Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya yang begitu berlimpah yang tidak dapat kita hitung.
Shalawat serta salam kami limpah curahkan ke Rasulullah SAW teragung yang
menjadi akhir para nabi, akhir para rasul dan sebagai suri tauladan kita semua
sebagai umatnya, semoga kita mendapatkan syafaat di akhirat kelak, Aamiin.
Kami bersyukur handout ini dapat kami selesaikan. Akan tetapi kami selaku
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kehilapan, pasti dalam
menyajikan isi handout ini akan ada kesalahan-kesalahan dan kehilapan oleh
karena itu kami berharap para pembaca handout ini dapat memberikan saran dan
kritiknya terhadap handout ini sehingga dapat menjadikan handout ini menjadi
lebih sempurna.
Dan kami berharap handout ini dapat menjadikan sumbangsih berharga
untuk perkembangan pendidikan, terutama pada bidang pendidikan kimia,
sehingga dapat menyempurnakan dan mempermudah dalam pembelajaran di
SMP.
Semoga dengan handout ini dapat menjadi amal yang baik bagi kami,
sehingga kami sebagai penyusun mendapatkan keridhaan, rahmat serta magpirah
dari Allah SWT, Aamiin.

Bandung, Agustus 2011

Penyusun
Zat Adiktif dan Psikotropika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN....................................................................................1

B. ZAT ADIKTIF.........................................................................................3
a. Narkotika...............................................................................................4
1. Ganja (Marijuana).............................................................................4
2. Opium...............................................................................................6
3. Kokain...............................................................................................7
4. Sedativa-hipnotika............................................................................8
b. Zat Adiktif Lainnya...............................................................................9
1. Rokok................................................................................................9
2. Alkohol dan Minuman Keras.........................................................14
3. Kafein.............................................................................................16
4. Inhalan............................................................................................18

C. PSIKOTROPIKA..................................................................................19
a. Depresan (Penenang)...........................................................................20
b. Stimulant.............................................................................................22
c. Halusinogen.........................................................................................25

D. DAMPAK NEGATIF............................................................................27
a. Dampak Negatif Asap Rokok..............................................................27
b. Dampak Negatif Minuman Keras.......................................................29
c. Dampak Negatif Psikotropika.............................................................30
E. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF
DAN PSIKOTROPIKA........................................................................32
Zat Adiktif dan Psikotropika

a. Peran Anggota Keluarga......................................................................33


b. Peran Anggota Masyarakat.................................................................33
c. Peran Sekolah......................................................................................34
d. Peran Pemerintah.................................................................................34

F. CIRI-CIRI FISIK KORBAN KETERGANTUNGAN ZAT


ADIKTIF
.................................................................................................................
35

G. CARA PENCEGAHAN DAN PENYEMBUHAN AKIBAT


PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
.................................................................................................................
38
a. Pencegahan Primer
...................................................................................................
38
b. Pencegahan Sekunder
...................................................................................................
39
c. Pencegahan Tersier
...................................................................................................
40

H. PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA


DALAM BIDANG KESEHATAN
.................................................................................................................
40
a. Zat Stimulan
.................................................................................................................
41
Zat Adiktif dan Psikotropika

b. Zat Depresan
.................................................................................................................
41
c. Zat Narkotika
.................................................................................................................
41
d. Alkohol
.................................................................................................................
mi bahaya zat adiktifdan psikotropika
empelajari bab ini kita akanmemaha
dan caramenghindarinya!
41
Ka
GLOSARIUM
lau

.................................................................................................................
ka
m
u

42
m
au
ta
hu
,h
ar

SOAL LATIHAN
ini
ik

.................................................................................................................
ita
ak
an

44
be
la
jar
te
nt
an
gz
at
a
di
kt
if
da
np
sik
ot
ro
pi
ka
Ki.
ta
ak
an
m
em
pe
la
ja
Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat Adiktif dan Psiktropika

A. PENDAHULUAN

S
eiring dengan meningkatnya arus globalisasi memberikan
dampak positif dan negative terhadap pola hidup masyarakat.
Salah satu dampak positifnya adalah berkembangnya IPTEK
( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sedangkan salah satu
Zat Adiktif dan Psikotropika

dampak negatifnya adalah ikut masuknya budaya barat yang dapat merusak
moral bangsa seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Pernahkah kamu mendengar istilah narkoba? Narkoba telah meracuni
kehidupan bangsa Indonesia, terutama generasi muda. Anak yang telah
diracuni narkoba masa depannya hancur karena narkoba merupakan zat
adiktif. Apakah yang dimaksud zat adiktif? Selain narkoba, zat yang tidak
kalah bahayanya adalah alkohol, rokok, dan psikotropika.
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya.
Narkoba dan obat-obat terlarang sekarang ini lebih dikenal dengan nama
NAPZA ( Narkotika, Psikotropika, dan zat Adiktif). Penyalahgunaan obat
jenis NAPZA sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan saraf,
mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan. Karena mempengaruhi
susunan saraf, NAPZA menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi,
dan kesadaran.

Diskusi
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
Mengapa pemerintah melarang keras pemakai dan pengedar ganja, morfin, dan ekstasi?
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan(Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang
termasuk jenis narkotika adalah tanaman papaver, opium mentah, opium
masak (candu, jicing, jicingko), opium, morfin, kokain, ekgonin, tanaman
ganja, dan damar ganja.
Zat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika
antara lain sedatin (Pil BK), rohypnol, magadon, valium, mandarax,
Zat Adiktif dan Psikotropika

amfetamin, fensiklidin, metakualon, metifenidat, fenobarbital, flunitra-


zepam, ekstasi, shabu-shabu, dan LSD (Lycergic Alis Diethyl-amide).
Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya.
Zat adiktif ini biasa dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang dapat
mengganggu sistem saraf pusat. Kelompok yang termasuk zat adiktif ini
antara lain rokok, minuman keras, serta alkohol yang mengandung etil
etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem/perekat,
aseton, dan eter.

B. ZAT ADIKTIF
Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya.
Ketagihan adalah gejala untuk terus menerus memakai atau menggunakan
karena sangat membutuhkan. Ketagihan merupakan gejala fisik dan mental
yang ditandai dengan tubuh merasa sakit antara lain sembelit, muntah-
muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau
penggunaan NAPZA dihentikan. Jika sudah parah, ada yang menjerit
histeris, menggigit jari dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan seperti itu
dikenal dengan nama sakau.
Ketergantungan merupakan suatu sindrom atau kumpulan fenomena
fisiologis ( lahiriah), perilaku, dan kognitif karena penggunaan psiko aktif
dan kesulitan mengendalikan perilaku serta timbul toleransi untuk
meningkatkan dosisi hingga dosis keracunan dan bahkan sampai overdosis
yang dapat menyebabkan kematian.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Salah satu kelompok zat adiktif adalah narkotika, zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa, dan dapat menimbulkan
menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu :
a. Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi
untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
b. Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi
atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta
memiliki potensi kuat
untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
c. Golongan III, narkotika
untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.

Narkotika terdiri dari beberapa jenis,diantaranya :


1. Ganja ( Marijuana)
Ganja diperoleh dari daun kering dan pucuk tanaman ganja
(Cannabis sativa) yang sedang berbunga. Ganja dapat tumbuh dengan baik
di daerah-daerah beriklim tropis dan sedang seperti di Negara-negara di Asia
Tenggara, Asia Tengah, Amerika Latin, Cina, dan India. Ciri – cirinya
sebagai berikut :
• Tanaman perdu
Zat Adiktif dan Psikotropika

• Tinggi 1,5 sampai dengan 2,5 meter


• Daunnya berjari ganjil
• Berbulu
• Bunga berwarna merah
• Bau khas merangsang

Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa
sakit. Kandungan zat kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) di dalam
daun ganja dalam dosis tertentu dipercaya dapat memengaruhi perasaan,
penglihatan, dan pendengaran. Efek tersebut menyebabkan ganja banyak
dimanfaatkan untuk kemoterapi terhadap para penderita kanker. Dengan
mengonsumsi pil tersebut rasa sakit, keinginan muntah terus-menerus, dan
rasa mual yang hebat dapat ditanggulangi.
Ganja yang juga terkenal dengan sebutan rumput, cimeng, gelek,
kangkung, pot, reefer, atau Mary Jane tampaknya lebih banyak
diperdagangkan secara ilegal untuk disalahgunakan daripada dimanfaatkan
untuk keperluan medis. Penjualan ganja biasanya dalam bentuk kering yang
sering disebut marijuana, atau dalam kemasan cair (minyak cannabis). Ganja
biasanya disalahgunakan dengan cara dihisap sebagai rokok atau dikunyah
untuk mendapatkan efeknya yang memabukkan (intoksikasi). Setiap batang
rokok ganja diperkirakan memiliki kandungan THC yang berkisar antara 5–
20 miligram. Orang yang mengisap ganja, pada saat
intoksikasi akan mengalami hal-hal berikut.
a. Tahap awal berupa rasa pusing dan euphoria (rasa gembira) diikuti rasa
damai dan tenang.
b. Perubahan suasana hati yang diikuti dengan perubahan persepsi tentang
ruang dan waktu.
c. Proses berpikir menjadi terganggu oleh terpecah-pecahnya ide dan
ingatan.
Zat Adiktif dan Psikotropika

d. Beberapa pengguna menyatakan selera makan dan perasaan senang serta


bahagia mereka meningkat.
e. Efek negatif ganja bisa berupa perasaan bingung, reaksi panik yang
berlebihan, keinginan untuk menyerang, ketakutan, tak berdaya, dan
kehilangan kontrol diri.
f. Pengguna ganja yang kronis akan mengalami sindrom amotivasional, yaitu
menjadi sangat pasif dan tidak peduli pada apa pun.
g. Seperti intoksikasi pada alkohol, pandangan, pendengaran, cara bicara,
kemampuan menyelesaikan masalah, ingatan, waktu untuk merespon
sesuatu, dan kemampuan mengendarai kendaraan bermotor menjadi
terganggu.

2. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga
dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari
getah buah mentah Pavaper sommiverum.
Opium mengandung lebih dari dua puluh
macam senyawa. Opium mengandung
lebih dari dua puluh macam senyawa
alkaloid diantaranya morfin, heroin, dan
kodein.
Morfin kali pertama diisolasi dari
getah buah pada 1905 oleh Friedrich
Seturner. Pada waktu itu, morfin
digunakan oleh para tentara untuk
menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri
pada penderita kanker. Setelah itu, banyak tentara yang mengalami
adiksi (efek ketergantungan). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan
dapat menyebabkan kematian. Penyalahgunaan konsumsi morfin
Zat Adiktif dan Psikotropika

biasanya dilakukan melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan,


dihirup langsung melalui hidung, dirokok, dibakar atau dipanaskan dan
dihirup uapnya. Untuk menambah aroma dan rasa, morfin yang sering
disalahgunakan biasanya dikonsumsi setelah dicampur dengan zat lain
seperti gula, cokelat, atau mint.
Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin
yang dikenal dengan sebutan putau. Heroin biasanya berbentuk serbuk
putih dan pahit rasanya. Di pasar gelap, heroin dapat berbentuk aneka
macam warna karena dicampur dengan gula, susu bubuk, gula merah,
tepung, kinin, atau kakao. Heroin dapat menimbulkan rasa kantuk,
halusinasi, dan euphoria. Penyalahgunaan konsumsi heroin biasanya
dilakukan melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan, dihirup
langsung melalui hidung, dirokok, dibakar, atau dipanaskan dan dihirup
uapnya.
Kodein merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki
kemampuan menghilangkan nyeri lebih lemah, demikian pula efek
kecanduannya (adiksinya) lebih lemah. Kodein biasa dipakai dalam obat
batuk dan obat penghilang rasa nyeri. Penggunaannya yang menyalahi
aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira
berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan
kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata
mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian
obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala
terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah,
badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis
atau verdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar,
kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat
mengakibatkan kematian.
3. Kokain
Zat Adiktif dan Psikotropika

Tanaman coca (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di


Pegunungan Andes, Amerika Selatan, menghasilkan daun yang
mengandung senyawa kimia alkaloid yang bernama kokain dan
senyawa-senyawa turunan yang sejenis. Dengan mengunyah daun coca,
Info Net
Jangan Pernah menggunakan kokain sebab kerugian yang ditimbulkan sangat beragam. Konsumsi kokain da

seseorang akan terkena efek narkotik dari kokain dan senyawa –


senyawa lain yang ada di dalam daun coca.
Senyawa ini pertama kali digunakan untuk obat bius pada suatu
bedah kecil. Karena pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka
bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak
jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Karena
ternyata kokain memilki efek samping yang begitu berbahaya sehingga
digantikan oleh senyawa lain yang lebih aman. Dewasa ini kokain
digolongkan sebagai narkotika dan peredarannya adalah ilegal. Kokain
dapat menyebabkan kematian meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil
oleh pemakai pemula. Sementara itu, penggunaan yang terus-menerus
menyebabkan ketagihan.

4. Sedativa – hipnotika
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK
dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika).
Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan,
sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya
tertidur.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah,


mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan
tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus
pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur,
gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik,
dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul
gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas,
sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan,
dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan
kematian.

Sedangkan Kelompok yang termasuk zat adiktif ini antara lain rokok,
minuman keras, serta alkohol yang mengandung etil etanol, inhalen/sniffing
(bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang
sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat
anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem/perekat, aseton, dan eter.

1. Rokok
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 komponen yang berbahaya,
seperti diperlihatkan pada gambar di samping. Setiap senyawa toksisk
dalam asap rook menimbulkan akibat yang brebeda. Tiga komponen
toksik utama dalam asap rokok yaitu karbon monoksida, nikotin, dan tar.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Gambar 5: Rokok dan zat-zat yang


terkandung di dalamnya

a. Karbon monoksida
Kira-kira 3-5% asap rokok terdiri atas karbon monoksida, yaitu
suatu gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau. Dalam darah,
karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin menggantikan oksigen,
sehingga darah kekurangan oksigen. Akibatnya tubuh menjadi lemas
karena kekurangan oksigen, bahkan menyebabkan kematian. Itulah
sebabnya sangat berbahaya jika kita berada dalam ruangan yang
mengandung karbon monoksida.
b. Nikotin

Gambar 6. nikotin
Zat Adiktif dan Psikotropika

Nikotin adalah suatu alkaloid yang dapat mempengaruhi sistem


saraf. Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau.
Namun, orang-orang biasanya mengkonsumsi nikotin tidak dalam
benutk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka
merokok.
Nikotin yang diserap pada saat merokok
dapat menyebabkan meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah, bersifat
karsinogenik sehingga dapat meningkatkan
resiko terserang kanker paru-paru
(perhatikan gambar 2), kaki rapuh, katarak,
gelembung paru-paru melebar (emfisema),
Gambar 7. paru-paru perokok
resiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan berat
gangguan
kehamilan.
Selain itu, kadar nikotin yang tinggi dapat menghambat
informasi rangsang saraf sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas
refleks tubuh. Nikotin dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun
psikis.
Absorpsi nikotin berlangsung sangat cepat dan secara cepat pula
didistribusikan ke otak, yang selanjutnya menimbulkan efek pada sistem
saraf pusat yang manisfestasinya dapat timbul dengan segera. Pada
akhirnya dapat mempengaruhi berbagai sistem di dalam tubuh.
Perjalanan nikotin dari paru-paru ke otak terbilang sangat cepat
yaitu hanya 7 detik saja. Setelah sampai di otak nikotin akan
merangsang pelepasan dopamin, yaitu suatu neurotransmitter penting
yang terlibat dalam suasana hati (mood), selera makan dan fungsi otak
lainnya.

Your Task

digolongkan ke dalam zat adiktif?2. Sebutkan bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok!3. Sebutkan lan
Zat Adiktif dan Psikotropika

Ketika seseorang merokok, maka nikotin akan masuk dan mulai


menumpuk di dalam tubuh. Lama kelamaan seseorang akan terbiasa
dengan nikotin dan jika ia tidak mendapatkan jumlah yang sama maka
tubuh akan meminta lebih. Dan biasanya
jumlahnikotin yang masuk akan semakin
besar atau meningkat.
Pengguna nikotin bisa dengan
cepat menjadi ketergantungan, karena
hanya dibutuhkan sedikit rokok untuk
bisa membuat seseorang memiliki
kecanduan. Jika seseorang tiba-tiba
berhenti merokok, maka ia akan
mengalami efek balikan (withdrawal
effect) seperti cemas dan perubahan Gambar 8. kerja nikotin pada reseptor

suasana hati.
Salah satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah kecanduan nikotin
biasanya dimulai sejak seseorang mencoba-coba atau bereksperimen
dengan rokok. Dalam banyak kasus kondisi ini terkadang sudah dimulai
sejak seseorang masih bersekolah atau berusia 13-14 tahun.
Sebagai obat murni, nikotin hanya memiliki sedikit efek buruk
bagi kesehatan fisik seseorang. Tapi zat-zat kimia lain yang terdapat di
dalam rokok dan bergabung dengan nikotin inilah yang bisa
menimbulkan banyak kerusakan bagi tubuh.

c. Tar
Tar adalah zat yang mempunyai sifat karsinogen (penyebab
kanker) dan menyebabkan iritasi pada paru-paru sehingga menjadi
batuk.
Selain itu, masih banyak zat-zat toksik
yang bersifat karsinogen walaupun dalam

Gambar : Tar
Zat Adiktif dan Psikotropika

kadar yang rendah, namun jika jika menghisap rokok ini selama
bertahun-tahun, ditambah lagi mudah lolosnya benda-benda asing yang
ikut masuk bersama udara pernapasan, menjadikan perokok aktif
maupun pasif rentan terhadap gangguan sistem pernapasan, termasuk
Gambar 9. Tar
rentan terhadap timbulnya kanker paru-paru.
Hasil penelitian membuktikan, terdapat hubungan yang erat
antara kebiasaan merokok dengan timbulnya penyakit janutng koroner.
Efek jangka pendek yang dirasakan ialah jantung berdebar-debar. Hal ini
membuktikan bahwa merokok sangat mempengaruhi fisiologis jantung.
Perokok berat sering menjadi mandul (infertil). Hal ini disebabkan
nikotin dapat menghambat proliferasi sel-sel spermatogenik (sel bakal
spermatozoa) maupun sel-sel oogenik (sel bakal telur). Pada wanita,
salah satu efek kerugian akibat nikotin ialah menghambat pembenutkan
estrogen. Seperti yang kita ketahui, estrogen merupakan hormone wanita
yang sangat esensial bagi fungsi-fungsi fisiologis wanita, termasuk yang
berkaitan dengan reproduksi.

Olahraga Ringan Kurangi Kecanduan RokokMenghilangkan kebiasaan merokok memang tak mudah. Untuk mengatasinya, pa

Bahan Kimia dalam Asap Rokok


A. Tujuan
Menguji pengaruh bahan kimia dalam rokok bagi kesehatan.
B. Alat dan Bahan
Praktikum
1. Rokok 1 batang
2. Korek api 1 buah
3. Stoples 1 buah
4. Kain putih atau kapas 1 gumpalan kecil
Zat Adiktif dan Psikotropika

C. Langkah Kerja
1. Masukkan secarik kain putih atau kapas ke dalam stoples!
2. Nyalakan sebatang rokok kemudian tampunglah asap rokok
tersebut ke dalam stoples!
3. Tutuplah stoples tersebut kemudian diamkan selama 15 menit!
4. Keluarkan kain atau kapas dari dalam stoples! Amati perubahan
yang terjadi pada kain atau kapas!
5. Diskusikan dengan kelompokmu apa yang terjadi jika paru-
parumu mengalami hal yang sama dengan kain putih atau
kapas tersebut!
6. Sampaikan hasil diskusimu di depan kelas untuk didiskusikan
bersama kelompok lain dan gurumu!
7. Jangan lupa mematikan rokok dan membersihkan meja kerjamu!
Kembalikan semua alat dan bahan yang telah selesai kamu
gunakan ke tempat semula!

2. Alkohol dan Minuman keras

Selain obat-obatan
terlarang, ada juga jenis
minuman yang dapat
mengakibatkan kecanduan
yaitu minuman yang
mengandung alkohol.
Mengapa alkohol dapat
menyebabkan kecanduan?
Zat Adiktif dan Psikotropika

Alkohol adalah zat adiktif yang sudah dikenal manusia sejak lama,
Gambar 9. Minuman beralkohol
bahkan digunakan dalam pembiusan secara luas dan tertua di dunia.
Salah satu penggunaan alkohol lainnya adlah untuk mensterilkan
berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah
bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur.
Alkohol yang trekandung dalam minuman dapat berasal dari hasil
fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkoholyang terdapat
dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja
ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman
yang mengandung alkohol (etanol), seperti pada gambar 3 disebut
minuman keras.

Your Task
Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan
Obat yang berbentukmenjadi
sirop banyak yang menggunakan
tiga golongan, yaitu: alkohol sebagai pelarut. Amankah jika kita menggunakan oba
a. Golongan A: kadar etanol 1%-5%, contoh: bir
b. Golongan B: kadar etanol 5%-20%, contoh: anggur atau wine
c. Golongan C: kadar etanol 20%-50%, contoh: Whiskey, Vodka, TKW,
Manson House, Johny Walker, dan Kamput.

Diskusi

muda?2. Bagaimana sebaiknya agar peredaran minuman keras di Indonesia dapat dikurangi,bahkan diberantas sama
Zat Adiktif dan Psikotropika

Kafein

Gambar 10. Kopi dan teh, sumber utama kafein

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat


dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa
minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan
rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air).
Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya
tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping
berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut
jantung tak berarturan (tachycardia).

Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak


mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman
kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat,
sementara penghancurannya sangat lambat.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Kepekaan terhadap Kafein


Setiap orang berbeda kadar kepekaannya terhadap kafein. Beberapa
kepekaan terhadap pengaruh kafein terhadap ibu yang sedang hamil
telah diungkapkan, yaitu dapat menyebabkan kelahiran bayi yang cacat.
Penelitian terhadap manusia dan hewan belum konklusif hasilnya;
apakah benar dengan konsumsi normal sehari-hari dapat mengakibatkan
kelahiran bayi yang cacat. Walaupun demikian karena adanya
ketidakpastian dalam penelitian terhadap manusia dan telah adanya bukti
yang nyata bahwa beberapa bayi cacat terjadi pada hewan percobaan,
maka dapat disarankan untuk perempuan yang sedang hamil untuk
mengurangi konsumsi kafeinnya perhari.

Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan keracunan kafein


(intoksikasi, yaitu mabuk akibat kafein). Antara gejala penyakit ini ialah
keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing
(diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi
walaupun hanya 250 mg kafein yang diambil. Jika lebih dari 1g kafein
dikonsumsi dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle
twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan
pada denyutan jantung)m dan gejolak psikomotor (psychomotor
agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan
kepanikan dan penyakit kerisauan.

Beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan


batas amam konsumsi manusia, dan efek yang diberikan pada takaran ini
adalah dapat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu
terjaga, sehingga dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman
berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein
seharinya.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Konsumsi kopi/teh serta minuman berenergi bagi masyarakat


Indonesia, seperti telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk
ditinggalkan. Disatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat
bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama
untuk menigkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam
mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui
merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia
dan keturunannya. Sekarang tinggal pada kearifan dari manusia itu
sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.

Inhalan

Gambar11.
Beberapa
produk inhalan

Inhalan
adalah zat
yang mudah
menguap, dihisap untuk menghasilkan efek psikoaktif. Penggunaan
inhalan secara berulang dapat mengakibatkan hambatan ritme jantung
dan menyebabkan kematian karena kadar oksigen yang rendah sehingga
menyebabkan mati lemas. Sedangkan penyalahgunaan zat ini secara
regular dapat mengakibatkan masalah serius pada organ vital termasuk
otak, jantung, ginjal, dan hati.
Beberapa bahan zat yang sering disalahgunakan sebagai inhalan
adalah sebagai berikut:

1. Larutan yang mudah menguap, misalnya lem, aerosol yang terdapat


pada cat semprot, hairspray, pengharum ruangan dan deodoran.
Zat Adiktif dan Psikotropika

2. Larutan gas, misalnya penghilang cat kuku, pengencer cat, typeX,


spidol, toluen murni, cairan korek api, bensin, dan pembersih karburator.
3. Larutan pembersih, misalnya cairan dry clening, penghilang noda, dan
penghilang minyak.
4. Berupa gas, misalnya gas tertawa (Nitrous oksida), butana, propana,
helium, anestesi/pembius (Nitrous oksida, eter, dan kloroform).

C. PSIKOTROPIKA

Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan yang bukan
tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat.
Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah memiliki sifat mempengaruhi
otak dan perilaku sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental
dan perilaku pemakainnya. Psikotropika dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu :

• PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat


digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)

• PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)

• PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
Zat Adiktif dan Psikotropika

• PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).

Psikotropika dapat mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku


seseorang biasanya secara medis digunakan untuk mengatasi gangguan
kejiwaan dan biasa digunakan di rumah sakit jiwa. Penggolongan obat-
obatan yang dapat mempengaruhi sistem saraf manusia adalah sebagai
berikut.

1. Depresan ( Penenang )
Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas
susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain :
Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Morfin, Barbitol, dan
Mandrak (MX).
 Morfin

Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu


melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10%
morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau
pembuluh darah (intravena). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung
halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya
dengan cara dihisap dan disuntikkan.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Gambar 12. Morfin


o Menimbulkan euforia.
o Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
o Kebingungan (konfusi).
o Berkeringat.
o Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
o Gelisah dan perubahan suasana hati.
o Mulut kering dan warna muka berubah

 Barbiturat
Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang
dan sebagai obat tidur. Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan
resep. Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan
perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan
antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi
sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental. Ketidakbahagiaan
juga dapat diakibatkan oleh barbiturat. Dosis yang tinggi dapat
menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian. Kematian
akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis
yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang
aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat
dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat
juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan. Tubuh dapat dengan cepat
menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan
ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala
mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-
Zat Adiktif dan Psikotropika

kejang, dan halusinasi. Pengguna berat barbiturat lebih rentan terhadap


masalah dada dan hipotermia.

Gambar 13. Barbiturat


2. Stimulant
Stimulant yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat,
contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini
terdapat dalam kandungan Ecstasi.
Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai
penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan
shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat
psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman
melainkan hasil sintesis.
Amphetamin merupakan stimulan yang biasanya diminum secara
oral, walaupun dapat juga dilarutkan dalam air, dihirup, atau disuntikkan.
Amphetamin menyebabkan meningkatnya detak jantung, berkurangnya
nafsu makan, memperbaiki suasana hati, dan membesarnya pupil mata.
Pengguna amphetamin menyebutkan adanya "rush" rasa percaya diri yang
bertahan tiga atau empat jam sebelum kemudian "turun". Rasa khawatir dan
gelisah kemudian mengambil alih dari titik ini. Penggunaan amphetamin
secara berulang kali dapat menyebabkan toleransi terhadap jenis napza ini,
yang berarti anda harus mengkonsumsi lebih banyak untuk mencapai rasa
"high". Gejala gelisah, paranoia dan panik dapat juga muncul. Penggunaan
jangka panjang dan berat dapat menyebabkan gangguan mental.
Penggunaan amphetamin menunda, namun tidak menghilangkan,
Zat Adiktif dan Psikotropika

kebutuhan untuk makan. Pengguna reguler seringkali mengalami turunnya


berat badan dan malnutrisi. Hal ini mengurangi kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi, dan ini merupakan masalah besar bagi orang dengan HIV.
Berikut contoh dari amfetamin :

Gambar 14. Amfetamin


Zat Adiktif dan Psikotropika

 Ekstasi
Ekstasi adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di sebuah
laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat membuat
tubuh si pemakai memiliki energi yang lebih dan juga bisa mengalami
dehidrasi yang tinggi. Sehingga akibatnya dapat membuat tubuh kita
untuk terus bergerak. Beberapa orang yang mengkonsumsi ekstasi di
temukan meninggal karena terlalu banyak minum air dikarenakan rasa
haus yang amat sangat. Tergolong
jenis zat psikotropika, dan
biasanya diproduksi secara illegal
di laboratorium dan dibuat dalam
bentuk tablet dan kapsul. Ekstasi
akan mendorong tubuh untuk
melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan
tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat
dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama. Efek yang ditimbulkan
oleh pengguna ecstasy adalah:
Diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan
pusing, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan
sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan,
gelisah/tidak bisa diam, pucat & keringat, dehidrasi, mood berubah.
Akibat jangka panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak terganggu,
gangguan liver, tulang dan gigi kropos. Zat-zat kimia yang berbahaya
sering dicampur dalam tablet atau kapsul ekstasi. Zat-zat ini
menyebabkan munculnya suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam
beberapa kasus, reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian.
Pengguna ekstasi sering harus minum obat-obatan lainnya untuk
menghilangkan reaksi buruk yang timbul pada dirinya. Dan hal ini
Zat Adiktif dan Psikotropika

menyebabkan denyut nadi menjadi cepat, serta akan menimbulkan


paranoia dan halusinasi.
 Sabu-sabu
Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau
bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain yaitu gold river, coconut
dan kristal. Sekarang ada yang berbentuk tablet. Obat ini dapat di
temukan dalam bentuk kristal
Gambar 15. Ekstasi
dan obat ini tidak mempunyai
warna maupaun bau, maka ia
di sebut dengan kata lain yaitu Ice.
Obat ini juga mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap
syaraf.
Si pemakaiGambar 16. Shabu-
shabu-shabu akanshabu
selalu bergantung pada obat bius itu dan
akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau
bahkan kematian.Shabu-shabu juga di kenal dengan julukan lain seperti :
Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. Dikonsumsi dengan cara
membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu
ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong
tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu
melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar
Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup
3. Halusinogen
yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan
contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline.
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi
(persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada).
Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang


mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan
cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks.
Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
menderita frustasi dan ketegangan jiwa.

Gambar 17. Kapsul LSD


• Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat,
warna dan waktu.
• Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi
terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
• Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama
kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
• Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
• Diafragma mata melebar dan demam.
• Disorientasi.
• Depresi.
• Pusing
• Panik dan rasa takut berlebihan.
• Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau
bulan kemudian.
• Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat
badan.
E. Dampak Negatif
Dalam lima tahun terakhir ini, penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika telah banyak memakan korban. Kebanyakan korban
Zat Adiktif dan Psikotropika

penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika ini adalah usia remaja, yaitu
usia 15 – 19 tahun. Hal ini terjadi karena
kekurangpahaman para remaja tentang dampak negatif penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika. Nah, agar kamu dapat melindungi diri dari
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika pelajarilah uraian berikut
dengan baik.
1. Dampak Negatif Asap Rokok
Tahukah kamu, zat-zat apa saja yang terdapat pada rokok sehingga
asap rokok dapat membahayakan orang yang menghisapnya? Asap
rokok mengandung sekitar 3.800 zat kimia. Sekitar 40 zat kimia di
antaranya termasuk senyawa racun dan karsinogenik atau pemicu
kanker. Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok, antara lain
nikotin, karbon monoksida, senyawa kimia dalam tar, senyawa golongan
alkohol, dan senyawa golongan amina. Nikotin merupakan zat
insektisida yang berbahaya. Pada sebatang rokok terdapat kadar nikotin
antara 8 mg hingga 12 mg. Penggunaan nikotin pada dosis rendah
menyebabkan tekanan darah naik, sakit kepala, meningkatkan sekresi
getah lambung yang menyebabkan sakit maag, muntahmuntah, dan
diare. Penggunaan nikotin pada dosis tinggi menyebabkan keracunan,
kejang-kejang, kesulitan bernapas, dan berhentinya kerja jantung.
Nikotin merupakan zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung
dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin menjadi kecanduan.
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa
karbon. Merokok merupakan salah satu contoh pembakaran tidak
sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan karbon
monoksida. Hemoglobin lebih mudah mengikat karbon monoksida
daripada oksigen. Hal ini mengakibatkan jantung bekerja lebih keras
agar darah mampu mengikat oksigen. Keracunan karbon monoksida
Zat Adiktif dan Psikotropika

dapat menyebabkan kematian. Jika ibu hamil mengisap asap rokok dapat
mengganggu perkembangan janinnya bahkan bisa menimbulkan cacat.
Selain itu tar pada rokok dapat merusak sel paru-paru, meningkatkan
produksi dahak/lendir di paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru.
Berdasarkan penelitian, dapat dipastikan bahwa merokok dapat
menyebabkan:
1) Kanker saluran pernapasan, dan paru-paru,
2) Penyempitan pembuluh darah,
3) Penyakit jantung koroner,
4) Naiknya kadar gula (sakit diabetes),
5) Kerusakan sel reproduksi pria dan wanita sehingga
menyebabkan impotensi dan kemandulan,
6) Naiknya kadar lemak, dan
7) Meningkatkan jumlah bayi yang lahir prematur.
Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi perokoknya tetapi juga
berbahaya bagi orang di sekitarnya yang secara tidak langsung ikut
menghisap (perokok pasif). Risiko asap rokok bagi perokok antara lain
perokok pasif dewasa dapat terkena kanker paru-paru, bayi yang
dikandung oleh ibu perokok pasif berpontensi mempunyai kelainan, dan
anak-anak dari perokok lebih rentan terhadap infeksi saluran
pernapasan. Oleh karena itu, bagi yang bukan perokok disarankan
menghindari keinginan untuk mencoba merokok, berani (tidak malu)
menyatakan keberatan terhadap perokok di dekatnya untuk tidak
merokok atau memintanya mencari tempat lain untuk merokok. Hindari
tempat-tempat di manaorang bebas merokok.

2. Dampak Negatif Minuman Keras


Minuman keras dapat merusak kesehatan jasmani dan rohani.
Minuman keras mengandung alkohol sehingga dapat menyebabkan
Zat Adiktif dan Psikotropika

timbulnya rasa ketagihan dan ketergantungan. Alkohol adalah senyawa


organik yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksida (gugus
fungsi –OH) pada setiap molekulnya. Alkohol yang terkandung dalam
minuman keras adalah etanol (C2H5OH). Alkohol dibuat melalui
fermentasi berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buah-
buahan (anggur), bijibijian (beras dan gandum), dan umbi-umbian
(singkong). Untuk mendapatkan kadar alkohol yang lebih tinggi
dilakukan dengan penyulingan. Alkohol (etanol) berkhasiat menekan
aktivitas susunan saraf dan dalam bidang kedokteran berfungsi sebagai
depresan.Alkohol dalam minuman keras digolongkan sebagai berikut.
1) Golongan A, kadar etanol 1% – 5%, contoh: bir.
2) Golongan B, kadar etanol 5% – 20%, contoh: anggur, whiskey.
3) Golongan C, kadar etanol 20% – 55%, contoh: brandy, arak.
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi
saluran pencernaan, seperti lambung dan usus sehingga dapat
menimbulkan pendarahan. Lambung yang terluka dapat menimbulkan
penyakit maag, sedangkan usus yang berlubang menyebabkan
terganggunya penyerapan makanan. Hal ini dapat menyebabkan badan
menjadi kurus karena kekurangan gizi dan nutrisi. Alkohol juga
berdampak pada kesehatan rohani karena alkohol dapat bereaksi
langsung dengan sel-sel saraf pusat (otak) sehingga dapat menyebabkan
gangguan mental, seperti mudah marah dan tersinggung. Dalam jumlah
sedikit, hati masih dapat membuang alcohol dari dalam tubuh. Akan
tetapi, dalam jumlah yang banyak kerja hati akan berat. Hal ini dapat
menyebabkan pengerutanhati, sakit lever, dan kanker hati. Sama halnya
dengan rokok, ibu hamil yang meminum minuman keras (beralkohol
tinggi) dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi yang lahir
kemungkinan besar akan cacat fisik. Secara sosial, minuman keras
membawa dampak buruk. Beberapa kasus kejahatan dilakukan di bawah
Zat Adiktif dan Psikotropika

pengaruh minuman keras, bahkan kecelakaan lalu lintas juga sering


terjadi akibat pengendara minum minuman keras.
Oleh karena itu, jauhilah minuman keras. Selain diharamkan oleh
agama, minuman keras tidak ada sedikit pun nilai positifnya malahan
lebih banyak nilai negatifnya. Jadi, jika kamu sayang terhadap diri
sendiri dan masa depanmu yang masih panjang, jauhilah minuman
keras!
3. Dampak Negatif Zat Psikotropika
Saat ini zat psikotropika sudah memasuki kalangan remaja dan
pelajar. Hal ini tentu saja membahayakan masa depan negara kita karena
masa depan negara ini berada di pundak para remaja. Nah, agar kamu
dapat terhindar dari penyalahgunaan zat psikotropika kamu harus
memahami betul dampak negatif yang ditimbulkan oleh zat
psikotropika.
Amfetamin yang tergolong zat psikotropika sering digunakan
untuk mengurangi berat badan karena menghilangkan rasa lapar.
Amfetamin juga dapat menghilangkan rasa kantuk bahkan kadang
dipakai olahragawan sebagai dopping (tetapi pemakaian dopping tidak
sah). LSD (Lycergic Alis Diethylamide) merupakan zat halusinagen.
Halusinagen adalah zat-zat yang dapat mengubah persepsi, pikiran, dan
perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi (khayalan).
Jika zat psikotropika digunakan secara terus menerus atau
melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan
fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat
dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat
tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan
situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba
Zat Adiktif dan Psikotropika

dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dampak


terhadap fisik, antara lain gangguan pada system saraf, gangguan pada
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), gangguan pada kulit
(dermatologis), dan gangguan pada paru-paru (pulmoner). Dampak
terhadap psikis (rohani), antara lain lamban kerja, ceroboh, sering tegang
dan gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga,
agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal, sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri,
perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Dampak sosial bagi pecandu
zat psikotropika, antara lain gangguan mental, antisosial dan asusila,
dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan menjadi beban keluarga,
pendidikan menjadi terganggu, serta masa depan suram. Dampak fisik,
psikis dan sosial saling berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat
(tidak mengonsumsi obat pada waktunya). Hal ini dapat menyebabkan
dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengonsumsi.
Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan
manipulatif.
E. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN
PSIKOTROPIKA
Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai
untuk tujuan yang benar,misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran,misalnya satu jenis narkotika
diberikan kepada pasien yang menderita rasa sakit luar biasa karena suatu
penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain, satu zat jenis
psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang
mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan caracara lain. Jika pemakaian
Zat Adiktif dan Psikotropika

zat adiktif dan psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar,itu sudah
termasuk penyalahgunaan dan harus diupayakan pencegahannya.
Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya bagi
diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Dampak
negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu
rusaknya sel saraf,menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku,
dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung dan hati, merusak
pankreas, dan berisiko mengidap HIV positif). Pada dosis yang tidak tepat
akan mengakibatkan kematian. Dalam kehidupan sosial, penyalahgunaan
pemakaian zat adiktif dan psikotropika, di antaranya: sering membuat onar
atau perkelahian (misalnya, perkelahian pelajar), melakukan kejahatan
(pencurian dan pemerkosaan), kecelakaan, timbulnya masalah dalam
keluarga, dan mengganggu ketertiban umum.
Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah.
a. Peran Anggota Keluarga

Gambar 18. Keluarga sangat berperan untuk mencegah


Setiap penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
anggota
keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga
yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan
remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-
zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab
membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada
Zat Adiktif dan Psikotropika

Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk
membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh
buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.

b. Peran Anggota Masyarakat


Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan
obat-obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu
memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan
pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.

c. Peran Sekolah
Sekolah perlu
memberikan wawasan yang
cukup kepada para siswa
tentang bahaya
penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika bagi diri
pribadi, keluarga, dan orang
lain. Selain itu, sekolah
perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak 19.
Gambar sekolah jika informasi
Pemberian
sejak dini
ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di mengenai
lingkunganzat adiktif dan
psikotropika
sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap
siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
d. Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang
jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok,
pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau
hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain
dari kesalahan yang sama.

Diskusi

Mengapa pemerintah melarang keras pemakai dan pengedar ganja, morfin, dan ekstasi?
Zat Adiktif dan Psikotropika

Stres pada mantan pecandu NAPZASeorang pecandu NAPZA yang telah dinyatakan sembuh oleh dokter tidak berarti masala

4. Stres dalam mengambil keputusan (decision stressor), yaitu belum


dapat membuat keputusan yang baik untuk dirinya, misalnya
mudah terbawa ajakan teman untuk menggunakan NAPZA.
1. Stres karena keluarga (family stressor), yaitu banyaknya tekanan-
tekanan dari keluarga yang menginginkan dia dapat beraktivitas
layaknya orang yang sehat,misalnya sekolah atau bekerja.
2. Stres terhadap lingkungan (social stressor), yaitu harus memulai
F. CIRI-CIRI FISIK KORBAN KETERGANTUNGAN ZAT ADIKTIF
kembali
Orang kehidupan
yang sosial, diantaranya
telah kecanduan mulai
zat adiktif dan menjalin dapat
psikotropika komunikasi
kita
dengan keluarga, teman, serta lingkungan yang baik.
lihat dari fisiknya. Ciri-ciri korban ketergantungan zat adiktif dan
psikotropika adalah sebagai berikut.
a. Mengalami gangguan pada sistem saraf (neurologis). Contoh gangguan
pada sistem saraf, antara lain kejangkejang,halusinasi, gangguan
kesadaran, dan kerusakan saraf tepi.
b. Mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, antara lain infeksi akut otot
jantung dan gangguan peredaran darah.
Zat Adiktif dan Psikotropika

Gambar 20. Pemakaian zat adiktif dan psikotropika


dapat menyebabkan
c. Mengalami gangguan penyakit jantung
pada kulit (dermatologis). Contoh gangguan pada
kulit, antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim.
d. Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner). Contoh gangguan paru-
paru, antara lain penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan
pengerasan jaringan paru-paru.
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati, dan sulit tidur.
f. Mengalami gangguan kesehatan reproduksi, yaitu pada endokrin, seperti
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron),
serta gangguan fungsi seksual.
g. Pada remaja perempuan, mengalami perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
Secara fisik dan psikis orang yang sudah terbiasa menggunakan
narkoba berbeda dari orang normal. Ciri-ciri orang yang kecanduan narkoba
adalah sebagai berikut.
1. Lesu, mata merah dan kelihatan mengantuk, pikiran
melayang.
2. Tidak sabaran, apa yang diinginkan harus segera
dipenuhi saat itu juga.
3. Cenderung hedonis, melakukan apa saja
untuk mencapai apa yang diinginkan.
4. Bila ada permasalahan pelik, sifat agresif
dan destruktif selalu dikedepankan.
Gambar 21. Kartun yang
menggambarkan ciri orang
kecanduan narkoba yaitu
lesu,kelihatan mengantuk, dan
pikiran melayang
Zat Adiktif dan Psikotropika

5. Biasanya mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan lawan


jenisnya, malu, rendah diri, sukar didekati atau mendekati lawan jenis,
dan suka menyendiri.
6. Menjadi dewasa pada usia terlalu dini dengan berperilaku seks bebas
dan melakukan tindakan kriminal. Jika sudah ketagihan, apa pun akan
dilakukan untuk mendapatkan narkoba dan memuaskan rasa
ketagihannya.
7. Sikapnya cenderung sangat ceroboh, nekat, dan kurang perhitungan.
8. Pembosan, emosi tidak stabil, tidak konsentrasi, tidak bersemangat,
malas, depresi, dan tidak memiliki motivasi.

Your Task

Mengapa medali yang diperoleh oleh seorang atlet yang menggunakan obat perangsang, medalinya dicabut
G. CARA PENCEGAHAN DAN PENYEMBUHAN AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah
upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau
penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau
sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap, dan perilakunya
sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai zat adiktif dan
psikotropika.
Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan sifat ketagihan dan ketergantungan yang
ditimbulkannya sangat kuat. Oleh karena itu, upaya pengobatan harus diikuti
dengan upaya pencegahan agar mantan pecandu tidak kembali lagi menjadi
pecandu. Meskipun demikian, masih banyak yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyalahgunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Ada tiga tingkat pencegahan,
yaitu sebagai berikut.
Zat Adiktif dan Psikotropika

a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat tidak
terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan ini
biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi
mengenai bahaya narkoba, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap
intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui
berbagai bentuk materi yang ditujukan kepada remaja langsung dan
keluarga.
Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika di keluarga? Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah anggota keluarga terjerumus penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika.
1) Pelajari fakta dan gejala dini penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika.
2) Menjadikan orang tua sebagai teladan. Orang tua yang baik, hendaknya
berhenti merokok, minum minuman beralkohol, atau memakai zat
adiktif dan psikotropika serta membuang semua peralatan dan
persediaan rokok atau minuman beralkohol.
3) Kembangkan kemampuanmu untuk menolak penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika. Jika ada teman yang memaksa atau
membujuk menggunakan narkoba, kamu berhak menolak. Carilah
kawan sejati yang tidak menjerumuskan.
4) Mengikuti kegiatan yang sehat dan kreatif.
5) Mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat
penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi).
Tahapan ini meliputi:
Zat Adiktif dan Psikotropika

1) Tahapan penerimaan awal (initial intake)


Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental.
2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medic
Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang
sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya
terdiri atas:
1) Tahapan stabilisasi
Tahapan stabilisasi dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakyat.
2) Tahapan sosialiasi dalam masyarakat
Tahapan ini dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompok-kelompok dukungan, dan mengembangkan kegiatan
alternatif.

H. PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA DALAM


Your Task
BIDANG KESEHATAN
Sebenarnya zat adiktif dan psikotropika bermanfaat dalam bidang
kesehatan, tetapi dalam dosis yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan
habilitasi yang ada di sekitarmu, kemudian carilah informasi seputar upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif da
pengobatan. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika yang berlebihan dan
tidak sesuai dosis dapat menyebabkan dampak-dampak negatif, seperti yang
telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Berikut ini zat adiktif dan
psikotropika yang digunakan dalam bidang kesehatan.

a. Zat Stimulan
Zat stimulan adalah zat yang merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan serta kesadaran sehingga kemampuan
Zat Adiktif dan Psikotropika

beraktivitas akan meningkat selama beberapa jam. Jenis zat stimulan,


antara lain kafein, kokain, dan amfetamin. Contoh zat stimulan yang
sekarang disalahgunakan adalah shabu-shabu dan ekstasi.
b. Zat Depresan
Dalam bidang kedokteran, zat depresan adalah zat yang menekan
sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh sehingga
pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak
sadarkan diri. Kelebihan dosis zat ini dapat mengakibatkan kematian.
Jenis zat adiktif depresan, antara lain opioda dan berbagai turunannya,
seperti morfin dan heroin. Contoh yang popular adalah putaw.
c. Zat Narkotika
Dalam bidang kedokteran zat narkotika digunakan sebagai zat
analgesik kuat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dalam pembedahan.
Zat yang termasuk kelompok narkotika adalah ganja, opium, dan kokain.
d. Alkohol
Di bidang kesehatan, alkohol digunakan sebagai zat desinfektan. Zat
desinfektan adalah zat yang digunakan untuk membunuh kuman dan
bakteri. Alkohol juga dipakai untuk mencuci alat-alat kedokteran.

Glosarium

Adiktif : bersifat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya


Ekstasi : tablet yang mengandung zat adiktif yang mampu memacu
kekuatan daya tahan tubuh hingga berjam – jam dan
menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yan luar
biasa terhadap sesuatu, mempunyai efek yang dapat
menyerang susunan saraf pusat (otak)
Halusinasi : pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada alat indra
Zat Adiktif dan Psikotropika

yang bersangkutan, misalnya mendengar suara tanpa ada


sumber suara
Heroin : bubuk kristal ptuih yang dihasilkan oleh morfin, jenis
narkotik yang amat kuat sifat mecandukannya
(memabukkan)
Candu : getah kering pahit berwarna coklat kekuning-kuningan
yang dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa
kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan bagi yang
menggunakannya
Morfin : zat yang digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri dan
penentraman, digunakan dengan dosis besar berkhasiat
sebagai obat bius dan jika sering dipakai dosisnya makin
lama makin tinggi sehingga menyebabkan kecanduan
Narkotika : obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit,
dan menimbulkan rasa kantuk
Amfetamin : kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaaan
bugar

Mariyuana : tumbuhan semak yang daunnya mengandung zat yang


memabukkan; Cannabis sativa
Stimulan : sesuatu yang menjadi cambuk bagi peningkatan prestasi
atau semangat bekerja; pendorong; perangsang
Nikotin : zat racun yang terdapat dalam tembakau digunakan dalam
pengobatan dan untuk insektisida
Tar :komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa
sesudah dihilangkan komponen nikotin dan cairan, bersifat
karsinogenik
Zat Adiktif dan Psikotropika

Soal Latihan
1. Jelaskan dan berikan contoh zat adiktif dan zat psikotropika!
2. Sebutkan bahan kimia dalam asap rokok yang berbahaya untuk
kesehatan!
3. Jelaskan dampak negatif yang ditimbulkan rokok!
4. Jelaskan dampak terhadap fisik dari korban ketergantungan zat
adiktif dan psikotropika!
5. Menurutmu, apa penyebab meningkatnya penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika di kalangan remaja?
6. Siapakah yang sangat berperan dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika? Jelaskan pendapatmu!
7. Jelaskan upaya untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika!
8. Jelaskan manfaat zat narkotika dalam bidang kedokteran!
Zat Adiktif dan Psikotropika

Daftar Pustaka

Arahim, Zaifudin. 2009. IPA – Terpadu ( Galileo ). CV. Media Antar Nusa :
Klaten
Karim, saeful dkk. 2008. Belajar IPA membuka Cakrawala Alam Sekitar.
Pusat perbukuan Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta
Krisno, Agus. 2008. Ilmu Pengetahuan Dasar kelas VIII. Pusat perbukuan
Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta
Nugroho, Arinto. 2010. The essential of Biology. PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri : Solo
Susanti, Elfi . 2007. Sains Kimia 2. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri :
Solo
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Dasar kelas VIII. Pusat perbukuan
Deapartemen pendidikan Nasional : Jakarta
Zat Adiktif dan Psikotropika

Biografi Penulis

• Nama : Erviani rahmawati Kurnia


TTL : Ciamis, 23 november 1990
Zat Adiktif dan Psikotropika

Alamat : Dusun Cileungsir no 243


RT/RW 007/003, ciamis
Hobi : baca

• Nama : Resha Aditya Wiguna


TTL : Bandung, 29 Maret 1991
Alamat : Jl. Mukodar Tengah no. 292 RT/RW
05/07, Cibeureum, Cimahi
Selatan
Hobi : Jalan – jalan, Mendengarkan music

• Nama : Indrie Sabatinie


TTL : Bandung, 5 Febuari 1991
Alamat : Jl. Fatahilah Blok Karang Paris
no.13, Plered, Cirebon
Hobi : Baca komik, Nonton TV

• Nama : Lidia Rahmawati


TTL : Cirebon, 19 September 1991
Alamat : BTN PDA B.59 Cirebon
Hobi : Jalan – jalan, baca buku

• Nama : Dewi Soliha Oktianti


TTL : Bandung, 17 Oktober 1991
Alamat : Jl. H.Yasin no.613/94, Bandung
Hobi : Mendengarkan musik

Anda mungkin juga menyukai