Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKHLAK TASAWUF

KELOMPOK 1
1. Eka Prasetya Yunus
2. Santika R. Hasan
3. Andi Salwa
4. Sindri Potalangi
5. Farhan Sukarno Putra

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO


2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah AKHLAK TASAWUF.
Adapun makalah Ilmu Budaya Lokal tentang AKHLAK TASAWUF ini telah saya
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya. Dan
jika ada kata-kata atau informasi yang tidak sesuai, maka kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gorontalo, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... .. 5
A. Pengetian ................................................................................................ 5
B. Ruang Lingkup.................................................................... ................... 5
C. Manfaat ................................................................................................... 6
D. Hubungan ................................................................................................6
E. Sejarah .....................................................................................................8
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak dalam bahasa arab berasal dari kata khuluk yang berari tingkah laku,
peringkai, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku yang dibagikan oleh
sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Sementara itu, menurut
imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak merupakan
sebuah sistem yang mengatur tindakan dan pola sikap manusia dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
Tasawuf adalah ilmu dalam agama islam yang berfokus menjauhihal-hal duniawi.
Istilah tasawuf berasal dari bahasa arab dari kata “ tashowwafa – yatashowwafa – tashowwuf”
mengandung makna (menjadi) berbulu yang banyak, yakni menjadi sufi atau menyerupainya
dengan ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu domba / wol. Meski pada praktik nyatanya tidak
semua sufi mengenakan pakaian berbahan wol. Menurut berbagai pendapat, nama sufi memiliki
makna dan arti kesucian (shafa) hati dan kebersihan tindakan. Sehingga bisa disimpulkan sufi
dianggap orang memiliki hati suci dan bersih dalam tindakan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Akhlak menurut Yunahar Ilyas


2. Apa ruang lingkup Akhlak menurut yunahar ilyas
3. Apa manfaat aklak menurut Yunahar ilyas
4. Apa hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya menurut Abudin Natta
5. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu akhlak menurut barmawie umarie
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK MENURUT YUNAHAR ILYAS


Secara bahasa akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jama’ atau plural dari kata khuluqun
yang memiliki arti budi pekerti, tingkah laku, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan.
Kata akhlaq juga berasal dari kata khalaqa yang artinya menciptakan, erat hubungannya
dengan khaliq, artinya pencipta, dan makhluq, artinya yang diciptakan.
Menurut Imam al Ghazali yang dikutip oleh Yunahar Ilyas, akhlak adalah sifat batin, atau
sifat yang tertanam dalam jiwa yang memunculkan perbuatan-perbuatan mudah tanpa seseorang
itu harus berfikir dan menimbang apa yang mau dikerjakan, perbuatan ini bersifat baik sesuai
norma dan aturan Islam.
B. RUANG LINGKUP AKHLAK MENURUT YUNAHAR ILYAS
Ruang lingkup akhlak sangat luas karena menjangkau seluruh tingkah laku manusia, mulai
dari sikap, perkataan dan suara hati. Sedangkan ruang lingkup akhlak meliputi:
A. Akhlak manusia terhadap Allah SWT Allah SWT yang menciptakan segalanya termasuk
manusia dengan segala kebutuhannya patut disembah dan diagungkan. Akhlak terhadap
Allah SWT adalah keseluruhan tingkah laku, perkataan dan suara hati dalam menyembah
dan mengagungkan Sang Pencipta, seperti dalam mentauhidkan-Nya, berzikir, berdoa,
bersyukur atas nikmat-Nya, kepatuhan atas perintah dan larangan-Nya, serta totalitas
beribadah kepada-Nya. 17
B. Akhlak manusia terhadap manusia Di dalam al Quran banyak sekali ayat yang menerangkan
hubungan manusia dengan manusia lainnya, diantaranya:
1.) Akhlak terhadap Rasulullah SAW. Mencintai setulus hati dengan mengikuti semua
sunnah beliau, bershalawat kepada beliau dan menjadikannya panutan dalam berakhlak.
2.) Akhlak terhadap orang tua dengan menyayangi mereka, bertutur kata dengan lemah
lembut, membantu mereka, tidak membuat susah dan membanggakan mereka.
  3.) Akhlak terhadap guru, menghormati, mengikuti nasehat baiknya, karena guru yang
mengajaKkdan mendidik, juga menjadi pengganti orang tua kita disekolah.
4.) Akhlak terhadap diri sendiri dengan memelihara nama baik diri, menjaga kesucian diri
seperti berpakaian yang pantas, menutup aurat, menghiasi diri dengan sikap baik, jujur,
amanah, pemaaf dan sifat baik lainnya.
5.) Akhlak terhadap masyarakat, karena manusia membutuhkan pertolongan dari orang lain,
maka perlunya kerja sama, saling menolong, saling menghormati antar sesama.  

C. Akhlak manusia terhadap alam


Alam adalah seluruh apa yang ada dilangit, dibumi, baik tumbuhtumbuhan, hewan,
serta apa yang dikandungnya. Manusia sebagai khalifah di bumi sepatutnya berakhlak terhadap
alam dalam menjaga kelestarian dari kerusakan-kerusakan oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab. Jangan sampai manusia merusak lingkungan dan alam sekitar karena akan
berdampak kembali ke manusia seperti tanah longsor akibat penggundulan hutan, banjir karena
membuang sampah ke sungai dan sebagainya.

D. Akhlak terhadap guru, menghormati, mengikuti nasehat baiknya, karena guru yang mengajar
dan mendidik, juga menjadi pengganti orang tua kita disekolah.

C. MANFAAT

1. Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat kehidupan manusia


2. Ilmu akhlak menuntun kepada kebaikan
3. Ilmu akhlak akan menyempurnakan iman
4. Memperoleh keutamaan dihari kemudian
5. Menciptakan keakraban hidup antar bangsa dan negara
 

D. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA MENURUT ABUDIN


NATA
Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu akhak merupakan ilmu yang membahas tentang
perbuatan manusia, baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk. Karena
mengkaji tentang perbuatan manusia, ilmu akhlak memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang
lain diantaranya adalah dengan ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan dan juga
ilmu filsafat. Berikut penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu tersebut.
1. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa
bertasawuf pada hakikatnya merupakan melakukan serangkaian kegiatan ibadah seperti shalat,
puasa, haji, dzikir dan lain sebagainya yang tujuannya adalah untuk mensucikan diri dari
perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan dari tasawuf tersebut,
manusia harus terlebih dahulu memiliki akhlak yang baik.
Segala bentuk ibadah yang dilakukan oleh para ahli tasawuf tersebut ternyata memiliki
hubungan yang erat dengan akhlak. Sependapat dengan hal ini, Harun Nasution dalam bukunya
yang berjudul Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, mengatakan bahwa ibadah dalam islam
memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam al-Quran dikaitkan
dengan taqwa, dan taqwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya. Tegasnya orang bertaqwa adalah orang yang berakhlak mulia.
Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan ilmu akhlak dengan ilmu
tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara menjauhi
segala larangan-Nya dan mematuhi segala bentuk perintah-Nya. Untuk mendekatkan diri kepada
Allah, tentu saja kita harus memiliki akhlak yang baik.
2. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Harun Nasution menyebutkan bahwa ilmu Tauhid diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang cara-cara meng-Esakan Allah, sebagai suatu sifat yang terpenting diantara sifat Allah
yang lainnya. Pada intinya ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami dan
meyakini adanya Allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.
Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf mengatakan bahwa
hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf adalah ilmu tauhid akan mengarahkan perbuatan
manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Ilmu tauhid
hadir sebagai pemberi landasan bagi ilmu akhlak, sedangkan ilmu akhlak adalah penjabaran dan
pengalaman bagi ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang baik tidak akan ada artinya, dan
sebaliknya akhlak tanpa tauhid tidak akan menjadi kokoh. Selain itu, ilmu tauhid memberikan
arahan terhadap ilmu akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut.
3. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
Dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kpada kebaikan dan
keburukan. Potensi rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas dalam kajian ilmu jiwa. Oleh
karena itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita dapat memanfaatkan informasi yang berasal
dari ilmu jiwa tersebut.
Selain itu dalam ilmu jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis yang
dialami seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis tersebut memerlukan
metode yang berbeda dalam proses pendidikan akhlaknya. Dengan demikian, ilmu jiwa dapat
memberi masukan dalam rangka merumuskan metode pembeajaran dan pembinaan ilmu akhlak.
4. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam islam sangat erat kaitannya dengan penyempurnaan akhlak
manusia. Tujuan tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa ilmu pendidikan dan ilmu akhlak
memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Pendidikan merupakan sarana dalam
pembentukan peserta didik sebagai seseorang yang berakhlak mulia.
5. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat merupakan suatu upaya berpikir mendalam,
radikal, sampai keakar-akarnya, universal dan sistematik dalam rangka menemukan inti atau
hakikat mengenai segala sesuatu. Diantara pemikiran filsafat yang erat kaitannya dengan ilmu
akhlak adalah pemikiran tentang manusia. Ibn Sina mengatakan bahwa jiwa manusia merupakan
satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan.
Pemikiran filsafat tentang jiwa manusia yang dikemukakan oleh Ibn Sina tersebut
menunjukkan bahwa dalam pemikiran filsafat terdapat sumber yang dapat dikembangkan
menjadi konsep ilmu akhlak. Kemudian Ibn Khaldun juga mengatakan bahwa manusia
merupakan makhluk yang berpikir. Lewat kemampuan berpikirnya tersebut, manusia membuat
proses-proses yang akhirnya menciptakan sebuah peradaban. Dari pemikiran Ibn Khaldun
tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan makhluk yang berbudaya dan selalu
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Artinya manusia memerlukan bimbingan dalam
interaksinya tersebut dan bimbingan tersebut akan menghasilkan akhlak yang baik dalam diri
manusia yang akan sangat berguna dalam interaksinya.
Dalam ilmu filsafat dibahas pula tentang Tuhan, alam dan makhluk lainnya. Pembahasan
tersebut akan menghasilkan pengetahuan serta perumusan cara dalam berhubungan dengan
Tuhan, alam dan juga makhluk lainnya. Pada akhirnya hal itu akan mewujudkan pembentukan
akhlak manusia, baik akhlak kepada Tuhannya, kepada sesamanya maupun kepada alam di
sekitarnya.
Demikian adalah penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya. Dengan
mengetahui hubungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memperdalam ilmu
akhlak, maka kita juga harus mengkaji ilmu lain yang memiliki hubungan dengan ilmu akhlak
tersebut.
E. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK MENURUT BARMAWIE UMARIE
1. Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Zaman Yunani Socrates dipandang sebagai perintis Ilmu
Akhlak. Karena ia yang pertama berusaha dengan sungguh-sungguh membentuk hubungan
manusia dengan ilmu pengetahuan. Lalu datanglah Plato (427-347 SM). Ia seorang ahli
Filsafat Athena, yang merupakan murid dari Socrates. Buah pemikirannya dalam Etika
berdasarkan 'teori contoh'. Dia berpendapat alam lain adalah alam rohani. Kemudian disusul
Aristoteles (394-322 SM), dia adalah muridnya plato. Pengikutnya disebut Peripatetis karena
ia memberi pelajaran sambil berjalan atau di tempat berjalan yang teduh.
2. Akhlak pada Agama Nasrani Menurut agama ini bahwa Tuhan adalah sumber akhlak.
Tuhanlah yang menentukan dan patokan-patokan akhlak yang harus dipelihara masyarakat
dan dilaksanakan dalam kehidupa. Dengan demikian ajaran akhlak pada Agama Nasrani ini
tampak bersifat teo-centri (memusat pada tuhan) dan sufistik (bercorak batin).
3. Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi Pada abad pertengahan, Etika bisa dikatakan 'dianiaya'
oleh Gereja. Pada saat itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan siaran siaran
ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari
wahyu. Dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar.
4. Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Bangsa Arab pada zaman jahiliah tidak memiliki ahli-ahli
Filsafat yang mengajak kepada aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, seperti
Epicurus, Zeno, Plato, dan Aristoteles. Hal itu terjadi karena penyelidikan tidak terjadi kecuali
di Negara yang sudah maju. Waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmat dan
sebagian ahli syair. Yang mengarahkan kepada keberhasilan dan mencegah kemungkaran,
mendorong keutamaan, dan rendahnya diri dari mereka pada zaman.
5. Akhlak pada Agama Islam Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada agama
Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada, mengajak
manusia agar percaya kepada Tuhan dan juga mengandung jalan hidup yang paling sempurna
dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Akhlak pada
Agama Islam Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada agama Islam dengan
titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada, mengajak manusia agar
percaya kepada Tuhan dan juga mengandung jalan hidup yang paling sempurna dan memuat
ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Akhlak pada Agama
Islam Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada agama Islam dengan titik
pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada, mengajak manusia agar
percaya kepada Tuhan dan juga mengandung jalan hidup yang paling sempurna dan memuat
ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan
6. Pada masa modern banyak bermunculan para filosof dan pemikir yang banyak melakukan
kritik dan termasuk di bidang akhlak. Selanjutnya pandangan mereka diarahkan pada
perbaikan yang bertujuan agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mandiri.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akhlak adalah sifat batin, atau sifat yang tertanam dalam jiwa yang memunculkan
perbuatan-perbuatan mudah tanpa seseorang itu harus berfikir dan menimbang apa yang mau
dikerjakan., perbuatan ini bersifat baik sesuai norma dan aturan islam. Jadi ilmu akhlak adalah
ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan
manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.
Ruang lingkup akhlak sangat luas karena menjangkau seluruh tingkah laku manusia,
mulai dari sikap, perbuatan dan suara hati. Dengan kata lain, ilmu akhlak membahas upaya
mengenal perilaku manusia. Sehingga ilmu akhlak berkaitan dengan norma penilaian terhadap
perilaku seseorang.
Manfaat mempelajari ilmu akhlak pada intinya adalah memendu manusia agar mampu
menilai, menentukan dan menetapkan perbuatan baik atau buruk. Sehingga orang yang
mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk tersebut terdorong untuk dapat
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Ilmu akhlak memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti hubungan ilmu
akhlak dengan ilmu tasawuf, dengan ilmu tauhid, dengan ilmu jiwa, dengan ilmu pendidikan,
maupun ilmu filsafat.
Ajaran atau ilmu akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada agama islam, dengan
titik pangkalnya pada tuhan dan akal manusia. Agama islam mengajak manusia untuk
beriman, percaya, dan taat pada tuhan, juga mengandung jalan hidup yang paling sempurna
dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai