Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Dosen Pengampu
Fenny Anita, M.Pd

Program studi psikologi


Fakultas psikologi
Universitas abdurrab
2017
Kutipan
Pengertian Kutipan

Menurut Widjono (2012:92) kutipan adalah salinan kalimat, paragraf


atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena
keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui
media cetak maupun elektronik.

Menurut Alber (2014:127) kutipan merupakan pengambilan suatu


kalimat atau lebih dari karya seseorang yang bertujuan memperkokoh
argumen dalam sebuah karya.

Menurut Sutanto Leo (2013:133) kutipan adalah pinjaman gagasan


dalam bentuk ungkapan, kalimat, atau paragraf dari sumber tertentu dan
dimasukkan ke dalam teks karya penulis.

Kutipan adalah pengambilan sebuah kalimat atau lebih dari seorang


tokoh untuk memperkuat argumen yang kita bahas.
Fungsi Kutipan

1. Sebagai landasan teori.


2. Penguat pendapat penulis.
3. Penjelasan suatu uraian.
4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.

Jenis-jenis Kutipan dan Cara


Mengutip

1. Kutipan Langsung
2. Kutipan Tidak Langsung

1. Kutipan Langsung
Menurut pendapat Widjono (2012:92), kutipan langsung adalah “salinan
yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan”.

Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu (a) kutipan langsung yang
kurang dari lima baris atau kurang dari 40 kata dan (b) kutipan langsung
lebih dari lima baris atau lebih dari 40 kata.
(a) Kutipan Langsung yang Kurang dari Lima Baris atau Kurang dari
40 Kata
Menurut Alber (2014:128) cara merujuk kutipan langsung kurang dari
40 kata adalah :
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks.
2) Jarak antar baris dengan baris dua spasi.
3) Kutipan diapit dengan tanda kutip {“ “}.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke
atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu

Contoh kutipan kurang dari lima baris (kurang dari 40 kata):


“Kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang pengarang yang
terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah.” (Keraf, 2004:202).

Keraf (2004:202) mendefenisikan pengertian kutipan adalah “Salinan


kalimat atau pendapat seorang pengarang yang terkenal baik terdapat dalam
buku-buku ataupun majalah.”
(b) Kutipan Langsung yang Lebih dari Lima Baris atau Lebih dari 40
Kata
Menurut Alber (2014:128) cara merujuk kutipan langsung lebih dari 40
kata adalah :
1) Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
3) Kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
5) Dimulai ketukan ke-7 dari garis tepi sebelah kiri.

Contoh :
Faruk (2004:12) menarik kesimpulan sebagai berikut,
Bahasa tidak dapat dilepaskan dari sastra umumnya dan mantra
khususnya. Tidak ada bahasa, maka tidak ada sastra dan tidak lahir
mantra. Peran bahasa yang menyebabkan mantra berkekuatan gaib dan
berdaya magis. Ada mantra yang harus diucapkan secara keras dan ada
juga yang hanya berbisik-bisik. Hanya Pawang atau dukun yang
mengerti bagaimana mendatangkan kekuatan gaib itu.
 
Kutipan Langsung yang Disertai Catatan Kaki (Footnote)

Kutipan pada catatan kaki dapat dicantumkan secara pendek maupun


panjang dengan cara selalu diberi jarak, apit oleh tanda kutip, dikutip
sebagaimana teks aslinya, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.

Contoh kutipan langsung disertai catatan kaki

Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa, unsur


pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.¹
 

¹Dendy Sugono (penangg. Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional, 2004), hlm. 23
 
2. Kutipan Tidak Langsung
Menurut pendapat Widjono (2012:93) kutipan tak langsung adalah
mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
Menurut Alber (2014:129) kutipan tidak langsung adalah pengambilan teori
dari sumbernya dengan modifikasi bahasa penyusun.

Menurut Alber (2014:129) cara merujuk kutipan tidak langsung adalah :


1) Diintegrasikan dengan teks.
2) Jarak antar baris dua spasi.
3) Kutipan tidak diapit tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke
atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu.

Contoh :
Menurut Keraf (1994:36) kalimat yang baik adalah yang menunjukkan
kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada kesatuan
yang tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan
pikiran.
Menurut Widjono (2012:93) cara menyandur ada dua macam, masing-masing
berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.

1) Cara pertama meringkas.


cara meringkas, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan
yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk
mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan
pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian.
2) Cara kedua ikhtisar
Cara ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam
bentuk ringkas, bertolak dari naskah, tetapi tidak mempertahankan
urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan
yang terkait dengan masalah yang hendak di pecahkan. Ikhtisar
memerlukan ilustrasi untuk menjelaskan inti persoalan.
Catatan Kaki Catatan kaki adalah keterangan atas
teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman yang bersangkutan.
(Widjono, 2012:98

Tata Cara Penulisan Catatan Kaki

Menurut Widjono (2012: 100) cara penulisan catatan kaki adalah :


1) Catatan kaki di pisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2) Antar catatan kaki pisahkan dengan satu spasi.
3) Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4) Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5) Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari
nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai
dengan akhir bab. Laporan atau karangan tanpa bab, misalnya esai,
catatan kaki di tulis pada akhir karangan.
6) Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun.
7) Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misal font 8, ditulis
menggunakan X2 pada komputer.
Peristilahan dalam Catatan Kaki

1. Ibid

a. Ibid singkatan kata ibidum berarti ditempat yang sama dengan di


atasnya;
b. Ibid ditulis dibawah catatan kaki yang mendahuluinya;
c. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki yang menyelinginya;
d. Ibid diketik atau ditulis dengan huruf capital pada awal kata,dicetak
miring dan diakhiri titik;
e. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain,urutan
penulisan : Ibid, koma, jilid, halaman.

Contoh :
1
Peg C. Neuhauser, legenda manfaatnya bagi perusahaan, terj.Teguh
Rahardja, (Jakarta : pustaka Binaman Presindo,1994), h.13-34.
²Ibid.
³Ibid, h.53-62
4
Hernowo,Mengikat Makna,(Bandung:Mizan,2002,hlm.109-130.
5
Ibid,h.133-145
2. Op.Cit.

a. Op.cit singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah
disebut;
b. Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain;
c. Ditulis dengan huruf Kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap
suku diikuti titik; dan
d. Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama family,
op.cit. nama buku, halaman.

Contoh :
¹Satjipto Rahardjo, Hukum masyarakat dan pembangunan (Bandung:
Alumni, 1976), h.111
²Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
³Bobby Deporter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj.Basyarah
Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), h.63-87
4
Rahardjo, op.cit., h. 125.
5
Goleman, op.cit
6
Deporter & Mike Hernacki, op.cit, 203-238.
3. Loc.cit.
a. loc.cit singkatan Loco Citato, berarti ditempat yang telah disebutkan;
b. Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan
esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain;
c. Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit tidak diikuti
nomor halaman;
d. Jika halaman berbeda kata loc.cit diikuti nomor halaman; dan
e. Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh :
¹Sarwiji Suwandi, ”Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa
Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa
Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, 2003), h.1-15.
²Abraham H.Maslow, Motivasi dan kepribadian 2 terj.Nurum Imm, (Jakarta:
pustaka Binaman Presindo, 1994), h.1-40.
³Suwandi, loc.cit
4
Adnan Buyung Nasution, ”Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan
dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah
Pemukiman kota, (Bandung: alumni,1992).
5
Suwandi, loc.cit.
6
Nasution, loc.cit.
Teknik Penulisan Catatan Kaki

1. Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik satu spasi.
4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari
nomor urut satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut
sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan
kaki dimulai dengan nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab,
misalnya esai, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya.

Widjono (2012:100)
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Daftar Pustaka

Menurut Sutanto Leo (2013: 173) daftar pustaka adalah daftar yang
mencantumkan semua dokumen yang menjadi rujukan dalam tulisan karya
ilmiah termasuk skripsi.
Menurut Alber (2014: 131) daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul
buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan yang dijadikan sumber atau
memiliki pertalian dengan tulisan ilimiah yang sedang dikerjakan.
Menurut Nursalim(2011:112) Daftar Kepustakaan adalah daftar yang berisi
judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan yang dijadikan sumber
atau memiliki pertalian dengan tulisan ilmiah yang sedang dikerjakan.

Fungsi Daftar Pustaka


a. Sebagai alat untuk menunjukkansumber asli dari pernyataan atau
ucapan yang di pergunakan.
b. Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah maupun
sumber lainnya secara keseluruhan.
c. Pelengkap dari catatan kaki.
Unsur-unsur Daftar Pustaka

1. Nama pengarang
2. Tahun terbit
3. Judul buku
4. Kota terbit
5. Penerbit
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

Cara Penyusunan Daftar Rujukan Alber (2014: 131-132

1. Nama Pengarang diurutkan menurut alfabet.


2. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan
dalam urutan alfabet.
3. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka
untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu di
ikut sertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
4. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi
jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
5. Baris pertama dimula dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketukan.
Cara Penulisan Daftar Pustaka

1. MLA (The Modern Language Association)

Format MLA merupakan salah satu format yang sering dipakai di


kalangan penulis karya ilmiah. Cara merujuknya secara umum adalah
nama akhir, nama awal, judul buku di cetak miring, tempat penerbitan,
nama penerbitan, dan tahun.
Contoh :
Rizki, Andrian. Batas Nalar. Jakarta: Gramedia, 2013.

2. APA (American Psycologycal Association)

Format APA merupakan format penulisan daftar pustaka yang sering


digunakan di Indonesia. Salah satu buktinya adalah pada soal Ujian Nasional
yang berkaitan dengan penulisan daftar rujukan selalu berpatokan dengan
format APA. Cara merujuk dengan menggunakan format APA adalah nama
akhir, nama awal, tahun, judul ditulis miring, tempat penerbitan, dan nama
penerbit.
Contoh :
Rizki, Andrian. 2013. Batas Nalar. Jakarta: Gramedia.
Bentuk-Bentuk Daftar Pustaka

1. Buku

Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang diikuti judul buku di


tulis dengan huruf tulisan miring atau digaris bawahi. Tempat
penerbitan dan nama penerbitan dipisahkan dengan titik dua (:)
Contoh :
a. Pengarang Tunggal
Budiman, Kris. 2000. Feminis Laki-laki dan Wacana Gender.
Magelang: Yayasan Indonesiatera.
b. Pengarang Bersama (Dua Pengarang)
Jalil, Abdul dan Elmustian Rahman. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru:
Unri Press.
b. Tiga Orang Pengarang atau Lebih
Tinambunan, Jamilin, Ernawati Sulaiman, dan Albert. 2013.
Keterampilan Dasar Menulis. Pekanbaru: Rineka Cipta.
Atau,
Tinambunan, Jamilin, dkk. 2013. Keterampilan dasar Menulis.
Pekanbaru: Rineka Cipta.
2. Artikel Jurnal
I
Irsyad. 2012. “Ada Apa dengan Jurnalis Perempuan” Jurnal Perempuan, No.
12.

3. Artikel Jurnal dalam Internet

Nama penulis di tulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring)
dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan
di akhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan di akses, di antaranya tanda kurung.
Contoh :
Kumaidi. 1988. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya” Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4,
(http://www.Malangac.id, diakses 20 Januari 2000).
4. Artikel dalam Majalah

Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan di pisahkan dari nama majalah
yang di cetak miring. Tidak ada tempat publikasi dari penerbit, tetapi
nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus di cantumkan.
Contoh :
Soebadio, “Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan Istilah
Baru”. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia.I, April 1963, hal.
47-48.
Samsuri, “Sistem Fonem Indonesia dan Suatu Penyusunan Ejaan Baru”.
Humaniora. IV, Oktober 1960, hal. 323-341.

5. Terjemahan

William. 1978. Gagasan Baru Ilmu Pendidikan. Terj. Rani. Jakarta: Mutiara
6. Makalah

a. Makalah Seminar
Karim. 2012. “Penulisan Karya Ilmiah”. Makalah. Disajikan dalam
Seminar Lokakarya, Pusat Penelitian Universitas Riau.
Pekanbaru, 12 mei.
b. Makalah dalam Majalah/Buletin
Nurhidayah. 2008. Sastra Melayu Riau. Horizon, 6 Maret: 79-83.
c. Makalah tanpa Pengarang
Anonim. 2009. Sastra Anak Aceh. Dewan Sastra, 30 Mei: 7.

7. Surat Kabar, Majalah dan Koran


Nama pengarang di tulis paling depan, diikuti oleh tahun, tanggal dan
bulan (jika ada). Judul artikel ditulis tanpa huruf miring, dengan huruf
kapital di setiap awal kata dan di letakkan dalam tanda kutip. Nama
majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan
ditulis dengan huruf miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh :
Arwandi. 1991. 10 September. “Menulis untuk Membaca” Riau Pos, hal.
6.
 
8. Rujukan dari Surat Kabar Tanpa Pengarang

Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf kapital dan di
cetak miring serta di ikuti dengan nomor halaman.
Contoh :
Riau Pos. 1995. 10 September. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Hal. 5.

9. Film dan Video


a. Film
Ayat Ayat Cinta. 2007. Film Islami. Indonesia. Rapi Film.
b. Video
Geophysical Techniques. 2009. Video. Milton Keynes:Open University.
 
10. Skripsi, Tesis dan Disertasi

Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum


pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi dalam tanda kutip diikuti
dengan pernyataan skripsi, tesis atau disertasi dengan cetak miring,
nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama
perguruan tinggi.
Contoh :
Skripsi
Ningrat, Alber Hadi. 2008. “Sistem Sapaan Bahasa Melayu Riau
Dialek Kampar”. Skripsi. Pekanbaru: Program Stusi Bahasa
dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
Tesis
Ningrat, Albert Hadi. 2010. “Penggunaan Unsur Serapan dalam Tajuk
Rencana Surat Kabar Riau Mandiri”. Tesis. Padang: Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Pancasarjana Universitas
Negeri.
Disertasi
Faizah, Hasnah. 1995. “Unsur Erotis dalam Novel di Malaysia dan
Indonesia: Satu Analisis Stilistik”. Disertasi. Malaysia:
Jabatan Linguistik, Universitas Kebangsaan Malaysia.
11. Dokumen Resmi Pemerintahan

a. Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga


Nama atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan huruf miring,
diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit.
Contoh :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1995 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 1997. Pekanbaru: Diperbanyak
oleh Universitas Islam Riau.
b. Ada Lembaga
Nama lembaga langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan, nama tempat terbit, dan nama lembaga tertinggi
bertanggang jawab atas penerbit karangan terseut. (Alber, 2014: 136)
Contoh :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Pedoman Penulisan
EYD. Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
12. Informasi yang diperoleh secara Lisan atau Surat Langsung

Roziah. 2013. Komunikasi Pribadi.


DAFTAR PUSTAKA

Alber. 2014. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


Smart WR.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia


(untuk Perguruan Tinggi). Jakarta : Akademika Pressindo.

Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia (mata kuliah pengembangan


kepribadian di perguruan tinggi. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai