Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu3. Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 - 50% pasien2 dan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi3, serta jumlah mioma2. Gejala yang sering ditemui antara lain adalah perdarahan abnormal, nyeri panggul, gejala penekanan, dan disfungsi reproduksi2. Pendekatan diagnosis diawali dengan menanyakan keluhan berupa gejala-gejala yang mengarah ke mioma uteri seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yang kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik berupa adanya massa kenyal berbatas tegas pada daerah suprapubis, dan dikonfirmasi lagi dengan menggunakan pemeriksaan ultrasonografi yang menunjukkan adanya massa pada uterus2,3,6. Penatalaksanaan mioma uteri bisa berupa pengobatan farmakologik berupa hormon, ataupun tindakan operatif dengan melakukan miomektomi ataupun histerektomi. Histerektomi merupakan terapi kuratif terbaik2. Pada miomektomi, perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya kekambuhan. Hasil penelitian menunjukkan kekambuhan sebesar 2-3% per tahun setelah dilakukan miomektomi6.