Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK :

Garam merupakan salah satu komoditi strategis karena selain merupakan kebutuhan pokok manusia,
juga digunakan sebagai bahan baku industri. Indonesia merupakan negara maritim memiliki potensi
yang besar untuk menjadi sentra produksi garam. Tetapi, kapasitas hasil produksi garam menjadi tidak
stabil karena produksi yang masih tradisional dan sangat tergantung oleh kondisi alam, seperti cuaca,
iklim, kualitas tanah, kecepatan angin, kelembaban udara, dan sistem teknologi yang digunakan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2016 garam impor yang masuk ke dalam
negeri mencapai 95.263 ton dengan nilai US$ 3,7 juta. Contoh pengolahan garam di Aceh yaitu
memakai cara tradisional yang masih mengandalkan cahaya matahari di Pidie Jaya yaitu terletak di
Gampong Lancang Paru Kecamatan Bandar Baru, masyarakat menekuni pekerjaan ini untuk
perkembangan usaha pembuatan garam yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut. Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dapat digunakan sebagai alat bantu
untuk mempercepat proses pembuatan garam yaitu dengan membuat alat penampungan air laut yang
bernama Otomatisasi Rumah Garam Kubus (TIMAH GABUS). Tujuan pengaplikasian alat ini yaitu
untuk meningkatkan produktivitas petani garam, mengurangi waktu produksi yang lama dan
mengurangi tenaga manusia saat sedang pengolahan garam, serta mengurangi ketergantungan petani
garam terhadap cuaca yang tidak dapat diprediksi. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi alat
ini relatif lebih murah dan tahan lama sampai 4-5tahun, harga ini sangat. TIMAH GABUS ini sangat
efektif digunakan oleh para petani garam yang masih menggunakan teknik konvensional dalam proses
pengolahannya.

Kata Kunci : Garam, TIMAH GABUS, Kapasitas Produksi, Efektif dan Efisien
ABSTRACT:
Salt is one of the strategic commodities because in addition to the basic human needs, is also used as
industrial raw materials. Indonesia is a maritime country with great potential to become a center for
salt production. However, salt production capacity becomes unstable because production is still
traditional and highly dependent on natural conditions, such as weather, climate, soil quality, wind
speed, air humidity, and technology systems used. Based on data from the Central Bureau of Statistics
(BPS) in May 2016, imports of imported salt into the country reached 95,263 tons with a value of US $
3.7 million. The example of salt processing in Aceh is using traditional methods that still rely on sunlight
in Pidie Jaya located in Gampong Lancang Paru Bandar Bandar district, the community pursue this
work for the development of salt-making business that can create jobs for people living in the area.
Appropriate Technology (TTG) which can be used as a tool to accelerate the process of making salt by
making a sea water reservoir called the Automation of Salt House Cube (TIMAH GABUS). The purpose
of applying this tool is to increase productivity of salt farmers, reduce long production time and reduce
human power while being salt processing, and reduce the dependence of salt farmers to unpredictable
weather. The cost incurred to produce this tool is relatively cheaper and lasts for 4-5 years, this price
is very. TABAH GABUS is very effective use by salt farmers who still use conventional techniques in
the processing.

Keywords: Salt, TIMAH GABUS, Production Capacity, Effective and Efficient

Anda mungkin juga menyukai