya infeksi di bagian tubuh lain, seperti telinga, rongga sinus, atau
tenggorokan, yang menyebar ke otak.

2. Pielonefritis akut

Pielonefritis akut adalah infeksi ginjal yang terjadi secara mendadak dan kondisinya
parah. Pielonefritis akut yang tidak ditangani dengan baik akan sangat berbahaya dan
dapat mengancam jiwa jika ginjal menjadi bengkak dan rusak secara permanen. Selain
itu, ada juga pielonefritis kronis, yaitu infeksi ginjal yang terjadi secara berulang, namun
lebih jarang terjadi.

Umumnya pielonefritis berawal dari infeksi saluran kemih (ISK). Jika terjadi masalah
pada aliran urine, bakteri bisa masuk ke tubuh melalui saluran kemih, berkembang biak di
kandung kemih, kemudian menyebar hingga ke ginjal.
3. Tuberkulosis

Penyakit tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang utamanya menyerang paru-
paru, namun juga bisa menyerang organ lain seperti tulang, otak, ginjal, dan kulit. TB
adalah penyakit menular dan berpotensi mengancam nyawa.

Penularannya terjadi melalui percikan air liur dari penderita TB saat batuk yang terhirup
orang lain. Penyakit ini bisa disembuhkan, asalkan pasien menjalani pengobatan TB
dengan benar, yaitu minum obat antituberkulosis (OAT) selama minimal 6 bulan tanpa
putus obat. Tujuannya adalah untuk mengobati TB, mencegah penularan dan kekambuhan
TB, serta mencegah terjadinya TB MDR.

4. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang dapat
menyerang manusia dan hewan. Cara penularan bakteri ini adalah melalui air atau tanah
yang mungkin terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Leptospirosis yang tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan penyakit berat, seperti
meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, serta gagal napas, hingga kematian.

Tingginya kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri berkaitan erat dengan sanitasi dan
kebersihan lingkungan yang buruk. Karena itu, untuk membantu mencegah penyakit
infeksi, khususnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, penting untuk membiasakan
cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, menjalani pola hidup sehat, dan mendapat
vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai