Footnote (catatan kaki), innote (catatan perut), dan bibliography (daftar pustaka) biasanya
digunakan untuk mencantumkan sumber bacaan yang menjadi referensi dalam penulisan
sebuah karangan ilmiah atau artikel. Pencantuman sumber bacaan ini dimaksudkan untuk
menguatkan teori yang dibahas dalam karangan ilmiah yang kita buat. Selain itu, sumber
bacaan ini juga bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada si pencetus teori atau ide
dan menghindari dugaan plagiarisme terhadap karya orang lain. Sumber bacaan tidak hanya
kita dapatkan dari buku, tetapi bisa diambil dari majalah, sumber internet, koran, artikel,
tesis, dan lain-lain.
Dalam materi kali ini, kami akan membahas teknik-teknik untuk mencantumakn sumber
bacaan. Ada tiga macam teknik, yaitu footnote, innote, dan bibliography.
A. Footnote
Memuat keterangan yang tercantum pada kaki halaman sebagai petunjuk sumber bacaan,
perluasan pembahasan tambahan yang tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks, dan
keterangan makna bahasa asing.
Cara menulis footnote:
1. Ibid. atau ibidium digunakan selama sumber referensi tepat sama dengan yang di atas
dan tidak ada selingan referensi apapun. Ibidium dapat digunakan apabila halaman
sumber referensi berbeda,
2. Loc. cit. atau loco citati digunakan apabila sumber referensi sudah pernah digunakan
sebelumnya, tetapi terdapat selingan referensi lainnya, dan
3. Op. cit. atau opere citati digunakan apabila sumber referensi sudah pernah digunakan
sebelumnya, terdapat selingan referensi lainnya, tetapi halamannya berbeda.
Contoh:
Anggap saja data di bawah ini merupakan urutan sumber referensi yang digunakan dan kita
sedang berlatih membuat footnote.
Menurut R. Masri Sareb Putra (2011: 60), seorang penulis harus mengutip sumber ketika
sumber tersebut benar-benar diperlukan untuk mendukung gagasan penulis bahwa sebelum
itu pernah ada orang lain yang menyampaikan gagasan serupa. Kutipan terbagi menjadi dua
jenis, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Contoh:
Mengutip dari buku 1001 Ways How to Love Coffee halaman 12 karangan Martin Jo.
C. Bibliography
Biasanya bibliography adalah unsur yang paling penting dalam menuliskan sumber referensi.
Hampir sama dengan footnote, perbedaannya hanya tata cara penulisan dan
letak bibliography dituliskan pada akhir karangan ilmiah.
1. Judul atau tulisan DAFTAR PUSTAKA, ditulis dengan huruf kapital semua dan
diletakkan di tengah,
2. Menggunakan jenis alinea menggantung (hanging),
3. Spasi antar baris untuk satu referensi adalah 1, sedangkan spasi antar baris antara
referensi satu dengan referensi lainnya adalah 2,
4. Penulisan nama orang dibalik dan tidak menggunakan gelar. Apabila penulis lebih
dari satu, maka penulis kedua dan ketiga tidak dibalik. Jika penulis lebih dari tiga,
maka nama yang ditulis adalah penulis pertama, dkk,
5. Daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan abjad dari nama belakang penulis,
6. Jika tidak terdapat tahun terbit, ganti dengan ‘Tanpa Tahun’,
7. Jika seorang penulis menerbitkan buku lebih dari satu dalam setahun dan semua
bukunya dipakai sebagai referensi, maka tulis terlebih dahulu buku yang terbit
pertama kali, lalu diikuti buku kedua. Tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya. Untuk
buku kedua, ketiga, dan seterusnya, nama pengarang diganti dengan ‘———-‘,
8. Jika tidak terdapat nama pengarang, maka gunakan nama institusi yang menerbitkan,
9. Jika dalam 5 tahun terdapat sumber bacaan yang sama, maka gantikan judul buku
dengan ‘———–‘, nama pengarang, tahun, kota, dan penerbit ditulis seperti biasa,
10. Penulisan judul buku menggunakan huruf miring, sedangkan judul artikel diapit tanda
kutip (” “),
11. Penulisan nama koran dan situs menggunakan huruf miring, dan
12. Untuk referensi dari internet, sertakan tanggal, waktu, dan tempat pengaksesan (bila
diperlukan).
Contoh:
Anggap saja data di bawah ini merupakan sumber referensi yang digunakan dan kita sedang
berlatih membuat bibliography.