Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI POLITIK

ANALISIS FILM “OUR BRAND IS CRISIS”

OLEH:

MUTI KARIMAH

150904004

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017
A. Sinopsis Film “Our Brand Is Crisis”

Our Brand Is Crisis adalah sebuah film bergenre drama-komedi yang dibintangi oleh Sandra
Bullock. Film ini dibuat berdasarkan film dokumenter yang dirilis tahun 2005 dengan judul
yang sama.

Kisah dalam film ini dimulai ketika Jane Bodine yang diperankan oleh Sandra Bulock, seorang
ahli strategis kampanye politik/ konsultan politik yang berpengalaman diajak oleh Nell dan
Buckley agar bergabung untuk ikut ke dalam tim kampanye Castillo, seorang calon presiden
di Bolivia. Awalnya Jane tidak begitu tertarik karena masa lalunya. Namun Jane akhirnya
berubah pikiran ketika mengetahui bahwa salah satu calon presiden lainnya yakni Rivera
menggunakan jasa Pati Candy yang diperankan oleh Billy Bob Thorton sebagai ahli strategis
kampanye politiknya yang tidak lain adalah musuh Jane.

Setelah mengetahui latar belakang Castillo yang buruk, Jane pada awalnya tidak begitu tertarik
untuk memenangkan Castillo menjadi presiden di Bolivia. Jane malah mengatakan bahwa
Castillo tidak akan bisa memenangkan suara rakyat. Ditambah lagi dengan kelakuan dan tabiat
Castillo semakin membuat Jane muak.

Tapi masalah personal Jane dengan Pat Candy membuat Jane berubah. Jane mengupayakan
dengan berbagai cara agar kliennya menjadi presiden Bolivia. Jane tidak mencoba
untuk mengubah citra dari Castillo yang temperamental. Melainkan Jane menjadikan sifat
Castillo tersebut sebagai bahan jualan dalam kampanye dengan strategi “Our Brand Is Crisis”.

Castillo dicitrakan sebagai pemimpin yang tegas. Dikampanyekan bisa melindungi rakyat
Bolivia dari ancaman-ancaman luar negeri seperti IMF dan lainnya. Sementara itu Rivera yang
merupakan lawan terberat dari Castillo adalah calon yang dekat dengan rakyat dan memiliki
citra yang lembut.

Berbagai hal dilakukan oleh Jane agar citra dari Castillo naik dan memenangkan pemilihan
presiden. Mulai dari playing as victim hingga negative campaign. Pat Candy pun hampir sama
mereka beradu strategi untuk pencitraan klien masing-masing.

Hingga pada akhirnya Castillo lah yang menjadi presiden Bolivia. Namun setelah mengetahui
apa yang dilakukan oleh Castillo pada hari pertama jabatannya, Jane merasa menyesal.
B. Analisis Political PR pada film “Our Brand Is Crisis”

Political PR merupakan strategi atau taktik yang digunakan dalam mencitrakan seseorang,
terutama dalam politik. Menentukan strategi, menemukan topik yang akan disampaikan, dan
membentuk perspektif masyarakat terhadap subjek yang dicitrakan.

Dalam film “Our Brand Is Crisis”, Political PR dilakukan oleh Jane Bodine yang diperankan
oleh Sandra Bullock. Castillo yang menjadi calon Presiden Bolivia, tidak serta merta
melakukan kampanye nya sendiri. Kegiatan kampanye dilakukan dengan adanya seorang
konsultan politik atau ahli strategis kampanye politik dalam tim pemenangannya, karena
seorang calon Presiden yang ditargetkan akan mampu memenangkan pemilu harus benar-benar
dapat menunjukkan citra nya dan menarik simpati rakyat untuk memilihnya, terlebih lagi
dengan calon yang memiliki tempramen dan emosi tinggi seperti Castillo, namun Jane malah
menjadikan sifat Castillo ini sebagai nilai jual dalam kampanye mereka dengan menggunakan
“Our Brand Is Crisis”.

Sebelumnya, Pat Candy konsultan politik dari pihak lawan mencoba membuat rakyat untuk
melihat sisi buruk dan sifat tempramental Castillo dengan melakukan penyerangan yakni
memecahkan telur ke kepala Castillo yang pada akhir akan memancing amarah Castillo, Hal
ini membuat Castillo benar-benar marah dan melakukan pemukulan sehingga rakyat melihat
bahwa Castillo adalah pribadi yang pemarah dan tidak ramah.

Jane tidak berusaha untuk merubah sifat tempramen Castillo yang telah sempat dilihat oleh
banyak orang setelah insiden penyerangan tersebut, namun ia malah membuat agar rakyat
merasa bahwa sifat seperti yang dimiliki Castillo yang pemberani, tegas dan petarung akan
mampu menghadapi keadaan krisis besar-besaran yang sedang dihadapi oleh rakyat Bolivia.

Oleh karena itu mereka menggunakan Brand “Krisis” dalam kampanye mereka, agar rakyat
benar-benar menyadari bahwa mereka sedang mengalami krisis besar-besaran dari segala
aspek baik sosial maupun ekonomi dalam negara mereka, sehingga bisa menarik simpati
rakyat dan menimbulkan perspektif rakyat bahwa hanya sosok seperti Castillo lah yang mampu
mengatasi hal tersebut.

Selain itu ada banyak lagi hal-hal lain yang dibuat dan diatur oleh Jane demi kesuksesan
kampanye tim nya, dalam Political PR yang dilakukannya, dari setiap kata yang keluar,
penampilan fisik, ekspresi dan lain sebagainya, semuanya diatur dengan sedemikian rupa
demi Menciptakan image dan menarik simpati rakyat terhadap Castillo. Selain itu selama
kampanye berlangsung, pihak lawan juga akan berusaha untuk melakukan negative capaian
untuk menjatuhkan lawan, namun Jane sebagai konsultan politik dan Political PR berusaha
membuat hal yang tadinya bertujuan untuk menjatuhkan namun justru dapat dijadikan sebagai
pendongkrak citra positif dan penari simpati rakyat. Seperti isu yang membawa-bawa nama
anak Castillo, namun saat wawancara di televisi Castillo menjawab dengan sambil menangis
saat menceritakan mengenai anaknya sehingga membuat rakyat bisa ikut merasakan kesedihan
ya dan terharu, serta lagi-lagi malah menarik simpati rakyat dari isu yang tadinya bertujuan
untuk menjatuhkannya, dan terbukti hasil polling menunjukkan kenaikan setelah dilakukannya
hal tersebut. Semua ini telah dipikirkan dan dirancang sebagai Political PR yang dilakukan
oleh Jane Bodine.

C. Selling Political Policy and Beliefs dalam film “Our Brand Is Crisis”

Dalam film ini terdapat scene dimana beberapa rakyat Bolivia melakukan demonstrasi karena
mereka menginginkan adanya reformasi konstitusi. Mereka tidak menginginkan IMF dibawa
seperti pada masa kepresidenan Lozado. Rakyat Bolivia tidak ingin IMF dibawa ke negara
mereka. Castillo pun berhasil menghentikan demonstrasi tersebut dengan mengatakan dan
meyakinkan bahwa ia tidak akan membawa IMF dan akan melakukan referendum,
merundingkannya dengan rakyat sebelum membawa IMF. Ia juga mengatakan “Demokrasi
adalah suara rakyat” dan sangat mementingkan suara dan keinginan rakyatnya, ia membuat
rakyat merasakan bahwa ia sangat mementingkan dan mempedulikan rakyatnya karena
memenuhi keinginan rakyat untuk berunding dulu sebelum membawa IMF, sehingga
terbentuk Belief/ kepercayaan dari rakyat terhadap Castillo. Mereka yakin dan mempercayai
kebijakan dan janji Castillo.

Dalam film yang membahas tentang dunia perpolitikan ini menunjukan akhir kisah dimana
akhirnya Castillo terpilih menjadi Presiden Bolivia, namun ia malah ingkar janji. Di hari
pertama ia menjabat ia telah mengadakan pertemuan dengan IMF tanpa merundingkannya dia
memikirkan rakyatnya. Eddie yang sebelumnya merasa senang bisa menjadi bagian dari tim
Castillo dan mempercayai Castillo akhirnya kecewa, ia menangis bahwa yang dilakukan oleh
Castillo yang sebelumnya ia percaya telah melukai dan mengkhianati rakyat, Jane pun
menyesal dan keluar dari perpolitikan yang ia anggap buruk. Telah banyak hal baik atau buruk
yang telah ia lakukan dalam politik ini, kebenaran itu relatif dalam politik. Beginilah memang
seharusnya politik bekerja, Jane juga mengatakan kepada Eddie “jika pemilu bisa mengubah
sesuatu, mereka akan membuatnya menjadi ilegal”. Akan ada banyak sekali hal-hal yang
terjadi dalam politik khusunya saat-saat kampanye, akan ada orang-orang yang ditugaskan
untuk mencitrakan calon sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya. Tidak peduli itu
kampanye negatif ataupun menjadikan diri sendiri sebagai sasaran tembak, yang penting rakyat
simpati. Mengenai ingkar janji setelah memimpin, itu urusan belakang. Film ini berdasarkan
kisah nyata pemilu di Amerika Selatan pada tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai