Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Wisnu Widikdo

SENSOR KIMIA NIM : G44170086


Hari/Tanggal : Rabu/16-9-2020
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Asisten : Shadila Fira Asoka
PJP : Dr. Wulan Tri Wahyuni, SSi,
MSi

Sensor Elektrokimia

Pendahuluan
Sensor elektrokimia adalah perangkat yang memberikan informasi tentang
komposisi suatu sistem secara real time dengan menyambungkan lapisan selektif
kimiawi (elemen pengenalan) ke transduser elektrokimia (Faridbod et al 2011).
Elektrokimia berarti adanya transfer muatan antara elektroda dengan fase cair atau
padat dalam suatu rangkaian. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
sistem dua elektroda dan sistem tiga elektroda . Sistem dua elektroda menggunakan
elektroda kerja dan eletroda referensi. Sistem tiga elektroda menggunakan elektroda
kerja, elektroda referensi, dan elektroda pembantu. Reaksi elektroda pada permukaan
dan konduksi listrik pada larutan mempengaruhi proses elektrokimia. Transfer
muatan juga dapat terjadi disebabkan oleh gradien konsentrasi spesi elektroaktif (arus
difusi) atau adanya medan listrik (arus migrasi). Sensor elektrokimia memiliki
keunggulan tersendiri karena elektroda dapat mendeteksi material yang ada di dalam
sistem tanpa merusak sistem.
Sensor elektrokimia dapat dibagi menjadi tiga macam secara general yaitu
amperometri, potensiometri, dan voltametri. Amperometri didasarkan pada
pengukuran arus diantara dua elektroda dalam sistem yang tertutup/ sistem loop.
Potensiometri didasarkan pada pengukurn perbedaan tegangan murni dari suatu
sistem. Konduktometri didasarkan pada pengukuran konduktansi dari suatu seri
frekuensi dalam sistem. Praktikum ini bertujuan mempelajari prinsip kerja sensor
elektrokimia, contoh kasus pada sensor glukosa, sensor oksigen, dan sensor karbon
monoksida.

Metode
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah FlexSense
electrochemical sensing platform, OneTouch Verio Flex meter, OneTouch Delica
Plus Lancing Device, OneTouch Delica Plus lancet, elektroda Clark/ sensor oksigen,
sensor CO TGS5000. Bahan yang digunakan adalah darah, air, larutan glukosa
Prosedur
Video pertama ditonton oleh praktikan. Video pertama diterangkan tentang
salah satu penggunaan sensor amperometri untuk mendeteksi kadar glukosa. Video
kedua disaksikan oleh praktikan. Video kedua dijelaskan tentang penerapan sensor
amperometri untuk mengukur kadar glukosa dalam darah. Video ketiga ditonton oleh
praktikan. Video ketiga dijelaskan tentang prinsip kerja sensor oksigen terlarut. Video
keempat dijelaskan tentang prinsip kerja sensor kadar karbon monoksida.
Data dan hasil Pengamatan
Tabel 1 Klasifikasi Sensor Kimia
Analit Daerah Transduser Prinsip Kerja Implementasi
Pengenalan
Glukosa Test Strip Amperometri Glukosa akan Penentuan
( enzim mengalami Kadar Glukosa
glucose reaksi oksidasi dala Darah
oxidase) menjadi asam
glukonat dan
menghasilkan
arus listrik. Arus
listrik diterima
transduser dan
diubah menjadi
kadar glukosa
Glukosa Test Strip Amperometri Mendeteksi Penentuan
elektron dari Kadar Glukosa
reaksi oksidasi pada Cairan
glukosa oleh
mediator
oksidase
Oksigen (O2) Katoda Emas Amperometri Oksigen akan Penentuan
berdifusi melalui kadar oksigen
membrane, lalu dalam suatu
direduksi larutan
menjad H2O dan
menghasilkan
arus listrik yang
dapat dideteksi
transduser dan
diolah menjadi
sinyal.
Tabel 1 Klasifikasi Sensor Kimia (Lanjutan)

Karbon Elektroda Amperometri Gas CO masuk Penentuan


Monoksida kerja, melalui gas kadar CO
Elektroda inlet, kemudian dalam suatu
Pembantu difliter. Setelah larutan
(CE), dan gas itu masuk ke
CO upper diffusion
layer . CO akan
sampai di WE,
kemudian
bereaksi dengan
H2O membentuk
CO2 + 2H+ + 2e.
Pergerakan
elektron atau
aliran elektron
menyebabkan
arus, arus
sampai di
transduser
amperometri,
diolah menjadi
data konsentrasi
CO.

Pembahasan
Sensor elektrokimia adalah sensor yang mengubah informasi elektrokimia
dari suatu zat menjadi sinyal analitik yang dapat diinterepetasikan. Sensor
elektrokimia biasanya terdiri dari dua komponen dasar, sistem pengenalan kimia
(molekuler) yang merupakan bagian terpenting dari sebuah sensor dan transduser
fisikokimia yang merupakan perangkat yang mengubah respons kimiawi menjadi
sinyal yang dapat dideteksi oleh instrumentasi listrik modern. Kedua bagian ini
membentuk elektroda kerja ( Stradiotteo et al 2003). Elektroda referensi dan
terkadang elektroda counter juga digunakan dalam pengukuran listrik. Sensor
elektrokimia bekerja berdasarkan adanya reaksi oksidasi atau reduksi pada sampel.
Oksidasi menyebabkan aliran elektron berpindah dari elektroda kerja ke elektroda
counter melalui rangkaian luar. Reduksi sebaliknya menyebabkan aliran elektron
berpindah dari elektroda counter ke elektroda kerja. Salah satu arah aliran elektron
menciptakan arus listrik yang sebanding dengan konsentrasi gas. Sensor elektrokimia
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu amperometri, potensiometri, dan konduktometri.
Amperometri Pengukuran amperometri dilakukan dengan menggunakan
eksitasi sinyal yang berasal dari generator dan dengan mengukur arus yang dihasilkan
dalam loop yang ditutup (Schozzari A 2008). Contoh dari amperometri adalah sensor
karobon monoksida, sensor oksigen , dan sensor pengukur kadar glukosa pada darah.
Potensiometri merupakan metode statis karena lpengukuran dilakukan pads keadaan
lingkungan saat arus pada sistem sama sekali tidak ada ( arus=nol ). Potensiometri
mengukur perbedaan potensial dari elektroda kerja dan elektroda referensi. Contoh
dari potensiometri adalah pH meter. Konduktometri didasarakan pada konduktansi
elektrik dari suatu larutan secara keseluruhan. Contoh dari konduktometri adalah
titrasi konduktometri.
Sensor kadar glukosa pada darah menggunakan prinsip amperometri. Arus
dihasilkan dari proses oksidasi glukosa menjadi asam glukonat. Metode elektrokimia
untuk menguji konsentrasi glukosa darah didasarkan oleh arus yang berbanding lurus
dengan tingkat glukosa darah yang ada dalam sampel darah. Darah diambil di antara
dua elektroda dan strip pengujian.Oksidasi glukosa terjadi yang mengubah molekul
glukosa dari beta-D-glukosa menjadi D-glukagon-1,5-lakton dan kemudian
dihidrolisis menjadi asam D-glukonat. Reaksi ini menghasilkan arus listrik yang
memaksa elektron mengalir antara elektroda kerja dan elektroda counter. Enzim yang
terimpregnasi pada strip pengujian berinteraksi dengan darah sehingga arus
dihasilkan ketika kontak dengan glukosa . Berdasarkan prinsip kerja ini, semakin
banyak glukosa darah yang ada dalam sampel, semakin kuat tegangan yang
dihasilkan. Arus listrik yang dihasilkan diinterpretasikan oleh transduser. Faktor
kesalahan yang mungkin terjadi pada pengukuran glukosa pada darah
Sensor pengukuran kadar oksigen didasarkan pada prinsip amperometri. Arus
dihasilkan dari proses oksidasi oksigen menjadi air. Metode penentuan arus
mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air sesuai dengan laju difusi oksigen
molekuler yang tersebar melalui film. Film jenis ini hanya dapat dilalui oleh gas dan
umumnya menggunakan film polytetrafluoroethylene (Wei et al 2019). Oksigen
terdifusi dan terjadi reaksi oksidasi sehingga menghasilkan elektrolit. Reaksi reduksi
terjadi seketika di katoda (positif) dan reaksi oksidasi terjadi di anoda (negatif).
Oksigen akan tereduksi menjadi H2O oleh katoda dan menghasilkan arus . Arus yang
dihasilkan oleh sebanding dengan konsentrasi oksigen (Tai et al 2012). Faktor
kesalahan yang mungkin terjadi pada pengukuran oksigen adalah alat yang tidak
teratur dibersihkan sehingga senyawa Br akan menumpuk di elektroda perak sehingga
menurunkan sensitivitas alat. Cara mengatasinya itu dengan menggunakan reference
electrode sebagai pengimbang dengan cara meregulasi elektronnya.
Sensor pengukuran kadar karbon monoksida didasarkan pada prinsip
amperometri. Saat gas CO berada di udara, gas akan masuk melalui gas inlet dan
melewati filter. Gas CO yang sudah terfilter akan berdifusi melalui lapisan kontrol
difusi gas menuju lapisan atas difusi gas. Lapisan atas difusi gas ini berhubungan
langsung dengan lapisan sensor gas yang terdiri dari elektroda kerja yang
mengandung katalis, CE, dan elektrolit. Reaksi kimia yang terjadi di dalam lapisan
sensor gas. Saat gas CO mengenai WE, gas CO akan bereaksi dengan uap air
sehingga teroksidasi menjadi CO2 + 2H+ + 2e. Elektron yang terbentuk akan
menghasilkan aliran ke CE dan dapat diukur besarannya, sedangkan H+ yang
terbentuk akan mengalir ke elektrolit. Elektron akan mengalir menghasilkan arus
listrik dan H+ menuju CE , Keduanya akan bertemu kembali di CE dan langsung
bereaksi dengan O2 sehingga membentuk air kembali . Air yang terdapat di storage
sensing untuk mencegah membran sensor agar tidak kering dan memastikan proses
pendeteksian gas masih akurat tanpa pengaruh fluktuasi kelembaban lingkungan
sekitar.
Simpulan
Elektroda selektif ion adalah jenis transduser yang mengubah aktivitas ionic
dari suatu larutan menjadi potensial yang dapat dideteksi. Elektroda selektif ion (ESI)
pada praktikum ini digunakan untuk menentukan kadar fluor dalam pasta gigi. Kurva
standar larutan fluor menunjukkan linaeritas yang sangat baik. Konstanta Nernst
ditentukan dari slope persamaan regresi linear. Kadar fluor yang didapat dari data
sekunder menunjukkan kadar yang tertera dalam kemasan tidak sesuai dengan
perhitungan. Kadar fluor sebenarnya lebih kecil daripada kadar yang tertera dalam
kemasan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan kesalahan yang dijelaskan dalam
pembahasan.
Daftar Pustaka
Faridbod F, Gupta VK, Zamani HA. 2011. Electrochemical Sensors and Biosensors.
International Journal of Electrochemistry. 2011(1):1-2. . 
doi:10.4061/2011/352546 
Negut Cioates C. 2020. Review—Electrochemical Sensors Used in the Determination
of Riboflavin. Journal of The Electrochemical Society, 167(3):2-9.
doi:10.1149/1945-7111/ab6e5e 
Scozzari A. 2008. Electrochemical Sensing Methods: A Brief Review. NATO Science
for Peace and Security Series A: Chemistry and Biology, 335–
351. doi:10.1007/978-1-4020-8480-5_16 
Stradiotto NR, Yamanaka H, Zanoni MVB. 2003. Electrochemical sensors: a
powerful tool in analytical chemistry. Journal of the Brazilian Chemical
Society. 14(2): 159–173. doi:10.1590/s0103-50532003000200003 
Tai H, Yang Y, Liu S, Li D. 2012. A Review of Measurement Methods of Dissolved
Oxygen in Water. IFIP Advances in Information and Communication
Technology. 1(1): 569–576. doi:10.1007/978-3-642-27278-3_58 
Wei Y, Jiao Y, An D, Li D, Li W, Wei Q. 2019. Review of Dissolved Oxygen
Detection Technology: From Laboratory Analysis to Online Intelligent
Detection. Sensors. 19(18): 2-8. doi:10.3390/s19183995 

Anda mungkin juga menyukai