Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA”

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5


NAMA
ANDRI WAWAN : 31214155

LISA AGUSTI HAMERIN : 3D214158

ILHAM NURIL ANWAR : 35214182

UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subahanahu wata’ala,
karna berkat rahmat-Nya kami dari kelompok 5 bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Daftara Pustaka dan Kutipan. Makala ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkat ilmu pengetahuan bagi kita semau.
Amin.

Depok , 00 November 2014

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat
BAB 2. PEMBAHASAN KUTIPAN
2.1 Pengertian Kutipan
2.2 Cara Menulis Kutipan
2.4 Macam-macam Kutipan
2.5 Fungsi Kutipan
2.6 Tujuan Kutipan

BAB 3. PEMBAHSAN DAFTAR PUSTAKA


3.1 Pengertian Daftar Pustaka
3.2 Fungsi Daftar Pustaka
3.3 Unsur-unsur Daftar Pustaka
3.4 Jenis-jenis Daftar Pustaka
3.5 Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Benar
3.6 Catatan Kaki

BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal
tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait
ini memgang peran penting dalam menjaga keutuhan Bahasa Indonesia itu sendiri.
Daftar pustaka mungkin sudah pernah kita temukan ketika mulai belajar pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah menengah. Sebegai pelajar, pembuatan daftar pustaka biasanya di berikan
guru Bahasa Indonesia sebagai sebuah tugas atau dalam sebuah ulangan. Dan pada tahap ini,
mungkin kita mendapat tugas untuk menulis sebuah karya tulis kita akan sadar betapa pentingnya
sebuah pengetahuan akan daftar pustaka.
Dalam menysun suatu karangan ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu suber/bahan karya
ilmiah itu didapat. Berbagi banayak sumber dalam menyusun karangan ilmiah, selalu ada unsur
dalam karangan tersebut, salah satunya dikutip, menggunakan daftar pustaka dan catatan kaki.
Ada cara dan susunan dalam membuat kutipan, daftar pustaka dan catatan kaki yang harus
diketahui dalam membuat karangan ilmiah. Dan unsur ini terkadang disepelekan oleh sebagian
orang dalam menyusun karangan ilmiah. Penyusun pada kesempatan kali ini akan menjelaskan
tentang kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, dimana terdapat membuat/mengambil kutipan,
daftar pustaka, dan catatan kaki yang benar. Karena pembahasan tersebut amatlah penting untuk
menunjang mata kuliah Bahasa Indonesi.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Apa pengertian daftar pustaka?
Ø Bagaimana cara penyusunan daftar pustaka?
Ø Bagaimana cara penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber?
Ø Apa yang di maksut dengan mengutip dan fungsinya?
Ø Jelaskan macam-macam kutipan?
Ø Bagaimana cara menempatkan sumber kutipan?

1.3. Tujuan Makalah


Ø Untuk mengetahui pengertian daftar pustaka.
Ø Untuk mengetahui cara penyusunan daftar pustaka dengan benar.
Ø Untuk mengetahu cara penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber.
Ø Untuk memahami pengertian kutipan dan fungsinya.
Ø Untuk mengetahui macam-macam kutipan.
Ø Untuk mengetahui cara menempatkan sumber kutipan dalam tulisan.
Ø Untuk mengetahui cara mengutip tulisan yang bener dari berbagai sumber.
Ø Untuk mengetahui pengertian daftar pustaka.
Ø Untuk mengetahui cara penyusunan daftar pustaka dengan benar.
Ø Untuk mengetahu cara penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber.
1.4 Manfaat
Agar para pembaca makalah ini dapat menegetahui cara mengutip dan menulis daftar
pustaka dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan.
BAB 2
PEMBAHASAN KUTIPAN
2.1 Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan
juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Kutipan dapat disimpulkan juga sebagai salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari
seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku,
jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.
Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambul karangan karangan atau pendapat
orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri. Yang perlu dihindari
ialah kutipan yang tuidak mengandung makna apa-apa dalam tulisan anda. Naamun, namanya
mengutip, jangan sekalia-kali melakukan kesalahan ketika mengutip. Kalau ternyata terdapat
kesalahan dalam teks yang dikutip, penulis dapat memberikan catatan khusus langsung pada teks
dengan tanda kurung, lalu diberi tanda’sic’, yakni singkatan dari sicut(latin) yang berarti: memang
demikianlah asalnya (tercetak). Atau, sesuai petunjuk dari Depdiknas-Pusat Bahasa seperti termuat
dalam Buku Pedoman Umum EYD, berikan tanda siku [ ] mengapit kutipan yang ternyata salah
itu.

2.2 Cara Menulis Kutipan


Ketika menulis karya ilmiah, seringkali kita mengutip pendapat orang dari satu atau
beberapa sumber. Oleh karena kita mengutip pendapat orang lain, kita harus menulis rujukan yang
berisi informasi tentang dari mana pendapat itu kita kutip.
Bagaimanakah cara menulis rujukan?
1. Jika nama penulis dari sumber yang dikutip disebutkan pada awal kalimat, nama penulis ditulis
lengkap, diikuti tahun terbit dan nomor halaman dalam tanda kurung.

2. Jika nama penulis dari sumber yang dikutip disebutkan pada bagian akhir kutipan, perhatikan
contoh berikut.
· Merajuk dilakukan dengan menggunakan nama akhir pengarang dan tahun di antara tanda kurung.
Contohnya , (Ahmadi 1986).
· Jika ada dua penulis, disebutkan nama akhir kedua penulis tersebut dalam rujukan. Contohnya ,
(Ahmadi dan Hasan, 1988).
· Jika penulis lebih dari dua orang, perujukan dilakukan dengan menulis nama awal penulis pertama
diikuti dengan dkk. Contohnya (Ahmadi, dkk., 1986).
· Jika nama penulis tidak disebutkan, maka yang dicantumkan adalah nama penerbitnya atua nama
dokumen,Koran, atua majalah yang diterbitkan.
Contohnya, (Balai Pustaka, 1987).
· Untuk karya terjemahan, nama penulis aslinya disebutkan dalam rujukan.
Contohnya, (Carnegie, 1981).
· Rujukan dari dua sumber berbeda atau lebih, yang ditulis oleh penulis yang berbeda, dicantumkan
dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Contohnya, (Ahmadi, 1986; Hasan, 1988).

2.3 Macam-macam Kutipan


Sering kali kita mengutip pendapat orang dari satu atau beberapa sumber ketika menulis
karya ilmiah. Kutipan itu bisa berupa kutipan langsung, artinya pendapat itu dikutip apa adanya,
tanpa diubah, dapat jugak berupa kutipan tidak langsung, artinya kutipan dikemukan dengan
bahasa penulis sendiri.
a. Kutipan Langsung
· Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, dan nama penulis disebutkan pada bagian awal kalimat,
maka nama penulis di tulis lengkap diikuti tahun terbit dan nomor halaman dalam tanda kurung,
sedangkan kutipan langsung ditulis di antara tanda kutip (“…..”) sebagai bagian yang terpadu
dalam teks utama.
Contoh:
Alfred Adler (1986:7) menyatakan: “Individu yang tidak tertarik kepada kawan-kawannyalah yang
memiliki terbesar dalam hidup dan memberi luka kepada orang lain.”
· Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata dan nama penulis ditulis di bagian akhir kutipan, maka
kutipan langsung ditulis dalam tanda petik dua (“….”) dan nama akhir penulis ditulis, diikuti tahun
terbit, tanda titik dua, dan nomor halaman dalam tanda kurung.
Contoh:
Seorang psikolog terkenal dari Vienna menyatakan: “Individu yang tidak tertarik kepada kawan-
kawannyalah yang memiliki kesulitan terbesar dalam hidup dan memberi luka kepada orang lain.”
(Adler, 1986:7).
· Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip dan ditulis terpisah dari teks yang
mendahului, ditulis menjorok ke depan 1,2 cm dari magin kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi
tunggal.
Contoh:
Untuk memberikan semangat kepada para akryawannya karena tekanan berbagai kesibukan,
sebuah toserba di New York City menyajikan iklan-iklannya berupa filsafat berhsahaja berikut.
Contoh:
Nilai sebuah senyuman:
Dia tidak meminta bayaran, namaun menciptakan banyak.
Dia memperkaya mereka yang menerimanya, tanpa membuat melarat mereka yang memberinya.
Dia menciptakan kebahagiaan di rumah, mendukung niat baik dalam bisnis, dan merupakan tanda
balasan dari kawan-kawan.
Dia memberi istirahat untuk rasa letih, sinara terang untuk rasa putsu asa, sinar mentari bagi
kesedihan, dan penangkal alam bagi kesulitan, (dalam Carnegie, 1981:69).

b. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis,
ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis dari sumber yang dikutip dapat
ditulis di awal kutipan dengan disertai tahun terbit dan nomor halaman dalam kurung atau nama
penulis ditulus di akhir kutipan diikuti tahun dan nomor halaman yang semuanya dalam kurung.
Contoh:
Dale Carnegie (1981:61) menyatakan bahwa kesungguhan menaruh minat pada orang lain
adalah kunci sukses untuk mengembangkan persahabatan, disukai orang lain, dan menolong orang
lain dan diri sendiri.
Atau
Kesungguhan menaruh minat pada orang lain adalah kunci sukses untuk mengembangkan
persahabatan, disukai orang lain, dan menolong orang lain dan diri sendiri (Carnegie, 1981:61).

2.4 Fungsi Kutipan


Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan
naskah yang terkait dengan data pustaka.

2.5 Tujuan Kutipan


Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu
terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang
penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan
demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. Landasan teori
b. Penguat pendapat penulis
c. Penjelasan suatu uraian
d. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6. Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan
.

BAB 3
PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA
3.1 Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang di
tempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut
Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang
berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan yang sedang digarap.
Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya.
Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi
pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara
itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan macam-macam referensi itu.
3.2 Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain :
1. Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga
ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
2. Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang di kutip, dapat membaca
sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
3. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam
penulisan karya tulis yang telah dibuat.
4. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dibuat.
3.3 Unsur-unsur Daftar pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama
pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula
unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku,
edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur
ini.
1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
3. Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor,
dan tahun.
3.4 Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
· Penulis Perorangan.
· Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
· Buku yang di tulis / dibuat oleh lembaga.
· Buku terjemahan.
b. Kelompok Jurnal
· Artikel yang disusun oleh penulis.
· Artikel yang disusun oleh lembaga.
· Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.
c. Kelompok disertai / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari internet.
3.5 Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Benar
Daftar pustaka ditulis dengan aturan berbeda, tergantung pada sumber yang diambil.
Menulis dafar pustaka yang berasal dari majalah berbeda dengan jurnal, surat kabar, buku,
makalah, atau Koran. Perhatikan contoh cara penulisan berikut.
1. Sumber dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri dengan titik. Judul buku digarisbawahi
atau ditulis dengan huruf miring , dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung.
Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua.
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur.1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
2. Sumber dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Menulis sumber dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika hanya da satu editor. Jika editornya
lebih dari satu, diantara nama pengarang dan tahun penerbitan diberi tulisan (Eds).
Contoh:
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif. Malang: HISKI Komisariat Malang
dan YA3.
3. Sumber dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama pengarang artikel ditulis di depan dan diikuti tahun penerbitan. Judul artikel ditulis dengan
huruf tegak diantara tanda petik dua (“….”), sedangkan yang dicetak miring adalah judul buku.
Dilanjutkan dengan nama editor tanpa dibalik dengan diberi keterangan (Ed.) bila hanya ada satu
editor (Eds.) bila editornya lebih dari satu. Judul buku kumpulan artikel ditulis dengan huruf
capital di awal dan digarisbawahi atau dicetak miring, dan nomor halaman ditulis dalam kurung.
Penulisan daftar pustaka dari sumber artikel dalam kumpulan artikel yang ada editornya diakhiri
dengan kota peberbitan dan penerbit.
Contoh:
Adams, MJ., dan Collins, A. 1985. “ A schema-thoretic View of Reading”. Dalam Singer, H. and
Ruddell, R.B (Eds), The oretical Models and Processes of Reading ( hlm. 400-425). Newark:
Internasional Reading Association.
4. Sumber dari Artikel dalam Jurnal
Judul jurnal diapit oleh tanda petik dua (“….”). Nama jurnal (majlah ilmiah) dicetak miring dan
huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir
berturut-turut ditulis jurnal tahun berapa, nomor berapa, dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Answas, O.M. 2003. “Model Inovasi Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”.Jurnal
Teknologi. 12(VII); 28-63.
Apabila tidak ada nama penulis, daftar pustaka dimulai dengan nama surat kabar, tanggal, bulan,
dan tahun, judul artikel, dan halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 Desember 2004. “Pengambil Dana Korupsi Bertambah”, hlm 3.
5. Sumber dari Artikel dalam Majalah atau Surat Kabar
Penulis daftar pustaka yang diambil dari artikel dalam majalah atau surat kabar dimulai dengan
menulskan nama pengarang diakhiri tanda titik. Kemudian, dilanjutkan dengan tanggal, bulan,
dan tahun (jika ada). Selanjutnya, judul artikel ditulis dengan huruf kecil kecuali ada awal kata
selain konjungsi, diikuti dengan nama surat kabar atau majalah dengan diberi garis bawah atau
dicetak mirng dan diakhiri dangan halaman.
Contoh:
Hearty, T.1998, April. “Lady Di, Sastra dan Media”. Horison, hlm. 4.
6. Sumber dari Dokumen Resmi Pemerintahan yang Diterbitkan suatu Penerbit, tanpa Pengarang dan
tanpa Lembaga.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikian Nasional. Jakarta:
PT Armas Duta Jaya.

7. Sumber dari Lembaga yang Ditulis atas Nama Lembaganya.


Contoh:
Deartemen Pendidikan Nasional. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam Buku
Pelajaran SLTP. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
8. Sumber Berupa Karya Terjemahan
Penulisan daftar pustaka dari karya terjemahan dimulai dengan menuliskan nama pengarang asli
dan dibalik serta diikuti dengan tahun terbit buku asli. Apabila tidak tercantum tahun penerbitan
buku asli maka ditulis tanpa tahun. Selanjutnya, penulisan daftar pustaka dilakukan dengan
menuliskan judul terjemahannya, dan nma penerjemahnya tanpa di balik dan tahun berapa
diterbitkan karya terjemahan tersebut, diikuti nama kota dan nama penerbit kemudian ditutup
dengan tanda titik.
Contoh:
Deporter, B., dan Harnacki, M. 192. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 2001. Bandung: Kaifa.
9. Sumber dari Makala dalam Seminar/Penataran
Contoh:
Dimyati.2000. “Otonomi Pendidikan Pada lembaga Sekolah dalam Masyarakat Indonesia
Transisional” dalam Seminar Nasioanal tentang Sekolah sebagai Basis Pendidikan yang
diselenggarakan Forum Komunikasi Mahasiswa Program Pasca Saejana UM 10 Juni 2000.
10. Rujukan dari Internet berupa Karya Individu
Penulisan dimulai dari nama pengarang dibalik, diikuti secara berturut-turut tahun, judul dicetak
miring dan diberi keterangan (Online), dan diakhiri dengan sumber rujukan serta waktu
pengaksesan.
Contoh:
Purbo.OW. 2001. Masyarakat Pengguna Internet di Indonesia, (Online),
(Hhttp://www.geocities.com/inrecent/project.html, diakses 4 november 2002).
11. Rujukan daei Internet berupa Artikel
Penulisan dimulai dengan nama pengarang dibalik, diikuti secara berturut-turut tahun, judul artikel
dicetak miring, dan diberi keterangan (Online), volume dan nomor, serta diakhiri dengan sumber
rujukan serta waktu pengaksesan.
Contoh:
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), jilid 5, No. 4, (http: //www.malang.ac.id, diakses 20 januari 2000).
3.6 Catatan Kaki
1. Catatan kaki merupakan sumber rujukan yang dituliskan pada bagian bawah pada halaman tempat
kutipan.
2. Komponen yang dituliskan adalah:
a. Nama penulis lengkap dan tidak dibalik;
b. Judul tulisan/buku;
c. Kota enerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan yang ditulis antara kurung tunggal; dan
d. Nomor halaman tempat kutipan diambil. Penulisan setiap bagian tersebut diikuti tanda koma,
kecuali setelah kota penerbitan diikuti tanda titik dua. Catatan seperti ini disebut catatan kaki
(footnoet).
Contoh:
Kebijakan embangunan juga menumbuhsuburkan kelas pemilik modal; dan kolaborasinya dengan
kapitalisme internasional menjadikan Indonesia hanya sebagai mata rantai dari serangkain
pembagian kerja dan eksploitas ekonomi internasioanl.8

8 Hal ini dikemukakan Kuntowijoyo dalam buku Paradigma Islam: Interpretasi untuk
Aksi, terbitan Mizan.
Apabila suatu sumber dikutip berkali-kali, maka penulisan catatan kaki yang kedua dan seterusnya
dapat menggunakan singkatan. Ketentuannya adalah sebagai berikut.
1. Ibid, singatan dari Ibidium yang berarti sama dengan diatas. Untuk catatan kaki yang sumbernya
sama dengan catatan kaki yang tepat diatasnya, ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti
tanda titik (.) dan koam (,), kemudian nomor halaman.
4 A. Chaedar Alwasilah. Bunga rampai Pengajaran Bahasa. IKIP Bandung press, 1998. Hlm. 3.
5 Ibid., hlm. 7.
2. op. cit, singkatan dari opera citati yang berarti dalam karya yang telah dikutip. Untuk catatan kaki
dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain, urutannya
adalah nama pengarang, op.cit, nomor halaman.

Contoh:
1 Daniel Gile. Basic Concepts and Models for Interpreter and Translator Training. Philadelpia:
John Benjamin Publishing Company, 1990. Hlm. 47.
2 Nancy Frisberg. Interpreting: An Introduction, revised edition. Maryland: RID Publishing, hlm.
13.
3 Daniel Gile. Op. cit., hlm. 56
3. loc. cit, singkatan dari loco citati, artinya tempat yang telah dikutip. Catatan kaki ini sma
seperti op.cit, tetapi dari halaman yang sama. Urutannya adalah nama pengarang, loc. cit, tanpa
nomor halaman.
Contohnya:
1 Ronal Wardhaugh. Introduction to Linguistics. New York: McGraw-Hill Book, 1997. Hlm.
198.
2 Victoria Fromkin. An Introduction to Language. Los Angeles: Rinehart and Winston Publishing,
1978. Hlm. 57.
3 Ronal wardhaugh. op. cit., hlm. 201.
4 Victoria Fromkin. loc. cit.
5 Ronal wardheugh. loc. cit.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau
seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran,
surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti
TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam
sebuah karangan.
Kutipan terdiri dari:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
Catatan kaki yaitu sumber atau istilah yang harus dijelaskan.
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat
kembali pada sumber aslinya.
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
1. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama
depan)
2. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
3. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi
tanda titik (.).
4. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:).
Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
5. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber
dirulis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua
sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
B. Saran
Perlu diperhatikan bahwasanya dalam pembuatan Daftar Pustaka Ada 7 (Tujuh) hal, diantaranya :
1. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
2. Nama penulis diurut menurut abjad.
3. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip penulis mencantumkan
gelar.
4. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir dari tulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Priyanti, Endah Tri., dkk. 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Bumi Akasara.
http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html
http://dimasamiluhur.blogspot.com/2012/11/kutipan.html
http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/pengertian-dan-cara-dalam-menga
http://yudhislibra911.blogspot.com/2011/04/kutipan-dan-daftar-pustaka.

Betty Blue 1986 ITA. Jean-Jacques Beineix


Cinco Largometraje Argentina
MAKALAH DAFTAR PUSTAKA
Standar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daftar pustaka mungkin sudah pernah kita temukan ketika kita mulai belajar pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah menengah. Sebagai pelajar, pembuatan daftar pustaka biasanya diberikan
oleh guru Bahasa Indonesia sebagai sebuah tugas atau dalam sebuah ulangan. Dan pada tahap ini,
mungkin kita tidak begitu tahu akan pentingnya sebuah daftar pustaka. Baru ketika kita mendapat
tugas untuk menulis sebuah karya tulis kita akan sadar betapa pentingnya sebuah pengetahuan
akan daftar pustaka.[1]
Dalam menulis suatu karangan ilmiah terutama studi pustaka yang memuat pendapat berbagai
pakar mengenai suatu masalah yang kemudian dibahas dan ditarik kesimpulannya oleh si penulis,
mutlak harus dicantumkan sumber informasi yang digunakan. Sumber informasi tersebut
hendaknya dicantumkan dalam naskah karangan ilmiah dan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka
yang berada pada akhir karangan ilmiah merupakan daftar dari semua sumber informasi yang
digunakan. Ada berbagai macam cara penyusunan dan penulisan daftar pustaka yang seringkali
menimbulkan kesulitan dalam pemakaiannya, tetapi pada prinsipnya hanya ada 3 yang menjadi
dasar dari penyusunan dan penulisan daftar pustaka yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta
penerbitan.
Dewasa ini sumber informasi banyak pula diperoleh dari sistem internet, sehingga bagaimana cara
penyusunan dan penulisan daftar pustaka seperti ini harus pula diantisipasi. Dalam menulis daftar
pustaka yang bersumber dari internet sampai sekarang belum ada pedomannya tetapi penulis akan
mencoba membuatnya sehingga setidaknya cara penulisan pustaka jenis ini dapat dibuat baku,
minimal untuk para mahasiswa yang sedang membuat skripsi.[2]
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, dan fungsi dari daftar pustaka?
2. Apa saja unsur daftar pustaka?
3. Bagaimana cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dari daftar pustaka.
2. Untuk mengetahui unsur yang terdapat dalam daftar pustaka.
3. Untuk mengetahui cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir
suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai
catatan sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Yang dimaksud
dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan yang tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para
pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka
ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah
spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Melalui daftar pustaka
pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan
apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah
bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat
memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.[3] Penulisan buku
dapat bersumber dari beragam jenis tulisan. Oleh karena itu, teknik penulisan pun berbeda-beda.
Inspirasi penulisan buku dapat bersumber dari tulisan buku milik orang lain, penelitian, artikel
(baik media cetak maupun elektronik/internet). Karena sumbernya berbeda-beda, teknik
penulisannya pun berbeda-beda.[4]
Tentu saja penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Perlu diingat
juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Oleh karena itu,
diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar pustaka seperti yang sering kita dapatkan
dibuku-buku sekolah.

B. Fungsi Daftar Pustaka


Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:

1. Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran
penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
2. Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat dicek jika
perlu.
3. Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri
buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan.[5]
4. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam
penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
5. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.[6]
C. Unsur Daftar Pustaka
Nama penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Perhatikan penjelasan tentang penulisan daftar pustaka berikut:

1. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab kesimpulan dalam karangan ilmiah.
2. Judul “Daftar Pustaka” ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan huruf
kapital. Jarak judul tersebut adalah 7 cm, (1/4) bagian halaman dari pinggir atas halaman. Seluruh
pustaka acuan disusun alfabetis menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan,
dan tidak diberi nomor urut.
3. Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah: (a) nama penulis atau nama lembaga yang
menerbitkan, (b) tahun terbit, (c) judul pustaka (buku/artikel) beserta keterangannya, (d) tempat
terbit (kota), dan (e) nama penerbit.
4. Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri dan
baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan.
5. Jarak antar sumber dua spasi.
6. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau lebih
dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).
Adapun cara penulisan setiap unsur pustaka acuan diuraikan sebagai berikut.

1. Nama penulis, ada satu unsur, dua unsur atau lebih, termasuk nama keluarga atau marga.
2. Jika nama penulis buku terdiri ataus dua unsur nama atau lebih, penulisannya dibalik. Unsur nama
terakhir ditulis terlebih dahulu dan di antara unsur tersebut diberi tanda koma. Misalnya, A. Kasim
Ahmad menjadi Ahmad, A. Kasim, Mochtar Lubis menjadi Lubis, Mochtar, Rieke Dyah Pitaloka
menjadi Pitaloka, Rieke Dyah.
Contoh:

Ahmad, A. Kasim. 1990. Pendidikan Seni Teater, Buku SMA. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi
nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama. Misalnya, Maidar G.
Arsyad dan Mukti U. S., menjadi Arsyad, Maidar G. dan Mukti U. S.
Contoh:

Arsyad, Maidar G. dan Mukti U. S. 1991. Pembinaan Kompetensi Berbahasa Indonesia.


Jakarta: Erlangga.
1. Jika penulis tiga orang atau lebih, hanya nama penulis pertama yang dituliskan. Penulisan unsur
nama teteap dibalik, kemudian yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et(et
alli = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).
Contoh:

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
1. Jika ada nama lembaga, tidak ada nama penulis, nama lembaga tersebut ditulis di tempat nama
penulis.
Contoh:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta.
1. Jika pada urutan daftar pustaka terdapat nama penulis atau lembaga yang sama, daftar urutan
penulis atau lembaga yang terletak pada urutan kedua ditulis kembali.
Contoh:
. 1997. Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Jakarta: Balai
Pustaka.
1. Jika tidak terdapat ataupun tidak dikeahui penulisnya, maka penulisan daftar pustakanya dimulai
dari tahun terbit.
Contoh:

1973. Scientific Method in Businnes. Collage Park: University of Maryland.


1974. Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, setelah titik dan diakhiri juga oleh tanda titik.
1975. Jika buku tanpa tahun, di belakang nama pengarang ditulis tt yang berarti ‘tanpa tahun’.
Contoh:

Multatuli. tt. Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang


Belanda. Jakarta: Djambatan.
1. Judul buku ditulis sesudah tahun terbit. Setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital kecuali kata
tugas yang terletak di tengah judul dan digarisbawahi atau dicetak miring.
2. Jika nama pengarang sama tetapi tahun penerbitannya berbeda, maka daftar pustaka disusun
menurut aturan waktu (tahun).
3. Tempat terbit (kota) ditulis sesudah judul dan diakhiri titik dua.
4. Nama penerbit ditulis sesudah nama tempat terbit dan diakhiri tanda titik.[7]
D. Cara Penulisan Daftar Pustaka Yang Berasal Dari Berbagai Sumber Informasi
1. Buku Berjilid/Berseri:
Edwards, James D., et al.1967. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois :
Richards D. Irwin, Inc.
Suhardi Sigit. 1968. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sajarna.
2. Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan:

Booth, Anne, dan Meter Mc. Cawley. 1982. Ekonomi Order Baru.
Suntingan Sujawardi. Yakarta: LP3ES.

Conant, James B. 1978. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan


Faried Wijaya. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Falkutas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

3. Buku dengan Edisi Bukan Edisi Pertama:

Djarwanto Ps. 1985. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.


Sheperd, William R. 1956. Historical Atlas. 8th ed. New York: Barnes &
Noble.
4. Sumber acuan dari majalah urutan unsurnya adalah pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi
tanda petik), nama majalah(digarisbawahi atau dicetak miring dan didahului oleh kataDalam).
Kemudian, nama majalah tersebut diikuti dengan nomor majalah. Bulan terbit, dan tahun
terbit yang ditulis di dalam tanda kurung dan dibatasi tanda koma. Sesudah tanda kurung tutp
diberi tanda titik dan diikuti tempat terbit.
Contoh:

Suradji, Choiriyah. 1996. “Enam Puluh Delapan Tahun Bahasa Indonesia”.

Dalam Horison 12 (Desember, XXXI). Jakarta.


5. Sumber acuan dari surat kabar urutan unsurnya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul
artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar (digarisbawahi atau dicetak miring dan didahului
kataDalam). Kemudian, nama surat kabar tersebut diikuti tanggal dantahun terbit. Sesudah tahun
terbit diberi tanda titik serta diikuti dengan penulisan tempat terbit.
Contoh:

Kastarani H. As. Uray. 2001. “Sebuah Komunitas Sastra di Kalbar Tahun

60-an”. Dalam Pontianak Post. 11 Februari 2001. Jakarta.


6. Jurnal/Penerbitan Berkala:

Rahardjo, M. Dawam. Juli 1983, 7.”Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”,

Prisma. hal. 1-12.


Dharmawan, Johan. Mei 1982, 2. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam

Analisis Permintaan Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. hal. 1-27.


7. Hasil Penelitian:

Kasryno, Faisal, et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya


Terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan.
8. Bahan yang Tidak Diterbitkan:

Brizi. 1979. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di


Bidang Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor, (Stensilan).
9. Karya Ilmiah/Tesis/Disertasi:
Budiarto. 1972. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di
Pabrik Rokok Menara Sala. Skripsi Sarjana (Tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Falkutas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,

Liechtiana, Ririn. 2005. “Penggunaan Bahasa pada Naskah Skenario Film

Jomblo”. Skipsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya UI Jakarta: Tidak diterbitkan.[8]
10. Internet:

Dalam menulis daftar pustaka yang bersumber dari internet sampai sekarang belum ada
pedomannya tetapi penulis akan mencoba membuatnya sehingga setidaknya cara penulisan
pustaka jenis ini dapat dibuat baku, minimal untuk para mahasiswa yang sedang membuat
skripsi.[9]
 Tuliskan alamat web yang digunakan, kemudian tanggal,bulan, dan tahun informasi tersebut
diambil dari internet.
Contoh:

http://faisal14.wordpress.com/2009/03/02/cara-menulis-daftar-pustaka/7
Februari 2013 pukul 19.00 WIB.[10]
 Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal
akses].
Contoh:

Cheerse, helen. 1999. “The Image of Woman and the Embodement in

Kakawin Literatur”. [Online]. Tersedia: http:// Murdoch. Edu. Au/ Intersections/


Issues/ Creese.html. [30 Maret 2006].[11]
 Penulisan daftar pustaka berdasarkan e-book yang berasal dari internet.
Pertama: tuliskan nama, kedua: tahun buku atau tahun tulisan dan dibuat dalam tanda kurun,
ketiga: tulis judul buku/judul tulisan diakhiri dengan tanda titik, keempat: tulis alamat website
dan gunakan kata diakses pada, Kelima: tanggal pengambilan sumber internet.

Contoh:

Mariana, D & Paskariana, C. 2005. Peningkatan Alokasi APBD-Membiayai Sektor


Pendidikan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul
20.00 WIB.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir
suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Yang dimaksud dengan daftar
kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah
digarap.

Fungsi Daftar Pustaka antara lain: (a) Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam
karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain. (b) Untuk
memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat dicek jika perlu. (c)
Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri
buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan. (d) Memberikan
apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya
tulis yang kita selesaikan. (e) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia
buat.

Unsur-unsur yang terdapat dalam daftar pustaka adalah: Nama penulis (dibalik). Tahun
terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah
bab kesimpulan dalam karangan ilmiah.
Penulisan daftar pustaka yang baik dan benar adalah:

1. Judul “Daftar Pustaka” ditulis di tengah-tengah halaman dengan huruf awal menggunakan huruf
kapital. Jarak judul tersebut adalah 7 cm, (1/4) bagian halaman dari pinggir atas halaman. Seluruh
pustaka acuan disusun alfabetis menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan,
dan tidak diberi nomor urut.
2. Urutan penyebutan unsur pustaka acuan adalah: (a) nama penulis atau nama lembaga yang
menerbitkan, (b) tahun terbit, (c) judul pustaka (buku/artikel) beserta keterangannya, (d) tempat
terbit (kota), dan (e) nama penerbit.
3. Setiap sumber diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diletakkan di tepi margin kiri dan
baris berikutnya menggunakan indensi empat ketukan.
4. Jarak antar sumber dua spasi.
5. Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur nama yang terdiri atas dua unsur atau lebih
dipisahkan dengan tanda koma (,). Adapun setelah penulisan nama kota diberi tanda titik dua (:).
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa
UINSU Medan dapat lebih mengetahui dan memahami tentang Daftar Pustaka dan cara
penulisannya yang baik dan benar. Dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami selaku penulis memohon kritik dan saran dari para pembaca mengenai makalah kami demi
kesempurnaan kedepannya.

Daftar Footnote
[1] Kicil, “Makalah Bahasa Indonesia Kutipan dan Daftar Pustaka”,diakses
darihttps://kikikecilitsme.blogspot.co.id/2011/12/makalah-bahasa-indonesia-kutipan-dan.html,
pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 22.00.
[2] Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa(Jakarta: EGC, 2000), hlm. 69.
[3]Kholiq, “Makalah Pengertian Daftar Pustaka”, diakses
darihttp://hikmadarisebuahcerita.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pengertian-daftar pustaka.html,
pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 21.55.
[4] Novita Lusiana, Rika Andriyani dan Miratu Megasari, Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kebidanan (Yogyakarta: Depublish, 2015), hal. 79.
[5] Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa(Jakarta: EGC, 2000), hlm. 70.
[6]Kholiq, “Makalah Pengertian Daftar Pustaka”, diakses
darihttp://hikmadarisebuahcerita.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pengertian-daftar pustaka.html,
pada tanggal 8 Oktober 2016 pukul 21.55.
[7] Tika Hatikah, dkk, Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk Kelas XI
Semester 1 (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), hal. 82-83.
[8] Khairina, Cermat Berbahasa Indonesia Bahan Kuliah Untuk Perguruan Tinggi (Medan: IAIN
Sumatera Utara, 2013), Hal. 166-170.
[9] Haryanto.A.G., Hartono Ruslijanto dan Datu Mulyono, Metode Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa(Jakarta: EGC, 2000), hlm. 69.
[10] Edi Saputra dan Junaida, Bahasa Indonesia (Medan: Perdana Publishing, 2016).

[11] Nani Darmayanti dan Nurul Hidayati, Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Tingkat Unggul (Kelas XII) (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hlm. 39.

Anda mungkin juga menyukai