Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Trauma sistem muskuloskletal sering tampak dramatis dan ditemukan pada
85% penderita trauma tumpul, tetapi jarang menjadi penyebab ancaman nyawa atau
ancaman ekstremitas. Trauma muskuloskletal akan memberikan dampak pada kondisi
cedera. Menurut WHO, kondisi cedera menjadi masala utama keseatan masyarakat
di seluru dunia dan lebi dari dua per tiga dialami ole negara berkembang.
!ematian akibat cedera diproyeksikan meningkat dari 5," juta menjadi 8,# juta $%,&%
dari kematian secara keseluruan' dan diestimasi menempati peringkat ketiga
disability adjusted life years $()*+s' pada taun &,&,.
Masala cedera memberikan kontribusi pada kematian sebesar "5%, beban
penyakit &5% dan kerugian ekonomi 5% dari growth development product $-(.'. (i
/ndonesia, kerugian ekonomi akinat cedera kususnya lalu lintas diperkirakan sebesar
&,%% dari pendapatan domestik bruto0 .(1. !ecelakaan lalu lintas merupakan
penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluru dunia, yaitu menempati urutan ke2%
pada ()*+s dan diperkirakan akan menempati peringkat ke23 di taun &,&,4
sedangkan di negara berkembang menempati urutan ke2&. 5edera akibat kecelakaan
lalu lintas adala penyebab utama kematian dan kecacatan secara umum terutama di
negara berkembang. (i /ndonesia, kecelakaan lalu lintas merupakan sala satu
prioritas penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan !epmenkes
""60Menkes07!08///0&,,3. Menurut 7ur9ei !eseatan :uma Tangga $7!:T',
kematian akibat kecelakaan lalu lintas di /ndonesia menunjukkan kecenderungan
yang meningkat, yaitu dari "% pada taun "%864 menjadi ",5% pada taun "%%&4
",%% pada "%%54 3,5% pada "%%84 dan menjadi 5,;% pada &,,". (i /ndonesia
2
sebagian besar $;,%' korban kecelakaan lalu lintas adala pengendara sepeda motor
yang berusia produkti< $"5255 taun' dan berpengasilan renda.
!ecelakaan lalu lintas merupakan gabungan $komposit' dari tiga jenis
kecelakaan, yaitu kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara. (ari ketiga penyebab
kecelakaan tersebut proporsi yang paling dominan adala kecelakaan lalu lintas darat.
.roporsi cedera akibat kecelakaan lalu lintas di /ndonesia sebesar &;% dari
semua cedera pada semua kelompok umur. )dapun menurut asil 7!:T, pre9alensi
cedera akibat kecelakaan lalu lintas didapatkan sebesar 3% dari seluru populasi =awa
1ali. .roporsi asil :iset !eseatan (asar $:iskesdas' taun &,,; sedikit lebi
renda apabila dibandingkan dengan >ikaragua $&%%' dan /ndia $3"%'. )ngka
proporsi kecelakaan lalul lintas tersebut lebi tinggi jika dibandingkan proporsi
secara global di dunia yaitu sekitar &&, 8%.
Tingginya angka proporsi cedera akibat kecelakaan lalu lintas di /ndonesia
disebabkan ole berbagai <aktor, antara lain meningkatnya jumla kendaraan
bermotor dari taun ke taun, perilaku pengemudi dan rendanya pemakaian alat
pelindung diri $).('.
(ata kepolisian menyebutkan bawa penambaan kendaraan bermotor di
/ndonesia sekitar 52",% per taun dan angka kejadian kecelakaan sekitar 3&,#% dari
semua kendaraan pada taun &,,#. .erkembangan sistem lalu lintas kendaraan
bermotor mengindikasikan adanya peningkatan kejadian kecelakaan lalu lintas. .ada
taun &,,#, penambaan 9olume kendaraan meningkat secara cepat terutama sepeda
motor dengan populasi sebesar 6%,3% dari seluru kendaraan bermotor yang ada.
!ontribusi sepeda motor teradap kecelakaan secara nasional sebesar 8,,3%
$(itlantas .O*:/, &,,6'.
Menurut karakteristik responden, cedera akibat kecelakaan lalu lintas
memperliatkan pola sebagai berikut? mayoritas terjadi pada kelompok dewasa $"52
3
5% taun', lebi banyak pada laki @ laki, kebanyakan status sebagai menantu dan
sebagai kepala keluarga $!!' dengan tingkat pendidikan tinggi, pada umumnya
bekerja sebagai pegawai. (ata dari =asa Marga juga mengatakan bawa risiko
kecelakaan lalu lintas dipengarui ole umur dan jenis kelamin.
Hampir 5,% kematian global terjadi pada golongan dewasa dengan kisaran
umur "# @ ## taun dan menimpa laki @ laki ampir tiga kali lebi besar
dibandingkan perempuan dewasa, yang merupakan kelompok usia produkti< dimana
mempunyai mobilitas lebi tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lain. *aki @
laki mayoritas banyak berakti9itas di luar ruma untuk bekerja seingga mempunyai
risiko lebi tinggi mengalami cedera.
Menurut :iyadina dkk, pola bagian tubu yang cedera akibat kecelakaan lalu
lintas sama dengan pola cedera sebelumnya yakni sebagian besar cedera terdapat
pada kaki kemudian diikuti bagian tangan, kepala dan badan4 sedangkan jenis luka
terbanyak adala luka lecet, diikuti memar, luka terbuka dan terkilir atau teregang.
Hasil penelitian di ruma sakit lima pro9insi di /ndonesia menunjukkan bawa bagian
tubu yang cedera paling banyak di kepala, kaki dan tangan. Meliat jenis lukanya,
maka cedera akibat kecelakaan lalu lintas menunjukkan cedera yang lebi serius
dibandingkan dengan cedera akibat al lain $proporsi luka terbuka &6,;%, pata
tulang 8,5%, dan0 atau anggota gerak putus "%'. Hal tersebut menggambarkan bawa
cedera akibat kecelakaan lalu lintas lebi membutukan tindakan pengobatan yang
lebi intensi< atau rawat inap di unit pelayanan keseatan, serta waktu pemulian
$sembu' yang lebi lama dan kemungkinan menimbulkan kecacatan.
.roporsi cedera pata tulang dan atau anggota gerak terputus akibat kecelakaan
lalu lintas sekitar %,"%, angka ini jau lebi tinggi apabila dibandingkan dengan
angka nasional $#,%%'. )dapun data menurut pro9insi, ternyata "5 pro9insi memiliki
angka proporsi yang lebi tinggi dari angka cedera pata tulang dan0 atau anggota
gerak terputus akibat kecelakaan lalu lintas nasional. Hal ini perlu mendapat
4
peratian yang lebi serius karena dampak dari keparaan cedera akibat kecelakaan
lalu lintas ini dapat menimbulkan kecacatan dan keterbatasan $disability'.
Tingginya angka keparaan cedera akibat kecelakaan lalu lintas juga dinyatakan
ole WHO memiliki tingkat <asilitas yang tinggi dan berdampaknya pada kecacatan
$disability'. .ola cedera pada pata tulang dan0 atau anggota gerak terputus akibat
kecelakaan lalu lintas lebi tinggi dialami ole anak laki @ laki $sesuai dengan junla
kasus', akan tetapi proporsinya tidak berbeda antara perkotaan dengan pedesaan.
5edera pata tulang dan0 atau anggota gerak terputus lebi tinggi pada laki @ laki
dikarenakan laki @ laki mempunyai kecenderungan mengalami kecealakaan $accident
prone' karena pada umumnya memiliki perilaku mengemudi dengan kecepatan
tinggi, seingga menyebabkan kecelakaan yang lebi <atal dibandingkan dengan
perempuan. Meskipun untuk jumla kasus cedera akibat kecelakaan lalu lintas lebi
besar di perkotaan, tetapi untuk keparaan cederanya menunjukkan proporsi yang
sama, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Ole karena itu, perencanaan program
penanganan cedera pata tulang dan0 atau anggota gerak terputus akibat kecelakaan
lalu lintas bisa diterapkan baik di wilaya perkotaan $urban' dan pedesaan $rural'.
1 . 2 Rumusan Masalah
(iliat dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masala penelitian yaitu
belum diketauinya .enatalaksanaan )suan !eperawatan pada .asien Araktur
Aemur di :uma 7akit Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
1. 3 Pertanyaan Penelitian
1agaimana .enatalaksanaan )suan !eperawatan pada .asien Araktur Aemur
di :uma 7akit Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"# C
1. !u"uan Penelitian
5
". #. " Tujuan Bmum
Tujuan penelitian ini adala menggambarkan .enatalaksanaan )suan
!eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit Bmum (aera
1):/ .alembang Taun &,"#.
". #. & Tujuan !usus
Tujuan penelitian ini secara kusus adala untuk menggambarkan ?
". .engkajian !eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit
Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
&. (iagnosa !eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit
Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
3. /nter9ensi !eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit
Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
#. /mplementasi !eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit
Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
5. Menge9aluasi !eperawatan pada .asien Araktur Aemur di :uma 7akit
Bmum (aera 1):/ .alembang Taun &,"#.
1. # Man$aat Penelitian
". 5. " 1agi Maasiswa
Memberikan pengetauan dan dapat mengaplikasikannya di lapangan yang
kemudian berguna dan berman<aat serta dapat menambakan wawasan.
". 5. & 1agi Tempat .enelitian
6
7ebagai baan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keseatan
dalam memberikan asuan keperawatan pada pasien post operasi <raktur <emur
". 5. 3 1agi 7T/! 1ina Husada
.enelitian ini dapat memberikan pengetauan tentang pemberian asuan
keperawatan pada pasien post operasi <raktur <emur. Hasil dari penelitian ini juga
dapat dijadikan sebagai baan ra<erensi bagi penelitian yang akan datang.
A. Ruang Lingku% Penelitian
.enelitian ini dilakukan pada bulan Aebruari &,"# di :uang :awat /nap 1eda
:uma 7akit Bmum (aera 1):/ .alembang. 7ampel yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu pasien post operasi <raktur <emur. Metodologi penelitian menggunakan
metode kualitati< dengan metode wawancara mendalam $indept interview'.
BAB II
!IN&AUAN PU'!A(A
&." .eran .erawat
&. ". " .engertian .eran
.eran adala tingka laku yang diarapkan ole seseorang teradap orang lain
teradap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengarui ole keadaan sosial baik pro<esi perawat maupun dari luar pro<esi
keperawatan yang bersi<at konstan. .eran pokok perawat antara lain adala caregiver
$pemberi asuan keperawatan', client advocate $ad9okat klien', counselor, educator
$pendidik', coordinator $koordinator' collaborator $koordinator', consultan
$konsultan' $>isya D Hartanti, &,"3'.
.eran perawat menurut konsorsium ilmu keseatan taun "%8% terdiri dari ?
7
". .eran sebagai pemberi asuan keperawatan
.eran sebagai pemberi asuan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperatikan keadaan kebutuan dasar manusia yang dibutukan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai tingkat kebutuan dasar manusia, kemudian dapat die9aluasi tingkat
perkembangannya. .emberi asuan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederana sampai dengan kompleks.
&. .eran sebagai edukator
.eran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam
meningkatkan tingkat pengetauan keseatan, gejala penyakit bakan
tindakan yang diberikan, seingga terjadi perubaan perilaku dari klien
keluarga setela dilakukan pendidikan keseatan.
3. .eran sebagai ad9okat klien
.eran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
mengiterpretasikan sebagai in<ormasi dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertaankan dan melindungi ak @ ak pasien yang meliputi ak atas
pelayanan sebaik @ baiknya, ak atas in<ormasi tentang penyakitnya, ak atas
pri9asi, ak untuk menentukan nasibnya sendiri dan ak untuk menerima
ganti rugi.
#. .eran sebagai koordinator
.eran dilaksanakan dengan mengarakan, merencanakan serta
mengordinasikan pelayanan keseatan dari tim keseatan seingga pemberian
pelayanan dapat terara serta sesuai dengan kebutuan klien.
8
5. .eran sebagai kolaborator
.eran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim keseatan
yang terdiri dari dokter, <isioterapis, ali giEi dan lain @ lain dengan berupaya
mengidenti<ikasikan pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. .eran sebagai konsultan
.eran disini adala tempat konsultasi teradap masala atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. .eran ini dilakukan atas permintaan
klien teradap in<ormasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
;. .eran sebagai pembaaru
.eran sebagai pembaaru dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubaan yang sistematis dan terara sesuai dengan pemberian
pelayanan keperawatan $Hidayat &,,%'.
&. ". & (e<inisi .erawat
.erawat adala seseorang yang berperan dalam merawat atau memeliara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan $Harley,
&,,6'.
(e<inisi perawat berdasarkan !eputusan Menteri !eseatan :epublik
/ndonesia >omor "&3%0Menkes07!0F/0&,," tentang :egistrasi dan .raktik
!eperawatan adala seseorang yang tela lulus pendidikan perawat baik di dalam
atau di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang @ undangan yang
berlaku.
9
7ecara sederana, perawat adala orang yang mengasu dan merawat orang
lain yang mengalami masala keseatan. >amun, pada perkembangannya, de<inisi
perawat semakin meluas. !ini, pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai
bagian dari tenaga keseatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
pro<esional. .erawat merupakan tenaga pro<esional yang mempunyai kemampuan,
tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan dan0 atau memberikan
perawatan kepada pasien yang mengalami keseatan $>isya D Hartanti, &,"3'
&. & )natomi dan Aisiologi Tulang
&. &. " )natomi Tulang
Tulang terdiri dari sel @ sel yang berada pada ba intra2 seluler. Tulang berasal
dari embrionic yaline cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi
tulang. .roses ini dilakukan ole sel @ sel yang disebut osteoblast. (alam tubu
manusia terdapat &,6 tulang yang dapat diklasi<ikasikan dalam lima kelompok
berdasar bentuknya, antara lain ?
". Tulang panjang $Aemur, Humerus' yang terdiri dari batang tebal panjang
yang disebut dia<isis dan dua ujung disebut epi<isis. (i sebela proksimal
dari epi<isis terdapat meta<isis. (iantara epi<isis dan meta<isis terdapat
daera tulang rawan yang tumbu, yang disebut lempeng epi<isis atau
lempeng pertumbuan. Tulang panjang tumbu karena akumulasi tulang
rawan di lempeng epi<isis. Tulang rawan digantikan ole sel @ sel tulang
yang diasilkan ole osteoblas dan tulang memanjang. 1atang dibentuk ole
jaringan tulang padat. Gpi<isis dibentuk dari spongy bone $cancellous atau
trabecullar'. .ada akir taun @ taun remaja tulang rawan abis, lempeng
epi<isis ber<usi dan tulang berenti tumbu. Hormon pertumbuan, estrogen
dan testoteron merangsang pertumbuan tulang panjang. Gstrogen, bersama
dengan testosteron, merangsang <usi lempeng epi<isis. 1atang suatu tulang
10
panjang memiliki rongga yang disebut kanalis medularis. Kanalis medularis
berisi sumsum tulang.
&. Tulang pendek $carpals' dengan bentuk yang tidak teratur, dan inti dari
cancellous $spongy' dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3. Tulang pendek datar $tengkorak' terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan
tulang concellous sebagai lapisan luarnya.
#. Tulang yang tidak beraturan $9ertebrata' sama seperti dengan tulang pendek.
5. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang
yang berdekatan dengan persediaan dan didukung ole tendon dan jaringan
<asial, misalnya patella.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. 7el @ selnya
terdiri atas tiga jenis dasar, yaitu osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas
ber<ungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang. )dapun
matriks tersusun atas %8% kolagen dan &% substansi dasar $glukosaminoglikan, asam
polisakarida' dan proteoglikan. Matriks merupakan kerangka dimana garam @ garam
mineral anorganik ditimbun.
7elanjutnya, osteosit adala sel dewasa yang terlibat dalam pemeliaraan <ungsi
tulang dan terletak dalam osteon $unit matriks tulang'. 7ementara osteoklas adala sel
multinuclear $berinti banyak' yang berperan dalam pengancuran, reabsorpsi dan
remodelling tulang.
Osteon merupakan unik <ungsional mikroskopis tulang dewasa. (i tenga
osteon terdapat kapiler. (ikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang
dinamakan lamella. (i dalam lamella terdapat osteosit, yang memperole nutrisi
melalui prosesus yang belanjut ke dalam kanalikuli yang alus $mengubungkan
pembulu dara sejau kurang dari ,," milimeter'.
11
Tulang diselimuti ole membran <ibrous padat yang dinamakan periosteum.
.eriosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbu, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligamen. .eriosteum mengandung sara<, pembulu
dara dan lim<atik. *apisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblas,
yang merupakan sel pembentuk tulang. Gndosteum adala membran 9askuler tipis
yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga @ rongga dalam tulang
kanselus. Osteoklast, yang melarutkan tulang untuk memeliara rongga sumsum,
terletak dekat endosteum dan dalam lacuna owsip $cekongan pada permukaan
tulang'.
12
7truktur tulang dewasa terdiri dari 3,% baan organik $idup' dan ;,,%
endapan garam. 1aan organik disebut matriks dan terdiri dari lebi dari %,%
&. &. & Aisiologi Tulang
". Aungsi tulang adala sebagai berikut ?
&. Mendukung jaringan tubu dan memberikan bentuk tubu
3. Melindungi organ tubu $misalnya jantung, otak dan paru @ paru' dan
jaringan lunak
#. Memberikan pergerakan $tempat melekatnya otot'
5. Membentuk sel @ sel dara mera didalam sumsum tulang belakang
6. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, <os<or
13
&. &. 3 Aemur
Merupakan tulang panjang dalam tubu yang dibagi atas Caput Corpus dan
collum dengan ujung distal dan proksimal. Tulang ini bersendi dengan acetabulum
dalam struktur persendian panggul dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut
$7yai<udin, 1.)5 "%%5'.
Aemur atau tulang paa adala tulang terpanjang dari tubu. Tulang itu bersendi
dengan asetabulum dalam <ormasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur
medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan
memiliki sebua batang dan dua ujung $G9elyn, &,,6'.
Tulang paa atau tungkai atas merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada
tubu yang termasuk seperempat bagian dari panjang tubu. Tulang paa terdiri dari
3 bagian, yaitu epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis distalis.
14
1. Epiphysis proximalis
Bjung membuat bulatan &03 bagian bola disebut caput femoris yang punya
facies articularis untuk bersendi dengan acetabulum ditenganya terdapat
cekungan disebut fovea capitis. 5aput melanjutkan diri sebagai collum
femoris yang kemudian disebela lateral membulat disebut throcantor major
ke ara medial juga membulat kecil disebut trochantor minor. (iliat dari
depan, kedua bulatan major dan minor ini diubungkan ole garis yang
disebut linea intertrochanterica $linea spiralis'. (iliat dari belakang, kedua
bulatan ini diubungkan ole rigi disebut crista intertrochanterica. (iliat
dari belakang pula, maka disebela medial trochantor major terdapat
cekungan disebut fossa trochanterica.
2. Diaphysis
Merupakan bagian yang panjang disebut corpus. .enampang melintang
merupakan segitiga dengan basis mengadap ke depan. Mempunyai dataran
yaitu facies medialis facies lateralis facies anterior. 1atas antara facies
medialis dan lateralis nampak di bagian belakang berupa garis disebut linea
aspera, yang dimulai dari bagian proHimal dengan adanya suatu tonjolan
kasar disebut tuberositas glutea. *inea ini terbagi menjadi dua bibit yaitu
labium mediale dan labium laterale, labium medial sendiri merupakan
lanjutan dari linea intertrochanrterica. !inea aspera bagian distal membentuk
segitiga disebut planum popliseum. (ari trochantor minor terdapat suatu garis
disebut linea pectinea. .ada dataran belakang terdapat foramen nutricium,
labium medial lateral disebut juga supracondylaris lateralis"medialis.
#. Epiphysis distalis
Merupakan bulatan sepasang yang disebut condylus medialis dan condylus
lateralis. (isebela proHimal tonjolan ini terdapat lagi masing2masing sebua
15
bulatan kecil disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis.
Epicondylus ini merupakan akir perjalanan linea aspera bagian distal diliat
dari depan terdapat dataran sendi yang melebar disebut facies patelaris untuk
bersendi dengan os. patella. $ntercondyloidea yang dibagian proHimalnya
terdapat garis disebut linea intercondyloidea.
&. 3 (e<inisi Araktur
Araktur adala rusaknya kontinuitas tulang, <raktur diakibatkan ole tekanan
eksternal yang lebi besar dari yang dapat diserap ole tulang. 1ila <raktur menguba
posisi tulang, struktur yang ada disekitarnya $otot, tendon, sara< dan pembulu dara'
juga mengalami kerusakan $*ynda, "%%%'.
Araktur adala pata tulang, biasanya disebabkan ole trauma atau tenaga <isik
$7yl9ia D *orraine, &,,5'.
Araktur adala terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Araktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebi besar dari yang dapat
diabsorbsinya $1runner D 7uddart, &,,6'.
Araktur merupakan istila dari ilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik
yang bersi<at total maupun sebagian. 7ecara ringkas dan umum, <raktur adala pata
tulang yang disebabkan ole trauma atau tenaga <isik. !ekuatan dan sudut tenaga
<isik, keadaan tulang itu sendiri, serta jaringan lunak di sekitar tulang akan
menentukan apaka <raktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap $Iairin >oor
Helmi, &,"&'.
&. 3. " =enis Araktur
16
)da beberapa jenis <raktur yaitu ?
". 1erdasarkan dengan keadaan klinis $luka yang ditimbulkan'
2 Araktur tertutup $close fracture'
Araktur tertutup adala <raktur dimana kulit tidak ditembus ole <ragmen
tulang seingga lokasi <raktur tidak tercemar ole lingkungan atau tidak
berubungan dengan luingkungan luar secara langsung.
2 Araktur terbuka $open fracture'
Araktur terbuka adala <raktur yang mempunyai ubungan dengan
lingkungan luar secara langsung melalui luka pada kulit dan jaringan
lunak, dapat berbentuk dari dalam $from within' atau dari luar $from
without'.
.ada <raktur terbuka digradasi menjadi ?
2 -rade / dengan luka bersi kurang dari " cm panjangnya,
2 -rade // luka lebi luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang
ekstensi<,
2 -rade ///, yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan
jaringan lunak ekstensi<, merupakan yang paling berat.
2 Araktur dengan komplikasi $complicated fracture'
Araktur dengan komplikasi adala <raktur yang disertai dengan
komplikasi misalnya mal%union, delayed union, non%union serta in<eksi
tulang.
&. 1erdasarkan bentuk pata tulang
17
2 Araktur complete
Araktur complete adala pata pada seluru garis tenga tulang dan
biasanya mengalami pergeseran $bergeser dari posisi normal'.
2 Araktur incomplete
.ada <raktur incomplete, pata anya terjadi pada sebagian dari garis
tenga tulang.
3. 1erdasarkan sudut patanya
2 Araktur trans9ersal
Araktur trans9ersal adala <raktur yang garis patanya tegak lurus
teradap sumbu panjang tulang. .ada <raktur semacam ini, segmen @
segmen tulang yang pata direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya
semula, maka segmen @ segmen itu akan stabil, dan biasanya dikontrol
dengan bidai gips.
2 Araktur kuminuti<
Araktur kuminuti< adala serpian @ serpian atau terputusnya keutuan
jaringan dimana terdapat lebi dari dua <ragmen tulang.
2 Araktur oblik
Araktur oblik adala <raktur yang garis patanya membentuk sudut
teradap tulang. Araktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
2 Araktur segmental
18
Araktur segmental adala dua <raktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisanya segmen sentral dari suplai daranya. Araktur
semacam ini sulit ditangani. 1iasanya, satu ujung yang tidak memiliki
pembulu dara akan sulit sembu dan mungkin memerlukan pengobatan
secara beda.
2 Araktur impaksi
Araktur impaksi atau <raktur kompresi. Araktur kompresi terjadi ketika
dua tulang menumbuk tulang yang berada diantaranya, seperti satu
9ertebra dengan dua 9ertebra lainnya $sering disebut dengan brust
<racture'. Araktur pada korpus 9ertebra ini dapat didiagnosis dengan
radiogram. .andangan lateral dari tulang punggung menunjukkan
pengurangan tinggi 9ertikal dan sedikit membentuk sudut pada satu atau
beberapa 9ertebra.
2 Araktur spiral
Araktur spiral timbul akibat torsi pada ekstremitas. Araktur @ <raktur ini
kas pada cedera terputar sampai tulang pata. +ang menarik adala
bawa jenis <raktur renda energi ini anya menimbulkan sedikit
kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat sembu dengan
immobilisasi luar.
19
#. 1erdasarkan penyebab
2 Araktur traumatik
(isebabkan ole trauma yang tiba @ tiba mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menaan trauma tersebut
seingga terjadi <raktur.
2 Araktur patologis
20
(isebabkan ole kelemaan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis
di dalam tulang. Araktur patologis terjadi pada daera @ daera tulang
yang tela menjadi lema karena tumor atau proses patologis lainnya.
Tulang seringkali menunjukkan penurunan densitas. .enyebab yang
paling sering dari <raktur @ <raktur semacam ini adala tumor, baik primer
maupun metastasis.
2 Araktur stress
(isebabkan ole trauma yang terus @ menerus pada suatu tempat tertentu.
5. 1erdasarkan pergeseran <ragmen tulang
2 Araktur undisplaced $tidak bergeser' ? garis pata lengkap tetapi kedua
<ragmen tidak bergeser dan periosteum masi utu.
2 Araktur displaced $bergeser' ? terjadi pergeseran <ragmen tulang yang juga
disebut lokasi <ragmen, terbagi atas ?
2 (islokasi ad longitudinam cum contractionum $pergeseran seara
sumbu dan overlapping'
2 (islokasi ad axim $pergeseran yang membentuk sudut'
2 (islokasi ad latus $pergeseran dimana kedua <ragmen saling
menjau'
&. 3. & Gtiologi
". !ekerasan langsung
21
!ekerasan langsung menyebabkan pata tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Araktur demikian sering bersi<at <raktur terbuka dengan garis pata
melintang atau miring.
&. !ekerasan tidak langsung
!ekerasan tidak langsung menyebabkan pata tulang di tempat yang jau dari
tempat terjadi nya kekerasan. +ang pata biasanya bagian yang paling lema
dalam jalur antaran 9ektor kekerasan.
3. !ekerasan akibat tarikan otot
.ata tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. !ekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan
penarikan.
&. 3. 3 .ato<isiologi
Tulang bersi<at rapu namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menaan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebi besar dari yang dapat
diserap ole tulang, maka terjadila trauma pada tulang yang mengakibatkan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. 7etela terjadi <raktur, periosteum dan
pembulu dara serta sara< dalam korteks, bone marrow dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. .erdaraan terjadi karena kerusakan tersebut dan
terbentukla ematoma di rongga medula tulang. =aringan tulang segera berdekatan
ke bagian tulang yang pata. =aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi
terjadinya respon in<lamasi yang ditandai dengan 9asodilatasi, eksudasi plasma dan
leukosit, serta in<iltrasi sel dara puti. !ejadian inila yang merupakan dasar dari
proses penyembuan tulang.
Aaktor @ <aktor yang mempengarui <raktur adala ?
". Aaktor Gkstrinsik
22
)danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung teradap
besar, waktu dan ara tekanan yang dapat menyebabkan <raktur.
&. Aaktor /ntrinsik
1eberapa si<at yang terpenting dari tulang yang menentukan daya taan untuk
timbulnya <raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelaan
dan kepadatan atau kekerasan tulang.
&. 3. # Mani<estasi !linis Araktur
". (e<ormitas
&. 1engkak
3. Gcimosis $memar'
#. 7pasme otot
5. >yeri
6. !urang0 ilang sensasi
;. !repitasi
8. .ergerakan abnormal
%. :ontgen abnormal
&. 3. 5 .enatalaksanaan Araktur
)da beberapa inter9ensi yang dilakukan pada <raktur <emur di bagian unit
gawat darurat.
". :eduksi dan immobilisasi <raktur
23
&. .emberian analgesik yang tepat dalam manajemen nyeri arus segera
diberikan. )pabila status emodinamik baik, maka pemberian narkotika
intra9ena biasanya dapat menurunkan respon nyeri.
3. .ro<ilaksis antibiotik
#. Trans<usi dara, terutama pada <raktur <emur terbuka dengan adanya
penurunan kadar emoglobin
5. *akukan pemasangan foley kateter
6. :adiogra<i arus segera dilakukan untuk mendeteksi patologi
;. !onsultasi ortopedi untuk inter9ensi reduksi terbuka
$Iairin >oor Helmi, &,"&'
&. 3. 6 Manajemen Araktur Terbuka
&. 3. ; .erangkat (iagnostik
&. 3. 8 .enyembuan Araktur
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubu yang lain. Araktur
merangsang tubu untuk menyembukan tulang yang pata dengan jalan membentuk
tulang baru diantara ujung pataan tulang. Tulang baru dibentuk ole akti9itas sel @
sel tulang.
=ika sala satu tulang suda pata, jaringan lunak sekitarnya juga rusak,
periosteum terpisa dari tulang, dan terjadi perdaraan yang cukup berat. 1ekuan
dara terbentuk pada daera tersebut. 1ekuan akan membentuk jaringan granulasi di
dalamnya dengan sel @ sel pembentuk tulang primiti< $osteogenik' berdi<erensiasi
menjadi kondroblas dan osteoblas. !ondroblas akan mensekresi <os<at, yang
24
merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal $kalus' di sekitar lokasi <raktur.
*apisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapisan kalus dari <ragmen
satunya, dan kemudian menyatu. .enyatuan dari kedua <ragmen $penyembuan
<raktur' terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula ole osteoblas, yang melekat
pada tulang dan meluas menyeberangi lokasi <raktur. .enyatuan tulang pro9isional ini
akan menjalani trans<ormasi metaplastik untuk menjadi lebi kuat dan menjadi lebi
terorganisasi. !alus tulang akan mengalami remodelling untuk mengambil bentuk
tulang yang utu seperti bentuk osteoblas tulang baru dan osteoklas akan
menyingkirkanbagian yang rusak dan tulang sementara $7yl9ia D *orraine, &,,5'.
)am*ar
%enyem*uhan
$raktur
&. 3. % .erawatan .asien Araktur Tertutup
&. 3. ", .erawatan .asien Araktur Terbuka
25
&. 3. "" !omplikasi
". !omplikasi )wal
2 !erusakan arteri
.ecanya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi,
kreatinin menurun, sianosis bagian distal, ematoma yang lebar dan
dingin pada ekstremitas yang disebabkan ole tindakan emergency
splinting, perubaan posisi pada yang sakit, reduksi dan pembedaan.
2 !ompartement &yndrom
!ompartement &yndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, sara< dan pembulu dara dalam jaringan parut.
/ni disebabkan ole perdaraan yang menekan otot, sara< dan pembulu
dara. 7elain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan
yang terlalu kuat
2 'at embolism syndrom
'at Embolism &yndrom $AG7' adala komplikasi serius yang sering
terjadi pada kasus <raktur tulang panjang. AG7 terjadi karena sel @ sel
lemak yang diasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran dara dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam dara renda yang ditandai dengan
gangguan pernapasan, takikardi, ipertensi, takipnea, demam.
2 /n<eksi
7istem pertaanan tubu rusak bila ada trauma pada jaringan. .ada
trauma orthopedic in<eksi dimulai pada kulit $superficial' dan masuk ke
dalam. /ni biasanya terjadi pada kasus <raktur terbuka, tapi bisa juga
karena penggunaan baan lain dalam pembedaan seperti pin dan plat.
26
2 (vas)uler ne)rosis
(vas)uler ne)rosis $)8>' terjadi karena aliran dara ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan
adanya *ol)man+s $schemia.
2 &hoc)
&hoc) terjadi karena keilangan banyak dara dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenisasi.
&. !omplikasi *ama
2 Delayed union
Delayed ,nion merupakan kegagalan <raktur berkonsolidasi sesuai
dengan waktu yang dibutukan tulang untuk menyambung. /ni disebabkan
karena penurunan suplai ke tulang.
2 -on%union
(isebut non%union apabila <raktur tidak sembu dalam waktu antara 6 @ 8
bulan dan tidak terjadi konsolidasi seingga terdapat pseudoarthrosis
$sendi palsu'. .seudoarthrosis dapat terjadi tanpa in<eksi tetapi dapat juga
terjadi bersama in<eksi yang disebut sebagai infected pseudoarthrosis
2 /al%union
/al%union merupakan penyembuan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubaan bentuk $de<ormitas'. /al%
union dilakukan dengan pembedaan dan reimobilisasi yang baik.
&. 3. "& O:/A
27
0pen 1edcution $nternal 'ixatie $O:/A' adala suatu jenis operasi dengan
pemasangan internal <iksasi yang dilakukan ketika <raktur tersebut tidak dapat
direduksi secara cukup dengan close reduction, atau ketika plaster gagal untuk
mempertaankan posisi yang tepat pada <ragmen <raktur $=on 5. )dams, "%%& dalam
.otter D .erry, &,,5'. Aungsi O:/A untuk mempertaankan posisi <ragmen tulang
agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergeseran. /nternal <iksasi ini berupa intra
medullary nail, biasanya digunakan untuk <raktur tulang panjang dengan tipe <raktur
tranvers.
)da dua komponen terpisa untuk suatu prosedur O:/A. +ang pertama adala
reduksi terbuka, yang mengacu pada proses operasi terbuka untuk mengatur tulang.
Operasi terbuka mungkim diperlukan bila pata tulang kompleks atau ada banyak
potongan tulang. (okter beda membuat insisi di wilaya istiraat untuk mengakses
tulang dan memanipulasi mereka kembali ke tempatnya, memeriksa dengan mesin H@
ray untuk mengkon<irmasi bawa <raktur tela sepenunya ditangani.
Aiksasi internal melibatkan penggunaan pin, piring dan sekrup untuk
memegang tulang di tempat. Hal ini dilakukan karena tulang tidak dapat
disembukan dengan casting atau belat saja. Aiksasi internal dilakukan secara
bersama sampai sembu. .enyembuan di monitor ole bantuan pencitraan medis,
untuk mengkon<irmasi bawa tulang disatukan, penyembuan secara merata dan
penyembuan dengan benar.
7etela tulang diatur dengan O:/A, pasien memiliki kesempatan untuk terlibat
dalam terapi <isik. >amun, ada pula masala yang muncul segera setela operasi
O:/A, seperti oedem atau bengkak, keterbatasan lingkup gerak sendi $kontraktur',
penurunan kekuatan otot, serta penurunan kemampuan <ungsionalnya yaitu berjalan
dikarenakan luka bekas uperasi dan luka bekas trauma. 1eberapa komplikasi lain
yang dapat timbul pasca operasi <raktur adala ?
". /n<eksi
28
/n<eksi terjadi karena masuknya mikroorganisme patogen ke dalam daera
<raktur dan karena <iksasi internal yang dipasang di dalam tubu pasien
mungkin tidak steril atau karena teknik, perlengkapan dan keadaan operasi
yang buruk. $)dam, "%%& dam .otter D .erry, &,,5'
2. Deep *enous 2rombosis $(8T'
(8T merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pasca operasi.
.enyebab utama (8T pada pasien pembedaan adala iperkoagulabilitas
dara, terutama akibat akti9asi <aktor F ole tromboplastin yang dilepas ole
jaringan yang rusak. Aaktor @ <aktor sekunder yang penting, seperti imobilisasi
yang lama, kerusakan endotel dan peningkatan jumla dan kelengketan
trombosit dapat diakibatkan ole cedera atau operasi. $)ppley, "%%5 dalam
.otter D .erry, &,,5'
&. # (e<inisi )suan !eperawatan
.roses !eperawatan adala serangkaian tindakan sistematis berkesinambungan,
yang meliputi tindakan untuk mengideti<ikasi masala keseatan indi9idu atau
kelompok, baik yang aktual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan
untuk menyelesaikan, mengurangi atau mencega terjadinya masala baru dan
melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan
keperawatan serta menge9aluasi keberasilan dari tindakan yang dikerjakan
$>ikmatur D 7ai<ul, &,"&'.
.roses asuan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaida @ kaida
keperawatan sebagai suatu pro<esi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
bersi<at umanistik, dan berdasarkan pada kebutuan objekti< klien untuk mengatasi
masala yang diadapi klien.
)suan keperawatan diberikan dalam upaya memenui kebutuan klien,
menurut )braam Maslow $&,,;' ada lima kebutuan dasar manusia yaitu ?
29
a. !ebutuan <isiologi meliputi oksigen, cairan dan nutrisi
b. !ebutuan rasa aman dan perlindungan
c. !ebutuan rasa cinta dan saling memiliki
d. !ebutuan akan arga diri
e. !ebutuan aktualisasi diri
&. #. " )skep Araktur Aemur
". .engkajian
Pengka"ian Im%likasi +an Hasil Pengka"ian
Pengka"ian a,al 2 (iagnosis medis dan jenis pembedaan yang
dilakukan
2 Bsia dan kondisi umum pasien, kepatenan jalan
naa<as, tanda @ tanda 9ital
2 )nestesi dan medikasi lain yang digunakan $misal ?
narkotik, relaksan otot, antibiotik'
2 5airan yang diberikan, keilangan dara dan
penggantian
2 7egala selang, drain, kateter atau alat bantu pendukung
lainnya
'istem Perna%asan 2 Obat anestesi tertentu dapat menyebabkan depresi
pernapasa. 7eingga perawat perlu mewaspadai
pernapasan yang dangkal dan lambat serta batuk yang
lema
2 .erawat mengkaji <rekuensi, irama, kedalaman
9entilasi pernapasan, kesimetrisan gerakan dinding
30
dada, bunyi napas, dan warna membran mukosa.
2 .erawat mengkaji kepatenan jalan napas pasien
'tatus sirkulasi 2 Masala sirkulasi yang sering terjadi adala
perdaraan
2 .erdaraan dapat menyebabkan turunnya tekanan
dara4 meningkatnya kecepatan denyut jantung dan
pernapasan4 denyut nadi lema4 kulit dingin, lembab,
pucat4 serta gelisa.
2 )pabila pendaraan terjadi secara eksternal, maka
perawat memperatikan adanya peningkatan drainase
yang mengandung dara pada balutan atau melalui
drain. )pabila perdaraan terjadi secara internal, maka
tempat pembedaan menjadi bengkak dan kencang
Res%-n .e+era 'irkulasi
2 :espons trombosis 9ena pro<unda $T8.' secara
pato<isiolagis dimulai dengan adanya in<lamasi ringan
sampai berat dari 9ena yang terjadi dalam kaitannya
dengan pembekuan dara.
2 .engkajian T8. adala dengan meliat tanda Homan
$dengan lutut <leksi, pasien mengelu nyeri pada beds
saat dorso<leksi kaki'
'tatus Neur-l-gi 2 Obat @ obatan, perubaan elektrolit dan metabolisme,
nyeri dan <aktor emosionaldapat mempengarui
tingkat kesadaran. 1ersamaan dengan ilangnya e<ek
anestesi, maka re<leks, kekuatan otot dan tingkat
orientasi pasien akan kembali normal.
2 .erawat mengkaji tingkat kesadaran pasien dengan
cara memanggil nama pasien dengan suara sedang
2 .erawat memperatikan apaka pasien berespon
31
dengan tepat atau terliat bingung dan disorientasi
2 .erawat dapat memeriksa re<leks pupil, re<leks
munta, dan mengkaji genggaman tangan serta
pergerakan ekstremitas pasien
Res%-n Nyeri 2 >yeri akut akibat insisi menyebabkan pasien gelisa
dan menyebabkan tanda @ tanda 9ital beruba
2 7kala nyeri merupakan metode e<ekti< bagi perawat
untuk mengkaji nyeri pascaoperati<, menge9aluasi
respon pasien teradap pemberian analgesik, dan
mendokumentasikan beratnya nyeri secara objekti<
(eseim*angan
/airan +an
elektr-lit
2 .asien beda berisiko mengalami ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. .erawat mengukur semua sumber
pengeluaran, termasuk urine, drainase luka
Integritas kulit0
k-n+isi luka +an
+rainase
2 .erawat mengkaji kondisi kulit pasien $kemeraan,
ptekie atau abrasi'
2 .erawat mengobser9asi, jumla, warna, bau dan
konsistensi drainase yang terdapat pada balutan
2 .erawat memperkirakan jumla drainase dengan cara
mencatat jumla kasa yang basa
1Ari$ 2 (umala0 23345
&. (iagnosa !eperawatan
2 >yeri berubungan dengan kerusakan neuromuskular pascabeda
2 Hambatan mobilitas <isik berubungan dengan penurunan intoleransi
akti9itas
2 :isiko teradap in<eksi berubungan dengan kerentanan teradap in9asi
bakteri $luka pascabeda'
2 !ecemasan berubungan dengan perubaan dalam konsep diri
32
3. /nter9ensi !eperawatan
2 >yeri berubungan dengan kerusakan neuromuskular pascabeda
2ujuan ? (alam waktu " H &# jam nyeri berkurang atau teradaptasi
Kriteria ? 2 TT8 dalam batas normal
2 >yeri di tingkat , atau " dari skala ,2#
/nter9ensi ?
Inter6ensi Rasi-nal
!aji kemampuan kontrol
nyeri pasien
1anyak <aktor <isiologi $moti9asi, a<ekti< dan
emosional' yang mempengarui persepsi nyeri.
!aji skala nyeri 7kala nyeri pascaoperati< tergantung pada persepsi
<isiologis dan psikologis indi9idu, toleransi yang
ditimbulkan untuk nyeri, letak insisi, si<at
prosedur dan kedalaman trauma beda.
*akukan manajemen nyeri
keperawatan ?
2 /stiraatkan pasien /stiraatkan secara <isiologis akan menurunkan
kebutuan oksigen yang diperlukan untuk
memnui kebutuan metabolisme basal.
2 )jarkan teknik relaksasi
pernapasan dalam saat
nyeri muncul
Meningkatkan asupan O& seingga menurunkan
nyeri sekunder dari iskemia spina.
2 )jarkan teknik distraksi
pada saat nyeri
(istraksi $pengalian peratian' dapat
menurunkan stimulus internal.
2 Manajemen lingkungan?
*ingkungan tenang,
batasi pengunjung dan
*ingkungan tenang akan menurunkan stimulus
nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan
membantu meningkatkan kondisi O& ruangan yang
33
istiraatkan pasien akan berkurang apabila banyak pengunjung yang
berada di ruangan. /stiraat akan menurunkan
kebutuan O& jaringan peri<er.
2 *akukan manajemen
sentuan
Manajemen sentuan pada saat nyeri berupa
sentuan dukungan psikologis dapat membantu
menurunkan nyeri. Masase ringan dapat
meningkatkan aliran dara akan membantu suplai
dara dan oksigen ke area nyeri.
2 Tingkatkan pengetauan
tentang penyebab nyeri
dan mengubungkan
berapa lama nyeri akan
berlangsung
.engetauan membantu mengurangi nyerinya dan
mengembangkan kepatuan pasien teradap
rencana terapeutik.
!olaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgesik
)nalgesik memblok lintasan nyeri, seingga nyeri
akan berkurang.
2 (e<isit perawatan diri yang berubungan dengan pembatasan akti9itas
yang ditentukan.
2ujuan ? klien dapat melakukan perawatan diri secara rutin $seari @ ari'
Kriteria ? 2 personal ygiene klien terjaga
2 !lien bisa melakukan personal ygiene $baik secara
mandiri maupun dengan bantuan'
Inter6ensi Rasi-nal
1ekerja sama dengan klien
untuk memprioritaskan
tugas @ tugas merawat diri.
!lien kemungkinan besar berpartisipasi dalam
akti9itas merawat diri yang berarti bagi dirinya.
Memprioritaskan akti9itas juga memberikan klien
34
rasa kontrol situasi $Mossey, "%8%'
(orong klien untuk
berpartisipasi dalam
melakukan tugas @ tugas
perawatan diri dengan
prioritas tertinggu untuk
kemungkinan luas yang
paling penu
Mencapai sukses pada beberapa tugas mendorong
klien untuk berusaa akti9itas lain, yang dapat
meningkatkan kemajuan merawat diri.
7ediakan terapi <isik $mis.
*atian :OM, instruksi
teknik pinda yang benar
dan penggunaan alat bantu'
Hal ini dapat membantu meningkatkan kekuatan
otot, daya taan dan mobilitas.
1eri jarak antar akti9itas
untuk memastikan periode
istiraat yang adekuat
Memberikan jarak antar akti9itas membantu
mengindari keletian dan memastikan energi
yang cukup untuk melakukan tugas @ tugas.
G9aluasi kemajuan
kemampuan, dan rujuk ke
pusat reabilitasi jika perlu
!lien memerlukan rujukan jika klien tidak mampu
untuk kembali ke kemampuannya yang terdaulu
dengan aman.
2 :isiko teradap in<eksi berubungan dengan kerentanan teradap in9asi
bakteri $luka pascabeda'
Inter6ensi Rasi-nal
35
2 !ecemasan berubungan dengan perubaan dalam konsep diri
2ujuan ? dalam "H&# jam tingkat kecemasan pasien berkurang atau ilang.
Kriteria evaluasi ?
2 .asien menyatakan kecemasan berkurang
2 .asien mampu mengenal perasaannya, dapat mengidenti<ikasi
penyebab atau <aktor yang mempengaruinya.
2 .asien kooperati< teradap tindakan
2 Waja rileks
Inter6ensi Rasi-nal
!aji tanda 9erbal dan
non9erbal kecemasan,
dampingi pasien dan
lakukan tindakan bila
menunjukkan perilaku
merusak
:eaksi 9erbal0 non9erbal dapat menunjukkan rasa
agitasi, mara dan gelisa yang akan
mempengarui posisi pasien pada bed seingga
mempunyai risiko jatu. )pabila perawat
mendapatkan gejala awal perubaan dari
non9erbal, maka perawat meminta bantuan dari
perawat lain di ruang pemulian untuk melakukan
<iksasi pada pasien.
Hindari kon<rontasi !on<rontasi dapat meningkatkan rasa mara,
menurunkan kerjasama dan memperlambat
penyembuan.
Tingkatkan kontrol sensasi
pasien
!ontrol sensasi pasien $dalam menurunkan
ketakutan dengan cara memberikan in<ormasi
tentang keadaan pasien, menekankan pada
36
perngargaan teradap sumber @ sumber koping
positi<, membantu latian relaksasi dan teknik @
teknik pengalian dan memberikan respon balik
yang positi<.
Orientasikan pasien terdap
prosedur rutin dan akti9itas
yang diarapkan
Orientasi dapat menurunkan kecemasan.
BAB III
ME!7D7L7)I PENELI!IAN
3. 1 Desain Penelitian
.enelitian ini menggunakan metode kualitati< dengan pendekatan <enomenologi
untuk menggambarkan penatalaksanaan asuan keperawatan pada pasien post
37
operasi <raktur di :7B( 1):/ .alembang. /n<ormasi yang didapat didasarkan atas
perspekti< in<orman $7tuebert D 5arpenter, "%%%'. 7tudi <enomenologi digunakan
untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menggambarkan penatalaksanaan
asuan keperawatan pada pasien post operasi <raktur di :7B( 1):/ .alembang
sesuai dengan perspekti< perawat pelaksana.
3. 2 In$-rman Penelitian
/n<ormasn dalam penelitian kualitati< dipili berdasarkan kemampuan dalam
memberikan in<ormasi tentang <enomena $Moleong, &,,#'. .enentuan in<orman
$sumber data' yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipili dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu $7ugiyono, &,"3'.
(alam proses penentuan sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya, dalam
sampel purposi9e besar sampel ditentukan ole pertimbangan in<ormasi. 7eperti yang
ditegaskan ole *incoln dan -uba $"%85' bawa Jif the purpose is to maximi3e
information then sampling is terminated when no new information is forth%coming
from newly sampled units4 thus redundancy is the primacy criterionK. Hal ini sejalan
dengan penjelasan 7. >asution $"%88' di dalam 7ugiyono $&,"3' bawa penentuan
unit sampel $in<orman' dianggap tela memadai apabila tela sampai pada tara<
JredudancyK $datanya tela jenu, ditamba sampel lagi tidak memberikan in<ormasi
yang baru', artinya bawa dengan menggunakan responden selanjutnya bole
dikatakan tidak lagi diperole tambaan in<ormasi baru yang berarti.
)dapun karakteristik atau ciri @ ciri in<orman yang sesuai dengan yang
diinginkan peneliti, yaitu?
". .erawat yang dinas $bertugas' di ruang beda :7B( 1):/ palembang
&. .erawat yang berpendidikan minimal (3
38
3. 1ersedia menjadi in<orman dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam
penelitian.
Bntuk keabsaan in<ormasi in<orman, peneliti menggunakan triangulasi sumber
dengan kriteria ?
". .asien yang sedang0 perna di rawat di ruang beda :7B( 1):/ .alembang
&. .asien bersedia menjadi in<orman dan dapat memberikan in<ormasi yang
diperlukan.
3. 2. 1 8aktu +an !em%at Penelitian
.enelitian ini dilakukan di :7B( 1):/ .alembang. )lasan pemilian :7B(
1):/ .alembang sebagai tempat penelitian adala :7B( 1):/ adala sala satu
:uma 7akit Bmum (aera yang berada di .alembang dengan karakteristik
masyarakat yang memiliki kompleksitas situasi dalam perawatan post operasi <raktur.
3. 2. 2 Pertim*angan Etik
(alam melakukan penelitian, peneliti berpedoman pada etika penelitian, yaitu ?
". $nformed consent, al ini ditujukan agar partisipan dalam penelitian ini
mengetaui maksud dan tujuan penelitian. .etugas keseatan yang mau dan
bersedia menjadi in<orman dalam penelitian ini menandatangani lembar
$nformed consent yang disediakan. =ika petugas keseatan menolak untuk
menjadi in<orman, maka peneliti pun tidak memaksakan.
&. .rivacy, sebelum melakukan wawancara peneliti meminta iEin terlebi
daulu kepada in<orman untuk mewawancarai secara mendalam tentang
39
peran petugas keseatan dalam memberikan asuan keperawatan padap
pasien <raktur <emur.
3. Confidentially, in<ormasi yang diberikan ole in<orman dijaga
keraasiaannyaole peneliti. /n<ormasi tersebut anya diketaui ole
peneliti dan pembimbing atas persetujuan in<orman dan anya sekelompok
data tertentu yang disajikan sebagai asil penelitian, kemudian riset
pengumpul data diancurkan jika tidak diperlukan lagi.
#. &elf determination, in<orman bisa mengajukan keberatan dan
mengundurkan diri untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
5. (nominity $tanpa nama', untuk menjaga keraasiaan identitas in<orman,
maka peneliti tidak mencantumkan nama asli in<orman melainkan peneliti
menggunakan kode atau inisial untuk menunjuk in<orman.
6. .rotection from discomfort, peneliti berusaa menjaga kenyamanan
in<orman dengan melakukan wawancara ditempat yang diinginkan
in<orman dan waktu yang ditentukan ole in<orman.
.eneliti mengajukan surat permoonan kepada !epala :7B( 1):/ .alembang
untuk mendapatkan persetujuan penelitian. 7etela mendapat persetujuan peneliti
memulai penelitian. .enelitian ini mengangkat )suan !eperawatan pada .asien
Araktur Aemur di :7B( 1):/ .alembang Taun &,"3.
7elanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon
in<orman. 7etela in<orman menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian, maka in<orman menandatangani surat persetujuan in<orman $informed
consent', tetapi jika partisipan menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak memaksa
dan tetap mengormati ak @ aknya.
40
Bntuk menjaga keraasiaaan identitas in<orman, maka pada lembar
pengumpulan data peneliti anya menggunakan nomor kode seingga keraasiaan
in<orman dapat terjaga. 7eluru in<ormasi yang diperole anya akan digunakan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan keseatan dan tetap menjaga
keraasiaannya.
7elanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan in<ormasi.
7elama pengambilan data, peneliti berusaa menjaga kenyamanan in<orman dengan
melakukan wawancara ditempat yang diinginkan in<orman dan waktu yang
ditentukan in<orman.
3. 2. 3 Met-+e0 Alat +an Pr-se+ur Pengum%ulan Data
1. Met-+e Pengum%ulan Data
.eneliti menggunakan metode wawancara mendalam $indept inter9iew'
dan obser9asi dalam penelitian ini. Wawancara mendalam dipili dalam
penelitian ini untuk mengeksplorasi secara mendalam makna @ makna
subjekti< yang dipaami in<orman terkait dengan peran petugas keseatan
dalam melaksanakan asuan keperawatan pada pasien <raktur <emur.
Wawancara itu sendiri adala percakapan dengan maksud tertentu.
.ercakapan itu dilakukan ole dua piak, yaitu pewawancara
$inter9iewer' yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
$inter9iewee' yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu $Moleong,
&,""'. (alam al ini wawancara dilakukan untuk memperole in<ormasi
tentang peran petugas keseatan dalam melakukan asuan keperawatan
pada pasien <raktur <emur. 1entuk pertanyaan terbuka ini dipili
berdasarkan <enomena di lapangan dan berdasarkan studi literatur bawa
in<ormasi yang digali bersi<at mendalam sesuai dengan sudut pandang
in<orman seingga in<orman memiliki kebebasan dalam memberikan
in<ormasi.
41
.eneliti juga melakukan pengamatan atau obser9asi selama rposes
pengumpulan data. Menurut >otoatmojo $&,",' pengamatan dalam
penelitian adala suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi meliat dan mencatat jumla dan tara< akti<itas tertentu yang ada
ubungannya dengan masala yang diteliti. Obser9asi dilakukan peneliti
untuk membandingkan pernyataan in<orman dengan kenyataannya dan
untuk mendapatkan in<ormasi yang mungkin tidak didapat dalam proses
wawancara.
2. Alat Pengum%ul Data
)lat pengumpulan data dalam penelitian ini adala peneliti sendiri,
pdoman wawancara, catatan lapangan dan tape recorder.
3. Pr-se+ur Pengum%ulan Data
.elaksanaan pengumpulan data dilakukan setela mendapatkan iEin
secara tertulis atau lisan dari piak :7B( 1):/ .alembang. 7elanjutnya
peneliti bekerjasama dengan perawat yang bertugas di ruang perawatan
beda. 7etela diidenti<ikasi, peneliti memastikan bawa in<orman sesuai
dengan karakteristtik atau ciri yang diinginkan. *incoln dan -uba dalam
7anapia Aaisal, mengemukakan ada tuju langka dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitati<, yaitu ?
". Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
&. Menyiapkan pokok @ pokok masala yang akan menjadi baan
pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
#. Melangsungkan alur wawancara
42
5. Mengkon<irmasikan iktisar asil wawancara dan mengakirinya
6. Menuliskan asil wawancara ke dalam catatan lapangan
;. Mengidenti<ikasi tindak lanjut asil wawancara yang tela diperole
3. 2. Pr-se+ur Peng-lahan +an Analisa Data
.engolaan data pada penelitian ini dimulai mendokumentasikan data dengan
menata data @ data asil wawancara berupa kaset rekaman, catatan lapangan dan
print out transkrip. !emudian pemberian kode untuk memudakan peneliti dalam
analisa data untuk membedakan in<ormasi dari masing @ masing in<orman. Misal,
memberikan kode / @ ", / @ & , dst $atau inisial nama' pada in<orman. )dapun tujuan
pemberian tanda kusus untuk membedakan istila atau catatan lapangan.
.rosedur analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membaca
transkrip secara berulang @ ulang dan teliti untuk mendapatkan pemaaman tentang
<enomena yang dialami dalam penatalaksanaan asuan keperawatan post operasi
<raktur <emur. !emudian peneliti mengidenti<ikasi kata kunci yang terdapat pada
setiap kalimat dan memberikan tanda garis bawa. 7elanjutnya peneliti melakukan
interpretasi atau mengambil arti dari kata kunci yang merupakan pernyataan in<orman
yang signi<ikan untuk menemukan kategori. 7elanjutnya, kategori @ kategori
3. 2. # (ea*sahan Data
Tingkat keabsaan data asil penelitian berpegang pada empat kriteria yang
digunakan yaitu derajat credibility, transferability, dependability dan confirmability.
". Credibility, pada kriteria ini menunjukkan apaka kebenaran asil
penelitiandapat dipercaya dalam mengungkapkan penemuan yang dapat
43
dicapai dan kenyataan yang sesunggunya dalam wawancara. Bntuk
menunjukkan derajat kepercayaan asil @ asil penemuan dengan cara ?
2 *ama penelitian, yaitu dengan memperpanjang masa pengamatan
memungkinkan peningkatan derajat kepecayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji
in<ormasi dari in<orman dan untuk membangun kepercayaan para
in<orman teradap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2 Obser9asi, yang detail yaitu dengan pengamatan yang terus menerus,
untuk menemukan ciri @ ciri dan unsur @ unsur dalam situasi yang
sangat rele9an dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta
memusatkan diri pada al @ al tersebut secara rinci.
2 2riangulasi, yaitu pemeriksaaan keabsaan data yang meman<aatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding teradap data tersebut.
2 .eer debriefing, yaitu mengekspos asil sementara atau asil akir
yang diperole dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan @ rekan
sejawat.
2 Mengadakan member chec), yaitu dengan menguji kemungkinan
dugaan @ dugaan yang berbeda dan mengembangkan perjanjian @
perjanjian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada
data, serta dengan mengajukan pertanyaan @ pertanyaan tentang data
yang tela diperole pada in<orman.
&. 2ransferability, kriteria ini menunjukkan apaka asil penelitian ini dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada semua situasi. Bntuk melakukan
pengalian tersebut peneliti endaknya mencari dan mengumpulkan
kejadian empiris tentang kesamaan konteks.
44
3. Dependability, pada kriteria ini menunjukkan apaka asil penelitian
mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data,
membentuk dan menggunakan konsep @ konsep ketika membuat intepretasi
untuk menarik kesimpulan.
#. Confirmability, artinya data yang diperole arus objekti<, agar asil
penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana asil penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan,
dengan tujuan agar asil dapat lebi objekti<. Bntuk itu asil penelitian ini
nantinya akan diperiksa ole orang lain yang tidak ikut dalam proses
penelitian ini $Moleong, &,",'.
DA9!AR I'I
wahyuwahid.fles.wordpress.com/2011/12/fractur-femur.doc
htt%:;;sikka*-la.$iles.,-r+%ress./-m;2312;3<;3<2<12=3>11=anat-mi+anh2."%g?
,@#24
htt%:;;,,,.sri+ianti./-m;/+n;,%A/-ntent;u%l-a+s;2311;34;)am*arA.2A!ulangA
kerasAter+iriAatasAselAselAhi+u%AyangA+ise*utA-ste-sit."%g
htt%:;;*u+isma.,e*.i+;$ungsiA+anAklasi$ikasiAtulangAmanusia;
Bairin n--r helmi0 23120 salem*a me+ika0 "akarta selatan0 *uku saku
ke+aruratan +i *i+ang *e+ah -rt-%e+i

Anda mungkin juga menyukai