Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN CEMAS

MENYELURUH

Disusun Oleh:
Muhammad Fiqri Fadillah
111 2018 1015
Pembimbing:
dr. Ifa Tunisya, Sp. KJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019 1
DEFINISI
 Gangguan cemas menyeluruh (Generalyzed Anxiety Disorder,
GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Gangguan Cemas Menyeluruh untuk
kanak-kanak dan dewasa pada kisaran 2.9-4.6%.
Menurut DSM-5, prevalensi 12 bulan untuk gangguan
kecemasan umum adalah 0,9% di kalangan remaja dan
2,9% orang dewasa di masyarakat umum. Prevalensi
12 bulan dari gangguan berkisar antara 0,4% sampai
3,6% dan resiko morbiditas sekitar 9,0%.
ETIOLOGI
Teori Biologi
Teori Genetik
Teori Psikoanalitik
Teori kognitif-perilaku
TEORI BIOLOGI
• Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah
GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokinin.
• Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang
abnormal.
• Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah
lobus oksipitalis, basal ganglia, sistem limbik dan korteks
frontal.
• Pemeriksaan PET (Positron Emision Tomography) :
penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih
otak.
TEORI GENETIK
 Sebuah studi: hubungan genetik pasien GAD dgn
gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita.
 25% keluarga tingkat pertama penderita GAD juga
menderita gangguan yang sama
 Penelitian: 50% pada kembar monozigotik
dan 15% pada kembar dizigotik
TEORI PSIKOANALITIK
Teori psikoanalitik menghipotesiskan
bahwa ansietas adalah gejala dari
konflik bawah sadar yang tidak
terselesaikan.
TEORI KOGNITIF-PERILAKU

 Penderita GAD berespons secara salah dan tidak


tepat terhadap ancaman
 Disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap
hal-hal negatif pada lingkungan, adanya distorsi
pada pemprosesan informasi dan pandangan yang
sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman.
KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IV-
TR)
A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan
yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari,
terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tentang
sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan
atau aktivitas sekolah).

B. Penderita merasa sulit mengendalikan


kekhawatirannya.
C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau
lebih dari enam gejala berikut ini :

1. Kegelisahan

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur,


atau tidur gelisah dan tidak memuaskan)
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada
gangguan aksis I.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik


menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis,
atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lain.

F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek


fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis
umum, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu
gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan
perkembangan pervasif.
KRITERIA GAD (PPDGJ-III)

Ansietas sebagai gejala primer, terjadi


hampir tiap hari selama beberapa minggu
sampai beberapa bulan, tidak terbatas
atau hanya menonjol pada keadaan
situasi tertentu (sifatnya “free floating”
atau mengambang)
Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :

 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa


seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik
 Overaktivitas otonomik
 Anak-anak : kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan somatik
berulang yg menonjol.
 Gejala lain yg sifatnya sementara (depresi, tdk
membatalkan diagnosis, selama tdk memenuhi
kriteria lengkap episode depresif,
 ansietas fobik, serangan panik, atau obsesif-
kompulsif.
GAMBARAN KLINIS
 Gejala utama: anxietas, ketegangan motorik,

hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara
kognitif.
 Kecemasan : bersifat berlebihan dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien.
 Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, dan
sakit kepala.
• Hiperaktivitas autonom : pernafasan yang pendek,
berkeringat, palpitasi dan disertai gejala saluran
pencernaan.
• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas.
DIAGNOSIS BANDING
 Kecemasan akibat kondisi medis umum.
 Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat:
intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus
zat atau obat.
 Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif,
hipokondriasis, gangguan somatisasi,  gangguan
penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.
 Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan dengan GAD,
sering terdapat bersama.
TERAPI
a) Farmakoterapi
b) Psikoterapi
Farmakoterapi
 Benzodiazepin
 Merupakan pilihan obat pertama
 Dimulai dengan pemberian dosis terendah
dan ditingkatkan sampai mencapai respon
terapi
 Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu
dilanjutkan dengan masa tapering off
selama 1-2 minggu.
Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DiazepinLoviumStesolid Tab. 2-5 mgTab. 2-5 10-30 mg/h


mgTab. 2-5 mgAmp.
10mg/2cc

2. Chlordiazepoxide CetabriumArsitranTensi Drg. 5-10 mgTab. 5 15-30 mg/h


nyl mgCap. 5 mg

3. Lorazepam AtivanRenaquil Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 2-3 x 1 mg/h


mg

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam XanaxAlganax Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,75-1,50 mg/h


0,25-0,5 mg

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h


 Buspiron

 Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif


dibanding gejala somatik pada GAD
 Tidak menyebabkan withdrawal
 Kekuranganefek klinik terasa setelah 2-3
minggu
 Dapat dilakukan penggunaan bersama
benzodiazepin dengan buspiron—dilakukan
tapering off benzodiazepin setelah 2-3minggu
disaat efek buspiron mencapai maksimal
 SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE
INHIBITOR)
 Sertralin dan paroxetin lebih baik daripada
fluoksetin
 Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan
anxietas sesaat
 SSRI efektif terutama terhadap pasien GAD
dengan riwayat depresi
PSIKOTERAPI
 Terapi kognitif-perilaku
 Pendekatan kognitif mengajak pasien secara
langsung mengenali:
 Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku
 Gejala somatik secara langsung
 Teknik utama pada pendekatan behavioral
adalah relaksasi dan biofeedback.
 Terapi suportif
 Memberikan reassurance dan kenyamanan pada
pasien
 Menggali potensi yang ada dan belum tampak
 Mendukung egonya
 Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi sosial dan pekerjaaan
 Psikoterapi Berorientasi Tilikan
 Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan
konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi
objek, serta keutuhan self pasien
 Untuk memperkirakan sejauh mana pasien
dapat diubah menjadi lebih matur
 Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar
pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.
Prognosis
 Gangguan cemas menyeluruh merupakan
suatu keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup.
 Sebanyak 25 % penderita GAD akhirnya
mengalami gangguan panik, juga dapat
mengalami gangguan depresi mayor.
- TERIMA KASIH -

26

Anda mungkin juga menyukai