Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PANCASILA

Hubungan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia dengan Pembukaan


Undang - Undang Dasar 1945

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pancasila

Dosen : Trisno Subekti , S.pd.,MM

Kelompok 5 :

Sephia Amelia Putri 4002190071

Riga naufal septiana 4002190007

Salsa Febriani 4002190053

Septi Ade Wandira 4002190042

Qory Ivanka Maulani 4002190006

Rahmah fauziyah 4002190019

Sapfutri Agustiani 4002190077


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Pancasila ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pancasila merupakan dasar negara serta falsafah
bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila. Hari perumusan Pancasila jatuh pada
tanggal 1 Juni, dalam perumusannya Pancasila mengalami beberapa pergantian hingga ditetapkannya.
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai penunjuk arah atau pedoman untuk
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa
bangsa Indonesia memiliki dasar dan pedoman dalam berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila. Ketika
suatu negara menyatakan kemerdekaannya, negara tersebut harus memiliki tujuan atau dasar negara
sebagai tolak ukur dalam bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat yang berbangsa dan
bernegara. Pancasila merupakan sebuah kaidah dasar negara. Oleh karena itu, Pancasila dimuat dalam
pembukaan UUD 1945 yang menjadikan UUD juga merupakan kaidah dasar negara. Pancasila
merupakan inti dari pembukaan UUD 1945 dan menjadikan UUD sebagai sumber hukum tertinggi dan
Pancasila sebagai tertib hukum Pancasila. Secara harfiah, semua bagian-bagian dari UUD 1945 harus
sejalan dan tidak bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Karena Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang menyebabkan esensi dari UUD 1945 memuat atau dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.

1.2 URGEN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara yang di kenal juga sebagai negara
kepulauan yang memiliki 17 ribu pulau yang membuat Indonesia memiliki banyak sekali
keanekaragamanan. Mulai dari keanekaragaman ras, suku, bahasa daerah, agama dan kebuadayaan.
Maka dari itu, sangat mengherankan bagaimana bisa Indonesia yang begitu beragamnya dapat bersatu
menjadi satu negara. Faktor-faktor yang dapat membuat Indonesia bersatu antara lain adalah rasa
senasib sepenanggungan akibat penjajahan, kesamaan dalam budaya, geografis, dan lain-lain. Maka
dari itu, rakyat Indonesia memutuskan untuk merdeka bersama karena suatu keinginan yang luhur
bangsa Indonesia untuk membentuk negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur.

Lima sila dalam Pancasila saling berhubungan satu sama lain. Sebagai contoh apabila rakyat
Indonesia menjiwai sila pertama yakni sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menjalankan perintah-Nya dalam kehidupannya sehari-hari maka harkat dan martabat sebagai manusia
akan dijunjung tinggi sebagai pengamalan sila kedua pancasila yang mengandung nilai kesadaran
sikap moral dan perilaku yang berkemanusiaan. Setiap manusia juga harus diperlakukan secara layak.
Hal ini bisa dimaknai bahwa kita tidak boleh melanggar HAM. Jadi lewat sila kedua ini, segala tindak
kriminal yang membahayakan atau mengancam nyawa manusia dilarang. Hal ini nantinya diperjelas
lewat hukum dan undang-undang yang mengatur kehidupan masyarakat. Maka rakyat Indonesia
menjiwai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Kemudian saat semua rakyat Indonesia merasa
sama/setara satu sama lain karena telah memiliki kesadaran sikap moral dan perilaku, maka mereka
akan merasa bahwa mereka semua memiliki kesamaan, sehingga mereka akan Bersatu. Setelah
persatuan itu terjadi, maka rakyat akan mempunyai rasa saling memiliki dan rasa kekeluargaan
sehingga saat terjadi masalah yang cukup rumit, masyarakat akan saling berunding satu sama lain
untuk mendapatkan solusi yang terbaik.

Selain itu juga, demokrasi diakui di Indonesia. Demokrasi penting bagi kehidupan masyarakat
di Indonesia karena dengan adanya demokrasi yang benar tindakan semena-mena penguasa dapat
dihindari. Penyebabnya adalah karena rakyat memegang kekuasaan tertinggi dalam demokrasi
sehingga pemimpin harus melayani rakyat. Inilah makna dari pengamalan sila ke empat dalam
kehidupan bersama yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Setelah itu, masalah akan bisa terselesaikan dengan solusi yang terbaik,
solusi yang tidak merugikan siapapun, dan juga tidak ada kekerasan fisik. Setiap rakyat Indonesia
diperlakukan sama di mata hukum. Hukum tidak pandang bulu dan menghukum siapapun sesuai
dengan peraturan. Hal ini penting bagi kehidupan masyarakat supaya pelaku kriminal dapat ditangkap
dan diperlakukan sama tanpa mampu melakukan suap. Jika tidak dilakukan, hal ini bisa menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat yang berujung perpecahan. Inilah makna dari pengamalan sila ke lima
Pancasila dalam kehidupan bersama yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia penting
untuk diamalkan.

Dari contoh diatas tampak bahwa Pancasila berperan penting sebagai dasar kehidupan
bersama di Indonesia. Pancasila menghargai seluruh umat beragama di Indonesia, tanpa
mengutamakan atau membeda-bedakan salah satu golongan agama. Pancasila ini menjadi lebih sesuai
bagi Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam agama. Dengan mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari kita senantiasa tidak akan lupa akan Tuhan Yang Maha Esa, yang akan
membuat sikap kita menjadi lebih bermartabat dan memiliki nilai moral yang baik, selalu menjunjung
tinggi nilai persatuan, selalu berusaha untuk bersikap adil dimanapun, kapanpun, kepada siapapun,
memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, gotong royong dan sikap tidak egois serta akan tercipta
kehidupan yang aman, damai dan tentram, perpecahan pun tak akan terjadi jika terjadi salah paham.

Pancasila sangatlah penting untuk diakui, dihormati, dihargai keberadaannya dan di amalkan
nilai-nilainya karena Pancasila tidaklah lahir begitu saja dengan mudah. Pancasila lahir dari ide pikiran
pemimpin bangsa ditengah kondisi Indonesia yang penuh tekanan, perbedaan, dan himpitan dari para
penjajah yang semena mena mengeksploitasi dan memperbudak negara Indonesia seenaknya saja.
Pancasila adalah alat pemersatu yang dibuat oleh para pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai
pijakan, dasar dan pondasi yang biasa dikenal dengan pilar – pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila dibuat berdasarkan nilai – nilai yang ada di Indonesia sehingga sangatlah cocok bagi
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Bukan
hanya semata untuk provokasi atau penyemangat saja dalam pengusiran penjajah, melainkan juga
untuk tujuan seumur hidup bangsa Indoenesialah , Pancasila itu dirumuskan.

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka
pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah Negara,
pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan,
manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara. Pancasila sebagai dasar
Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan
pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai
kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir.
Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang
isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag
bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang.
Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.


2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah
maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
BAB II

PEMBAHASAN

Faktor - faktor penyebab Pancasila sebagai dasar negara yang berhubungan sebagai
ideologi hubungannya dengan pembukaan UUD 45

Hubungan Pancasila dengan UUD 1945 Secara Formal

Berdasarkan penyampaian mengenai sejarah perumusan Pancasila dan sejarah penerapan


UUD 1945, kita dapat melihat banyak hal yang tidak dapat terlepas di antara keduanya. Pancasila dan
UUD 1945 merupakan satu kesatuan dalam hal membingkai kehidupan segenap rakyat Indonesia
beserta dengan praktek penyelenggaraan kedaulatan negara. merupakan suatu hal yang menarik jika
kita memperhatikan benang merah di antara keduanya.

Dalam kesempatan ini, kita akan banyak membahas mengenai hubungan di antara Pancasila
dengan UUD 1945. Terdapat dua jenis hubungan yang dapat kita bahas mengenai keduanya, yaitu
hubungan secara formal dan hubungan secara material. Pertama kita akan membahas mengenai
hubungan Pancasila dengan UUD 1945 secara formal. Berdasarkan KBBI, kita dapat memahami kata
formal sebagai sesuai dengan peraturan yang berlaku atau menurut adat kebiasaan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian tersebut, kita akan membahas mengenai hubungan Pancasila dengan
UUD 1945 menggunakan kaca mata peraturan atau konstitusional. Pembahasan mengenai hubungan
Pancasila dengan UUD ini akan memperkaya khasanah pengetahuan terutama mengenai seperti apa
sejarah memandang keduanya dalam sudut pandang legal., berikut ini merupakan pembahasan
mengenai hubungan Pancasila dengan UUD 1945 secara formal:

1. Pancasila Merupakan Kaidah Negara yang Mendasar

Ketika suatu negara menyatakan kemerdekaannya, tentu negara tersebut membutuhkan suatu
panduan atau pedoman untuk arah gerak negara itu. Tanpa adanya pedoman atau panduan tersebut,
tentu suatu negara akan mengalami kebingungan dan tidak jelas ketika hendak menghasilkan suatu
kebijakan. Maka dari itu, dibutuhkan adanya kaidah negara yang mendasar sebagai upaya untuk
memperjelas jalannya suatu negara.

Begitu pun halnya dengan negara kita, Pancasila menjadi kaidah yang mendasar dalam setiap
langkah dan penentuan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Pancasila sebagai kaidah negara
selanjutnya dijiwai di dalam seluruh batang tubuh atau pasal dan ayat dalam UUD 1945, sehingga
secara tidak langsung UUD 1945 merupakan kaidah dasar negara pula.
2. Pancasila Sebagai Inti dari Pembukaan UUD 1945

Tentunya banyak di antara pembaca yang telah mengetahui atau bahkan menghafal isi dari
pembukaan UUD 1945. Bersama kita mengetahui bahwa alinea keempat dari pembukaan UUD
1945 tidak lain dan tidak bukan merupakan rumusan dari Pancasila yang kita kenal hingga saat ini.
Hal ini menunjukkan bahwa inti dari pembukaan UUD 1945 ialah Pancasila itu sendiri.

UUD 1945 yang merupakan sumber hukum tertinggi di negara ini. Maka dari itu, sejatinya inti
dari sumber hukum tertinggi itu ialah Pancasila. Isi dari UUD 1945 tidak boleh bertentangan
dengan isi dari Pancasila. Ketika terjadi pertentangan tersebut, maka supremasi hukum di Indonesia
tidak dapat diwujudkan dengan semestinya. Dengan demikian, keserasian di antara pancasila
dengan UUD 1945 merupakan sebuah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. semuanya
demi terlaksana demokrasi pancasila yang seharusnya.

3. Pembukaan UUD 1945 Tidak Bergantung pada Batang Tubuh UUD 1945

Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat merupakan penjabaran
dari pembukaan UUD 1945, sedangkan inti dari pembukaan UUD 1945 ialah Pancasila. Ini
merupakan salah satu hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah dalam ruang
lingkup formal. Nah, berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sejatinya pembukaan
UUD 1945 tidak bergantung pada batang tubuhnya.

Arti dari hal ini ialah, batang tubuh dari UUD 1945 dapat terus berubah mengikuti
perkembangan zaman selama ia tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila yang terdapat
di dalam pembukaan UUD 1945. Ketika terjadi pertentangan di antara batang tubuh dengan
Pancasila, maka hal tersebut haruslah dicegah agar tidak terjadi bentur di dalam peraturan
perundang-undangan. sekalipun demikian, maka yang tetap harus dipertahankan ialah nilai-nilai
yang dimiliki oleh ideologi negara kita, pancasila.

4. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara

Poin pertama dari hubungan Pancasila dengan UUD 1945 ialah Pancasila merupakan kaidah
dasar negara, sedangkan inti dari pembukaan UUD ialah Pancasila. Maka dari itu, hubugnan
Pancasila dengan UUD 1945 selanjutnya ialah pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara.

Ketika pembukaan UUD 1945 menjadi pokok kaidah negara, maka setiap tahapan kebijakan
publik yang dilakukan oleh pemerintah harus senantiasa berdasarkan pada pembukaan UUD 1945
tersebut. pihak yang memegang kekuasaan legislatif harus selalu mengawasi pemerintah agar
pemerintah tetap berpegang teguh pada Pancasila dan ketentuan di dalam UUD 1945, baik di dalam
pembukaan atau batang tubuhnya.

Hubungan Pancasila dengan UUD 1945 Secara Material

Selain memiliki hubungan dalam kaca mata formal, Pancasila dan UUD 1945 juga memiliki
hubungan dalam konteks material. Di dalam KBBI, kata material memiliki arti yaitu bahan yang akan
digunakan untuk membuat barang lain. jika kita berbicara dalam ruang lingkup peraturan perundang-
undangan, kata material dapat diartikan sebagai isi atau apa-apa yang dibahas di dalam sesuatu.

Hubungan secara material di antara Pancasila dan UUD 1945 ini akan mengungkap betapa
perumusan dan pemberlakuan Pancasila dan UUD 1945 ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
terlepas di antara satu dengan yang lainnya. Kerumitan dalam perumusan keduanya juga membuktikan
bahwa kerja keras para pendiri bangsa bukanlah suatu hal yang patut untuk kita lupakan. Nah, berikut
ini merupakan pembahasan lebih lanjut mengenai hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan
sejarah dalam konteks material:

1. Isi Pancasila Terangkum dalam Empat Alinea UUD 1945

Secara material, hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah ialah isi
Pancasila tercantum di dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Lebih dari
itu, isi dari Pancasila telah terangkum di dalam setiap alinea pembukaan UUD 1945. Di dalam
alinea pertama, kita dapat menemukan secara lugas sila kedua dari Pancasila, yaitu kemanusiaan
yang adil dan beradab. sila pertama dapat kita temui di dalam alinea yang ketiga. Sila ketiga
terdapat di alinea kedua dari pembukaan UUD 1945. Sila keempat dan kelima dapat secara jelas
ditemui di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945.

2. Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Sumber Hukum Dasar Indonesia

Suatu negara untuk membangun sektor hukumnya, diperlukan sumber hukum yang menjadi
dasar dari setiap tata aturan perundang-undangan. Sama halnya dengan negara tercinta kita ini,
diperlukan sumber hukum tertinggi untuk menjadi dasar bagi setiap hukum yang berlaku di
Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 menjadi dua serangkai yang menjadi sumber dasar hukum di
Indonesia.

Setiap hukum yang berlaku di Indonesia harus bersesuaian dengan Pancasila dan UUD 1945.
Suatu peraturan perundang-undangan tidak akan lulus atau diberlakukan ketika ia bertentangan
dengan sumber hukum tertinggi itu.
3. Nilai-Nilai Pancasila Harus Diwujudkan dalam UUD 1945

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, inti dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
ialah Pancasila. Hal ini berimplikasi pada adanya suatu kewajiban yang harus diikuti yaitu setiap
nilai-nilai Pancasila yang terdapat di dalam alinea keempat harus diwujudkan di dalam batang
tubuh UUD 1945. Maka dari itu, ketika kita memperhatikan secara mendalam setiap pasal di dalam
UUD 1945, maka kita dapat menentukan pasal tersebut merupakan penerapan dari Pancasila sila
keberapa. Untuk saat ini, tidak mungkin ada sila di dalam Pancasila yang tidak terdapat
pembahasannya di dalam pasal-pasal UUD 1945.

4. Pancasila Sebagai Sumber Semangat bagi UUD 1945

Ini merupakan salah satu hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah dalam
lingkup material yang paling hangat pembahasannya. Maksud dari Pancasila sebagai sumber
semangat bagi UUD 1945 ialah dalam setiap pembahasan mengenai pasal-pasal UUD 1945
didasari dengan semangat dan tujuan dari keberadaan Pancasila.

Selain itu, adanya nilai-nilai instrumental dari Pancasila tentunya menyebabkan terjadinya
perubahan bagi pasal-pasal dalam UUD 1945 berikut peraturan perundang-undangan yang ada di
bawahnya jika terjadi perubahan zaman yang mengharuskan dirinya didampingi oleh perubahan
peraturan perundang-undangan pula
BAB III

HASIL ANALISIS

Merumuskan Solusi Pancasila Sebagai Dasar Negara Ideologi yang Berhubungan


Dengan Pembukaan UUD 1945

Mencermati substansi dari Pancasila di atas, rasanya kita harus bersyukur karena memiliki
ideologi Pancasila, dan karenanya perlu keiklasan dari kita semua untuk merealisasikan ideologi
Pancasila, dan tidak perlu lagi kita memiliki orientasi mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
lain. Pilihan untuk tidak menerapkan nilai-nilai Pancasila atau mengganti Pancasila dengan ideologi
lain menurut hemat saya adalah pilihan yang konyol, dan bodoh, karena tidak akan menyelesaiakan
masalah bangsa bahkan semakin memperburuk kondisi kebangsaan kita hari demi hari,

Terkait dengan segala upaya untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi impor
lainnya, tentu itu bukan merupakan sebuah sikap ideologis yang logis karena Sukarno sebagai
penggali Pancasila menganggap bahwa Pancasila merupakan sebuah ideologi yang memiliki
kedudukan sebagai hogere of tracking atau ideology yang memiliki nilai substansi yang lebih tinggi
dari pada ideologi sekuler lainnya di dunia lainnya, dan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang
paling cocok bagi masyarakat Indonesia karena substansi dari nilai ideologi Pancasila merupakan hasil
dari proses sublimasi atas ideology-ideologi sekuler di dunia saat itu, baik ideologi liberal, komunis,
maupun ideologi turunan dari dua ideologi tersebut.

Pancasila tentunya berperan penting bagi kehidupan bangsa dan Negara Indonesia,
olehkarenanya maka pancasila perlu dipertahankan sebagai ideologi negara. Untuk dapat
mempertahankan Pancasila, maka yang penting adalah menghayati dalam kehidupan sehari-hari
filsafat Pancasila secara komprehensif dan holistic. Penghayatan ini tidak hanya dikhususkan untuk
rakyat, melainkan yang terpenting dan terutama adalah penghayatan dari para aparatur negara mulai
dari presiden, hingga pejabat desa.

Bentuk penjabaran yang lebih konkrit dari Pancasila adalah pada UUD 1945, oleh karena itu
Pancasila dan UUD 1945 (asli) adalah satu kesatuan, dan perwujudan dari pribadi yang pancasilais
adalah menjalankan UUD 1945.Pancasila tentu bukan suatu hal yang bisa tercipta dengan sendirinya,
karenanya ia perlu dipertahankan, diperjuangkan dan kemudian dilaksanakan oleh seluruh komponen
masyarakat Indonesia.

Untuk dapat mempertahankan ideologi Pancasila maka yang penting adalah


mengoperasionalkan seluruh system nilai Pancasila dalam segala level kehidupan sosial masyarakat,
baik pada system nilai, maupun kelembagaan negara. Dalam konteks tersebut, negara tidak bisa
memaksa rakyatnya untuk menjalankan Pancasila secara baik dan benar, kalau negara sendiri belum
mampu mengkonstruksi UU ataupun kebijakan negara serta membangun kelembagaan negara yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Jika hal ini yang terjadi maka sama saja bahwa negara menuntut rakyat berjiwa Pancasila akan
tetapi negara sendiri menjalankan konsepsi-konsepsi liberal yang tidak menunjukan jiwa dan
kepatuhan pada ideologi Pancasila. Ambil contoh, Negara menuntut masyarakat menjalankan
Pancasila, namun di satu sisi, negaramenjalankan nilai-nilai liberal kapitalisme.

Bukti terkait fakta ini nampak pada pertambangan energi dan mineral yang seharusnya
dikelolah oleh negara, tetapi pada kenyataannya negara memberikan ijin pengelolaan terhadap pihak
swasta dan asing pula. Demikian pula sistem pemerintahan yang liberal nampak pada sistem
pendidikan, sitem politik dengan multi partai, bahkan sistem hukum kita yang sangat liberalistik saat
ini, semua itu menunjukan tidak adanya kecocokan dan kekompakan, karenapada satu sisi negara
menyuruh rakyatnya untuk berjiwa Pancasila tetapi negara sendiri mempraktikan nilai nilai
liberalisme. Hal ini tentu menunjukan kegagalan negara, tetapi tentu ini bukan kegagalan negara
semata, melainkan merupakan kegagalan kita bersama.

Berdasarkan kegagalan kita dalam menoperasionalisasi konsep Pancasila pada seluruh sistem
nilai, hukum dan kelembagaan negara seperti yang dijabarkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
negara Indonesia ini gagal dalam usahanya untuk mewujudkan cita-cita peradaban Pancasila itu
sendiri, karena itu, untuk dapat mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, hal yang harus kita
laksanakan saat ini adalah bersama-sama berusaha untuk merealisasikan konsepsi Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulannya, Pancasila sebagai dasar negara mengatur segala kehidupan masyarakat di


Indonesia dan mempersatukan Indonesia. Peran Pancasila sendiri sangatlah penting. Jika kehidupan
bermasyarakat di Indonesia tidak di dasari oleh Pancasila, maka tidak akan mungkin Indonesia mampu
bertahan sampai sekarang dengan banyaknya keanekaragaman. Pancasila lah yang menjaga kita tetap
bersatu dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Pancasila menjadi kaidah yang mendasar dalam
setiap langkah dan penentuan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Pancasila sebagai kaidah negara
selanjutnya dijiwai di dalam seluruh batang tubuh atau pasal dan ayat dalam UUD 1945, sehingga
secara tidak langsung UUD 1945 merupakan kaidah dasar negara pula. Pancasila dan UUD 1945 (asli)
adalah satu kesatuan, dan perwujudan dari pribadi yang pancasilais adalah menjalankan UUD
1945.Pancasila tentu bukan suatu hal yang bisa tercipta dengan sendirinya, karenanya ia perlu
dipertahankan, diperjuangkan dan kemudian dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat
Indonesia. Marilah kita terus amalkan sila-sila Pancasila dengan penuh cinta, cinta terhadap bangsa,
negara dan tanah air kita tercinta ini agar Indonesia terus maju.

Anda mungkin juga menyukai