Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW FILM “OUR BRAND IS CRISIS”

MANAJEMEN ISU DAN KRISIS

Dosen Pengampu :
Adhianty Nurjanah, M.Si

Disusun oleh:

Aziza Kistikawati Putri (20190530014)


Marsya Alifiana NA (20190530016)
Imroatus Sholihah (20190530145)
Radyan Seto Adhitomo (20190530195)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
YOGYAKARTA
2021
1. Resume Film Secara Keseluruhan
Singkatnya, film Our Brand is Crisis menggambarkan bagaimana komunikasi politik
disusun begitu cermat dan detail oleh konsultan komunikasi dalam rangka memenangkan klien
nya menjadi Presiden. Dinamika yang dilihat bukan hanya karakter klien, kompetitor klien atau
dinamika masyarakat Bolivia yang menjadi latar film ini, tetapi relasi politik serta trik dan
intrik antar konsultan komunikasinya.
Jane yang diperankan Sandra Bullock, adalah ahli strategi komunikasi politik. Awalnya
dia tidak tertarik menjadi konsultan komunikasi politik Castillo Capres Bolivia. Bahkan dengan
terang-terangan Jane mengatakan kalau Castillo mempunyai perangai buruk, tidak layak
dibantu dan tidak akan menang. Tetapi Jane akhirnya bersedia menjadi konsultan dan berjuang
sungguh-sungguh ketika tahu kalau Pat Candy musuh bebuyutannya menjadi konsultan Rivera,
Capres Partai oposisi Jane memang berfikir out of the box.
Ketika Castillo terprovokasi sehingga memukul seseorang di tengah sorotan banyak
media, semua anggota timnya setuju supaya Castillo meminta maaf atas kejadian tersebut.
Tetapi tidak bagi Jane. Menurutnya kalau Castillo meminta maaf, maka dia masuk jebakan
kedua kompetitor. Karena Jane tahu bahwa orang yang dipukul Castillo itu disusupkan tim
lawan untuk memprovokasi Castillo yang dikenal temperamental. Menurut Jane, Castillo tidak
usah meminta maaf tapi cukup mengatakan pada media bila dia menyesalkan kegiatan tersebut.
Justru insiden itu mesti dikapitalisasi menjadi simbol Castillo yang pemberani, keras
dan tegas. Strategi Jane berhasil, terbukti point Castillo bertambah karena responnya yang baik
terhadap krisis. Ketika semua tim putus asa melihat peringkat Castillo tidak beranjak di ranking
3, dari 6 kandidat, Jane tidak hilang akal. Sadar kalau angka klien nya tidak akan naik
signifikan, Jane melakukan maneuver menggunakan Kedubes Amerika untuk menyerang
kandidat no 2. Maka terjadilah eksodus suara dari kandidat no 1, Rivera, ke no 2 karena
kandidat No 2 bercitra anti Amerika. Sesuatu yang sangat disenangi masyarakat Bolivia.
Karena eksodus suara ini, maka Rivera berdebat keras dengan No 2. Di tengah
perdebatan dua kandidat ini, Jane berhasil menggambarkan Castillo sebagai Capres yang fokus
untuk bekerja keras menghadapi krisis ketimbang dua kandidat lain yang sibuk saling
menyerang. Mungkin diantara trik ciamik yang dilakukan Jane adalah cara Jane membalas
intrik Pat Candy lawannya. Konsultan komunikasi politik yang meski beberapa kali berhasil
mengalahkan Jane, tetapi dia mengakui kepintaran strategi komunikasi politik Jane.
Dalam sebuah gladi resik debat kandidat, Jane duduk sambil memegang buku berjudul
Faust dari Goethe sastrawan Jerman. Ketika Pat Candy mendatanginya, Jane berlaku seolah
sedang mencari quote untuk kandidatnya yang akan disampaikan dalam debat kandidat
terakhir. Sampai akhirnya Jane ditanya Candy apa yang dia dapatkan dari buku itu, Jane
menyebutkan sebuah Quote menarik yang berkaitan dengan cara berkampanye. Quote itu
berbunyi "memang memungkinkan berkuasa dengan senjata tetapi jauh lebih baik
memenangkan hati negara" Tetapi ketika debat kandidat dilaksanakan, Quote yang sangat
menarik itu menjadi penutup pidato Rivera kliennya Pat Candy.
Sambil tersenyum, Candy menatap Jane seolah ingin mengejek kalau dia sudah mencuri
ide cemerlang Jane untuk mengutip perkataan Goethe. Melihat senyuman Candy, Jane hanya
membalas dengan seringai kecil. Kepada tim nya Jane hanya memerintahkan supaya ucapan
klien Candy dicatat dan dijadikan bahan untuk menyerang. Karena Candy telah tertipu.
Menyangka itu adalah Quote dari Goethe, padahal itu ucapan Joseph Goebbels, teman dekat
Hitler dan Mentri Propaganda Nazi.
Ucapan klien Pat Candy dijadikan bahan untuk mencitrakan Rivera sebagai orang Pro-
Nazi. Sebuah citra yang sangat buruk dihadapan masyarakat Bolivia. Strategi komunikasi
politik Jane berhasil mengangkat Castillo dari figur yang tidak menyenangkan, berperangai
buruk dan berpopularitas rendah menjadi Presiden Bolivia mengalahkan kandidat lain yang
lebih kuat. Jane tidak hanya berhasil menjadikan krisis figur Castillo menjadi titik pijak
mengangkat popularitasnya, tetapi juga membangun imagi krisis.
Tetapi dalam dialog Jane dan Candy, ada hal menarik tentang posisi konsultan
komunikasi politik. Sebuah pengakuan keluar dari mulut Candy. Mereka berdua menyadari
bila pekerjaan mereka itu berkaitan erat dengan para monster. Menurut Candy, karena mereka
terbiasa bekerja dengan monster, mereka pun pada akhirnya menjadi monster juga.Setelah film
ideas of march yang juga menceritakan bagaimana komunikasi politik disusun oleh para
konsultan komunikasi politik, our brand is crisis mungkin film yang juga harus ditonton untuk
melihat bagaimana komunikasi politik para kandidat capres disusun.
Rasanya bila orang Indonesia menonton ini dan menyadari bahwa ini juga sebetulnya
yang terjadi dibelakang Pilpres dan Pilkada kemarin, rasanya mereka akan berpikir dua kali
untuk terus menerus nyinyir dan sinis karena perbedaan pilihan politik atau karena idolanya
kalah dalam pertarungan politik. Melihat senyuman Candy, Jane hanya membalas dengan
seringai kecil. Kepada tim nya Jane hanya memerintahkan supaya ucapan klien Candy dicatat
dan dijadikan bahan untuk menyerang. Karena Candy telah tertipu.
Menyangka itu adalah Quote dari Goethe, padahal itu ucapan Joseph Goebbels, teman
dekat Hitler dan Mentri Propaganda Nazi. Ucapan klien Pat Candy dijadikan bahan untuk
mencitrakan Rivera sebagai orang Pro-Nazi. Sebuah citra yang sangat buruk dihadapan
masyarakat Bolivia. Strategi komunikasi politik Jane berhasil mengangkat Castillo dari figur
yang tidak menyenangkan, berperangai buruk dan berpopularitas rendah menjadi Presiden
Bolivia mengalahkan kandidat lain yang lebih kuat. Jane tidak hanya berhasil menjadikan krisis
figur Castillo menjadi titik pijak mengangkat popularitasnya, tetapi juga membangun imagi
krisis.

2. Peran PR Dalam Film Ini


Secara umum, ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari seorang PR dari film ini.
Salah satunya peran sebagai PR yaitu merencanakan strategi komunikasi yang baik,
menghadapi media dalam kondisi yang tidak memungkinkan, mempelajari apa kelemahan
lawan kita atau taktik menyeimbangkan kelebihan lawan. Selain itu ada juga research,
planning, communication dan evalution.

3. Yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan sebagai seorang Public
Relations (PR)

 Yang harus dilakukan oleh seorang PR


Seorang PR harus bisa memanfaatkan momen, dimana dalam praktiknya, seorang PR
perlu kepekaan dan sensitivitas pada keadaan. Seorang PR juga harus bisa membedakan berita
asli maupun berita palsu dalam film “Our Brand is Crisis” sebuah kepalsuan dilakukan dengan
tindakan dimana kompetitor melakukan sebuah kelicikan dan terjadilah sebuah insiden,
dengan memanfaatkan sifat tempramental dari lawannya, aksi yang dilakukan oleh
kompetitornya ini berhasil membuat sebuah krisis yang berdampak pada citar lawannya,
sehingga terjadilah sebuah krisis, atas kepekaan dan untuk mempertahankan citra dari kandidat
calon presiden, sang konsultan komunikasi politik ini ia menegaskan pada anggotanya jika ini
adalah sebuah kepalsuan dan menyarankan untuk tidak meminta maaf, sang konsultas
komunikasi ini lebih menyarakan agar kandidat calon presiden ini cukup mengatakan pada
media bila ia menyesalinya, dan mereka berhasil melewati krisis tersebut dan mendapatkan
respon yang baik dari warga.
Selanjutnya, seorang PR juga harus berpikiran out of the box, di dalam film, sang
konsultan komunikasi memanfaatkan kelicikan kompetitornya sehingga masuk kedalam
jebakannya dimana ia memberikan sebuah kutipan yang salah dan hal tersebut berhasil
berdampak pada kompetitornya.

 Yang tidak boleh dilakukan oleh seorang PR


Jangan melibatkan masalah pribadi dalam sebuah organisasi, dalam film, konsultas
komunikasi politik ini memiliki kompetitor yang selalu berhasil mengalahkannya sehingga ia
merasa terintimidasi, karena merasa tidak nyaman dengan kompetitor yang berada didekatnya,
maka sang konsultan komunikasi ini melakukan hal-hal yang seharusnya tidak ia lakukan.
Selanjutnya jangan berpikiran sempit dimana ini akan menghambat kinerja otak untuk
membangun strategi-strategi yang cemerlang.

4. Keterampilan apa yang harus dimiliki seorang PR


Berdasarkan film “Our Brand is Crisis”, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
PR adalah membangun citra yang baik untuk perusahaan/klien yang dia naungi. Di film ini,
Jane Bodine selaku PR atau konsultan politik disini, berperan membangun citra yang baik
untuk klien nya, Castillo yang bisa dibilang memiliki citra yang buruk. Dengan membuat
persepsi yang sesuai dengan faktanya, Jane tidak mengubah karakter dari Castillo sendiri yang
temperamental.
Justru sebaliknya, Castillo dicitrakan sebagai pemimpin yang keras dan tegas yang akan
bisa melindungi rakyat Bolivia dari ancaman-ancaman krisis ekonomi dan demokrasi, lebih
pro terhadap buruh dan kelas menengah bawah dan lain-lainnya dengan membuat “Political
Brand” untuk Castillo yang kemudian dijual ke media massa yaitu “Our Brand Is Crisis”.

Anda mungkin juga menyukai