Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MID MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

21/A2 PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

Senin 04 Juli 2022


NAMA : FITRI ISMAYANTI PARAWANGSA
NIM : 21401012
KELAS : 21A2 IAN

1. TULISKAN 10 YANG ANDA KETAHUI MENJADI DASAR DAN PERTIMBANGAN


PALING RASIONAL MENGAPA PANCASILA DIPERLUKAN OLEH NEGARA INDONESIA?
JAWABAN :
a. Pancasila sebagai ideologi Indonesia
Dalam hal ini, Pancasila memiliki nilai-nilai yang menjadi cita-cita normatif
untuk penyelenggaraan negara. Sehingga, terwujud kehidupan berbangsa dan
bernegara yang menjunjung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
berkerakyatan, dan berkeadilan.
b. Pancasila sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
Sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila menjadi
pedoman dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena
negara Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, maka
diperlukan alat pemersatu keragaman tersebut.
c. Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila dijadikan seperangkat nilai oleh bangsa Indonesia untuk menata
warga negaranya. Pancasila tidak hanya bersifat kefilsafatan, namun juga
praksis karena menyangkut makna hidup tentang bagaimana manusia harus
bertindak.
d. Pancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, merupakan kesatuan utuh
nilai-nilai budi pekerti/moral. Pancasila sebagai etika politik memiliki lima
prinsip yakni pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan
keadilan sosial.
e. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
Dalam hal ini, Pancasila memiliki anggapan-anggapan dasar yang merupakan
acuan dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dam memanfaatkan
hasil-hasil pembangunan nasional. Misalnya, pembangunan harus
menghormati HAM atau tidak boleh mengorbankan manusia.
f. Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sudah sesuai dengan jiwa
bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Soekarno pada 1960,
yakni, "Dalam mengadakan negara Indonesia merdeka itu harus dapat
meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan
segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan
dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa, dan negara ini... Saya beri
uraian itu tadi agar saudara-saudara mengerti bahwa bagi Republik Indonesia,
kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar statis dan yang bisa
menjadi leitstar dinamis. Leitstar adalah istilah dari bahasa Jerman yang berarti
'bintang pimpinan."
g. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu memiliki arti bahwa kelima
nilai dari Pancasila itu sendiri merupakan pedoman dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan iptek di
masa kini tidak dipungkiri selain dampak positif juga terdapat dampak negatif.
Pengaruh dari budaya luar dengan mudah masuk ke Indonesia menyebabkan
lunturnya budaya Indonesia itu sendiri dan juga dijumpai kasus-kasus
penyalahgunaan iptek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh
karena itu, kedudukan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
penting dan alangkah baiknya apabila meletakkan Pancasila sebagai etika
pengembangan iptek.
h. Pancasila bagi Persatuan Indonesia
Pancasila sudah menjadi landasan dan pedoman kehidupan bangsa Indonesia
bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pancasila merupakan sesuatu yang
telah teruji kebenaran, kekuatan, dan kesaktiannya sehingga Pancasila tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia sejak dahulu hingga saat ini.
Pancasila disebut juga way of life yang artinya Pancasila digunakan sebagai
pegangan dan petunjuk arah semua kegiatan dan aktivitas kehidupan dalam
segala bidang. Mulai dari kehidupan bermasyarakat sampai dengan jalannya
proses pengaturan pemerintahan dan penyelenggaraan semuanya haruslah
didasari dengan Pancasila. Hal ini mengartikan bahwa segala tingkah laku
masyarakat Indonesia dijiwai dan didasari oleh kelima sila yang ada dalam
Pancasila.
i. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia
atau bahkan di masyarakat dunia. Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk
menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik agar negara kita
semakin maju. Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk
membangun dirinya berdasarkan apa yang menjadi cita-cita bangsa. Keempat,
pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang
memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Pancasila harus dijadikan sebagai
pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.
j. Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa Pasca Kemerdekaan Indonesia
Tahun 1945
Peranan Pancasila yang cukup mencolok pasca kemerdekaan Indonesia
berhasil diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah keberadaannya
sebagai alat pemersatu bangsa. Isu persatuan dan kesatuan menjadi hal yang
sangat penting untuk diperhatikan menjelang kemerdekaan Indonesia tiba.
Sebab kemerdekaan Indonesia yang utuh tidak akan bertahan lama, apabila
persatuan dan kesatuan bangsa tidak dapat terwujud dengan baik. Ini
disebabkan karakteristik masyarakat dan budaya Indonesia yang sangat
beragam. Kondisi ini mendorong Indonesia untuk memiliki suatu dasar negara
yang dapat menjadi landasan atau falsafah kehidupan secara bersama
sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

2. SEBUTKAN BERAPA JUMLAH SUKU, BAHASA, AGAMA, DAN ETNIS DI NEGARA


REPUBLIK INDONESIA???
JAWABAN :
a. Suku
Suku bangsa merupakan golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan
sesama berdasarkan garis keturunan merujuk pada ciri khas seperti Budaya, bangsa,
bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa juga merupakan golongan sosial yang
dibedakan dari golongan-golongan sosial lain, karena memiliki ciri-ciri yang paling
mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya.

Dalam definisi lain, Suku bangsa juga merupakan suku sosial yang khusus dan
bersifat askriptif atau telah ada sejak lahir, serta memiliki corak yang sama seperti
golongan umur serta jenis kelamin. Suku bangsa sendiri dapat dikelompokkan
berdasarkan:

Suku bangsa campuran, dimana di dalamnya terjadi percampuran antar ras yang
mendiami satu Kawasan atau wilayah tertentu. Contohnya pada suku Peranakan yang
merupakan percampuran antar ras Tionghoa dan Melayu

Garis keturunan, sebagai faktor utama bagi suku bangsa. Terdapat tiga garis
keturunan di Indonesia, yaitu Garis keturunan ayah (patrilineal), biasanya pada suku
Batak, Ambon, Timor dan yang lainnya, Garis keturunan ibu (matrilineal), biasanya
terjadi dalam suku Minangkabau di Sumatra Selatan dan Garis keturunan ayah dan ibu
atau parental yang banyak dijalankan oleh suku Jawa.
Beragam suku dan tradisi unik di Indonesia yang akan membuatmu berdecak
kagum, bergidik ngeri, penasaran, dan mengaduk pikiran dapat kamu pelajari pada
buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia.

DAFTAR NAMA SUKU YANG BERADA DI INDONESIA

Suku Abai di Kalimantan Timur


Suku Abau di Papua
Suku Abra di Papua
Suku Abung di Sumatra Selatan dan Lampung
Suku Abui di Nusa Tenggara Timur
Suku Aceh di pesisir Aceh
Suku Adabe di Nusa Tenggara Timur
Suku Adora di Papua
Suku Aero di Papua
Suku Agabag di Kalimantan
Suku Aghu di Papua
Suku Aghul di Papua
Suku Aikwakai di Papua
Suku Airmati di Papua
Suku Airo di Papua
Suku Airoran di Papua
Suku Airo Sumagaghe di Papua
Suku Aiso di Papua
Suku Akit di pulau Rupat
Suku Alas di kabupaten Aceh Tenggara
Suku Alau' di Kalimantan
Suku Alor di NTT: kabupaten Alor
Suku Amabai di Papua
Suku Amanab di Papua
Suku Amatoa di Sulawesi
Suku Ambai di Papua
Suku Amberbaken di Papua
Suku Ambon di kota Ambon
Suku Ameng Sewang di pesisir kepulauan Bangka-Belitung
Suku Ampana di Sulawesi Tengah
Suku Amung di Papua
Suku Amungme di Papua
Suku Anak Dalam di Jambi
Suku Anate di Papua
Suku Aneuk Jamee di kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Barat Daya
Suku Angan di Kalimantan
Suku Angkabakng di Kalimantan
Suku Ansus di Papua
Suku Anu di Papua
Suku Anus di Papua
Suku Apalin di Kalimantan
Suku Apoyan di Kalimantan
Suku Araikurioko di Papua
Suku Arandai di Papua
Suku Arfak di Papua
Suku Arguni di Papua
Suku Arkais di Kalimantan
Suku Aru di Maluku: Kepulauan Aru
Suku Arui di Papua
Suku Aserawanua di Sulawesi
Suku Asienara di Papua
Suku Asmat di Papua
Suku Ata Kiwan di Kalimantan
Suku Atam di Papua
Suku Atanfui di Nusa Tenggara Timur
Suku Atinggola di Sulawesi
Suku Atogoim di Papua
Suku Atori di Papua
Suku Auheng di Kalimantan
Suku Autohwaim di Papua
Suku Auyu di Papua
Suku Auwye di Papua
Suku Away di Papua
Suku Awyu di Papua
Suku Ayfat di Papua
Suku Ayus di Kalimantan

Suku Bare'e di Sausu, Parigi Moutong , Kabupaten Poso, dan Kabupaten Tojo
Una-Una
Suku Banten di Banten
Suku Besemah di Sumatra Selatan
Suku Bali di Bali terdiri:
o Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali
o Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani
Suku Balantak di Sulawesi Tengah
Suku Banggai di Sulawesi Tengah: Kabupaten Banggai Kepulauan
Suku Baduy di Banten
Suku Bajau di Kalimantan Timur
Suku Banjar di Kalimantan Selatan
Suku Batak di Sumatra Utara terdiri:
o Suku Karo di kabupaten Karo
o Suku Mandailing di kabupaten Mandailing Natal
o Suku Angkola di kabupaten Tapanuli Selatan
o Suku Toba di kabupaten Toba Samosir
o Suku Pakpak di kabupaten Pakpak Bharat
o Suku Simalungun di kabupaten Simalungun
Suku Batin di Jambi
Suku Bawean di Jawa Timur: Gresik
Suku Bentong di Sulawesi Selatan
Suku Berau di Kalimantan Timur: kabupaten Berau
Suku Betawi di Jakarta
Suku Bima NTB: kota Bima dan Kabupaten Bima
Suku Boti di kabupaten Timor Tengah Selatan
Suku Bugis di Sulawesi Selatan
o Orang Bugis Pagatan di Kalimantan Selatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu
Suku Bungku di Sulawesi Tengah: Kabupaten Morowali
Suku Buru di Maluku: Kabupaten Buru
Suku Buol di Sulawesi Tengah: Kabupaten Buol
Suku Bulungan di Kalimantan Timur: Kabupaten Bulungan
Suku Buton di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau
Suku Bonai di Riau: Kabupaten Rokan Hilir

Suku Cham di Aceh


Suku Cirebon di Jawa Barat: Kota Cirebon
Suku Ciptagelar di Jawa Barat: Kabupaten Sukabumi

Suku Damal di Mimika


Suku Dampelas di Sulawesi Tengah
Suku Dani di Papua: Lembah Baliem
Suku Dairi di Sumatra Utara
Suku Daya di Sumatra Selatan
Suku Dayak terdiri:
Suku Dayak Ahe di Kalimantan Barat
Suku Dayak Bajare di Kalimantan Barat
Suku Dayak Damea di Kalimantan Barat
Suku Dayak Banyadu di Kalimantan Barat
Suku Bakati di Kalimantan Barat
Suku Punan di Kalimantan Tengah
Suku Kanayatn di Kalimantan Barat
Suku Dayak Krio di Kalimantan Barat: Ketapang
Suku Dayak Sungai Laur di Kalimantan Barat: Ketapang
Suku Dayak Simpangh di Kalimantan Barat; Ketapang
Suku Iban di Kalimantan Barat
Suku Mualang di Kalimantan Barat: Sekadau, Sintang
Suku Bidayuh di Kalimantan Barat: Sanggau
Suku Mali di Kalimantan Barat
Suku Seberuang di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Sekujam di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Sekubang di Kalimantan Barat: Sintang
Suku Ketungau di Kalimantan Barat
Suku Desa di Kalimantan Barat
Suku Kantuk di Kalimantan Barat
Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Suku Limbai di Kalimantan Barat
Suku Kebahan di Kalimantan Barat
Suku Pawan di Kalimantan Barat
Suku Tebidah di Kalimantan Barat
Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Suku Bukit di Kalimantan Selatan
Orang Dayak Pitap di Tebing Tinggi, Balangan, Kalsel
Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan
Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan
Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan: Tabalong
Suku Ngaju di Kalimantan Tengah: Kabupaten Kapuas
Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah: Murung Raya
Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah
Suku Lawangan di Kalimantan Tengah
Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bukat, Kutai Barat
Suku Busang, Kutai Barat
Suku Ohong, Kutai Barat
Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan
Suku Basap, Bontang-Kutai Timur
Suku Ahe di Kabupaten Berau
Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut
Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut
Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan
Suku Lundayeh, Malinau
Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
Suku Dusun di Kalimantan Tengah
Suku Maanyan di Kalimantan Tengah: Barito Timur
Orang Maanyan Paju Sapuluh
Orang Maanyan Paju Epat
Orang Maanyan Dayu
Orang Maanyan Paku
Orang Maanyan Benua Lima
Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel
Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel
Suku Dompu NTB: Kabupaten Dompu
Suku Donggo, Bima
Suku Donggala di Sulawesi Tengah
Suku Dondo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli
Suku Duri Terletak di bagian utara Kabupaten Enrekang berbatasan dengan
Kabupaten Tana Toraja, meliputi tiga kecamatan induk Anggeraja, Baraka, dan
Alla di Sulawesi Selatan.

Suku Enim di Sumatra Selatan


Orang asal Eropa
Orang Indo (peranakan Eropa-Indonesia)
Orang Mestizo

Suku Flores di NTT: Flores Timur


Suku Lamaholot, Flores Timur, terdiri dari:
Suku Wandan, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Kaliha, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Serang Gorang, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Lamarobak, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Atanuhan, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Wotan, di Solor Timur, Flores Timur
Suku Kapitan Belen, di Solor Timur, Flores Timur

Suku Gayo di Aceh: Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh
Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tamiang
Suku Gorontalo di Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
Sulawesi Tengah
Suku Gumai di Sumatra Selatan: Lahat

Suku Hitu di Maluku: Kota Ambon, Maluku Tengah

Suku India
Suku Tamil di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan DKI Jakarta
Suku Punjab di Sumatra Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Timur
Suku Bengali di DKI Jakarta
Suku Gujarati di DKI Jakarta dan Jawa Tengah
Orang Sindhi di DKI Jakarta dan Jawa Timur
Orang Sikh di Sumatra Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Timur

Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta


Suku Tengger di Jawa Timur: Probolinggo, Pasuruan, dan Malang
Suku Osing di Jawa Timur: Banyuwangi
Suku Samin di Jawa Tengah: Purwodadi
Suku Bawean di Jawa Timur: Pulau Bawean
Suku Jambi di Jambi: Kota Jambi
Suku Jepang di DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali

Suku Kangean di Kepulauan Kangean


Suku Kayu Agung di Sumatra Selatan
Suku Kei di Maluku Tenggara: Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual
Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kota Palu
Suku Kalang di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Suku Kampar
Suku Kaur di Bengkulu: Kabupaten Kaur
Suku Kayuagung di Sumatra Selatan
Suku Kerinci di Jambi: Kabupaten Kerinci
Suku Kikim di Sumatra Selatan
Suku Komering di Sumatra Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir, Baturaja
Suku Konjo Pegunungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
Suku Konjo Pesisir, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
Suku Koto di Sumatra Barat
Suku Kubu di Jambi dan Sumatra Selatan
Suku Kulawi di Sulawesi Tengah
Suku Kutai di Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara
Suku Kluet di Aceh: Aceh Selatan
Suku Korea di DKI Jakarta
Suku Krui di Lampung

Suku Laut, Kepulauan Riau


Suku Lampung
o Suku Sungkai di Lampung
o Suku Abung di Lampung
o Suku Way Kanan di Lampung, Sumatra Selatan Dan Bengkulu
o Suku Pubian di Lampung
o Suku Tulang Bawang di Lampung
o Suku Melinting di Lampung
o Suku Peminggir Teluk di Lampung
o Suku Ranau di Lampung, Sumatra Selatan dan Sumatra Utara
o Suku Komering di Sumatra Selatan
o Suku Cikoneng di Banten
o Suku Merpas di Bengkulu
o Suku Belalau di Lampung
o Suku Smoung di Lampung
o Suku Semaka di Lampung
Suku Lematang di Sumatra Selatan
Suku Lembak, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
Suku Lintang, Sumatra Selatan
Suku Lom, Bangka Belitung
Suku Lore, Sulawesi Tengah
Suku Lubu, daerah perbatasan antara Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi
Sumatra Barat
M
Suku Moronene di Sulawesi Tenggara.
Suku Madura di Jawa Timur: Pulau Madura, Kangean, wilayah Tapal Kuda
Suku Makassar di Sulawesi Selatan: Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba (sebagian),
Kabupaten Sinjai (bagian perbatasan Kab Gowa)Kabupaten Maros (sebagian)
Kabupaten Pangkep (sebagian)Kota Makassar
Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat: Kabupaten Mamasa
Suku Mandar Sulawesi Barat: Polewali Mandar
Suku Melayu di Sumatra dan Kepulauan Riau :
o Melayu Asahan
o Melayu Deli
o Melayu Langkat
o Melayu Lahat
o Melayu Riau
o Melayu Semendo
Suku Mentawai di Sumatra Barat: Kabupaten Kepulauan Mentawai
Suku Minahasa di Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa
Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota
Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon, terdiri 9 subetnik:
o Suku Babontehu
o Suku Bantik
o Suku Pasan Ratahan
o Suku Ponosakan
o Suku Tombulu
o Suku Tontemboan
o Suku Tonsawang
o Suku Tonsea
o Suku Toulour
Suku Minangkabau, Sumatra Barat
Suku Mongondow, Sulawesi Utara
Suku Mori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
Suku Muko-Muko di Bengkulu: Kabupaten Mukomuko
Suku Muna di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Muna
Suku Muyu di Kabupaten Boven Digoel, Papua
Suku Mekongga di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Kolaka dan Kabupaten
Kolaka Utara
Suku Moro di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara
Suku Mongondow di Sulawesi Utara: Kabupaten Bolaang Mongondow
N
Suku Nias di Sumatra Utara: Kabupaten Nias, Nias Selatan dan Nias Utara dari
dua keturunan Jepang dan Vietnam
Suku Ngada di NTT: Kabupaten Ngada

Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur


Suku Ogan di Sumatra Selatan
Suku Ocu di Kabupaten Kampar, Riau

Suku Padoe di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan


Suku Palembang di Sumatra Selatan
Suku Asal Papua/Irian
o Suku Asmat di Kabupaten Asmat
o Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor
o Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
o Suku Ekagi, daerah Paniai, Abepura, Papua
o Suku Amungme di Mimika
o Suku Bauzi, Mamberamo hilir, Papua utara
o Suku Arfak di Manokwari
o Suku Kamoro di Mimika
Suku Pamona di Sulawesi Tengah: Kabupaten Poso dan di Sulawesi Selatan
Suku Pesisi di Sumatra Utara: Tapanuli Tengah
Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
Suku Pubian di Lampung
Suku Pattae di Polewali Mandar
Suku Pakistani di Sumatra Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah
Suku Peranakan (Tionghoa-Peranakan atau Baba Nyonya)

Suku Rampi di Sulawesi Selatan: Kabupaten Luwu Utara


Suku Rawa, Rokan Hilir, Riau
Suku Rejang di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu
Utara, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Rejang
Lebong
Suku Rote di NTT: Kabupaten Rote Ndao
Suku Rongga di NTT: Kabupaten Manggarai Timur
Suku Rohingya di Aceh: Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Utara, Kota
Banda Aceh, dan Kota Sabang

S
Suku Sabu di Pulau Sabu, NTT
Suku Saluan di Sulawesi Tengah
Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas
Suku Samin di Jawa Tengah: Blora; dan Jawa Timur: Bojonegoro
Suku Sangir di Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe
Suku Sasak di NTB, Lombok
Suku Sekak Bangka
Suku Sekayu di Sumatra Selatan
Suku Semendo di Bengkulu, Sumatra Selatan: Muara Enim
Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten
Seluma
Suku Simeulue di Aceh: Kabupaten Simeulue
Suku Sigulai di Aceh: Kabupaten Simeulue bagian utara
Suku Suluk di Kalimantan Utara
Suku Sumbawa Di NTB: Kabupaten Sumbawa
Suku Sumba di NTT: Sumba Barat, Sumba Timur
Suku Sunda di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sumatra Selatan dan
Jawa Tengah
Suku Sungkai di Lampung Lampung Utara

Suku Talaud di Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud


Suku Talang Mamak di Riau: Indragiri Hulu
Suku Tamiang di Aceh: Kabupaten Aceh Tamiang
Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G.
Bromo
Suku Ternate di Maluku Utara: Kota Ternate
Suku Tidore di Maluku Utara: Kota Tidore
Suku Tidung di Kalimantan Timur: Kabupaten Tanah Tidung
Suku Timor di NTT, Kota Kupang
Suku Tionghoa
Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel
Orang Cina Benteng di Tangerang, Provinsi Banten
Orang Tionghoa Hokkien di Jawa dan Sumatra Utara
Orang Tionghoa Hakka di Belitung dan Kalimantan Barat
Orang Tionghoa Hubei
Orang Tionghoa Hainan
Orang Tionghoa Kanton
Orang Tionghoa Hokchia
Orang Tionghoa Tiochiu
Suku Tojo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
Suku Toraja di Sulawesi Selatan: Tana Toraja
Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara: Kendari
Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli
Suku Tomini di Sulawesi Tengah: Kabupaten Parigi Moutong

Suku Una-una di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una


Suku Ulu di Sumatra utara: mandailing natal

Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton


TOTAL SELURUH SUKU YANG BERADA DI INDONESIA ADALAH 1.340

b. Bahasa

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 juga menyebutkan tentang Bahasa Isyarat


Indonesia, yang digunakan oleh 2.000.000 jiwa penutur.

SUMATRA (DAN SEKITARNYA)


1. Bahasa Abung 16. Bahasa Karo
2. Bahasa Aceh 17. Bahasa Kaur
3. Bahasa Alas Kluet 18. Bahasa Kerinci
4. Bahasa Angkola 19. Bahasa Kikim
5. Bahasa Bangka 20. Bahasa Kisam
6. Bahasa Batak 21. Bahasa Komering
1. Batak Mandailing 22. Bahasa Krui
2. Batak Medan 23. Bahasa Kubu
3. Batak Palpak 24. Bahasa Lampung
4. Batak Simalungun 1. Lampung Api
5. Batak Toba 2. Lampung Melinting
7. Bahasa Belalau 3. Lampung Menggala
8. Bahasa Col 4. Lampung Metro
9. Bahasa Daya 5. Lampung Nasal
10. Bahasa Devayan 6. Lampung Nyo
11. Bahasa Duano 7. Lampung Pubian
12. Bahasa Enggano 8. Lampung Way Kanan
13. Bahasa Enim 25. Bahasa Lematang
14. Bahasa Gayo 26. Bahasa Lintang
15. Bahasa Haji 27. Bahasa Loncong
28. Bahasa Lubu 35. Bahasa Ocu
29. Bahasa Melayu 36. Bahasa Ogan
1. Melayu Jambi 37. Bahasa Pekal
2. Melayu Palembang 38. Bahasa Penesak
3. Melayu Riau 39. Bahasa Rambang
4. Melayu Tengah 40. Bahasa Rawas
30. Bahasa Mentawai 41. Bahasa Rejang
31. Bahasa Meranjat 42. Bahasa Sigulai
32. Bahasa Minangkabau 43. Bahasa Simeulue
33. Bahasa Musi 44. Bahasa Singkil
34. Bahasa Nias 45. Bahasa Sungkai

JAWA (DAN SEKITARNYA)


1. Bahasa Baduy 16. Serang
2. Bahasa Banten 17. Surabaya
1. Banten Sunda 18. Surabaya Pecinan
3. Bahasa Betawi 19. Surakarta
1. Pinggiran 20. Tegal
2. Betawi Tengah 21. Yojo
4. Bahasa Cirebon 7. Bahasa Osing
1. Cirebon Sunda 8. Bahasa Peranakan
2. Cirebon Jawa 9. Bahasa Tengger
5. Bahasa Javindo 10. Bahasa Kangean
6. Bahasa Jawa 1. Dandung
1. Bagelan 2. Duko
2. Banyumasan 3. Laok Jangjang
3. Blora 4. Pagerungan
4. Indramayu 5. Pajanangger
5. Jombang 6. Saebus
6. Kedu 7. Saebus
7. Kudus 8. Sapeken
8. Lamongan 9. Torjek
9. Malang 11. Bahasa Lampung Cikoneng
10. Mataraman 12. Bahasa Madura
11. Pantura 1. Madura Bangkalan
12. Pasuruan 2. Bawean
13. Pekalongan 3. Pamekasan
14. Pemalang 4. Sampang
15. Semarang 5. Sapudi
6. Sumenep 2. Bogor
13. Bahasa Pecok 3. Brebes
14. Bahasa Orang Pulo 4. Ciamis
15. Bahasa Sunda 5. Majalengka
1. Banyumas 6. Priangan

NUSA TENGGARA
1. Bahasa Abui [abz] 33. Bahasa Lamaholot [slp]
2. Bahasa Adang [adn] 34. Bahasa Lamalera [lmr]
3. Bahasa Adonara [adr] 35. Bahasa Lamatuka [lmq]
4. Bahasa Alor [aol] 36. Bahasa Lamboya [lmy]
5. Bahasa Amarasi [aaz] 37. Bahasa Lamma [lev]
6. Bahasa Anakalangu [akg] 38. Bahasa Laura [lur]
7. Bahasa Bali [ban] 39. Bahasa Lembata
8. Kata Kolok [bqy] 1. Bahasa Lembata
9. Bahasa Bilba [bpz] Selatan [lmf]
10. Bahasa Bima [bhp] 2. Bahasa Lembata
11. Bahasa Blagar [beu] Barat [lmj]
12. Bahasa Bunak [bfn] 40. Bahasa Levuka [lvu]
13. Bahasa Dela-Oenale [row] 41. Bahasa Lewo Eleng [lwe]
14. Bahasa Dengka [dnk] 42. Bahasa Lewotobi [lwt]
15. Bahasa Dhao [nfa] 43. Bahasa Li’ o [ljl]
16. Bahasa Ende [end] 44. Bahasa Lole [llg]
17. Bahasa Hamap [hmu] 45. Bahasa Melayu
18. Bahasa Helong [heg] 1. Bahasa Melayu Bali [mhp]
19. Bahasa Ile Ape [ila] 2. Bahasa Melayu
20. Bahasa Kabola [klz] Kupang [mkn]
21. Bahasa Kafoa [kpu] 3. Bahasa Melayu
22. Bahasa Kamang [woi] Larantuka [lrt]
23. Bahasa Kambera [xbr] 46. Bahasa Mamboru [mvd]
24. Bahasa Kedang [ksx] 47. Bahasa Manggarai [mqy]
25. Bahasa Kelon [kyo] 48. Bahasa Nage [nxe]
26. Bahasa Kemak [kem] 49. Bahasa Nasal [nsy]
27. Bahasa Ke’ o [xxk] 50. Bahasa Nedebang [nec]
28. Bahasa Kepo’ [kuk] 51. Bahasa Ngad’ a [nxg]
29. Bahasa Kodi [kod] 52. Bahasa Ngad’ a Timur [nea]
30. Bahasa Komodo [kvh] 53. Bahasa Palu’ e [ple]
31. Bahasa Kui [kvd] 54. Bahasa Portugis [por]
32. Bahasa Kula [tpg] 55. Bahasa Rajong [rjg]
56. Bahasa Rembong [reb]
57. Bahasa Retta [ret] 67. Bahasa Tereweng [twg]
58. Bahasa Ringgou [rgu] 68. Bahasa Termanu [twu]
59. Bahasa Riung [riu] 69. Bahasa Tetun [tet]
60. Bahasa Rongga [ror] 70. Bahasa Tewa [twe]
61. Bahasa Sabu [hvn] 71. Bahasa Tii [txq]
62. Bahasa Sasak [sas] 72. Bahasa Uab Meto [aoz]
63. Bahasa Sawila [swt] 73. Bahasa Wae Rana [wrx]
64. Bahasa Sika [ski] 74. Bahasa Wanukaka [wnk]
65. Bahasa So’ a [ssq] 75. Bahasa Wejewa [wew]
66. Bahasa Sumbawa [smw] 76. Bahasa Wersing [kvw]

KALIMANTAN
1. Bahasa Ampanang 27. Bahasa Dusun Halong
2. Bahasa Agabag 28. Bahasa Dusun Malang
3. Bahasa Ajuh 29. Bahasa Dusun Witu
4. Bahasa Aoheng 30. Bahasa Hovongan
5. Bahasa Bahau 31. Bahasa Iban
6. Bahasa Bahau Busang 32. Bahasa Jagoi
7. Bahasa Banjar 33. Bahasa Jangkang
8. Bahasa Banjar Hulu 34. Bahasa Kahayan
9. Bahasa Banuwang 35. Bahasa Kajaman
10. Bahasa Bakati 36. Bahasa Kanayatn
11. Bahasa Bakoi 37. Bahasa Kantuk
12. Bahasa Bakumpai 38. Bahasa Kanowit
13. Bahasa Bawo 39. Bahasa Katingan
14. Bahasa Benyadu 40. Bahasa Kayan Baram
15. Bahasa Benuaq 41. Bahasa Kayan Busang
16. Bahasa Bentian 42. Bahasa Kayan Mahakam
17. Bahasa Biatah 43. Bahasa Kayan Mendalam
18. Bahasa Bidayuh 44. Bahasa Kayan Rejang
19. Bahasa Bukar Sadong 45. Bahasa Kayan Sungai
20. Bahasa Bukat 46. Bahasa Kayan Wahau
21. Bahasa Bukitan 47. Bahasa Kelabit
22. Bahasa Darat 48. Bahasa Kali
23. Bahasa Daro Matu 49. Bahasa Karau
24. Bahasa Dohoi 50. Bahasa Kembayan
25. Bahasa Dusun 51. Bahasa Keninjal
26. Bahasa Dusun Deyah 52. Bahasa Kenyah Bakung
53. Bahasa Kenyah Lepo Bam 87. Bahasa Ngaju
54. Bahasa Kenyah Lepo Jalan 88. Bahasa Nyadu
55. Bahasa Kenyah Lepo Tau 89. Bahasa Njumit
56. Bahasa Kenyah Lepo Tepu 90. Bahasa Paku
57. Bahasa Kenyah Lepoq Ke 91. Bahasa Paser
58. Bahasa Kenyah Umaq Tukung 92. Bahasa Punan Aput
59. Bahasa Kenyah Umaq Ma'ut 93. Bahasa Punan Batu
60. Bahasa Kenyah Lepoq Timei 94. Bahasa Punan Merah
61. Bahasa Kenyah Lepok Kulit 95. Bahasa Punan Tubu'
62. Bahasa Kenyah Umaq Lasan 96. Bahasa Purai
63. Bahasa Kenyah Umaq Lung 97. Bahasa Purung
64. Bahasa Kenyah Uma Kelep 98. Bahasa Ribun
65. Bahasa Kenyah Kelinyau 99. Bahasa Rungus
66. Bahasa Kereho 100. Bahasa Sa'ban
67. Bahasa Kohin 101. Bahasa Sara
68. Bahasa Kutai 102. Bahasa Seberuang
69. Bahasa Lahanan 103. Bahasa Sebuyau
70. Bahasa Lara 104. Bahasa Segai
71. Bahasa Lengilo 105. Bahasa Sekapan
72. Bahasa Lawangan 106. Bahasa Selako
73. Bahasa Lundayeh 107. Bahasa Semandang
74. Bahasa Lawa 108. Bahasa Senganan
75. Bahasa Lolang 109. Bahasa Seru
76. Bahasa Maanyan 110. Bahasa Sian
77. Bahasa Mali 111. Bahasa Siang
78. Bahasa Melayu Pontianak 112. Bahasa Sibu
79. Bahasa Melayu Sambas 113. Bahasa Tamambaloh
80. Bahasa Milikin 114. Bahasa Tanjong
81. Bahasa Mantararen 115. Bahasa Tawoyan
82. Bahasa Modang 116. Bahasa Tidung
83. Bahasa Mualansudah 117. Bahasa Tringgus
84. Bahasa Mualang 118. Bahasa Tunjung
85. Bahasa Murik 119. Bahasa Tuwang
86. Bahasa Murut 120. Bahasa Ukit

SULAWESI
1. Bahasa Andio 4. Bahasa Bahonsuai
2. Bahasa Aralle 5. Bahasa Bajo
3. Bahasa Bada 6. Bahasa Balaesang
7. Bahasa Balantak 46. Bahasa Konjo Pesisir
8. Bahasa Bambam 47. Bahasa Koroni
9. Bahasa Banggai 48. Bahasa Kulisusu
10. Bahasa Bantik 49. Bahasa Kumbewaha
11. Bahasa Baras 50. Bahasa Laiyolo
12. Bahasa Batui 51. Bahasa Lasalimu
13. Bahasa Behoa 52. Bahasa Lauje
14. Bahasa Bentong 53. Bahasa Lemolang
15. Bahasa Bintauna 54. Bahasa Liabuku
16. Bahasa Boano 55. Bahasa Lindu
17. Bahasa Bobongko 56. Bahasa Lolak
18. Bahasa Bolango 57. Bahasa Maiwa
19. Bahasa Bonerate 58. Bahasa Makassar
20. Bahasa Budong-Budong 59. Bahasa Malimpung
21. Bahasa Bugis 60. Bahasa Mamasa
22. Bahasa Bugis Sinjai 61. Bahasa Mamuju
23. Bahasa Bungku 62. Bahasa Mandar
24. Bahasa Buol 63. Bahasa Melayu Makassar
25. Bahasa Busoa 64. Bahasa Melayu Manado
26. Bahasa Campalagian 65. Bahasa Moma
27. Bahasa Cia-Cia 66. Bahasa Mongondow
28. Bahasa Dakka 67. Bahasa Mori Atas
29. Bahasa Dondo 68. Bahasa Mori Bawah
30. Bahasa Duri 69. Bahasa Moronene
31. Bahasa Enrekang 70. Bahasa Muna
32. Bahasa Gorontalo 71. Bahasa Napu
33. Bahasa Kaidipang 72. Bahasa Padoe
34. Bahasa Kaili Da'a 73. Bahasa Pamona
35. Bahasa Kaili Doi 74. Bahasa Panasuan
36. Bahasa Kaili Ledo 75. Bahasa Pancana
37. Bahasa Kaili Rai 76. Bahasa Pannei
38. Bahasa Kaili Unde 77. Bahasa pattinjo
39. Bahasa Kaimbulawa 78. Bahasa Pendau
40. Bahasa Kalao 79. Bahasa Ponosakan
41. Bahasa Kalumpang 80. Bahasa Rahambuu
42. Bahasa Kamaru 81. Bahasa Rampi
43. Bahasa Kioko 82. Bahasa Ratahan
44. Bahasa Kodeoha 83. Bahasa Saluan
45. Bahasa Konjo Pegunungan 84. Bahasa Sangir
85. Bahasa Sarudu 101. Bahasa Tombulu
86. Bahasa Sedoa 102. Bahasa Tomini
87. Bahasa Seko Padang 103. Bahasa Tondano
88. Bahasa Seko Tengah 104. Bahasa Tonsawang
89. Bahasa Selayar 105. Bahasa Tonsea
90. Bahasa Suwawa 106. Bahasa Tontemboan
91. Bahasa Tae 107. Bahasa Topoiyo
92. Bahasa Taje 108. Bahasa Toraja
93. Bahasa Tajio 109. Bahasa Totoli
94. Bahasa Talaud 110. Bahasa Tukang Besi
95. Bahasa Taloki 111. Bahasa Ulumanda
96. Bahasa Talondo 112. Bahasa Uma
97. Bahasa Toala 113. Bahasa Waru
98. Bahasa Tolaki 114. Bahasa Wawonii
99. Bahasa Tomadino 115. Bahasa Wolio
100. Bahasa Tombelala 116. Bahasa Wotu

MALUKU
1. Bahasa Alor 22. Bahasa Geloli
2. Bahasa Alune 23. Bahasa Goram
3. Bahasa Ambalau 24. Bahasa Helo
4. Bahasa Ambelan 25. Bahasa Hoti
5. Bahasa Aru 26. Bahasa Iha
6. Bahasa Asilulu 27. Bahasa Illiun
7. Bahasa Bacan 28. Bahasa Kadang
8. Bahasa Balkewan 29. Bahasa Kaham
9. Bahasa Banda 30. Bahasa Kai
10. Bahasa Barakai 31. Bahasa Kaiely
11. Bahasa Batuley 32. Bahasa Kaisar
12. Bahasa Belu 33. Bahasa Karey
13. Bahasa Bobot 34. Bahasa Kei
14. Bahasa Boing 35. Bahasa Kola
15. Bahasa Buru 36. Bahasa Kompane
16. Bahasa Damar Timur 37. Bahasa Kroe
17. Bahasa Dawelor 38. Bahasa Kur
18. Bahasa Dobel 39. Bahasa Lain
19. Bahasa Elnama 40. Bahasa Leinam
20. Bahasa Emplawas 41. Bahasa Leti
21. Bahasa Fordata 42. Bahasa Lola
43. Bahasa Loon 66. Bahasa Seluwasan
44. Bahasa Luhu 67. Bahasa Seram
45. Bahasa Makatian 68. Bahasa Serili
46. Bahasa Marlasi 69. Bahasa Serua
47. Bahasa Marsela Barat 70. Bahasa Solor
48. Bahasa Marsela Tengah 71. Bahasa Sula
49. Bahasa Marsela Timur 72. Bahasa Tagalisa
50. Bahasa Masarete 73. Bahasa Taliabo
51. Bahasa Moa 74. Bahasa Tanibar
52. Bahasa Nila 75. Bahasa Tarangan Barat
53. Bahasa Nuaulu 76. Bahasa Tarangan Timur
54. Bahasa Oirata 77. Bahasa Telaah Babar
55. Bahasa Oroyliye 78. Bahasa Teon
56. Bahasa Pantar 79. Bahasa Ternate
57. Bahasa Piliana 80. Bahasa Tetun
58. Bahasa Piru 81. Bahasa Tidore
59. Bahasa Roma 82. Bahasa Timor
60. Bahasa Rote 83. Bahasa Wemale
61. Bahasa Salas 84. Bahasa Wetar
62. Bahasa Saleman 85. Bahasa Windesi
63. Bahasa Samasuru 86. Bahasa Woda-Woda
64. Bahasa Sawai 87. Bahasa Yalahatan
65. Bahasa Selaru 88. Bahasa Yamdena
89. Bahasa Yatoke

PAPUA
1. Bahasa Abinomn 14. Bahasa Arguni
2. Bahasa Abun 15. Bahasa As
3. Bahasa Aghu 16. Bahasa Asmat
4. Bahasa Aikwakai 17. Bahasa Asmat Kasuari
5. Bahasa Airo 18. Bahasa Asmat Tengah
6. Bahasa Airoran 19. Bahasa Asmat Utara
7. Bahasa Ambai 20. Bahasa Asmat Yaosakor
8. Bahasa Amber 21. Bahasa Ati
9. Bahasa Amberbaken 22. Bahasa Atohwaim
10. Bahasa Anasi 23. Bahasa Auye
11. Bahasa Ansus 24. Bahasa Awbono
12. Bahasa Anus 25. Bahasa Awera
13. Bahasa Arandai 26. Bahasa Awyi
27. Bahasa Awyu 66. Bahasa Dani Lembah Tengah
28. Bahasa Awyu Asue 67. Bahasa Dao
29. Bahasa Awyu Edera 68. Bahasa Dem
30. Bahasa Awyu Jair 69. Bahasa Demisa
31. Bahasa Awyu Selatan 70. Bahasa Demta
32. Bahasa Awyu Tengah 71. Bahasa Dera
33. Bahasa Awyu Utara 72. Bahasa Diebroud
34. Bahasa Baburiwa 73. Bahasa Dineor
35. Bahasa Bagusa 74. Bahasa Diuwe
36. Bahasa Baham 75. Bahasa Dou
37. Bahasa Bapu 76. Bahasa Doutai
38. Bahasa Baropasi 77. Bahasa Dubu
39. Bahasa Baso 78. Bahasa Duriankere
40. Bahasa Bauzi 79. Bahasa Dusner
41. Bahasa Bayono 80. Bahasa Duvle
42. Bahasa Bedoanas 81. Bahasa Edopi
43. Bahasa Berik 82. Bahasa Eipomek
44. Bahasa Betaf 83. Bahasa Ekari
45. Bahasa Biak 84. Bahasa Elseng
46. Bahasa Biga 85. Bahasa Emem
47. Bahasa Biksi 86. Bahasa Eritai
48. Bahasa Biritai 87. Bahasa Erokwanas
49. Bahasa Bonefa 88. Bahasa Fayu
50. Bahasa Bonerif 89. Bahasa Fedan
51. Bahasa Bonggo 90. Bahasa Foau
52. Bahasa Borai 91. Bahasa Gebe
53. Bahasa Burate 92. Bahasa Gresi
54. Bahasa Burmeso 93. Bahasa Hatam
55. Bahasa Burumakok 94. Bahasa Hmanggona
56. Bahasa Buruwai 95. Bahasa Hupla
57. Bahasa Busami 96. Bahasa Iau
58. Bahasa Citak 97. Bahasa Iha
59. Bahasa Citak Tamnim 98. Bahasa Iha Pijin
60. Bahasa Dabe 99. Bahasa Imlom
61. Bahasa Dabra 100. Bahasa Irarutu
62. Bahasa Damal 101. Bahasa Iresim
63. Bahasa Dani Barat 102. Bahasa Isirawa
64. Bahasa Dani Lembah Atas 103. Bahasa Itik
65. Bahasa Dani Lembah Bawah 104. Bahasa Iwur
105. Bahasa Janggu 144. Bahasa Kofei
106. Bahasa Jofotek 145. Bahasa Koiwai
107. Bahasa Kabera 146. Bahasa Kokoda
108. Bahasa Kaburi 147. Bahasa Kombai
109. Bahasa Kaeti 148. Bahasa Komyandaret
110. Bahasa Kais 149. Bahasa Konda
111. Bahasa Kaiy 150. Bahasa Koneraw
112. Bahasa Kalabra 151. Bahasa Kopkaka
113. Bahasa Kamberau 152. Bahasa Korowai
114. Bahasa Kamoro 153. Bahasa Korupun
115. Bahasa Kanum 154. Bahasa Kosare
116. Bahasa Kanum Badi 155. Bahasa Kotogut
117. Bahasa Kanum Ngaklam 156. Bahasa Kowiai
118. Bahasa Kanum Smarky 157. Bahasa Kurudu
119. Bahasa Kanum Sota 158. Bahasa Kwansu
120. Bahasa Kapitiaw 159. Bahasa Kwer
121. Bahasa Kapori 160. Bahasa Kwerba
122. Bahasa Karas 161. Bahasa Kwerba
123. Bahasa Karon Dori Mamberamo
124. Bahasa Karon Pantai 162. Bahasa Kwerisa
125. Bahasa Kaugat 163. Bahasa Kwesten
126. Bahasa Kaure 164. Bahasa Kwinsu
127. Bahasa Kauwerawec 165. Bahasa Lani
128. Bahasa Kauwol 166. Bahasa Legenyem
129. Bahasa Kawe 167. Bahasa Lepki
130. Bahasa Kayagar 168. Bahasa Liki
131. Bahasa Kayu Pulau 169. Bahasa Maden
132. Bahasa Keder 170. Bahasa Madik
133. Bahasa Kehu 171. Bahasa Maibrat
134. Bahasa Keijar 172. Bahasa Mairasi
135. Bahasa Kemberano 173. Bahasa Maklew
136. Bahasa Kembra 174. Bahasa Mander
137. Bahasa Kemtuk 175. Bahasa Mandobo Atas
138. Bahasa Kerema 176. Bahasa Mandobo Bawah
139. Bahasa Ketengban 177. Bahasa Manem
140. Bahasa Ketum 178. Bahasa Mantion
141. Bahasa Kimaghama 179. Bahasa Mapia
142. Bahasa Kimki 180. Bahasa Marau
143. Bahasa Kirikiri 181. Bahasa Maremgi
182. Bahasa Marind 221. Bahasa Nggem
183. Bahasa Marind Bian 222. Bahasa Nimboran
184. Bahasa Masimasi 223. Bahasa Ninggerum
185. Bahasa Massep 224. Bahasa Nipsan
186. Bahasa Matbat 225. Bahasa Nisa
187. Bahasa Mawes 226. Bahasa Nopuk
188. Bahasa Mekwei 227. Bahasa Obokuitai
189. Bahasa Melayu Papua 228. Bahasa Onin
190. Bahasa Memberamo 229. Bahasa Onin Pijin
191. Bahasa Meninggo 230. Bahasa Oria
192. Bahasa Meoswar 231. Bahasa Ormu
193. Bahasa Mer 232. Bahasa Papasena
194. Bahasa Meyah 233. Bahasa Papuma
195. Bahasa Mlap 234. Bahasa Pauwi
196. Bahasa Mo 235. Bahasa Pisa
197. Bahasa Moi 236. Bahasa Podena
198. Bahasa Molof 237. Bahasa Pom
199. Bahasa Mombum 238. Bahasa Puragi
200. Bahasa Momina 239. Bahasa Rasawa
201. Bahasa Momuna 240. Bahasa Riantana
202. Bahasa Moni 241. Bahasa Roon
203. Bahasa Mor 242. Bahasa Salawati
204. Bahasa Moraid 243. Bahasa Samarokena
205. Bahasa Moraori 244. Bahasa Sangke
206. Bahasa Moskona 245. Bahasa Saponi
207. Bahasa Mpur 246. Bahasa Sauri
208. Bahasa Munggui 247. Bahasa Sause
209. Bahasa Murkim 248. Bahasa Saweru
210. Bahasa Muyu 249. Bahasa Sawi
211. Bahasa Muyu Selatan 250. Bahasa Seget
212. Bahasa Muyu Utara 251. Bahasa Sekar
213. Bahasa Nacla 252. Bahasa Semimi
214. Bahasa Nafri 253. Bahasa Sempan
215. Bahasa Nakai 254. Bahasa Senggi
216. Bahasa Namla 255. Bahasa Sentani
217. Bahasa Narau 256. Bahasa Serui Laut
218. Bahasa Ndom 257. Bahasa Siagha
219. Bahasa Nduga 258. Bahasa Sikaritai
220. Bahasa Ngalum 259. Bahasa Silimo
260. Bahasa Siromi 297. Bahasa Wabo
261. Bahasa Sko 298. Bahasa Waina
262. Bahasa Sobei 299. Bahasa Wakde
263. Bahasa Somahai 300. Bahasa Walak
264. Bahasa Sowanda 301. Bahasa Wambon
265. Bahasa Sowari 302. Bahasa Wandamen
266. Bahasa Suabau 303. Bahasa Wanggom
267. Bahasa Sukubatong 304. Bahasa Wano
268. Bahasa Sunum 305. Bahasa Warembori
269. Bahasa Tabla 306. Bahasa Wares
270. Bahasa Taikat 307. Bahasa Waris
271. Bahasa Tamagario 308. Bahasa Warkay
272. Bahasa Tamnim 309. Bahasa Waropen
273. Bahasa Tanah Merah 310. Bahasa Wauyai
274. Bahasa Tandia 311. Bahasa Weretai
275. Bahasa Tangko 312. Bahasa Wodani
276. Bahasa Taori Kei 313. Bahasa Woi
277. Bahasa Taori So 314. Bahasa Wolai
278. Bahasa Tarpia 315. Bahasa Woriasi
279. Bahasa Taurap 316. Bahasa Yahadian
280. Bahasa Tause 317. Bahasa Yair
281. Bahasa Taworta 318. Bahasa Yale Kosarek
282. Bahasa Tebi 319. Bahasa Yali Angguruk
283. Bahasa Tefaro 320. Bahasa Yali Lembah
284. Bahasa Tehit 321. Bahasa Yali Ninia
285. Bahasa Tobati 322. Bahasa Yamna
286. Bahasa Tofamna 323. Bahasa Yaqay
287. Bahasa Towei 324. Bahasa Yarsun
288. Bahasa Trimuris 325. Bahasa Yaur
289. Bahasa Tsaukambo 326. Bahasa Yawa
290. Bahasa Tunggare 327. Bahasa Yelmek
291. Bahasa Turu 328. Bahasa Yeretuar
292. Bahasa Una 329. Bahasa Yetfa
293. Bahasa Uruangnirin 330. Bahasa Yey
294. Bahasa Usku 331. Bahasa Yoki
295. Bahasa Viid 332. Bahasa Yonggom
296. Bahasa Vitou 333. Bahasa Zorop

TOTAL BAHASA YANG BERADA DI IINDONESIA ADALAH 718


c. AGAMA
Berdasarkan
pasal 1, "Agama-agama
yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen (Protestan), Katolik,
Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Konfusius)”
1) Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia,
dengan 86,7% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas
muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia (seperti di Jawa dan Sumatra)
hingga wilayah pesisir Pulau Kalimantan. Sedangkan di wilayah timur Indonesia,
persentase penganutnya tidak sebesar di kawasan barat.
Sunni
Sekitar 98% umat Muslim di Indonesia adalah penganut
aliran Sunni dari mazhab Syafi'i dan sebagian mazhab-mazhab Sunni lainnya
serta gerakan Salafiyah. Dua jurusan Sunni yang utama ialah Islam
Tradisionalis (misalnya ormas Nahdlatul 'Ulama) dan Modernisme
Islam (Muhammadiyah dan lain-lain). Terdapat
sejumlah tarekat dari Sufisme (Tasawuf). Di beberapa daerah, orang melanjutkan
kepercayaan lama mereka dan mengadopsi versi sinkretik Islam, misalnya
kaum Abangan di Jawa.
Syiah
Aliran Syiah memainkan peran penting dalam periode awal penyebaran Islam
di Sumatra Utara (Aceh). Kini, sisanya di atas 1% pengikut, yakni 1– 3 juta orang,
adalah penganut Syiah mazhab Dua Belas Imam, yang berada di Sumatra,
Jawa, Madura, dan Sulawesi, dan juga mazhab Ismailiyah di Bali. Semisal di
antara subsuku Hadhrami Arab-Indonesia.[37] Perkumpulan utamanya adalah
Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI).
Ahmadiyyah
Terdapat sekitar 400 ribu (0,2%) pemeluk aliran Ahmadiyyah (“ Jamaah
Muslim Ahmadiyah Indonesia” , JMAI) yang kehadirannya belakangan ini sering
dipertanyakan. Ahmadiyyah di Indonesia telah hadir sejak tahun 1925. Pada
tanggal 9 Juni 2008, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat
keputusan yang praktis melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar.
Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang menyebarkan
ajarannya. Dari Ahmadiyyah utama memisahkan diri “ Gerakan
Ahmadiyah-Lahore Indonesia” (GAI) lebih kecil yang di Jawa sejak tahun 1924.
2) Kekristenan
Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda
(VOC) pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan
sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.
Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20 yang ditandai
oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia,
seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di Kepulauan Sunda. Pada 1965,
ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap
sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan
hak-haknya yang penuh sebagai warga negara. Sebagai hasilnya, gereja
Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota.
Kristen Katolik
Pada abad ke-14 dan ke-15 entah sebagai kelanjutan umat di Barus atau
bukan ternyata ada kesaksian bahwa abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat
Kristen Katolik Roma di Sumatra Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat
kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang
berdagang rempah-rempah.

Pada abad ke-20 Gereja Ortodoks Timur hadir secara resmi dengan
nama Gereja Ortodoks Indonesia (GOI), dimana para imam Ortodoks di Indonesia
berasal dari dua kewilayahan, yaitu awalnya Gereja Ortodoks
Yunani Kepatriarkan Konstantinopel dan kemudian Gereja Ortodoks Rusia di Luar
Rusia Kepatriarkan Moskow. Ketua umum Gereja Ortodoks Indonesia adalah
Arkimandrit Romo Daniel Bambang Dwi Byantoro, Ph.D. yang adalah imam
Indonesia pertama Gereja Ortodoks di Indonesia. Selain itu di Indonesia
ada Gereja Ortodoks Oriental, yakni kelompok Gereja Ortodoks
Suryani dan Gereja Ortodoks Koptik.

3) Hindu
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi,
bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian
menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram,
dan Majapahit. Candi Prambanan adalah kuil Hindu yang dibangun semasa
kerajaan Majapahit, semasa dinasti Sanjaya. Kerajaan ini hidup hingga abad ke
16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal
sebagai zaman Hindu-Buddha Nusantara, bertahan selama 16 abad penuh.

4) Buddha

Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba telah pada


sekitar abad ke-5 masehi atau sebelumnya dengan aktivitas perdagangan yang
mulai pada awal abad pertama melalui Jalur Sutra antara India dan Nusantara.
Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah
kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama:
kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan Mataram. Sejumlah warisan dapat ditemukan
di Indonesia, mencakup candi Borobudur dan patung atau prasasti dari sejarah
Kerajaan Buddha yang lebih awal.
5) Konghucu

Agama Konghucu berasal dari Tiongkok daratan dan yang dibawa oleh para
pedagang Tionghoa dan imigran, diperkirakan sedari abad ke-3 Masehi. Berbeda
dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitikberatkan pada kepercayaan
dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya
suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau
pergerakan sosial. Pada tahun 1883 di Surabaya didirikan tempat ibadah
Khonghucu — Boen Tjhiang Soe, dan kemudian menjadi Boen Bio (Wen Miao).
Pada tahun 1900 pemeluk Konghucu membentuk lembaga Konghucu
. Dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) menjadi
pada tahun 1955 di Surakarta

d. Etnis
Seperti yang telah dipaparkan dibagian suku, etnis sama halnya karena
merupakan kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain
berdasarkan akar dan identitas kebudayaan. Berikut pengertian serta
perbedaan etnis dan ras. Etnis adalah suatu kesatuan sosial yang dapat
dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan.

3. TULISKAN PEMIKIRAN SENDIRI BAGAIMANA ANDA MENYATAKAN PERASAAN


RASA CINTA DAN KEBANGGAAN ATAS MENJADI WARGA NEGARA INDONESIA???
JAWABAN :
Saya sangat banyak bersyukur dan bangga atas terlahirnya sebagai WNI, karena
negara Indonesia sangat banyak hal beragam yang amat indah baik dirasakan secara
fisik maupun batin. Dengan berbagai keberagaman yang ada negara kesatuan
republik Indonesia yang berpatokan dengan ideologi Pancasila sehingga dapat
tercipta negara yang cinta damai. Walaupun tidak semua WNI mengerti akan rasa
cinta damai karena kurang mendapatkan pembelajaran sehingga terjadinya sifat
penyimpangan. Tetapi tenang saja telah banyak relawan yang sangat peduli terhadap
bangsa Indonesia untuk memajukan dan mengembangkan peradaban yang
berlangsung di negara Indonesia.
Salah satu contoh tindakan relawan untuk mengembangkan dan memajukan
Indonesia dengan cara membuat sekolah secara gratis bagi masyarakat yang tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ada di sekolah tertentu. Yang membuat satu
posko di setiap daerah untuk memberikan pelajaran terhadap anak-anak yang kurang
mendapatkan pendidikan dari orang tuanya.
Akhir kata yang bisa saya sampaikan atas rasa syukur saya terhadap bangsa
Indonesia, semoga kedepannya seluruh warga negara Indonesia bisa merangkul satu
sama lain agar dapat menciptakan negara yang berintegritas tinggi atas toleransi
yang kita aplikasikan ke kehidupan sehari-hari dan terus menjunjung semboyan
bhinneka tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai