Anda di halaman 1dari 5

NAMA :NURSANTI

NIM :21401029

KELAS :21A2

MATKUL :PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

TUGAS :TUGAS FINAL TEST.

SILAHKAN MELAKUKAN PENGKAJIAN TERHADAP SALAH SATU FILM DI BAWAH INI:

1. THE DEVIL OF PRADA

2. THE MERICLE OF CELL OF NUMBER 7.

FILM DIKAJI BERDASARKAN PADA MATERI KULIAH YG TERDAPAT PADA POKOK BAHASAN
*KOMUNIKASI ORGSNISASI*& *KOMUNIKASI MASSA*

JAWABAN :

1.Pengkajian film The Devil Of Prada pada pokok bahasan Komunikasi organisasi
Rumah mode Runaway dalam film layar lebar dengan judul The Devil Wears Prada merupakan
cerminan situasi dari sebuah organisasi.Runway menjadi kiblat bagi perancang mode dan
industri mode. Sosok Miranda sebagai pemimpin dan Andy sebagai anak buah merupakan
gambaran dari sebagian besar suasana tempat kerja atau perusahaan.Yang pertama adalah
pemimpin, keefektifan organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi tidak terlepas
dari peranan pemimpin. Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan
organisasi, karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi,
bahkan untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi di dalam maupun di luar
organisasi (Widodo dan Sugito, 2007). Sikap pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap
bawahannya, misalnya terhadap kepercayaan, kepuasan kerja, kinerja dan lain-lain. Disadari
bahwa tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang terbaik yang berlaku universal untuk segala
situasi atau lingkungan, maka pendekatan situasional/kontingensi dalam memilih model
kepemimpinan yang efektif menjadi alternatif jawaban terbaik (Handoko, 1996: 23 dalam
Widodo dan Sugito, 2007). Menurut Hersey dan Blanchard dalam (Handayani, 2010) ada 4 tipe
gaya kepemimpinan yaitu:
Andrea ‘Andy’ Sachs (Anne Hathaway), fresh graduated yang bercita-cita menjadi jurnalis.
Tetapi justru mendapat pekerjaan sebagai asisten kedua Miranda Priestly (Meryl Streep),
kepala redaksi atau Editor- in- Chief majalah fashion ternama, Runway. Walau tak tertarik pada
fashion, Andy percaya bekerja di Runway akan membuka karirnya sebagai jurnalis profesional.
Ia bertekad mempertahankan idealismenya di tengah lingkungan kerja yang mengagungkan
fashion. Termasuk cibiran dari asisten pertama Miranda, Emily (Emily Blunt) seorang a
dedicated follower of fashion.Tapi bekerja sebagai asisten Miranda tidaklah mudah, Andy harus
menghadapi perintah Miranda dari hal sepele seperti membeli kopi, menyiapkan sarapan
sampai hal-hal mustahil seperti mencari pesawat yang mau terbang saat tornado dan
mendapat naskah buku Harry Potter yang belum terbit untuk anak Miranda. Hingga di satu titik
Andy menyadari bahwa Ia perlu merubah penampilannya untuk memuaskan Miranda. Dengan
bantuan tangan kanan Miranda, Nigel (Stanley Tucci), Andy pun berubah dari itik buruk rupa
menjadi gadis fashionable. Tapi lambat laun perubahan Andy mulai merusak kehidupan pribadi
dan persahabatannya.The Devil Wears Prada bukanlah tipe komedi yang membuat penonton
terpingkal-pingkal, tapi tetap memiliki banyak momen lucu yang akan mengundang senyum.
Sebagai film yang berkutat di dunia fashion, maka penonton akan dimanjakan dengan banyak
penampakan baju atau produk fashion branded yang menyilaukan mata. Banyak pula
penyebutan berbagai macam merk fashion ternama, selain Prada, ada Hermes, Calvin Klein,
Jimmy Choo, Valentino, Dolce & Gabbana dan banyak lagi- yang saya bahkan tidak bisa
membedakan itu nama orang atau merk.

Sebenarnya cerita film ini cukup klise, tapi benar-benar terbantu dengan akting menarik dari
aktor-aktornya. Terutama Meryl Streep sebagai “Iblis yang memakai Prada” itu sendiri. Ia
membuat Miranda begitu ikonik, ia bos, tapi bos tidak harus menaikkan suaranya. Sebaliknya
Meryl memilih untuk berbicara dengan nada monoton tenang, bukan tanda tanya atau seru dan
dari situlah dia memancarkan keangkeran Miranda. Ia membuat Miranda menakutkan, lucu
bahkan mengundang simpati di salah satu scene menjelang ending film ini.

Menonton The Devil wears Prada selalu menarik bahkan jika hanya untuk melihat adegan yang
melibatkan Meryl Streep. Siapa yang tidak tersenyum geli sekaligus kasihan pada Andy saat
adegan cerulean speech dimana Miranda menceramahi Andy tentang warna biru ketika Ia
menertawakan Miranda dan timnya yang bingung memilih dua sabuk berwarna biru yang
terlihat sama. Ini adalah film yang sangat menghibur dan tidak membosankan ditonton berkali-
kali. Bahkan jika cuma buat lihat penampilan Meryl as Boss from Hell.

Adapun karakteristik konteks komunikasi dapat dilihat dalam setiap hubungan antar invidu satu
pemain dengan pemain yang lain dalam film tersebut. Katakanlah hubungan Andy dengan
Miranda, Andy dengan Nigel, Andy dengan Emily atau Miranda dengan Emily. Hubungan
komunikasi satu tokoh dengan tokoh yang lain membentuk kontinum komunikasinya masing-
masing. Namun dalam hal ini, saya tertarik untuk mengkaji hubungan komunikasi antar individu
Andy dengan Miranda.Hubungan mereka diawali karena adanya interdependensi dari masing-
masing tokoh, dimana Andy membutuhkan pekerjaan, di sisi lain Miranda membutuhkan
asisten kedua untuk membantunya bekerja. Kondisi yang saling membutuhkan satu sama lain
ini menciptakan bentuk komunikasi antar pribadi di antara mereka. Komunikasi yang dibangun
oleh mereka secara terus menerus akhirnya membentuk sebuah hubungan relasi antara si bos
dan asistennya, yang mana di dalamnya terdapat banyak sekali pesan verbal dan non-verbal
yang terjadi di antara mereka. Bagaimana Andy mengamini setiap perintah walaupun dengan
wajah sebal. Bagaimana Miranda yang tersenyum, namun menyiratkan makna kebencian
kepada Andi dan masih banyak lagi. Ketika komunikasi antar pribadi yang mereka bangun sudah
cukup intens, seluruh akumulasi dari komunikasi mereka dijadikan sebagai dasar pilihan bagi
masing-masing mereka untuk membuat suatu keputusan. Contohnya ketika Miranda
memutuskan untuk mengajak Andy ke Paris di detik-detik terakhir sebelum keberangkatan.
Serta adegan dimana Andy menghadapi dilemma moral karena harus mengambil keputusan
yang sulit, antara berangkat ke Paris dan mengkhianati Emily, atau bersikap sebaliknya.

* Dalam film tersebut, dapat kita lihat ada beberapa komponen komunikasi seperti
sender/receiver yaitu Miranda dan Andy. Lalu ada beberapa messages yang menjadi pesan
yang mereka sampaikan. Kemudian di beberapa kesempatan juga ada noise seperti tekanan
emosional atau dilema moral yang terjadi ketika harus membuat keputusan-keputusan sulit.

* Dalam film tersebut dapat dilihat ada dua orang yang memiliki hubungan yang saling
terhubung. Hubungan ini semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan seringnya
mereka melakukan komunikasi organisasi antar pribadi.

* Dalam film tersebut digambarkan bagaimana hubungan Miranda dan Andy yang berangkat
dari kontinum sebelah kiri, dimana mereka tidak mengenal satu sama lain, hingga akhirnya
beranjak bergeser semakin ke kanan, dimana terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas
hubungan yang semakin akrab, kemudian muncul norma-norma diantara mereka yang
disepakati bersama, hingga akhirnya hubungan tersebut mencapai tahap deteriorasi karena
menganggap satu sama lain sudah tidak dapat melanjutkan hubungan komunikasi
organisasi.terlihat saat Andy berinteraksi dengan Miranda. Ia selalu menampilkan positive face
dengan bertindak sopan dan menuruti semua hal yang ditugaskan kedepannya agar
mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Miranda –walau tetap saja tidak diapresiasi. Di sisi
lain, dia juga memperlihatkan negative face ketika tidak berhadapan dengan Miranda, dengan
menunjukkan kekesalan yang selama ini ia alami karena Miranda selalu meminta hal yang aneh-
aneh, seperti meminta naskah lanjutan Harry Potter yang belum diterbitkan.Sejak diterima
bekerja di runway, Andy berubah menjadi orang yang tertutup. Waktunya banyak dihabiskan di
kantor, sehingga ia kehilangan waktu berdua dengan Nate untuk sekedar bercerita. Hal ini
bertolak belakang dengan Nate yang menginginkan keterbukaan diantara hubungan mereka.

* Dalam film tersebuf terdapat perbedaan konteks antara Andy yang menginginkan menjadi
pribadi yang individu dan mandiri, di sisi lain Nate merasa bahwa mereka berdua sedang
berpacaran yang sewajarnya harus sering bertemu dan berkomunikasi

* Dalam film tersebut terdapat stres kerja yang sangat tinggi yang dirasakan oleh orang-orang
yang bekerja di perusahaan itu karena deskripsi kerja yang tidak jelas, jam kerja yang tidak
optimal, dan ketergantungan pada atasan yang besar, dan gaya kepemimpinan Miranda yang
otoriter yang mempekerjakan bawahannya seperti robot.

* Dalam film tersebut terdapat komunikasi yang tidak efektif antara atasan dan bawahan
sehingga menciptakan iklim organisasi yang tidak sehat karena Miranda memimpin secara
otoriter dan sewenang-wenang sehingga bawahan kurang bersikap terbuka.

2.Pengkajian film the miracle of cell of number 7 pada pokok bahasan


komunikasi
Film merupakan media komunikasi massa yang berguna, bukan untuk hiburan saja, tetapi juga
untuk penerangan dan pendidikan.Selain itu, film memiliki dampak tertentu bagi para
penontonnya. Dampak-dampak tersebut terbagi menjadi beberapa macam seperti, dampak
psikologis dan dampak sosial (Oktavianus, 2015). Hal ini bisa dilihat pada film “Miracle in Cell
No.7”Salah satu adegan dari film “Miracle in Cell No.7”, Kepala Supir (Jang Min-Hwan) di
film tersebut awalnya memiliki pandangan yang sangat negatif, terutama karena sikap aneh
dari Yong Goo. Hal ini dikarenakan Yong Goo tertuduh melakukan penculikan, pembunuhan,
dan pelecehan seksual terhadap anak kecil. Padahal kenyataannya tidak dan itu dibuktikan
ketika Yong Goo menyelamatkan Jang Min-Hwan yang terperangkap dalam api.

pada film "Miracle In Cell no.7 strukturisasi yang terlihat ada pada perbedaan kelas di kawasan
penjara.Perbedaan kelas bisa kita temukan pada saat Yong Goo pertama kali sampai di penjara.

Pada saat Yong Goo memasuki selnya, tentunya ada nara pidana lain yang hidup dalam jeruji
besi tersebut. Ketika ia masuk dan dibaca catatan kejahatannya, mereka semua langsung
memukulinya. Lalu, Yang Ho berkata bahwa dia pemimpin di sel tersebut. Di sini kita bisa
melihat bahwa dalam jeruji besi pun memiliki perbedaan kelas yang didasari dari tingginya
kejahatan yang dilakukan. Walaupun pada akhirnya mereka semua menjadi akur dan berusaha
untuk memahami Yong Goo yang mempunyai keterbelakangan mental.

Perbedaan kelas yang sangat menusuk hati penonton adalah di mana sidang terakhir dari Yong
Goo. Sebelum sidang dimulai, ada pengacara publik yang tujuan awalnya untuk membantu
mencabut tuntutan Yong Goo. Namun, pengacara ini malah menekan Yong Goo untuk pasrah
terhadap tuntutan yang diberikan karena lawannya adalah Kepala Pimpinan Polisi.Hal ini
menunjukkan bahwa, kita sebagai masyarakat biasa terutama yang memiliki keterbelakangan
mental tidak memiliki kekuasaan yang cukup besar untuk melawan para petinggi.

* Dalam film “Miracle in Cell No.7”, isu yang diangkat juga adanya ketidakadilan yang
didapatkan dengan memanfaatkan keterbelakangan mental.Isu ini tentunya diangkat karena
adanya kekhawatiran terhadap apa yang terjadi di dunia nyata. Dengan harapan masyarakat
tidak selalu tutup mata dengan isu-isu sosial yang ada di kehidupan.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai