Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR

DISUSUN OLEH

MUTIARA SARI 21401023

KELAS MITRA TOMBOLO PAO 21A2

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


KATA PENGANTAR

Assalamualaikumm WR, WB.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah KONSEP DASAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM.

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini,

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai
ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Malino, 6 Desember 2021

Mutiara Sari
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL....................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................

D. Pengertian beriman kepada qada’ dan qadar.....................................


E. Mcama-macam Takdir.......................................................................
F. Fungsi beriman kepada qada’ dan qadar Allah SWT........................
G. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dann qadar ...................
H. Hikmah orang yang beriman kepada qada’ dan qadar......................

BAB III PENUTUP......................................................................................

I. Kesimpulan........................................................................................
J. Saran .................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah  bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah
tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya
dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian
yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan
bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa,
tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah
SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh
Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan
Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah
ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui
oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan
ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang
saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni
Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik
maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhhadap takdir dapat
berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat
beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait
masalah takdir ini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian iman kepada qada’ dan qadar?
2. Takdir dibagi menjadi berapa macam?
3. Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT?
4. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar
2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir
3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar
4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan
qadar
5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan
qadar
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian Briman Kepada Qada’ Dan Qadar


Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada
setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya
menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan
ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar
dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.  Jadi, Iman kepa qada’ dan
qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi,
akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak
jaman azali. Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada
allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya
kepada takdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim). Dan sabda Rasullullah
SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap
dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya
berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka
ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya
lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘ Maka
ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim) Allah berfirman:
Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu, melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid:22) 

E. Macam-macam Takdir
Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:
a. Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya
yang memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia.
Allah berfirman, Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
nasib suatu  kaum sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri.”
(Ar-Radu : 11) Contohnya
1. Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras
Allah berfirman, Artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) :
Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan Rasulnya serta orang
mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’ (At- Taubah ayat 105)
2. Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat
Rasullulah SAW bersabda, yang artinya : “Belajarlah kamu
sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta lemah
lembutlah kamu kepada murid.” (H.R. Tabrani)
3. Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa
Allah berfirman, Artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku
niscaya Aku akan mengabulkan permohonanmu.”  (Al-Mu’minun ayat
60)
b. Taqdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat
dielakkan kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian,
jodoh, rizkinya, dan terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar
Allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia
Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia
diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha dan
ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya,
bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya
meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti
itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya
sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang
mengetahuinya.

F. Fungsi Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar Allah SWT


Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya:
 Mempunyai semangat ikhtiar
Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh
kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan
pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar
biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang,
dan sebagainya. Allah SWT berfirman, Artinya:“ Dan bahwa manusia
hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan sesungguhnya  usahanya
itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-Najm, 39-40)
 Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan
Dengan percaya qada’ dan qadar, manusia akan sadar bahwa
kehidupan adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar
adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi
tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh
pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau
pedoman hidup,berani menghadapi tantangan berarti berani
menghadapi cobaan,penderitaan,kesakitan dan kesensaraan. Cobaan
harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan
keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan
kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman, Artinya: Apakah manusia
mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan, ’’kami
telah beriman, ”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut,29:2)
 Sabar bahwa cobaan adalah qada’ dan qadar dan Allah SWT
Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah
SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah
SWT, Artinya: “Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka
berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’.(Q.S. Albaqarah,2:156)
 Tawakkal
Tawakkal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri.
Dalam istilah agama, tawakkal artinya berserah dirisepenuhnya kepada
Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu
pekerjaan atau usaha.  Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya
menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap
kepentingan. Dalam hal ini, tawakkal kepada Allah SWT bkan berarti
penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan
penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam
berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

G. Ciri-ciri Orang Yang Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar


a. Qana’ah dan Kemuliaan Diri
Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa
rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum
ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh
semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh
kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang
makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun
mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa
yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah
terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha,
serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan
mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa
jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan
dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia
menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari
mengorbankan rasa malunya.
b. Cita-cita yang tinggi
Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa
yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita
yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan
sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak
menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa
pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari
kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.
c. Bertekad dan bersungguh-sungguhh dalam berbagai hal
Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-
sungguh dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang
datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik
akhirat maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada
hal itu, dan sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan
sedikit beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam
mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka
menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor
yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.
d. Bersikap adil, baik pada saat senang maupun susah
Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam
segala keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami
keadaan bermacam-macam. Orang-orang yang beriman kepada qadar
menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan
sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya
sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan
melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan
keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka.
Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan,
mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi,
meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran
yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya.
Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai
kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak
disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.
e. Selamat dari kedengkian dan penentangan
Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit
yang menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan
kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang
beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang
Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah
yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan
menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila
dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah.
Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari
kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah
yang bersifat syar’i (syari’at) dan ketentuan-ketentuan-Nya yang
bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya
kepada Allah semata.

H. Hikmah Orang Ynag Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar


Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain :
 Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman
Allah, Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-
Nyalah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
 Menjjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-
mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila
ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa ,
karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan
Allah. Firman Allah SWT, Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu,
maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
 Bersifat opitimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan
itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang
yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja
untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah, Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alllah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu mmelupakan
bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan bberbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan (dimuka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-oarang yang berbuat kerusakan”. (QS. AL-Qashas
ayat 77).
 Jiwanya tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan
apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia
bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah
hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam urge-Ku”. ( QS. Al-Fajr ayat
27-30)

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak
mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang
telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik
kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut
Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena
dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah.

J. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-
hari.Oleh karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan
iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil
menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah
senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus
senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah
SWT.

Anda mungkin juga menyukai