Anda di halaman 1dari 22

ETIKOLEGAL DAN KONSEP TERAPI

KOMPLEMENTER
Etikolegal dan konsep terapi
komplementer
Saat Ini jenis pengobatan non konvensional yang
sangat besar penggunaannya di masyarakat
adalah pengobatan komplementer-alternatif

Digunaka oleh 40%


penduduk Indonesia
(data susenas)
Pendahuluan
Apakah terapi
komplementer
lebih alami dan
bebas dari Bagaimana
masalah ? dengan safety?
Bagaiamana
denagn isu etik
Bagaimana membuktikan ?
kehandalanya bila
dibandingkan pengobatan
modern
Isu etik
• “The nurse promotes, advocates for and
strives to protectthe health, safety and rights
of the patients” (ANA)
• Bagaimana membedakan intervensi
komplementer yang diberikan perawat dan
penyelenggara diluar perawat
Dasar keilmuan
Terapi komplementer bertujuan memperbaiki fungsi
sistem tubuh yaitu kekebalan dan pertahanan
tubuh karena tubuh punya sistem “alarm” yang baik
dalam menyembuhkan dirinya (HOLISTIK)

Pelayanan komplementer dapat dilakukan secara


sinergis,terintegrasi, dan mandiri difasilitas kesehatan(aman,
bermanfaat, bermutu dan dikaji oleh institusi berwenang
sesuai ketentuan berlaku)
DITINJAU DARI SEGI ETIK

• Klien ingin mendapatkan pelayanan yang


sesuai dengan pilihannya, sehingga
apabila keinginan terpenuhi akan berdampak
ada kepuasan klien
Kasus

• Seorang psikiater Indonesia yang puluhan tahun berpraktek


di Australia menceritakan bahwa rumah sakit dimana ia
bekerja menerima pasien yang mengalami gejala kegilaan
(psikotik)yang berkepribadian ganda (schizophrenik) yang
sewaktu-waktu berusaha bunuh diri. Segala terapi modern
digunakan untuk mengobatinya seperti dengan obat
penenang sampaishock therapi pada kepala orang itu.
Berbulan-bulan tidak adakemajuan dan satu hari
keluarganya membawa seorang untuk pengobatan, pasien
itu ditengking. Kontan pasien itu menggelepar dan jatuh
pingsan. Ketikasiuman ia normal kembali seterusnya
• Akupunktur melalui tusukan jarum di titik
tertentuberusaha untuk merangsang bangunnya
enersibatin itu agar enersi itu menyembuhkan
bagiantubuh yang sakit. Kedokteran telah
menyelidikibahwa dalam tubuh memang ada titik-
titikperangsang (trigger points) yang bila
ditusukdengan jarum akan merangsang organ
tertentuyang sakit.Dapat dijelaskan secara ilmiah

Dapat dijelaskan secara ilmiah


Mencegah terjadinya pelanggaran etik
• Harus memiliki standar atau kompetensi
khususterkait pengobatan/ terapi
komplementer yangdilakukan
• Pemberian inform consent secara lisan atau
tulisanmengenai terapi yang dijalani serta
keuntungan danresiko yang dapat terjadi
• Perawat WAJIB memiliki kemampuan
mendokumentasikan, kompetensi terapi yang
diberikan
Dasar hukum
Permenkes RI no 1109 tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer
alternatif difasilitas kesehatan
Keputusan Menkes RI No 121/MenKes/SK/II/2008 tentang
Penunjukan 12 pilot project sebagai tempat untuk
melaksanakan pelayanan dan pengembangan
pengobatan komplementer.

Permenkes RI no 1186/ Menkes/Per/XI/1996


tentangpemanfaatan akupuntur disarana
pelayanan kesehatan

Kepmenkes RI n0 1076/Menkes/SK/VII/2003
tentangpenyelenggaraan pengobatan tradisional

UU RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan (Pasal 1 butir 16,


pasal 48, bab III pasal 59-61 tentang poin
pelayanankesehatan tradisional)
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
003/MENKES/PER/I/2010 tentang
Santifikasi Jamu Dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan Kesehatan.
Yang dapat dilakukan
 Nurses and nursing practice
 Nurses and the profession
 Nurses and society
 Nurses and the environment

understand the holistic nature of


human experiences of health, healing and illness

evaluate the affects of holistic nursing actions on the client's


health,healing, illness and recovery
Pengobatan komplementer tradisional
alternatif

• Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan


definisi pengobatan komplementer tradisional –
alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional.
• Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter,
dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan
komplementer tradisional – alternatif.
• Jenis pengobatan komplementer tradisional -
alternatif yang dapat diselenggarakan secara sinergi
dan terintegrasi harus ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan setelah melalui pengkajian.
Terapi komplementer
• Cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau
sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis
yang Konvensional.

• Menurut WHO, pengobatan komplementer adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan.
• Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun
– temurun pada suatu negara >> JAMU (untuk Indonesia)
• Terapi komplementer adalah terapi yang
digunakan secara bersama-sama dengan terapi
lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis.

• * cara pengobatan itu dilakukan bersama atau


sebagai tambahan terhadap pengobatan
konvensional >> pengobatan komplementer
karena kedua cara pengobatan tersebut
melengkapi satu sama lainnya
• Alasan yang paling umum orang menggunakan
terapi komplementer adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan/wellness.
• Wellness mencakup kesehatan optimum
seseorang, baik secara fisik, emosional, mental
dan spiritual.
• Fokus terapi komplementer adalah
kesejahteraan yang berhubungan dengan
tubuh, pikiran dan spirit.
Jenis pelayanan pengobatan komplementer – alternatif berdasarkan Permenkes
RI, Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

• Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body


interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
• Sistem pelayanan pengobatan alternatif :
akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
• Cara penyembuhan manual : chiropractice,
healing touch, shiatsu, osteopati, pijat urut
• Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu,
herbal, gurah
• Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan
pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient
• Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan :
terapi ozon, hiperbarik.
Masalah dan hambatan

• Belum menjadi program prioritas dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
• Belum memadainya regulasi yang mendukung
pelayanan kesehatan komplementer
tradisional - alternatif
• Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan
• Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan
dalam melakukan bimbingan
• Masih terbatasnya pengembangan program
Pelayanan Kesehatan Komplementer
Tradisional Alternatif di Pusat dan Daerah
• Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk
Pelayanan Kesehatan Komplementer
Tradisional Alternatif
• Fungsi SP3T dalam penapisan Pelayanan
Kesehatan Komplementer Tradisional
Alternatif belum berjalan sesuai harapan
Tugas
• Bagaimana proses keperawatan dalam konteks
keperawatan komplementer ?

Anda mungkin juga menyukai