Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FILM “THE DEVIL WEARS PRADA”

DALAM PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Kewirausahaan


yang diampu oleh Bapak Joni Agung Sudarmanto, S.Sn, M.Ds.

Oleh
Dienda Anissa Deah Putri Pelu
NIM 200253611315

UNIVERSITAS NEGERI
MALANG FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
DESEMBER 2022
A. Nilai-Nilai Kewirausahaan
The Devil Wears Prada merupakan drama komedi yang dibintangi oleh Andy Sachs
(Anne Hathaway) lulusan perguruan tinggi baru-baru ini yang kuliah di New Kota York. Dia
melamar sebagai asisten pribadi junior untuk pemimpin redaksi yang dingin Miranda Priestly
(Meryl Streep) yang mendominasi dunia majalah Runway. Miranda Priestly adalah editor
Runway. Dia digambarkan sebagai sosok wanita sempurna. Dia ditakuti oleh stafnya dan
banyak orang di dunia fashion. Jutaan gadis akan saling ‘membunuh’ untuk posisi asisten
pribadi junior, sehingga mudah bagi Miranda untuk mendapatkan asisten lain. Tetapi sekarang
Miranda membuat pengecualian karena resume Andy membuatnya takjub. Tiga asisten
sebelum digantikan oleh Andy adalah wanita yang ramping, kurus, dan glamor tetapi mereka
semua mengecewakan Miranda. Jadi dia ingin mencoba menerima asisten yang gemuk dan
tidak tahu fashion tapi dia pintar. Sebenarnya Miranda tidak menyukainya tapi dia mengambil
resiko untuk menerima Andy sebagai asistennya.
Miranda selalu meremehkan Andy dalam pekerjaan atau penampilannya. Dia
menganggap bahwa seorang gadis yang gemuk dan tidak tahu tentang fashion tidak bisa
bekerja di Fashion Magazine. Dia selalu meminta hal yang mustahil untuk dilakukan kepada
Andy. Dia selalu ingin semuanya dilakukan dengan cepat dan benar. Miranda tidak pernah
memikirkan keperluan dirinya di luar pekerjaannya. Dia selalu menginginkan segala
kebutuhannya harus dipenuhi, disini kemudian peran Andy sebagai asistennya.
Pantang menyerah dan penuh semangat adalah kata yang cocok untuk Andy. Andy
dulunya adalah seorang jurnalis, bahkan sebelum menjadi asisten pribadi junior dia cerdas,
cekatan, dan kompeten dalam pekerjaannya. Kemudian dia mencoba untuk bekerja di majalah
Runway sebagai asisten junior Miranda Priestly. Dia harus membantu Miranda dalam segala
hal termasuk pekerjaan yang terkesan tidak memungkinkan, dia tidak tahu apa-apa tentang
fashion dan gaya dan bagaimana industri tersebut berjalan. Namun dia bertahan dan bekerja di
majalah fashion dan dia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Sedangkan Miranda
adalah seorang wanita mandiri dan benar-benar memiliki kekuatan di Runway. Semua stafnya
takut pada dia, dan dunia adalah seputar tentang dia dan pendapatnya yang penting. Karena
hal itu, dia adalah editor Runway majalah yang disegani oleh para stafnya. Tak lain
banyaknya staf yang segan juga karena passionnya di bidang fashion, Miranda bekerja
sebagai editor Runway dengan kesungguhan dan ketekunan. Banyak pekerjaannya
dipengaruhi oleh pengalaman Miranda, sehingga dia benar benar bisa berkarir dalam industri
majalah fashion.
B. Channels
Film The Devil Wears Prada merupakan film yang bercerita mengenai balik layar dari
majalah di bidang industri fashion atau mode. Majalah sebagai media interaksi bisnis antara
konsumen dengan perusahaan mode merupakan media yang berpengaruh besar dalam
kesuksesan suatu brand. Majalah menjadi media yang menampung nama-nama brand ini
sebagai bentuk promosi dan kedua majalah berperan sebagai kadar yang berhubungan
mengenai ketenaran. Majalah mode adalah agen komunikasi penting untuk melibatkan
orang-orang dalam masyarakat. Selain itu majalah mode, juga membicarakan tentang berita
terbaru dari industri fashion dan mampu membantu dalam mengubah serta mengadaptasi
perubahan sosial. Ini relevan dengan cerita dalam film The Devil Wears Prada, suasana yang
dibangun dalam film ini menunjukan orang orang yang kompeten dalam pekerjaannya,
mereka sibuk dan selalu sibuk dalam pekerjaannya, hal ini karena mereka menyadari bahwa
bekerja dalam industri fashion terutama dibidang majalah mode merupakan peran penting
yang selalu dituntut untuk sungguh-sungguh.
Untuk tetap berpegang pada konsep ‘gila bekerja’ dalam film, majalah cenderung
menampilkan konten tertentu sebagai bentuk media yang dapat menjangkau konsumen
mereka. Dengan tepatnya customer segment maka bisnis dan perusahaan akan berjalan
dengan semestinya. Konten tersebut adalah fashion, lifestyle, trend, dan beauty. Biasanya,
model terkenal dengan rentang usia yang relevan dengan penontonnya ditampilkan di
halaman sampul. Karenanya, strategi ini memperkuat hubungan antara majalah dan audiens
targetnya. Namun, ini juga memaksa penonton untuk membelinya. Selain iklan yang relevan,
majalah cenderung memiliki persentase konten editorial yang kecil. Selain itu, konten ini
memastikannya menonjol sebagai majalah, bukan hanya katalog biasa.

C. Customers Segment
Secara demografis film The Devil Wears Prada dan mengenai cerita apa yang dibahas
didalamnya menargetkan middle up seorang wanita maupun pria dengan kisaran umur
produktif dan muda. Jika seorang wanita itu seperti perihal yang lumrah atau biasa saja jika
tertarik mengenai fashion dan majalah mode, sedangkan pria memiliki beberapa background
yang mempengaruhinya antara lain adalah ketertarikan dengan fashion, majalah mode dan
gaya berbusana, seseorang yang betul-betul memperhatikan penampilannya, diantara pria
lainnya dia adalah yang paling rapi dan modis. Bagi pria ini juga mempengaruhi perilaku
kesehariannya. Seperti menilai penampilan orang lain dan menyimpulkannya atau sangat
memperhatikan keselarasan atau keindahan sekitarnya. Sedangkan bagi wanita hal-hal
tersebut adalah sesuatu yang mereka lakukan, bagi sebagian wanita itu mereka lakukan dan
sebagian tidak. Selalu beranggapan tidak memiliki baju saat berdiri tepat di depan lemari, atau
sekedar bingung untuk mencocokan kombinasi warna.

D. Etika Perusahaan
Miranda merupakan karakter yang perfeksionis, dia mengharapkan pekerjaan
karyawannya adalah kinerja yang profesional. Ia menerapkan pola kepemimpinan Task
Oriented yaitu kepemimpinan yang sangat berorientasi pada tugas dan komitmen kinerja
bawahan dengan adanya kejelasan Reward dan Punishment dari hasil kinerja karyawan. Ini
merupakan perilaku yang perlu dicontoh, jika kepemimpinan diterapkan seperti itu maka
karyawan akan merasa bertanggung jawab jika melakukan kesalahan dan merasa dihargai
apabila melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar. Namun dalam film
kepemimpinannya, Miranda hanya menerapkan Punishment untuk segala hasil dari pekerjaan
karyawannya. Ini kemudian memunculkan sifat tidak profesional dalam hubungan Miranda
dengan karyawannya, seringkali muncul kesedihan, kekecewan secara emosional, ini
ditambah dengan sifat kepemimpinannya yang otoriter dan kaku, masukan, kesempatan
berbicara untuk sanggahan dan segala keputusan diklaim oleh Miranda. Dalam kegiatan yang
melibatkan beberapa orang seperti dalam perihal pekerjaan ada baiknya perilaku ini tidak
dilakukan, dengan bekerja dengan banyak orang dan bergam orang fleksibilitas dan sifat
menghargai orang lain adalah perilaku yang dibutuhkan dalam menjaga hubungan antar
pekerja.
Striktur pekerjaan, tugas, jabatan, dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan
majalah Runaway dan mekanisme karyawan merupakan perihal yang perlu lebih banyak
perhatian. Hal-hal diatas merupakan bagaimana kejelasan seseorang menjalankan tugasnya
sedangkan dalam film The Devil Wears Prada Terdapat deskripsi jabatan yang kurang jelas
mengenai tugas atau tanggung jawab apa yang dipegang oleh karyawan tersebut. Ini terlihat
dalam cerita Andrea yang mana pekerjaan yang dilakukannya tidak relevan dengan posisinya
menjabat. Andrea mendapat pekerjaan dari Miranda yang diluar tanggung jawabnya. Seperti
mengantar laundry ke rumahnya, mencetak novel Harry Potter yang belum rilis untuk anak
kembar Miranda, pekerjaan Andrea berada di luar kata asisten pribadi junior untuk pemimpin
redaksi, Andrea lebih seperti pembantu atau pesuruhnya dibandingkan bekerja sebagai asisten
di bidang fashion secara harfiah.
E. Key Activities
Majalah Runway memiliki budaya berbisnis yang menekankan pada mode fashion
yang selalu up to date, faktual, dan terkini. Hal ini mempengaruhi bagaimana budaya
berpakaian staf majalah Runaway dalam film The Devil Wears Prada, bahwa dalam
berpenampilan karyawannya dituntut untuk berpakaian modis, trendy, dan stylish. Ini
merupakan hal baik, karena mendorong karyawan untuk selalu kreatif untuk menciptakan
mode atau trend setter baru. Secara pakaian karyawan merupakan ‘wajah’ bagi majalah
fashion terbesar di Amerika yang selalu diharapkan menjadi rujukan fashion di dunia.
Secara budaya organisasi majalah Runaway dijalankan untuk memiliki tujuan yang
jelas, ini didukung dengan gaya kepemimpinan Miranda yang sangat memegang kendali dan
penuh power sehingga perusahaan sangat bergantung pada dirinya. Dengan begitu
unsur-unsur dan nilai perusahaan yang diterapkan lekat dengan kepemimpinan Miranda yang
kuat. Selain memiliki pemimpin majalah yang kuat, karyawan juga dituntut untuk memiliki
usaha yang besar dalam keberlangsungan perusahaan, komitmen yang kuat merupakan sifat
dan perilaku yang dibutuhkan. Komitmen yang kuat terhadap budaya dalam majalah
Runaway merupakan akibat dari peran kepemimpinan Miranda yang sangat berorientasi pada
pekerjaan dan tugas tanpa memberi alasan untuk tidak maksimal terutama kepada
bawahannya atau karyawan.

Anda mungkin juga menyukai