Anda di halaman 1dari 8

RENUNGAN PADUAN SUARA (MS II)

Senin, 07 Maret 2022


Nas Bacaan : Ulangan 33 : 26 - 29
Tema Bulanan : Penderitaan Menumbuhkan Dan Meneguhkan Iman
Tema Mingguan : Tuhan Tempat Perlindungan Dalam Kesesakan
Beberapa Pokok Pikiran:
1. Bagian Ulangan 33:26-29 ini berisikan perkataan-perkataan terakhir Musa kepada generasi Israel yang siap
memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah Kanaan. Pidato atau perkataan-perkataan terakhir Musa ini
disampaikannya ketika orang Israel berkemah di dataran Moab. Ia mengingatkan perbuatan-perbuatan Allah
yang telah dilakukan-Nya untuk kehidupan umat Israel. Mengakhiri masa hidupnya, Musa memberkati umat Israel
dengan kata-kata berkat yang berbeda-beda untuk kedua belas suku Israel, dan setiap suku mendapat berkat
yang berbeda. Berkat itulah yang menjadi modal masa depan mereka jika mereka setia pada Tuhan. Selain itu
ditegaskan tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun (Yesyurun artinya orang yang jujur, tulus hati, bangsa yang
benar atau yang dicintai. Nama Yesyurun merupakan nama puitis untuk umat Israel). Ungkapan ini menjelaskan
bahwa Musa tetap memuliakan Tuhan, yang senantiasa memberikan berkat yang sejati bagi mereka. Karena itu
Tuhan dipuji sebagai Pelindung dan Pemberi berkat, mereka akan diam dengan tentram, tidak ada gangguan,
sebab kediaman mereka ini tetap ada di dalam Dia. Hal ini merupakan janji yang indah dari Tuhan bagi umat-
Nya. Bagian akhir merupakan suatu ungkapan tentang kebahagiaan ketika hidup bersama Tuhan. Tidak ada
bangsa yang sama dengan Israel, suatu bangsa yang diselamatkan oleh Tuhan. Hal ini menunjukkan keunikan
dari kebahagiaan umat Israel yang selalu ada dalam perlindungan Tuhan, sehingga dimana pun musuh akan
tunduk. Dengan perasaan yang mendalam Musa mengungkapkan bahwa betapa besarnya kasih Tuhan bagi
umat-Nya, karena semua bangsa mengakui keunggulan umat Israel yang adalah umat pilihan Tuhan.
2. Hal yang harus dihayati oleh setiap persekutuan paduan suara adalah bahwa bernyanyi merupakan kesempatan
untuk melayani dan memuji Tuhan. Kita dilayakkan untuk memuji nama Tuhan karena karya keselamatan-Nya.
Kita bernyanyi bukan untuk menggembirakan dan memuaskan kebutuhan spiritual kita semata. Kita bernyanyi
memuji Tuhan sebagai kesaksian iman kita pada sesama manusia dan dunia. Dengan demikian, keberadaan
paduan suara dalam ibadah bukanlah dalam rangka konser atau pertunjukkan. Jadi, anggota paduan suara tidak
boleh memposisikan dirinya untuk berperan sebagai artis/aktor. Paduan suara bukanlah kelompok elit yang
berbeda dengan jemaat lainnya yang mengikuti ibadah. Sungguh menyedihkan bila dalam sebuah ibadah,
paduan suara menyanyi dengan baik namun jemaat menyanyi dengan lesu dan tidak bersemangat. Muara
paduan suara adalah ibadah umat dan bukan berfokus pada dirinya sendiri. Kesadaran ini akan membuat setiap
anggota paduan suara bersikap rendah hati di hadapan Tuhan ketika melayani Tuhan. Selain itu di minggu
sengsara II ini sebagai persektuan paduan suara, kita diajar juga mempunyai sikap hati yang benar ketika
menghadapi penderitaan. Datang kepada Tuhan karena hanya Tuhanlah tempat perlindungan dan apapun yang
terjadi semangat dalam persekutuan paduan suara juga tetap harus dijaga, jangan karena tantangan sedikit saja
dapat merusak komitmen dalam memuji dan melayani Tuhan. Harus tetap teguh apapun yang terjadi karena
Tuhan tidak mungkin meninggalkan kita. Hanya Tuhanlah tempat perlindungan kita, tidak ada tempat yang lebih
aman selain datang kepada Tuhan ditengah penderitaan.

PA LAKI - LAKI
Selasa, 01 Maret 2022

Nas Bacaan : Mazmur 56 : 1 – 5


Tema Bulanan : Penderitaan Menumbuhkan dan Meneguhkan Iman
Tema Mingguan : Hadapi Penderitaan Dengan Berani

Pengantar:
Kita telah memasuki minggu sengsara Tuhan Yesus yang pertama dan tema mingguan yang memanyungi
kita sepanjang sepekan ini adalah “Hadapi penderitaan dengan berani”. Penderitaan adalah realitas hidup yang
harus kita hadapi. Sebagai manusia siapapun dia pasti akan merasa takut untuk menderita. Orang akan berusaha
agar bisa menghindar dari penderitaan tersebut. Namun sebagai orang percaya, maka kita harus dan siap serta
berani menghadapi penderitaan dalam kaitan dengan iman serta ketaatan kita kepada Tuhan. Nas PA kita Mazmur
56 : 1 – 5, menyaksikan situasi dan kondisi pemazmur raja Daud yang terancam dan takut akan dibunuh oleh para
musuhya. Hal ini membuatnya sangat menderita. Namun sikap imannya untuk tetap percaya kepada Allah sekalipun
ada dalam ancaman dan penderitaan.

Kajian Nas:
 (ayat 2-3), Pemazmur sangat memahami bahwa mengandalkan kekuatan manusia pasti gagal dan sia-sia
(bd.Yes2:22) Pernyataan “kasihanilah aku ya Allah” menegaskan bahwa pemazmur hanya berseru dan
memohon pertolongan serta belas kasihan dari Tuhan. Pemazmur menyampaikan permohonannya ini terkait
situasi ancaman dari para lawan, seteru, musuh-musuhnya yang ingin menghancurkan dan membinasakan
kehidupannya. Ancaman ini bukan sekali waktu saja, namun kata sepanjang hari di ulang yang berarti terjadi
setiap waktu dan membuat pemazmur Daud menjadi takut (ay.4a). Ancaman yang dihadapi pemazmur raja
Daud saat di kejar-kejar oleh Saul serta mau ditangkap oleh raja Akhis dari Gat.(bd 1 Sam. 21:10-15). Para lawan
dan musuh dari pemazmur dengan begitu sombong dan angkuh melakukan tindakan kekerasan dan acaman
kepadanya. Mereka merasa lebih hebat dan kuat dalam pandangan dan perhitungan mereka sebagai manusia
(Maz.54:3).
 Ayat 4b – 5, Dalam situasi dan kondisi demikian, pemazmur raja Daud tidak putus asa ataupun hilang harapan,
namun ia berpaling kepada Tuhan dan meminta pertolonganNya. Pemazmur sangat yakin dan percaya bahwa
Tuhan pasti akan menolongnya dan melepaskannya dari ancaman para lawan dan musuhnya (Maz.56:10).
Pengharapan pemazmur kepada Tuhan ini memberikan kepadanya rasa percaya diri dan dengan tenang
menghadapi ancaman dari para lawannya (Maz.65:2). Perasaan pemazmur yang tadinya merasa takut berubah
menjadi berani untuk berhadapan dan melawan mereka yang memusuhinya. Pemazmur yakin bahwa dia tidak
sendiri, Tuhan ada bersama dengannya. Itulah sebabnya pemazmur memuji Tuhan karena janji firmanNya selalu
digenapi dalam kehidupan pemazmur. Hal inipun menjadi kesaksian iman bagi dirinya dan ia bagikan itu kepada
semua orang tentang kuasa Tuhan yang tidak dapat ditandingi oleh kekuatan manusia dan apapun di dunia ini.
 Tema Minggu: “Hadapi Penderitaan Dengan Berani” mau menegaskan bagi kita sebagai Laki-Laki Gereja untuk
berani menghadapi penderitaan kalau hal tersebut terkait dengan panggilan iman kita sebagai anak-anak Tuhan.
Berani untuk menyatakan dan memperjuangkan kebenaran, keadilan, kejujuran yang semakin langka dalam
kenyataan dunia sekarang ini. Hal tersebut juga menjadi bagian penting dari pemaknaan kita kepada
pengorbanan Tuhan Yesus yang berani menanggung penderitaan demia keselamatan manusia termasuk kita
Laki-Laki Gereja. Hal inipun menjadi teladan untuk kita wujudkan dalam tugas panggilan kita.

Pertanyaan Untuk PA:


1. Sebagai Laki-Laki Gereja apa makna yang dapat diambil dari pengalaman pemazmur dalam kaitannya dengan
tema minggu!
2. Bagaimana sikap iman kita sebagai Laki-Laki Gereja ketika berhadapan dengan penderitaan?

PA PEREMPUAN
Rabu, 02 Maret 2022

Nas Bacaan : Mazmur 56 : 6 - 14


Tema Bulanan : Penderitaan Menumbuhkan dan Meneguhkan Iman.
Tema Mingguan : Hadapi Penderitaan Dengan Berani

Kajian Teks:
- Penderitaan adalah suatu hal yang umum dialami oleh manusia. Boleh dikatakan bahwa semua manusia di dunia
pernah mengalami penderitaan, dalam bentuk dan kadar tertentu. Demikian juga dengan para tokoh Alkitab,
mereka pun mengalami penderitaan dalam hidup mereka. Bukan hanya tokoh Alkitab yang jahat, tetapi juga para
tokoh Alkitab yang saleh. Misalnya: Ayub, Yusuf, Musa, Naomi, Daud, dan lain-lain. Daud termasuk salah
seorang tokoh Alkitab yang kenyang dengan berbagai penderitaan karena musuh. Saat belum menjadi raja, ia
dikejar-kejar oleh raja Saul yang ingin membunuhnya (band. 1 Sam.19:1-24)), saat telah menjadi raja, masalah
(kekisruhan) menimpa keluarganya (band.2 Sam.13:23-39;15:1-12;16:5-14) dan ia hendak dibunuh oleh putra
kandungnya sendiri (band. 2 Sam.15: 13-37). Penderitaan Daud yang disebabkan oleh para musuh juga
ditemukan dalam perikop Mazmur 56: 6 -14.
- Perikop ini, dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa dimana Daud ditangkap oleh orang-orang Filistin di Gat (ay.1).
Ia dihadapkan kepada serangan yang hebat, yang tidak henti-henti sepanjang hari, ia diinjak-injak oleh musuh
yang menyerang dan menindas dia dengan kejam; mereka memandang rendah dan memerangi dia dengan
sombong (ay.3), Daud mengatakan mereka ..”mengacaukan perkaraku” (ay.6). Para musuh membuat tuduhan
palsu dengan bermaksud menjerat Daud di dalam penjara, mereka memutarbalikan perkataannya, sehingga
ucapan mulutnya sendiri dijadikan mereka senjata untuk menghukum Daud. Para musuh itu bersikap sangat
kejam; mereka menyerbu, mengintip, mengamat-amati kehidupan Daud agar ia dapat dibinasakan (ay.7).
Pokoknya, Daud hidup tidak bebas karena ruang geraknya diawasi dan dibatasi serta berada dalam ancaman
kematian. Dalam situasi tersebut, sangatlah wajar bila Daud merasa tertekan dan takut. Karena itu, ia
menyampaikan permohonan kepada Tuhan supaya memperhatikan dan menyelamatkan dia (ay.1,9) dan
meminta Tuhan dan bertindak sebagai Hakim untuk menghukum mereka yang jahat dalam murka-Nya. Murka
Tuhan inipun diberikan kepada bangsa dan orang-orang yang tidak taat kepada kehendak Allah (ay.8 band.76:8-
10;78:49-50). Pada akhirnya, Pemazmur mengakui Tuhan akan menjaga dan menyelamatkan, sehingga
hidupnya tetap aman dalam lindungan Tuhan. Untuk semua itu, ia bersyukur kepada Tuhan dengan membawa
nazar dan korban syukur (ay.13-14)
- Tema Mingguan “Hadapi Penderitaan Dengan Berani”. Tema ini mengandung makna, Pertama, Memberikan
motivasi dan penguatan kepada orang percaya dalam menghadapi penderitaan yang disebabkan oleh berbagai
permasalahan hidup (misalnya: pandemic covid/omicron, KDRT, dimusuhi orang dan sebagainya..) sehingga
tidak mudah stress, kuatir, putus asa, kecawa, hilang harap dan takut. Hal-hal ini dapat merugikan diri sendiri
(menggangu kesehatan,kualitas hidup berkurang). Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk tidak
memusatkan perhatian kepada masalah. Memang bukan suatu hal yang mudah, karena Daud pun juga pernah
mengalami ketakutan saat dia berhadapan dengan para musuh yang berbuat jahat kepadanya. Namun dalam
situasi tersebut, ia masih dapat berkata; “waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu”. Daud percaya bahwa
Tuhan sanggup menyelamatkan dia dari ancaman para musuh dan memberikan penghukuman atas perbuatan
mereka. Sikap Daud ini perlu diteladani oleh perempuan gereja dalam menghadapi berbagai permasalahan dan
penderitaan hidup saat ini. Percayakanlah seluruh hidup kepada Tuhan sebab Ia sanggup menolong kita (band.
Maz.121). Kedua, memperingati minggu-minggu sengsara Tuhan Yesus (minggu sengsara I). Orang percaya
diingatkan bahwa Tuhan Yesus sudah mengalami penderitaan melalui jalan salib sebagai resiko untuk
mewujutkan ketaatan-Nya kepada Allah. itu berarti sebagai pengikut Kristus, kita harus hidup dengan keberanian
dan berpengharapan. Berani mengambil resiko dalam setiap kesulitan dan penderitaan hidup karena Yesus yang
mati dan bangkit memberikan keselamatan bagi kita.

- Pertanyaan PA:
1. Apa makna Perikop Mazmur 56:6-14 dihubungkan dengan Tema Mingguan “Hadapi Penderitaan Dengan
Berani”.
2. Bagaimana respons kita sebagai orang percaya dalam mengahadpi penderitaan baik pribadi maupun keluarga?

PA PEMUDA
Kamis, 03 Maret 2022
Nas Bacaan : Matius 10 : 29 - 33
Tema Bulanan : Kuasa Yesus Menghidupkan
Tema Mingguan : Hadapi Penderitaan Dengan
Berani

A. Telaah Teks
1. Teks bacaan hari ini merupakan bagian dari perikop pasal 10: 16-33, judulnya adalah penganiayaan yang
akan datang dan pengakuan akan Yesus. Gagasan penganiayaan dan pengakuan dikemukakan penulis injil
Matius sehubungan dengan paparannya tentang Yesus mengutus kedua belas murid. Tugas pengutusan
yang akan diemban para murid tak dapat dihindari dari dialaminya penganiayaan. Para murid ditantang
untuk menghadapi risiko dengan tidak menyangkal Yesus. Tantangan yang akan dihadapi ketika
memberitakan injil, haruslah dapat dikelola sebagai kesempatan menumbuhkan iman. Oleh sebab itu
penulis menganggap penting untuk menegaskan janji pemeliharaan Tuhan bagi para murid. Injil kerajaan
Allah diberitakan dengan jaminan pemeliharaan. Allah yang akan diberitakan adalah pencipta dan
pemelihara yang setia. Para murid diminta untuk menghayati bahwa bila sedemkian pemeliharaan Tuhan
akan burung pipit yang kecil, maka Ia akan jauh lebih peduli lagi dengan manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupanya. Yesus mengutus para murid dengan jaminan pemeliharaan. Hal ini berarti para murid
tidak bekerja sendiri, tapi bersama Dia yang peduli sampai pada hal yang paling kecil dan dianggap biasa
sekalipun. Injil diberitakan dengan kuasa ilahi, sehingga mereka dimampukan dan diberdayakan untuk
melaksanakan tugas mulia itu tanpa rasa takut. Kuasa ilahi akan memberanikan para murid untuk
menghadapi tantangan pemberitaan injil dengan tabah dan setia.
2. Pesan berikut dari teks ini adalah nilai pentingnya manusia di mata Tuhan. Betapa berharganya manusia
dan hal itu melebihi makhluk yang lain. Oleh sebab itu hidupnya haruslah terfokus pada melaksanakan apa
yang dikehendaki atau diperintahkan Tuhan. Tuhan memandang manusia berharga dan oleh sebab itu kita
pun harusnya tidak hidup dengan perasaan rendah diri. Perasaan rendah diri mematahkan semangat dan
mematikan kreatifitas serta daya juang. Orang-orang muda diminta untuk menjalani masa kemudaan
dengan perasaan bangga atas diri sendiri. Jauhkan rasa minder dan tak berarti atau lemah. Hargailah diri
sendiri dan orang lain agar masa muda menjadi kesempatan berharga mengembangkan potensi diri dan
bermakna bagi sesama. Hanya dengan demikian, orang muda akan menjalani keberadaan di masa muda
dengan optimis, bukan pesimis atau berpengharapan bukan takut. Masa muda itu indah untuk dijalani
dengan gairah yang positif.

B. Pertanyaan
1. Yesus mengutus para murid-Nya untuk memberitakan injil, apa risiko dan sikap yang harus dimiliki
ketika menjalani tugas pemberitaan itu?
2. Orang muda haruslah menjalani masa kemudaan dengan merasa diri berharga, optimis dan bergairah,
kemukakanlah pendapat anda tentang pernyataan tersebut.

PA UNIT
Jumat, 04 Maret 2022
Nas Bacaan : Markus 13 : 3 - 13
Tema Bulanan : Penderitaan Menumbuhkan Dan Meneguhkan Iman
Tema Mingguan : Hadapi Penderitaan Dengan Berani

Pengantar:
Kita kini telah berada di hari ke 63 tahun 2022 atau anak tangga ke-4 bulan Maret tahun 2022. Sejalan
dengan itu kita memasuki minggu-minggu Sengsara Kristus. Minggu-minggu Sengsara Kristus adalah waktu bagi
setiap orang yang percaya dengan sungguh kepada Yesus untuk menghayati apa yang sudah dikerjakan-NYA bagi
keselamatan manusia berdosa melalui pengorbanan di atas kayu salib.
“Penderitaan Menumbuhkan Dan Meneguhkan Iman” adalah tema pergumulan kita di bulan Maret ini. Ibarat
tanaman yang semakin dibabat akan menjadi lebih subur dan lebat, maka tema bulanan kita mengisyaratkan bahwa
penderitaan bukanlah hal yang patut membuat iman kita goyah sehingga kita kecewa, putus asa, kehilangan
pengharapan, apalagi berbalik dari Allah. Sebaliknya penderitaan menjadi sesuatu yang mesti membuat kita semakin
menempel dan lengket dengan Allah, sehingga iman kita semakin diteguhkan dan bertumbuh.
Sementara di minggu ini, tema mingguan kita adalah “Hadapi Penderitaan Dengan Berani”. Tema ini hendak
menegaskan kepada kita bahwa selagi kita menempati bumi ini, kita pasti akan berhadapan dengan macam-macam
persoalan yang membuat kita berada dalam penderitaan. Yang menjadi soal adalah, bagaimana kita menghadapi
masalah yang membuat kita menderita itu. Jangan takut dan lari, tapi hadapilah dengan berani.

Telaah Teks:
Bacaan kita di hari ini, Markus 13 : 3 – 13 diberi judul oleh Lembaga Alkitab Indonesia “Permulaan penderitaan” dan
merupakan bagian dari khotbah Yesus tentang akhir zaman yang dimulai dari pasal 13 : 1 dan berakhir pada ayat
37. Khotbah ini diawali dengan pernyataan Yesus tentang bait Allah yang akan diruntuhkan (13 : 1 - 2). – Bait Allah
pada zaman itu adalah sebuah bangunan megah berlapis emas yang menjadi kebanggaan orang-orang Yahudi. Bait
Allah ini didirikan oleh Ezra dan Zerubabel, kemudian direnovasi oleh Herodes. –
Murid-murid Yesus, dalam hal ini keempat murid pertamaNya (Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas) bertanya
tentang kapan hal itu akan terjadi. Mereka memahami pernyataan Yesus itu sebagai tanda akhir zaman (ayat 3-4).
Menanggapi pertanyaan itu, Yesus mengingatkan mereka tentang beberapa hal yang harus diwaspadai, antara lain :
1. Munculnya para penyesat yang akan mamakai nama Yesus dan menyamakan diri mereka dengan Yesus. (5-6).
Karena itu para murid harus wapada, jangan sampai terkecoh oleh para pengajar sesat dan hanyut oleh ajaran
mereka
2. Akan ada peperangan bangsa melawan bangsa, kerajaaan melawan kerajaan (7-8a). Kebencian, keserakahan,
kesombongan, keangkuhan, cemburu, dengki, iri hati menjadi pemicu bagi pertengkaran yang dapat berakibat
peperangan.
3. Akan terjadi bencana alam, kelaparan dan malapetaka lainnya (8b-9). Bumi semakin tua, manusia pun
mengeksploitasi sumber daya alam di bumi ini dengan semena-mena untuk memenuhi kepentingan hidup tanpa
peduli untuk merawatnya sehingga terjadi kerusakan di sana sini dan berakibat banjir, tanah longsor, kebakaran
hutan dan lain-lain yang mengancam keselamatan hidup manusia dan ciptaan lainnya.
4. Terjadi perpecahan dan penghianatan bahkan saling bunuh dalam keluarga (12). Sebuah fenomena yang banyak
terjadi akhir-akhir ini. Orang terdekat tidak lagi menjadi pelindung tetapi ancaman.
5. Sekalipun ada penderitan karena nama Yesus, jangan takut. Injil harus tetap diberitakan dengan berani. Roh
Kudus akan membantu dan menyertai. Barangsiapa yang bertahan hingga akhir akan selamat. (10-11 dan 13)
Peringatan Yesus kepada murid-murid-Nya pada “waktu itu” berlaku hingga sekarang bagi kita sebagai para murid-
Nya saat ini.

Pertanyaan PA
1. Selama kita masih menempati bumi ini, apalagi di tengah masa pandemi covid 19 yang belum berakhir, kita tetap
akan berhadapan dengan penderitaan. Tema bulanan kita mengisayaratkan bahwa penderitaan adalah ajang
bagi peneguhan dan pertumbuhan iman. Apa pendapat saudara tentang hal ini?
2. Berikan juga pendapat saudara tentang bagaimana menghadapi penderitaan dengan berani dikaitkan dengan
teks Markus 13:3-13!

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 05 Maret 2022

Nas Bacaan : Yesaya 50 : 8 - 11


Tema Bulanan : Penderitaan Menumbuhkan Dan Meneguhkan Iman
Tema Mingguan : Hadapi Penderitaan Dengan Berani

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Pemahaman kita tentang kesengsaraan Yesus sudah mulai dibangun dari minggu sengsara Yesus yang
pertama. Implikasi sikap iman yang diharapkan terjadi dalam pembinaan di minggu sengsara Yesus yang
pertama tersebut yakni berani. Mengapa? Apakah karena kita takut selama ini? Berani merupakan salah satu
wujud karakter ketahanan umat yang terbangun sebagaimana dimaksudkan dalam sub tema tahunan kita yakni
“membangun gereja yang memiliki ketahanan dan daya juang demi kualitas hidup bersama di tengah
pergumulan pandemic covid-19 dan transformasi digital”. Berani tidak hanya tentang suatu sikap yang tidak
takut dan memiliki rasa percaya diri yang besar menghadapi sesuatu yang bersifat ancaman. Berani merupakan
juga buah dari kemampuan mempertahankan diri hingga mengorbankannya demi suatu kebaikan. Seorang
pengasuh sangatlah membutuhkan kemampuan ini dalam melaksanakan tugas tanggung jawab pelayanannya.
2. Nas bacaan kita berada dalam rumpun tulisan deutro Yesaya. Kondisi Bangsa Israel saat itu berada dalam
masa pembuangan. Kesakitan dan penderitaan menjadi makanan Bangsa Israel setiap hari pada waktu
pembuangan tersebut. Untuk itu, nubuat yang berisi pengharapan dan penghiburan pun disampaikan oleh nabi
Yesaya kepada mereka.
3. Kehadiran Hamba Tuhan merupakan salah satu nubuat yang menegaskan tentang tindakan Allah memberi
pengharapan kepada umatNya. Nas ini secara utuh dimulai dari ayat 4 sebagai satu perikop dan termasuk
dalam kumpulan nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan yang juga terdapat di pasal 42:1-6; 49:1-6 dan 52:13-53:12.
Secara lebih spesifik, ayat 4-11 ini mengurai karakter Hamba Tuhan dengan sebutan “murid Tuhan”. Nas
bacaan kita menunjukkan karakter tersebut dengan sebuah pertanyaan retoris yang menunjukkan keyakinannya
kepada Tuhan Allah yakni “siapakah yang berani berbantah dengan aku?” atau “siapakah yang berani
menyatakan aku bersalah?”. Keyakinannya kepada Tuhan telah membentuk suatu sikap iman yang luar biasa
menghadapi tantangan yakni keberanian. Bagi nabi Yesaya, sikap berani dari murid Tuhan juga terjadi karena ia
selalu setia membangun persekutuannya dengan Tuhan Allah. Karena itu, Murid Tuhan juga tidak malu untuk
menyatakan kebenaran. Ia yakin Allah ada di pihaknya dan akan senantiasa membela serta akan membuktikan
kebenaran dari apa yang disampaikannya.
4. Di tengah-tengah krisis kehidupan karena pandemic covid-19, tugas memberi pengajaran kepada anak-anak di
SMTPI menjadi bertambah sulit. Salah satunya yakni ruang perjumpaan secara langsung untuk menyampaikan
pengajaran menjadi sangat terbatas. Sense of calling atau rasa keterpanggilan sebagai pelayan pun semakin
ditantang. Pengasuh dituntut untuk mampu menyikapi persoalan tersebut sehingga pengajaran sebagai
tanggung jawab pemberitaan injil tidak terhenti. Daya inovasi dan kreatifitas yang disertai dengan pengorbanan
dapat menjadi kekuatan bagi pengasuh untuk melakukan panggilannya. Kekuatan tersebut tentunya
mencerminkan sikap berani dalam menghadapi penderitaan. Untuk itu, keyakinan akan penyertaan dan
pertolongan Tuhan harus menjadi spiritualitas iman pengasuh.

Anda mungkin juga menyukai