Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identitas Nasional” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Penulis sangat berharap penyusunan makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan khususnya tentang Identitas Nasional . Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran untuk makalah yang telah
kami buat agar lebih baik di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga penyusunan makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam pembuatan makalah maupun kata-kata yang kurang berkenan.

Denpasar , 14 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Identitas Nasional ....................................................................................... 3
2.2 Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional ...................................................... 3
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia
................................................................................................................................................ 4
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional
Indonesia ............................................................................................................................... 7
2.5 Sikap Masyarakat Terhadap Identitas Nasional......................................................... 7
2.6 Kaitan Bendera Merah Putih dengan Identitas Nasional .......................................... 8
BAB III...................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Aristoteles mengatakan manusia adalah zoon
politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok. Manusia sebagai
makhluk sosial mempunyai sifat yang tidak bisa hidup sendiri dan juga sebagai makhluk
politik memiliki naluri untuk berkuasa, maka dari itu manusia membutuhkan orang lain
untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Berawal dari itulah kemudian timbul suatu
hubungan-hubungan kerjasama antarmanusia yang dari hubungan tersebut membentuk
sebuah masyarakat. Terbentuknya masyarakat antara yang satu dengan yang lainnya
tentu berbeda, sehingga dalam berinteraksi mereka memerlukan suatu organisasi
kekuasaan yang disebut negara. Dalam negara itulah masyarakat ada dan
mempertahankan eksistensinya untuk saling bekerja sama.
Setiap makhluk hidup di dunia ini pasti memiliki identitas atau ciri khas. Selain
berfungsi sebagai penjelas dari kepribadian seseorang, identitas atau jati diri juga
berfungsi sebagai pembeda antara satu dan yang lain. Begitu pula dengan sebuah negara,
negara pun membutuhkan identitas nasional agar dapat dibedakan dengan negara lainnya.
Terkadang Sebagai anggota masyarakat yang juga hidup dalam suatu negara kita
bingung anatara negara dan bangsa. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan
hidup manusia, sedangkan bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu
sendiri. Baik bangsa maupun negara memiliki identitas yang membedakan bangsa atau
negara tersebut dengan bangsa atau negara lain. Identitas-identitas yang disepakati dan
diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.
Salah satu cara untuk memahami identitas suatu bangsa adalah dengan
membandingkan bangsa satu dengan bangsa lainnya. Terdapat perbedaan antara
Indonesia dan Malaysia dalam memaknai bendera negara sebagai ciri khas bangsanya.
Apalagi dengan kondisi Malaysia saat ini yang dapat dikatakan tengah mengalami krisis
identitas. Seseorang berkewarganegaraan Malaysia, Johan Jaaffar, sampai membuat
artikel berjudul "Learn patriotism from Indonesians" (Belajar Patriotisme dari
Masyarakat Indonesia) karena melihat rakyat Indonesia yang begitu menghormati

1
benderanya, dan meminta negerinya dapat belajar dari indonesia. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai identitas nasional Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Faktor – faktor apa saja yang mendukung lahirnya identitas nasional
3. Apa saja yang termasuk kedalam identitas nasional Indonesia?
4. Bagaimana sikap masyarakat terhadap identitas nasional ?
5. Bagaimana cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan identitas
nasional?
6. Bagaimana kaitan antara identitas Negara dengan bendera merah putih?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang identitas nasional.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional.
3. Untuk mengetahui yang termasuk kedalam identitas nasional Indonesia.
4. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap identitas nasional.
5. Untuk mengetahui cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan
identitas nasional.
6. Untuk mengetahui kaitan antara identitas Negara dengan bendera merah putih.

1.1 Manfaat
Kami menulis makalah ini dengan harapan pembaca dapat mengetahui apa itu
identitas nasional Indonesia? sehingga ke depan pembaca dapat menghargai dan juga
menjunjung tinggi identitas nasional yang pada hakekatnya membedakan negara
Indonesia dengan negara lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda- tanda, atau jati diri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri
kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti,
keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Menurut Soemarno
Soedarsono, Identitas Nasional (Karakter Bangsa) tersebut tampil dalam tiga fungsi, yaitu
:
a. Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya. Bangsa yang tidak mempunyai jati
diri tidak akan eksis dalam kehidupan bangsa dan Negara
b. sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa ini.
c. sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia
d. Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar
tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam
masyarakat.

2.2 Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor- faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi:
a. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
b. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power
of Identity , mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa

3
sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan
masing-masing.
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur
bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia
Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad
dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui
memori kolektif rakyat Indonesia.

2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional


Indonesia
Dua jenis identitas, yakni identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno,
2013). ldentitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali
terjadinya identitas sekunder. Sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang
dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih
dari 700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Identitas etnis yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan
agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi
identitas nasional.
Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi
penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia mellputi: bendera negara Sang Merah
Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara
Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional

4
ini telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam UUD maupun dalam peraturan
yang lebih khusus. Bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan pula
oleh Winarno (2013) sebagai berlkut:
(1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia;
(2) Bendera negara adalah Sang Merah Putih;
(3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya;
(4) Lambang negara adalah Garuda Pancasila;
(5) Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ike;
(6) Dasar falsafah negara adalah Pancasila;
(7) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945;
(8) Bentuk Negara Kesatuan Republlk Indonesia;
(9) Konsepsi Wawasan Nusantara; dan
(10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Empat identitas nasional pertama meliputi bendera. bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus yang ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan.
Menurut sumber legal-formal. empat identitas nasional pertama meliputi bendera.
bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bendera negara Sang Merah Putih
Ketentuan tentang Bendera Negara diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 mulai Pasal 4
sampai Pasal 24. Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17
Agustus 1945 namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda Tahun1928.
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta
2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia
Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2009
mulai Pasal 25 sampai Pasal 45. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan
hasil kesepakatan para pendiri NKRI. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (linguafranca) dan kemudian
diangkat dan diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda Il tanggal 28
Oktober 1928.
3. Lambang Negara Garuda Pancasila

5
Ketentuan tentang Lambang Negara diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009
mulai Pasal 46 sampai Pasal 57. Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan
lambang negara
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No, 24 Tahun
2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan pertama
kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.
5. Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna juga bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang heterogen, tak ada negara atau bangsa lain yang
menyamai Indonesia dengan keanekaragamannya, namun tetap berkeinginan untuk
menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
6. Dasar Falsafah Negara Pancasila
Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara. ideologi nasional,
falsafah negara, pandangan hidup bangsa, way of life, dan banyak lagi fungsi Pancasila.
Rakyat Indonesia menganggap bahwa Pancasila sangat penting karena keberadaannya
dapat menjadi perekat bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas
nasional.
Dengan kata lain, Pancasila sebagai identitas nasional memiliki makna bahwa
seluruh rakyat Indonesia seyogianya menjadikan Pancasila sebagai landasan berpikir.
bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Cara berpikir, bersikap, dan
berperilaku bangsa Indonesia tersebut menjadi pembeda dari cara berpikir, bersikap,
dan berperilaku bangsa lain. Seperti pada uraian sebelumnya. Pancasila sebagai
identitas nasional tidak hanya berciri fisik sebagai simbol atau lambang, tetapi
merupakan identitas non fisik atau sebagai jati diri bangsa. Pancasila sebagai jati diri
bangsa bermakna nilai-nilai yang dijalankan manusia Indonesia akan mewujud sebagai
kepribadian, identitas, dan keunikan bangsa Indonesia.

6
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas
Nasional Indonesia
Tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini terkait dengan masalah identitas
nasional Indonesia dalam kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari sebagai
berikut:

1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara (contoh:
rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan hukum, kepatuhan membayar pajak,
kesantunan, kepedulian, dan lain - lain)
2. Nilai -nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari (perilaku
jalan pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak disiplin, tidak jujur, malas,
kebiasaan merokok di tempat umum, buang sampah sembarangan, dan lain-lain)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih menghargai dan
mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak bangga
dengan prestasi bangsa sendiri, lebih bangga menggunakan produk asing daripada
produk bangsa sendiri, dan lain-lain)
4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari Dada bendera merah putih, lebih
bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa Indonesia.
5. Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri, dan lebih
mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu
nasional dan lagu daerah sendiri.

2.5 Sikap Masyarakat Terhadap Identitas Nasional


Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Contoh sederhana dari implementasi identitas nasional yaitu kewajiban diadakanya
upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah maupun non sekolah.
Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran
sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional
lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan
doa (agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan
ada Perguruan Tinggi yang melaksanakan Upacara Bendera. Hal ini membuktikan bahwa

7
masyarakat sudah dijarkan bagaimana mengimplementasikan identitas nasional sejak
dini. Namun, masih banyak yang tak acuh dalam kegiatan semacam ini. Kebanyakan dari
mereka menganggap kegiatan upacara hanya sebagai kewajiban agar terbebas dari
hukuman yang sudah diterapkan. Dan juga kurangnya penjelasan tentang makna dari
kegiatan upacara itu sendiri. Sehingga mereka tak acuh dengan makna dibalik upacara
bendera ini.

2.6 Kaitan Bendera Merah Putih dengan Identitas Nasional


1. Sejarah Penggunaan Warna Merah Putih
Dalam sejarah Indonesia bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh
tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari
(1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216
Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang melawan Raden
Wijaya.
2. Penggunaan Warna Merah Putih sebagai Identitas Nasional
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji
berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Bendera yang
dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum
nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Bendera Merah Putih
berkibar untuk pertama kali dalam abad 20 sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua
Eropa.
3. Penetapan Sang Merah Putih sebagai Bendera Nasional
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih
negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat
Proklamasi dilaksanakan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Kelahiran identitas nasional suatu
bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh
faktor- faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor
yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi Faktor objektif dan
faktor subyektif

Dua jenis identitas, yakni identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013).
ldentitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali terjadinya
identitas sekunder. Sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau
direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok.

9
DAFTAR PUSTAKA

• https://asriatisetya.wordpress.com/2012/11/13/identitas-nasional/ Diakses pada tanggal


14 Agustus 2019. Pukul 05:59

• http://yogirakhmawati.blogspot.com/2014/05/makalah-sang-merah-putih-sebagai.html
Diakses pada tanggal 14 Agustus 2019. Pukul 06:50

• Nurwardani, Paristiyanti, Hestu YogaSaksama,dkk. 2016. Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

10

Anda mungkin juga menyukai