Dosen Pengampu
Fenny Anita, M.Pd
1. Kutipan Langsung
2. Kutipan Tidak Langsung
1. Kutipan Langsung
Menurut pendapat Widjono (2012:92), kutipan langsung adalah “salinan
yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan”.
Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu (a) kutipan langsung yang
kurang dari lima baris atau kurang dari 40 kata dan (b) kutipan langsung
lebih dari lima baris atau lebih dari 40 kata.
(a) Kutipan Langsung yang Kurang dari Lima Baris atau Kurang dari
40 Kata
Menurut Alber (2014:128) cara merujuk kutipan langsung kurang dari
40 kata adalah :
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks.
2) Jarak antar baris dengan baris dua spasi.
3) Kutipan diapit dengan tanda kutip {“ “}.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke
atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat terdapat kutipan itu
Contoh :
Faruk (2004:12) menarik kesimpulan sebagai berikut,
Bahasa tidak dapat dilepaskan dari sastra umumnya dan mantra
khususnya. Tidak ada bahasa, maka tidak ada sastra dan tidak lahir
mantra. Peran bahasa yang menyebabkan mantra berkekuatan gaib dan
berdaya magis. Ada mantra yang harus diucapkan secara keras dan ada
juga yang hanya berbisik-bisik. Hanya Pawang atau dukun yang
mengerti bagaimana mendatangkan kekuatan gaib itu.
Kutipan Langsung yang Disertai Catatan Kaki (Footnote)
Contoh :
Menurut Keraf (1994:36) kalimat yang baik adalah yang menunjukkan
kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada kesatuan
yang tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan
pikiran.
Menurut Widjono (2012:93) cara menyandur ada dua macam, masing-masing
berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.
1. Ibid
Contoh :
1
Peg C. Neuhauser, legenda manfaatnya bagi perusahaan, terj.Teguh
Rahardja, (Jakarta : pustaka Binaman Presindo,1994), h.13-34.
²Ibid.
³Ibid, h.53-62
4
Hernowo,Mengikat Makna,(Bandung:Mizan,2002,hlm.109-130.
5
Ibid,h.133-145
2. Op.Cit.
a. Op.cit singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah
disebut;
b. Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain;
c. Ditulis dengan huruf Kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap
suku diikuti titik; dan
d. Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama family,
op.cit. nama buku, halaman.
Contoh :
¹Satjipto Rahardjo, Hukum masyarakat dan pembangunan (Bandung:
Alumni, 1976), h.111
²Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
³Bobby Deporter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj.Basyarah
Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), h.63-87
4
Rahardjo, op.cit., h. 125.
5
Goleman, op.cit
6
Deporter & Mike Hernacki, op.cit, 203-238.
3. Loc.cit.
a. loc.cit singkatan Loco Citato, berarti ditempat yang telah disebutkan;
b. Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan
esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain;
c. Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit tidak diikuti
nomor halaman;
d. Jika halaman berbeda kata loc.cit diikuti nomor halaman; dan
e. Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh :
¹Sarwiji Suwandi, ”Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa
Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa
Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, 2003), h.1-15.
²Abraham H.Maslow, Motivasi dan kepribadian 2 terj.Nurum Imm, (Jakarta:
pustaka Binaman Presindo, 1994), h.1-40.
³Suwandi, loc.cit
4
Adnan Buyung Nasution, ”Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan
dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah
Pemukiman kota, (Bandung: alumni,1992).
5
Suwandi, loc.cit.
6
Nasution, loc.cit.
Teknik Penulisan Catatan Kaki
1. Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik satu spasi.
4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5. Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari
nomor urut satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut
sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan
kaki dimulai dengan nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab,
misalnya esai, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya.
Widjono (2012:100)
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Sutanto Leo (2013: 173) daftar pustaka adalah daftar yang
mencantumkan semua dokumen yang menjadi rujukan dalam tulisan karya
ilmiah termasuk skripsi.
Menurut Alber (2014: 131) daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul
buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan yang dijadikan sumber atau
memiliki pertalian dengan tulisan ilimiah yang sedang dikerjakan.
Menurut Nursalim(2011:112) Daftar Kepustakaan adalah daftar yang berisi
judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan yang dijadikan sumber
atau memiliki pertalian dengan tulisan ilmiah yang sedang dikerjakan.
1. Nama pengarang
2. Tahun terbit
3. Judul buku
4. Kota terbit
5. Penerbit
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
1. Buku
Nama penulis di tulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring)
dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan
di akhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan di akses, di antaranya tanda kurung.
Contoh :
Kumaidi. 1988. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya” Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4,
(http://www.Malangac.id, diakses 20 Januari 2000).
4. Artikel dalam Majalah
Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan di pisahkan dari nama majalah
yang di cetak miring. Tidak ada tempat publikasi dari penerbit, tetapi
nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus di cantumkan.
Contoh :
Soebadio, “Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan Istilah
Baru”. Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia.I, April 1963, hal.
47-48.
Samsuri, “Sistem Fonem Indonesia dan Suatu Penyusunan Ejaan Baru”.
Humaniora. IV, Oktober 1960, hal. 323-341.
5. Terjemahan
William. 1978. Gagasan Baru Ilmu Pendidikan. Terj. Rani. Jakarta: Mutiara
6. Makalah
a. Makalah Seminar
Karim. 2012. “Penulisan Karya Ilmiah”. Makalah. Disajikan dalam
Seminar Lokakarya, Pusat Penelitian Universitas Riau.
Pekanbaru, 12 mei.
b. Makalah dalam Majalah/Buletin
Nurhidayah. 2008. Sastra Melayu Riau. Horizon, 6 Maret: 79-83.
c. Makalah tanpa Pengarang
Anonim. 2009. Sastra Anak Aceh. Dewan Sastra, 30 Mei: 7.
Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf kapital dan di
cetak miring serta di ikuti dengan nomor halaman.
Contoh :
Riau Pos. 1995. 10 September. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Hal. 5.
Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta:
Erlangga.