Anda di halaman 1dari 31

Nama Mahasiswa : VIK SALAMANJA Tanggal : 21-05-2003

Ruangan / RS : Post natal / Perjan RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo



DATA UMUM KESEHATAN
1. Initial klien : Ny. N Umur : 30 Tahun
3. Alamat : Jl Pahlawan Terminal Panaikan
2. Status Obsetrikus : Nifas hari ke II P I A 0

NO
TIPE
PERSALINAN
BB
LAHIR
KEADAAN
BAYI
WAKTU
LAHIR
KOMPLIKASI
NIFAS
UMUR
SEKARANG
1. Partus aterm
(LBK)
3380 gr Menangis
spontan
Tidak ada 2 hari

3. Masalah kehamilan sekarang : Tidak ada
4. Riwayat persalinan sekarang : Kelahiran spontan
5. Riwayat Keluarga Berencana : Belum pernah mengikuti KB
6. Rencana Keluarga Berencana : Rencana mau ikut kontransepsi ( suntik/ Pil )


DATA POST NATAL
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg , N : 80/ menit, P : 28 / menit, S : 37 C
2. Keadaan umum : Baik.
3. Payudara :
Kesan umum : Normal, klien mengeluh nyeri dan tegang, Asi belum ada sehingga bayi
minum susu formula.
Putting susu : Putting susu pada kedua payudara tegak, terbentuk.
Abdomen
Keadaan : Lembek
Fundus uteri
TFU : 2 jari dibawah pusat
Posisi : Ditengah-tengah
Kontraksi : Baik
4. Lokia
Jumlah : 4 kali sehari bila basah
Warna : Agak kemerahan ( Lochia Rubra )
Konsistensi : Encer
Bau : Amis darah
5. Perineum
Keadaan : Ruptur tingkat II
Tanda REEDA : Tidak ada
Kebersihan : Daerah perineum dan sekitarnya nampak bersih
Hemoroid : Tidak ada
7. Eliminasi
Kesulitan BAK : Tidak ada ( BAK lancar )
Kesulitan BAB : Klien sudah 2 hari tidak BAB.
8. Ektremitas
Varises : Tidak ada
9. Pola tidur : Siang : Tidak teratur, semenjak kehamilan trimester III sampai kelahiran
bayinya : Siang : jam 14.00-15.00 , Malam : jam 24.00 05.00 , jadi total tidur ibu antara 5-6 jam (
Kurang )
10. Asupan nutrisi : Cukup, Klien mau makan ( tidak ada pantang )
11. Keadaan mental : Cukup baik, respon terhadap lingkungan sekitar cukup baik.
12. Penyesuaian dengan bayi : Klien tampak senang dengan kelahiran bayinya,
dengan cara menggendong bayinya, dan meneteki, walaupun ASI belum ada.
13. Data lain yang menunjang ;
R/:
- Tiwimox 3x1
- Alpain 3x1
- Inbion 1x1
- Methergin 3x1
- Rawat perineal
14. Rangkuman : Tanggal : 21-05-2003, Jam : Wita , ibu melahirkan seorang anak laki - laki
(aterm) umur kehamilan 39 - 40 minggui, dengan BB : 3380 gr ,PB : 47 cm.
Bayi dilahirkan dengan persalinan normal dengan posisi letak belakang kepala. Perdarahan post
partum 100 cc, perineum ruptur tingkat II, sudah dilakukan penjahitan.
Saat ini ibu mengeluh masih nyeri didaerah perineum/daerah bekas jahitan, ibu mengeluh sakit
kepala, bagian perut sudah tidak terlalu dirasakan sakitnya namun kadang kadang ada masih terasa
sakit, nyeri pada kedua payudara agak tegang, ibu juga belum mampu meneteki bayinya dengan
baik dan masih belum mampu merawat bayi sepenuhnya., anak tidak mau menyusui pada payudara
ibunya sehingga diberikan susu formula, ibu bertanya-tanya tentang bagaimana perawatan dirumah,
dan bagaimana merawat payudara. Klien juga mengeluh kurang waktu istirahatnya yaitu hanya 5 jam
sehari semenjak kelahiran bayinya




















KLASIFIKASI DATA


DATA SUBYEKTIF

DATA OBJEKTIF


Ibu mengatakan nyeri pada daerah bekas
robekan perineum.

Ibu mengeluh nyeri pada kedua payudara.

Ibu mengeluh bayinya menolak disusui,
karena ASI tidak ada.

Ibu sering bertanya bagaimana cara
merawat payudara adan bagaimana cara
meneteki yang baik.

Ibu mengeluh sakit kepala

Ibu mengeluh sangat lelah

Ibu bertanya bagaimana cara merawat bayi
dirumah.

Ibu mengatakan bahwa ada luka bekas
robekan perineum.

Ibu mengeluh jam tidurnya kurang hanya 5
jam/24 jam.

Ibu mengeluh sering terbangun pada
malam hari, karena anaknya sering
terbangun untuk disusui atau karena
popoknya basah.

Ibu menanyakan tentang keadaannya dan
bayinya

Ibu berharap cepat kembali kerumah


Nampak meringis pada saat memindahkan
badannya.
TFU : 2 jari dibawah pusat.
Posisi : Ditengah-tengah
Kontraksi : Baik

Tampak kedua payudara tegang dan keras.
Anak menolak untuk disusui karena ASI
belum ada , sehingga anak diberi susu
formula.

Tampak ibu bertanya-tanya tentang
perawatan ibu post partum dengan cara
merawat bayi.

Rawat gabung
Luka perineum derajat II, sudah dijahit
Dan di rawat dengan kompres bethadine.

Ibu nampak pucat
Ibu nampak lelah

Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 28x/menit
S : 37 C

Nampak banyak pengunjung yang datang.

Kelahiran anak pertama

Ibu tampak cemas









ANALISA DATA

NO
DATA ETIOLOGI MASALAH

1.






















2.






















3.










DS :
Ibu mengatakan nyeri pada daerah
bekas robekan perineum.
Ibu mnegeluh sakit kepala
DO :
Ada bekas luka robekan perineum
Luka perineum derajat II, sudah dijahit
dan di rawat dengan kompres
bethadin.
Nampak meringis pada saat
memindahkan badannya.
TFU : 2 jari dibawah pusat
Posisi : Ditengah-tengah
Kontraksi : Baik
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20x/menit
S : 37,3 C


DS :
Ibu mengeluh nyeri pada kedua
payudara.
Ibu mengeluh bayi menolak disusui
karena ASI tidak ada.
Ibu sering bertanya bagaimana cara
merawat payudara dan bagaimana
cara meneteki yang baik.
DO :
Tampak kedua payudara tegang dan
keras.
Anak menolak untuk disusui karena
ASI belum ada, sehingga diberi susu
formula.







DS :
Ibu bertanya bagaimana cara merawat
bayi dirumah
DO :
Tampak ibu bertanya-tanya tentang
perawatan ibu post partum dengan
cara merawat bayi.








Post Partum


Robekan Perineum
( Terputusnya continuitas
jaringan perineum )


Pelepasan Mediator kimia
(Bradikinin , histamin,
prostaglandin )


Merangsang saraf sensoris


Melalu proses :Transmisi
Transduksi modulsi



Dipersepsikan sebagai Nyeri
di CortekCerebri


Post partum


Peningkatan vaskularisasi
payudara



Duktus alveolar aktif / terisi
Asi


Pemanfaatan yang tidak
adekuat


Penumpukan Asi pada duktus
Alveolar


Penekanan syaraf sensoris


Ketidaknyamanan Payudara




Post Partum





























Gangguan Rasa nyaman
: Nyeri





















Ketidak nyamanan
payudara : Nyeri





















Kurangnya pengetahuan
tentang cara merawat Bayi
















4.















5.





DS :
Ibu mengeluh jam tidurnya kurang
yaitu hanya 5 jam/24 jam.
Ibu mengeluh sering terbangun pada
malam hari, karena anaknya sering
terbangun untuk disusui atau karena
popoknya basah.
DO :
Klien nampak pucat
Klien nampak lelah.
Nampak banyak pengunjung yang
datang.
Ibu tampak lelah

DS
Ibu menanyakan tentang keadaannya
dan bayinya
Ibu berharap cepat kembali kerumah
DO
Kelahiran anak pertama
Ibu tampak cemas


Perubahan peran


Kebutuahnan dukungan
meningkat
Sumber stress meningakat


Ketidak lengkapan informasi
tentang proses post partum


Kurangnya pengetahuan
tentang proses post partum


Post partum


Perubahan psikis


Peran baru sebagai ibu


Stress psikologis


Merangsang RAS


Perubahan pola istirahat
(Tidur)




Post Partum anak pertama


Perubahan peran


Kebutuahnan dukungan
meningkat
Sumber stress meningakat


Ketidak lengkapan informasi
tentang proses post partum


Kecemasan









































Perubahan pola istirahat
(Tidur).














Kecemasan
I M P L E M E N T A S I

DP HARI
TGL
JAM
IMPLEMENTASI

PARAF

1.























2.





















3.













Jumat
23-05-
2003





















Jumat
23-05-
2003



















Jumat
23-05-
2003











09.00




09.05




09.10


09.25


0935

09.45

10.00



10.05


10.10

10.20



10.30


10.40









10.20













1. Mengkaji derajat ketidak nyamanan melalui isyarat verbal dan non
verbal pada respon nyeri :
Klien mengatakan nyeri masih dirasakan
Susah bergeser karena sakit pada bagian perineum
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda REEDA
2. Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau
relaksasi yang tepat.
Klien mulai mengerti cara melakukan tehnik pernafasan yang benar
Mampu memposikan duduk santai
3. Melakukan tehnik Distraksi
Klien mau melakukan anjuran
Klien memfokuskan untuk menyusui bayinya.
4. Melakukan perawatan luka ruptur perineum
Luka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, luka agak kering
5. Menjelaskan fisiologi after Pain
Klien mengerti keadaan nyeri yang dialaminya.
6. Mengatur posisi berbaring dengan posisi miring
Klien banyak melakukan posisi miring kiri
7. Mengobsevasi tanda tanda vital : TD,N,P,S.
TD : 120/ 80, N : 80 x/i, P : 28 x/i,
T : 37
0
C

1. Mengkaji tingkat nyeri
Nyeri masih dirasakan, namun agak berkurang
Payudara tidak setegang semula
2. Menganjurkan untuk mengompres payudara dengan handuk basah
lebih kurang 15-30 menit
3. Mengajarkan Massase pada payudara agar Asi bisa keluar lancar
Asi mau keluar, anak bisa disusui dengan baik pada kedua payudara.
4. Menganjurkan pemberian kompres Air Dingin pada payudara yang
Bengkak
Payudara tidak terlalu bengkak seperti sebelumnya
5. Menganjurkan penggunaan Bra yang tepat
Ibu mengetahui manfaatnya dan mau melaksanakan anjuran







1. Mengajarkan perawatan payudara yang baik dan benar
Alat dan bahan :
" Handuk 2 buah.
" Minyak kelapa atau baby oil.
" Kapas.
" Waslap 2 buah
" Air hangat dan air dingin dalam tempatnya.
" Pompa (Tapple cuts).
" Kapas dalam air hangat (untuk membersihkan putting susu pada saat
sebelum dan sesudah menyusui.
Cara kerja :
" Mencuci tangan.
" Berdiri dibelakang ibu.
" Membuka baju ibu.
" 1 handuk dibelakang ibu dan 1 handuk lagi dibawah payudara.
" Ambil minyak, ratakan pada telapak tangan, berdiri dibelakng ibu, mulai
dari tengah samping 2 x dan dilepas 10-15 kali.
" Melakukan pengurutan dengan sisi tangan, jika payudara kanan tangan
kiri yang menahan dan tangan kanan yang mengurut kebawah dan




















































































































































































10.50




































sebaliknya pada payudara kiri.
" Menggunakan ruas tangan, caranya : sama dengan diatas.
" Dilakukan sebelum mandi, Diberi waslap yang sudah dibasahi air
hangat dan diusap melingkar, kemudian dengan air dingin, caranya
sama untuk tiap payudara. 5 x untuk tiap payudara dengan
menggunakan air dingin dan iar hangat.
" Membersihkan putting :
- Kapas + minyak dioleskan pada putting susu secara berputar.
- Jika sudah dikeringkan dan ibu dirapihkan, dapat langsung menyusui
bayinya.
- Perawat mencuci tangan.
2. Mendemonstrasikan cara menyusui yang baik dan benar.
Alat :
" Kursi
" Bantal atau selimut
Cara Kerja :
Duduk
" Ibu harus duduk dikursi dengan santai dalam posisi tegak.
" Supaya bayi bias ditidurkan diatas topangan tangan ibunya dengan
enak, maka perlu diganjal dengan bantal atau selimut yang dilipat.
Tangan sebelah yang lain memegang buah dada secara mengapit
dipangkal areola mammaedengan 2 jari, yaitu jari telunjuk dan ibu jari.
Jagalah supaya bayi dapat memasukkan papilla mammae sampai
dengan daerah areola mammae menutup hidung bayi.
" Lama menyusui sebelah mammae 5-10 menit.
" Selanjutnya agar bayi sendawa, bayi didudukkan setengah duduk
diatas pangkuan ibu atau didepan bahu kiri dengan menyandarkan dada
bayi kemudian ditepuk-tepuk dengan miring kekanan atau kekiri.
" Sebelum dan sesudah menyusukan ibu harus mencuci tangan dan
membersihkan mulut bayi dan buah dada.
Berbaring pada ibu yang lemah/sesudah melahirkan :
" Ibu berbaring pada sebelah mammae yang akan disusukan dan
punggung ibu diganjal dengan bantal.
" Lengan ibu pada sebelah mammae yang disusukan menopang bayi
mulai dari leher bayi, leher bayi terletak disendi siku lengan bawah,
kedudukan mulut bayi diatas dan disesuaikan dengan papilla mammae.
" Tangan ibu yang lain memambantu memasukkan papilla mammae
secara menjepit dengan telunjuk dan ibu jari agar supaya hidung bayi
tidak melekat pada mammae ibu.
" Lama menyusui 5-10 menit lalu diganti pada mammae sebelah.
" Kemudian bayi ditidurkan dengan posisi miring kekanan.
" Sebelum dan sesudah menyusui ibu mencuci tangan.
3. Menekankan pentingnya diet / nutrisi yang seimbang
" Klien mampu menyebutkan makanan yang bergizi yang dapat
dikonsumsi.
4. Menjelaskan perlunya pembersihan perianal serta penggantian balutan
" Klien mengungkapkan mengerti cara perawatan perianal.
5. Waspadakan klien untuk menghindari konstipasi , Bab teratur , laksative
ringan, dan pelunak faeces bila perlu.
" Klien sudah bisa BAB secara normal
6. Berdiskusi tentang lochea sampai 4 minggu
" Klien mulai mengerti tentang prubahan perubahan pengeluaran
cairan selama nifas.
7. Menjelaskan ambulasi dini : bangkit dan berjalan.
" Klien mengerti manfaat latihan ambulasi dini

8. Menekankan pentingnya rawat jalan, pasca post partum
" Klien cukup kooperatif, dan punya keingintahuan yang cukup tinggi
































4.
















5.

































Jumat
32-05-
2003














Jumat
23-05-
2003
































11.00


11.05


11.10


11.15


11.30




13.00





13.05


13.10

bagaimana cara merawat dirumah.

1. Mengkaji tingkat perubahan pola istirahat klien. Ibu mengatakan
istirahatnya berubah setelah kelahiran bayinya.
2. Menganjurkan kepada klien untuk tidur pada siang hari dan disaat bayi
tidur. Ibu mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.
3. Menganjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi makanan kecil pada
dan susu hangat pada malam hari sebelum tidur. Ibu mengatakan akan
mencobanya.
4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya pada sore atau malam
hari sebelum bayi tidur. Ibu mengatakan akan mengikuti anjuran
tersebut.
5. Membatasi pengunjung yang datang, dengan memberi waktu
kunjungan. Ibu mengatakan akan memberi pengertian kepada
keluarganya agar dating pada jam-jam besuk yang sudah ditetapkan.

1. Kaji tingkat kecemasan klien
Klien mengatakan kecemasannya karena belum mengetahui kondisi
bayinya.
Bertanya-tanya tentang kondisi bayinya mengapa anaknya tidak mau
menetek dan badannya terasa hangat (37,6
0
C)
2. Menjelaskan tentang kondisi bayinya sekarang
Bayi anda dirawat terasa hangat karena belum menetek secara adekuat
.
3. Beri mental support dari petugas dan dari keluarga
Memberi dukungan bahwa klien tidak sendiri dalam masalah ini
4. Beritahu hasil pemeriksaan yang didapatkan.
Tidak ada hal yang terlalu serius yang berkenaan dengan kondisi ibu
dan bayi.



13.25













CATATAN PERKEMBANGAN


DP
HARI
TGL

JAM

E V A L U A S I

PARAF

1.










2.











3.
















Sabtu
24-05









Sabtu
24-05-
2003









Sabtu
24-05-
2003














08.00










08.05











0825
















S :
" Nyeri masih dirasakan
" Susah bergeser karena sakit pada daerah perineum
O :
" Tidak ditemukan adanya tanda-tanda REEDA.
" Klien mulai mengerti cara melakukan tehnik pernafasan yang benar.
" Klien mampu melakukan duduk secara normal (santai).
A : Nyeri persisten
P : Lanjutkan intervensi 4,6,7

S :
" Nyeri masih dirasakan, namun agak berkurang.
" Payudara tidak setegang semula.
O :
" Asi sudah keluar, anak sudah bisa disusui dengan baik pada kedua
payudara ibu.
" Ibu mengetahui manfaat ASI dan mau melaksanakan anjuran petugas.
A : Nyeri pada kedua payudara berkurang, dan tidak setegang sebelumnya ,
sebagian masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

S :
" Ibu mengatakan mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan
" Ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran dari petugas.
O :
" Mampu memperagakan cara perawatan dan pengurutan payudara.
" Sudah bisa BAB secara normal.
" Mengerti cara perawatan perineum, cukup kooperatif, dan punya
keingintahuan yang cukup tinggi bagaimana cara merawat di rumah.
A : Kemampuan intelektual klien cukup tentang perawatan post partum
meningkat.
P : -

S :
" Ibu mengatakan jam tidurnya sudah mencukupi yaitu 6-8 jam sehari.
" Ibu sudah jarang terbangun pada malam hari, sebab ada suaminya dan
keluarga yang menemani bergantian untuk mengganti popok pada
malam hari.


4.













5.









Sabtu
24-05-
2003











Sabtu
24-05-
2003





08.30













08.40



O :
" Klien tidak pucat lagi.
" Klien nampak segar
" Pengunjung datang sesuai jam besuk.
A : Gangguan pola istirahat (tidur) dapat teratasi.
P : -

S : Klien mengatakan kecemasannya berkurang karena telah
mengetahui keadaannya dan bayinya.
Ibu mengetakan senang karena bayinya sudah mulai menetek
O : Keadaan baik
Ekspresi wajah ceria
Sementara harus dilakukan observasi
A : Kecemasan teratasi
P : - .
































Demikianlah penjelasan saya tentang Asuhan Keperawatan (askep) Maternitas Post Partum. Semoga
bisa bermanfaat bagi anda. apabila ada pertanyaan, komentar, atau saran, sirahkan tulisakan pada
kolom komentar di bawah. terima kasih. by http://nandarnurse.blogspot.com/


Read more: Asuhan Keperawatan (askep) Maternitas Post
Partum http://nandarnurse.blogspot.com/2013/03/asuhan-keperawatan-askep-
maternitas.html#ixzz3AohaJrDB
Under Creative Commons License: Attribution
Follow us: nHandar on Facebook

LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM (NIFAS)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2004:492)
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah
kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil).
(William,1995)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002)

2. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan berdiri
dan berjalan
b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh dengan
lama 6-8 minggu
c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

3. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat alat / organ reproduksi yaitu :
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran
(involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum menurut
masa involusi :
Tabel 1. TFU menurut masa involusi
(Bobak,20
04:493)
2) Vagina
dan
Perineum
Pada post
partum
terdapat
lochia
yaitu
cairan/sek
ret yang
berasal
dari kavum uteri dan vagina. Macam macam lochia :
INVOLUSI TFU BERAT UTERUS
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 cm di bawah umbilicus dengan
bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
1000 gram
1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan
simfisis pubis
500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram
a) Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari pasca
persalinan
b) Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke 3 7
pasca persalinan
c) Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7 14 hari
pasca persalinan
d) Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin)
terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari
ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi
gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya
karena menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin
sering menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.
b. Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa
sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi
diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selamawaktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
3) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya
diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu
dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
c. Sistem Perkemihan
1) Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni
sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan
edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
d. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir.
Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi
tidak hilang seluruhnya.



4. Patofisiologi (WOC)


5. Pemeriksaan penunjang
a. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b.Urine lengkap

6. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada jaringan
terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan atau sesudah
persalinan.

7. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang
senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Pengkajian Fisik
1) Riwayat kesehatan sebelumnya
2) Tanda-tanda Vital
3) Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management engorgement,
kondisi putting, pengeluaran ASI.
4) Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5) Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6) Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7) Rektum: hemoroid, dll.
8) Aktivitas sehari-hari.
b. Pengkajian Psikologis
1) Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.
2) Spesifik: depresi postpartum.
3) Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
2) Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
3) Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan
persalinan.
4) Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
5) Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, nyeri
episiotomi, penurunan aktivitas.
6) Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi tentang penanganan
postpartum.

3. INTERVENSI
Dx 1
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang
Kriteria hasil : skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai hilang, tidak
merasa nyeri saat mobilisasi , tanda vital dalam batas normal . S = 37 C . N = 80 x/menit , TD
= 120/80 mmHG , R = 18 20 x / menit
Intervensi :
a. Kaji ulang skala nyeri
R/ mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b. Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
R/ untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c. Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
R/ memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan mengurangi nyeri secara
bertahap.
d. Berikan kompres hangat
R/ meningkatkan sirkulasi pada perinium
e. Delegasi pemberian analgetik
R/ melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang
Dx 2
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat mencapai
kepuasan menyusui
Kriteria hasil : ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang
cukup.
Intervesi :
a. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
R/ membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar memberikan intervensi yang
tepat.
b. Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional : posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang dapat merusak dan
mengganggu.
c. Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
R/ agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.
Dx 3
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi
Kriteria hasil : dapat mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan resiko infeksi, tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
R/ untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi dengan tepat.
b. Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
R/ pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang menjadi tempat
berkembangbiaknya kuman.
c. Pantau tanda-tanda vital.
R/ peningkatan suhu > 38C menandakan infeksi.
d. Lakukan rendam bokong.
R/ untuk memperlancar sirkulasi ke perinium dan mengurangi udema.
e. Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
R/ membantu mencegah kontaminasi rektal melalui vaginal.
Dx 4
Tujuan : Kebutuhan ADL-nya dapat terpenuhi dengan kriteria :
Kriteria hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain, keadaan umum
baik, kekuatan otot baik
Intervensi:
a. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
R/ mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi kebutuhannya
b. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
R/ bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan
R/ keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi kebutuhan klien dan mempercepat
proses penyembuhan.

Dx 5
Tujuan : Gangguan eliminasi teratasi.
Kritenia hasil : Klien secara verbal mengatakan mampu BAB normal tanpa keluhan sesuai
pola.
Intervensi :
a. Kaji bising usus, diastasis recti.
R/ mengevaluasi fungsi usus. Diastasis recti berat menurunkan tonus otot abdomen yang
diperlukan untuk mengejan selama pengosongan.
b. Kaji adanya Hemoroid.
R/ hemoroid akan menyebabkan gangguan eliminasi.
c. Anjurkan diet makanan tinggi serat, peningkatan cairan.
R/ makanan tinggi serta dan peningkatan cairan merangsang eliminasi.
d. Anjurkan peningkatan aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi.
R/ membantu peningkatan peristaltik gastrointestinal.
e. Kolaborasi pemberian laksantif, supositona atau enema.
R/ meningkatkan untuk kembali ke kebiasaan defekasi normal dan mencegah mengejan atau
stress perianal selama pengosongan

Dx 6
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan pengetahuan ibu tentang perawatan dini dan bayi
bertambah
Kriteria hasil : mengungkapkan kebutuhan ibu pada masa post partum dan dapat melakukan aktivitas yang
perlu dilakukan dan alasannya seperti perawatan bayi, menyusui, perawatan perinium.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perawatan dini (perawatan perineal) perubahan fisiologi, lochea,
perubahan peran, istirahat, KB.
R/ membantu mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan dan berperan pada adaptasi
yang positif dari perubahan fisik dan emosional.
b. Berikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, ari, memandikan dan
imunisasi).
R/ menambah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehingga bayi tumbuh dengan baik.
c. Sarankan agar mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari.
R/ memperjelas pemahaman ibu tentang apa yang sudah dipelajari.




DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.


I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Nama klien : Ny. SR
2. Umur klien : 25 tahun 4 bulan (3-07-1979)
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Nama suami : Tn. Wahyunta
5. Umur suami : 29 tahun
6. Alamat : Sambiroto 2/1, Purwomartani, Kalasan, Sleman
7. Status perkawinan : Kawin
8. A g a m a : Islam
9. S u k u : Jawa
10. Pendidikan : SLTA
11. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
12. Diagnosa medik : Post partum hari ke-0
13. Tanggal masuk RS : 03-11-2004
14. No. RM : 00986926
15. Tgl Pengkajian : 03-11-2004

B. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.

C. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.

D. Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1. Lama persalinan:
a. Kala I 4 jam 20 menit
b. Kala II 5 menit
c. Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
2. Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
3. Tipe kelahiran spontan.
4. Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan analgesik dan anestesi.
5. Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum derajat I dengan jahitan dalam 1
luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.

E. Data Bayi Saat Ini
1. Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)
a. Berat badan : 3100 Gram.
b. Panjang badan : 45 Cm.
c. Lingkar kepala : 32 Cm.
d. Lingkar dada : 33 Cm.
e. Lingkar perut : 31,5 Cm.
f. Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.
2. Apgar Score

No Tgl/Jam Karakteristik Penilaian Menit 1 Menit 5
1. 3-11-2004 Denyut jantung 2 2
2. 06.25 WIB Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 1
4. Tonus otot 1 2
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

F. Keadaan Psikologis Ibu
Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah mengingat usia kehamilannya
lebih dari 9 bulan (45 minggu).

G. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, gula, atau penyakit
menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular.

H. Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan siklus 30 hari. Darah yang keluar
biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah, dengan bau amis. Hari pertama menstruasi terakhir (HPHT)
09-01-2004 dengan Hari perkiraan lahir (HPL) 16-10-2004.
Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal dan diekstraksii pada bulan
Maret 2004.

I. Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir spontan, di RS Dr Sardjito.

J. Review of System dan Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan tertatih-tatih.
2. Berat badan : 60 Kg.
3. Tinggi badan : 151 Cm.
4. Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24 kali/menit, S: 36,5
o
C.

No. Komponen Review of System Pemeriksaan Fisik
1. Kulit, rambut, kuku Ibu mengatakan setelah
melahirkan langsung dimandikan
oleh bidan, kuku sudah dipotong
sejak dari rumah.
Tidak ada keluhan.
Kulit bersih, turgor kulit baik, lembab,
rambut bersih tidak rontok, kuku rapi
dan pendek.
2. Kepala dan leher Ibu mengatakan tadi pagi sudah
mencuci muka sekalian mandi,
tidak ada keluhan.
Ekspresi wajah merintih ketika
bergerak atau duduk. Tampak lelah.
Tidak ada oedema, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan normal, kelenjar tiroid
tidak membesar, kelenjar limfe tidak
teraba, vena jugularis tidak
meningkat, tidak terdapat bekas
operasi.
3. Telinga Tidak ada keluhan. Bersih, discharge tidak ada,
pendengaran normal.
4. Mulut, tenggorokan,
hidung
Tidak ada keluhan. Bersih, tidak terdapat karies gigi,
tidak ada stomatitis, sekret hidung
bersih, tidak memakai alat bantu,
fungsi baik.
5. Thoraks dan paru-
paru
Tidak ada keluhan. Simetris kanan-kiri, tidak ada
ketinggalan gerak, paru dalam batas
normal, tidak terdengar suara nafas
tambahan.
6. Payudara Ibu mengatakan air susu sudah
keluar dan akan menyusui
bayinya setelah istirahat.
Lunak, puting susu menonjol keluar,
ASI sudah keluar.

7. Jantung Tidak ada keluhan. Tidak membesar, ictus kordis pada
ICS ke 5, tidak ada bising jantung.
8. Abdomen Ibu mengatakan perut terasa
mual-mual dan seperti dipelintir.

Terdapat striae gravidarum, tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
teraba lunak, peristaltik positif agak
lemah.
9. Genetalia Ibu mengatakan nyeri pada
daerah kemaluan terutama jika
untuk bergerak dan duduk, nyeri
tajam, perih, lokasi pada daerah
perineum, nyeri sedang skala 6.
Ibu menyatakan sudah buang air
kecil 1 kali.
Lochia jumlahnya sedang, warna
merah gelap, terdapat bekuan kecil.
10. Anus dan rektum Ibu mengatakan buang air besar
tadi malam sebelum melahirkan,
setelah melahirkan sampai
sekarang belum.
Terdapat ruptur perineum dengan
jahitan luar 1 jenis Zide.Luka tampak
basah.

11. Musculoskeletal Tidak ada keluhan. Refleks positif,, tidak ada varises,
tidak terjadi oedema, tanda-tanda
REEDA negatif, kekuatan otot 5,
ROM normal.

K. Riwayat Kesehatan

No. Komponen Hasil
1. Pola persepsi kesehatan-
pemeliharaan kesehatan
Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak pertamanya dulu
juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu merasa yakin atas kemampuannya
untuk merawat bayinya ini.
Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan, jika merasa
tidak enak badan juga langsung ke Puskesmas atau dokter praktek.

2. Pola nutrisi-metabolisme

Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari, selama hamil muda
merasa mual muntah tapi semakin bertambah usia kehamilan gejala
semakin hilang. Sekarang ibu sudah mulai makan makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
3. Pola aktifitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan aktivitas sehari-
hari apat dilakukan mandiri, sekarang ibu merasa lelah dan ingin tidur, juga
tampak berhati-hati ketika bergerak di tempat tidur.
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi sehingga aktivitas
kebersihan diri dibantu oleh keluarga.
4. Pola eliminasi Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak dan bak 6-8 kali
sehari selama hamil. Setelah melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali
tadi pagi.
5. Pola isitirahat-tidur

Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur siang selama 2 jam
dan malam tidur jam 21.00 WIB dan bangun pagi jam 04.30 WIB.
Semalam ibu tiak dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru setelah
bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur sebentar.
6. Pola persepsi-kognitif Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan. Ibu juga
mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang ini tidak disengaja karena
gagalnya IUD, tetapi ibu dan suaminya merasa senang juga dengan
kehadiran anak yang kedua ini.
7. Pola persepsi terhadap diri

Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan
meyakini bahwa semua tindakan itu adalah untuk mempercepat menolong
diri dan bayinya.
8. Pola hubungan-peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya yang selalu mendampingi. Ibu
mengatakan selama ini hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat
sekitar baik-baik saja.
9. Pola seksualitas-reproduksi

Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami untuk mengurangi
frekwensi hubungan seksual. Tidak ada gangguan dalam melakukan
akttifitas tersebut, juga tidak terjadi kontak bleeding.
10. Pola stress-koping Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-pelan, dan selalu minta
pertimbangan suami atau ibunya jika ada masalah atau harus mengambil
keputusan.
11. Pola kepercayaan-nilai-nilai Ibu berasal dari suku jawa dan beragama Islam sehingga kebudayaan
yang umum di masyarakat masih dilakukan seperti tujuh bulanan dan
selamatan. Ibu merasa sangat bersyukur bayinya dapat lahir selamat
mengingat usia kehamilan yang mundur.

L. Profil Keluarga
1. Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya. Jika ada apa-apa biasa
minta tolong kepada orang tuanya. Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik.
2. Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang. Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan.
3. Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan ventilasi dan
cahaya yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri. Jarak dengan tetangga dekat
dan tipe komunitas masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
4. Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya adalah seorang
pegawaii negeri sipil (Guru).
5. Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
6. Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan Rp 750.000.00.

M. Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana
Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak nyaman akhirnya
diekstraksi pada bulan Maret 2004. Ibu mengatakan berencana akan memakai IUD lagi.

N. Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya

Tanggal dan Jenis
Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dan Nilai
Normal
Interpretasi
Tanggal 03-11-2004
Lab. Darah :
HB
AL
AE
AT
HCT
Golongan Darah


9,9 (11,5-16,5)
13,3 (4-11)
4.35 (3,8-5,8)
152 (150-450)
30 (37-47)
AB


Turun
Naik
Normal
Normal
Turun

O. Terapi Medis yang Diberikan

Tanggal Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Indikasi Terapi
3-11-2004 Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah infeksi)
Asam Mefenamat
Emineton
Oral
Oral
3 x 500 Mg
1 x 1 tab.
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi anemia)

4-11-2004 Amoxycillin
Asam Mefenamat
Emineton
Oral
Oral
Oral
3 x 500 Mg
3 x 500 Mg
1 x 1 tab.
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi anemia)

5-11-2004 Amoxycillin
Asam Mefenamat
Emineton
Oral
Oral
Oral
3 x 500 Mg
3 x 500 Mg
1 x 1 tab.
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi anemia)


P. Analisa Data

Data Penyebab Masalah
DS:
Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama
jika untuk bergerak dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi
pada daerah perineum, nyeri sedang skala 6.
Ibu mengatakan perut terasa mual-mual dan seperti
dipelintir.
DO:
Tampak berhati-hati ketika bergerak di tempat tidur.
Ekspresi wajah merintih ketika bergerak atau duduk.
Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg , N: 84
kali/menit, R: 24 kali/menit, S: 36,5
o
C.

Agen injuri fisik
Kontraksi uterus
Nyeri akut
DS:
Ibu mengatakan terdapat luka di kemaluannya dan
Faktor risiko:
Trauma jaringan
Risiko infeksi
rasanya sakit.
DO:
Terdapat ruptur perineum derajat I dengan jahitan luar 1
Zide.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30

Tidak adekuatnya
pertahanan sekunder
tubuh
DS:
Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin tidur.
DO:
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi.
Tampak lemah.
Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh keluarga.

Kelelahan Defisit perawatan diri:
Mandi/kebersihan diri,
Toileting


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
2. Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan Kelelahan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
tubuh.




II. RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN

Area Rencana Tindakan
Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum diperbolehkan bekerja
keras, seperti mengangkat ember, barang-barang yang berat, dan memperbolehkan bekerja
ringan seperti menyapu, menyetrika, dan memasak.
Istirahat

Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur, hal ini sangat baik untuk
memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak punya masalah dengan keadaan tidur.
Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama post partum seperti menaiki
tangga, senam post partum.
Hygiene Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan perineum setelah bak atau
bab dengan air sabun.
Koitus Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia berubah menjadi putih dan luka
perineum sudah sembuh sempurna serta ibu merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga minggu post partum dan
apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak memberikan makanan tambahan pada bayi bisa
dipergunakan untuk kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Follow up Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan selanjutnya kontrol sampai 42 hari
post partum
Lain-lain -

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Evaluasi
1. Nyeri akut b.d.
Agen injuri fisik,
Kontraksi uterus.
Rabu, 3-11-2004 Jam 09.45
WIB
Mengkaji nyeri klien: PQRST.
Mengukur TTV.
Rabu, 3-11-2004 Jam 21.30 WIB
S: Ibu mengatakan masih merasa nyeri
pada daerah sekitar kemaluan meskipun
sudah berkurang dibanding tadi pagi.
Nyeri tajam, perih, nyeri sedang skala 5, waktu
Menganjurkan klien untuk
melakukan mobilisasi
bertahap.
Membatasi pengunjung.

Rabu, 3-11-2004 Jam 21.10
WIB
Mengkaji nyeri klien: PQRST.
Menyarankan klien untuk
mengubah posisi tidur secara
teratur.
Mengajarkan klien tehnik
napas dalam dan masase
pada daerah ekstremitas dan
punggung.
Membatasi pengunjung.

Kamis, 4-11-2004 Jam 06.00
WIB
Mengkaji nyeri klien: PQRST.
Mengukur TTV.
Memberikan analgetik asam
mefenamat 500 Mg oral.
Menjelaskan tentang nyeri
pada post partum.

ketika melakukan mobilisasi/ambulasi.
Ibu mengatakan sudah mencoba turun dari tempat
tidur dengan bantuan kursi dan posisi tidur
berubah-ubah.
O: Ekspresi wajah ketika melakukan ambulasi
tampak menahan nyeri.
Posisi tidur miring ke kanan.
Ibu mampu mempraktekkan teknik napas dalam
dan masase.
Penunggu 1 orang ibu klien.
A: Tujuan belum berhasil.
P: Lanjutkan intervensi.




Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB
S: Ibu mengatakan nyeri jauh berkurang
dibandingkan kemarin, nyeri ringan, skala 3, lokasi
di daerah sekitar kemaluan.
O: Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N: 80
kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6
o
C.
Obat diminum.
Wajah tampak segar, tenang.
Dapat turun dari tempat tidur dan berjalan.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
I: -
R: -

2 Defisit perawatan
diri:
Mandi/kebersihan
diri, Toileting b.d.
Kelelahan.
Rabu, 3-11-2004 Jam 09.45
WIB
Mengkaji kemampuan mandi
ibu.
Mengkaji kemampuan ibu ke
toilet.
Mengkaji keadaan kuku.

Rabu, 3-11-2004 Jam 21.30
WIB
Melakukan diskusi dengan ibu
cara membersihkan daerah
perineal.
Menganjurkan ibu pada saat
mandi untuk:
- Menggunakan suhu air yang
nyaman.
- Memonitor kondisi kulit.
- Menempatkan alat mandi
sesuai kondisi.
- Menyediakan alat mandi
pribadi.

Kamis, 4-11-2004 Jam 05.30
WIB
Memfasilitasi ibu untuk mandi
dengan menyediakan air
hangat, menjaga privasi,
melibatkan keluarga dalam
membantu mandi dan
toileting.
Mengkaji kemampuan klien ke
toilet.

Rabu, 3-11-2004 Jam 22.00 WIB
S: Ibu mengatakan sudah bisa membersihkan daerah
perineal yaitu dengan sabun dan selalu dijaga
kekeringannya, mengganti pembalut jika basah.
Ibu mengatakan kalau mandi dan ke toilet
sementara waktu dibantu oleh ibunya, tadi sore.
O: Aktif dalam diskusi.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.













Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB
S: Ibu mengatakan pagi ini akan mencoba mandi
sendiri ke kamar mandi.
Keluarga menyatakan akan membantu semua
kebutuhan klien.
O: Ibu tampak berjalan ke kamar mandi.
Ibu mampu mandi dan melakukan eliminasi di
kamar mandi.
Keluarga membantu menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya.
Ibu tampak segar dan berbau harum.
A: Tujuan berhasil.
P: Lanjutkan dengan motivasi ibu untuk melakukan
aktivitas lainnya secara mandiri.
I:-
R:-

3. Risiko infeksi b.d.
Faktor risiko:
Trauma jaringan,
Tidak adekuatnya
pertahanan
sekunder tubuh.
Rabu, 3-11-2004 Jam 09.45
WIB
Membatasi jumlah
pengunjung.
Mengajarkan cara
mencuci tangan kepada
orang tua.
Menganjurkan orang tua
untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
Memonitor tanda infeksi
lokal dan sistemik.
Memonitor AL.
Mengukur tanda-tanda vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mengobservasi kontraksi
uterus.

Rabu, 3-11-2004 Jam 21.30
WIB
Menganjurkan ibu dan
Rabu, 3-11-2004 Jam 22.00 WIB
S: Ibu mengatakan akan melakukan hal-hal yang
disarankan meskipun selama ini juga sudah
melakukannya.
O: Klien dan keluarga aktif dalam diskusi.
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: lanjutkan intervensi.











keluarga untuk:
- Menjaga kebersihan
kamar.
- membatasi jumlah
pengunjung.
- Memberikan nutrisi yang
adekuat.
- Memberikan cairan dan
istirahat yang cukup.
- Menjaga kebersihan dan
melakukan perawatan
kulit.
- Melakukan aktivitas dan
mobilisasi.
Mengajarkan ibu dan
keluarga tentang tanda-
tanda infeksi, cara
mencegah infeksi.

Kamis, 4-11-2004 Jam
05.30 WIB
Meginspeksi kulit dan
mukosa dari kemerahan,
panas, atau drainase.
Memonitor pengeluaran
lokhia.
Memonitor involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
Memonitor tanda-tanda vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan.
Memberikan antibiotik


















Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB
S: Ibu mengatakan cairan yang keluar berwarna
merah dengan jumlah lumayan banyak, perut juga
masih terasa mulas tapi sudah berkurang
dibanding kemarin.
O: Kulit intact, mukosa tampak basah, kemerahan,
dan tidak ada perlukaan.
Lokhia rubra.
Involusi uterus baik.
TFU 2 jari dibawah pusat.
Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N: 80
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.

kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6
o
C.
Tidak terdapat tanda REEDA.
Obat diminum.
A: Tujuan berhasil.
P: Monitoring hasil implementasi.
I:-
R:-

Anda mungkin juga menyukai