782
KONSTIPASI DAN INKONTINENSIA ALVI 3783
Patogenesis dari konstipasi bervariasi, penyebabnya menginduksi refleks relaksasi dari sfingter eksterna dan
multipel, mencakup beberapa faktor yang tumpang tindih. interna. Pada colok dubur pasien dengan diskesia rektum
Walaupun konstipasi merupakan keluhan yang banyak sering didapatkan impaksi feses yang tidak disadari
pada usia lanjut, motilitas kolon tidak terpengaruh oleh karena dorongan untuk BAB sering sudah tumpul. Diskesia
3784
GERIATRI DAN GERONTOI"OGI
Kondisi neurologis
. stroke .
Peningkatan Tonus Rektum
. Penyakit parkinson .
trauma medula spinalis
neuropati diabetik
Gangg uan metabolik
o:'r,,:rn
mengeruarkan feses yang .
l:1,:1
(eL . )efln9
bentuknva hiperkalsemia
drtemukan pada kolon yang,plstiL
sepeitl
. hipokalemia
pada penyakit rn table
bowe, dimana konstipasi . hipotiroid
merupakan har yang oo^,,]j,l.no'ote, Kausa psikolog is
. psikosis .
. kurang privasi untuk
depresi
FAKTOR-FAKTOR RISIKO . demensia .
BAB
KONSTIPASI PADA USIA mengabaikan doronqan
TANJUT BAB
. konstipasi imajiner
Dibutuhkan pengenalan faktor-faktor Penyakit-penyakit saluran
risiko yang cerna
:"-1:l,"".dengan konstipasr pada usia lanjut
untuk . kanker kolon .
memahami masalah ini. Seba, . divertikel .
lrritoble boweL syndrome
menyeba bka n ,.;;,;;r;;;::":"""L"ir:3x:T:;:iffi, . ileus .
rektokel
obat mempunyai potensi untuk
hal ini. Beberaoa
. hernia .
wasir
kelainan
neurologis dan endokrin _m",.b"i,k 'O'# . volvulus .
fistula/fisura ani
; rr"
inersia kolon
mengakibatkan konstipasi yang Lain-lain
berat. S".r;.;;;;, .
sebagian faktor-faktor risiko
tersebut dapat dilihat pada .
diet rendah serat . bepergian jauh
tabel 2. .
kurang cairan . pasca tindakan beda
imobilitas/kurang olah_ perut
h
raga
-:-dengarkan suara gerakan usus besar, normal atau si kelainan anorektal dan mengevaluasi
meng identifika
:r'ebihan, misalnya pada sumbatan usus. Pemeriksaan kontraksi serta relaksasi otot rektum. Uji ini memakai
:.:.ah anus memberikan petunjuk penting, misalnya semacam pasta yang konsistensinya mirip feses,
:::<ah wasir, prolaps, fisura, fistula, dan massa tumor di dimasukkan ke dalam rektum. Kemudian penderita
::::ahanus yang dapat mengganggu proses BAB. duduk pada toilet yang diletakkan dalam pesawat sinar
Pemeriksaan colok dubur harus dikerjakan antara lain X. Penderita diminta mengejan untuk mengeluarkan
--:uk mengetahui ukuran dan kondisi rektum serta besar pasta tersebut. Dinilai kelainan anorektal saat proses
::- konsistensi feses. Colok dubur dapat memberikan berlangsu ng.
-'crmasi tenta ng: Uji manometri dikerjakan untuk mengukur tekanan
pada rektum dan saluran anus saat istirahat dan pada
' tonus rektum
. tonus dan kekuatan sfingter
berbagai rangsang untuk menilai fungsi anorektal.
. kekuatan otot puborektalis dan otot-otot dasar pelvis
Pemeriksaan elektromiografi dapat mengukur misalnya
. adakah timbunan massa feses
tekanan sfingter dan fungsi saraf pudendus, adakah atrofi
. saraf yang dibuktikan dengan respons sfingter yang
adakah massa lain (misalnya hemoroid)
. terhambat. Pada kebanyakan kasus tidak didapatkan
ada kah darah
. adakah perlukaan di anus
kelainan anatomik maupun fungsional, sehingga penyebab
dari konstipasi disebut sebagai non-spesifik.
:emeriksaaan laboratorium dikaitkan dengan upaya
-endeteksi faktor-faktor risiko penyebab konstipasi,
-isalnya glukosa darah, kadar hormon tiroid, elektrolit, KOMPLIKAS! KONSTIPASI PADA USIA TANJUT
:remia yang berhubungan dengan keluarnya darah dari
-ektum, dan sebagainya. Prosedur lain misalnya anuskopi Walaupun untuk kebanyakan orang usia lanjut, konstipasi
:ranjurkan dikerjakan secara rutln pada semua pasien hanya sekedar mengganggu, tetapi untuk sebagian kecil
:engan konstipasi untuk menemukan adakah fisura, ulkus, dapat berakibat komplikasi yang serius, misalnya impaksi
,.;asir dan kega nasa n. feses. lmpaksi feses merupakan akibat dari terpaparnya
Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita feses pada daya penyerapan dari kolon dan rektum yang
<onstipasi, terutama yang terjadinya akut. Pemeriksaan berkepanjangan. Feses dapat menjadi sekeras batu, di
ni dapat mendeteksi adakah impaksi feses dan adanya rektum (70%), sigmoid (20%), dan kolon bagian proksimal
nassa feses yang keras yang dapat menyebabkan (10'/"\.
sumbatan dan perforasi kolon. Blla diperkirakan ada lmpaksi feses merupakan penyebab yang penting
sumbatan kolon, dapat dilanjutkan dengan barium dari morbiditas pada usia lanjut, meningkatkan risiko
enema untuk memastikan tempat dan sifat sumbatan. perawatan di rumah sakit dan mempunyai potensi untuk
Pemeriksaan yang intensif ini dikerjakan secara selektif komplikasi yang fatal. Penampilannya sering hanya
setelah 3-6 bulan pengobatan konstipasi kurang berhasil berupa kemunduran klinis yang tidak spesifik. Kadang-
dan dilakukan hanya pada pusat-pusat pengelolaan kadang dari pemeriksaan fisis didapatkan panas sampai
konstipasi tertentu. 39,5"C, delirium, perut yang tegang, suara usus melemah,
Uji yang dikerjakan dapat bersifat anatomik (enema, aritmia serta takipnea karena peregangan dari diafragma.
proktosigmoidoskopi, kolonoskopi) atau fisiologik Pe me riksaa n laboratorium didapatkan lekositosis.
(waktu singgah di kolon, cinedefecog rafi, manometri Peristiwa ini bisa diakibatkan ulserasi sterkoraseus dari
dan elektromiografi). Proktosig-moidoskopi biasanya suatu fecaloma yang keras menyebabkan ulkus dengan
dikerjakan pada konstipasi yang baru terjadi sebagai tepi yang nekrotik dan meradang. Dapat terjadi perforasi
prosedur penapisan adanya keganasan kolon-rektum. Bila dan penderita datang dengan sakit perut berat yang
ada penurunan berat badan, anemia, keluarnya darah dari mendada k.
rektum atau adanya riwayat keluarga dengan kanker kolon lmpaksi feses yang berat pada daerah rektosigmoid
perlu dikerjakan kolonoskopi. dapat menekan leher kandung kemih menyebabkan
Waktu persinggahan suatu bahan radio-opak di kolon retensio urin, hidronefrosis bilateral, dan kadang-kadang
dapat diikuti dengan melakukan pemeriksaan radiologis gagal ginjal yang membaik setelah impaksi dihilangkan.
setelah menelan bahan tersebut. Bila timbunan zat ini lnkontinensia alvi juga sering didapatkan, karena impaksi
terutama ditemukan di rektum menunjukkan kegagalan feses di daerah kolorektal.
fungsi ekspulsi, sedangkan bila di kolon menunjukkan Volvulus daerah sigmoid juga sering terjadi sebagai
kelemahan yang menyeluruh. komplikasi dari konstipasi. Mengejan berlebihan dalam
Sinedefecografi adalah pemeriksaan radiologis daerah jangka waktu lama pada penderita dengan konstipasi
anorektal untuk menilai evakuasi feses secara tuntas, dapat berakibat prolaps dari rektum.
3786 GERIATRI DAN GERONTOLOGI
=- ::-:Jk in kontinensia nya lebih sering cair daripada mengeluhkan konstipasi bila ada kesulitan mengeluarkan
feses yang keras atau merasa kurang puas saat buang air
besar Konstipasi sering sekali drjumpai pada usia lanjut
dan merupakan penyebab utama pada inkontinensia alvi
>€\GATURAN DEFEKASI NORMAL pada usia ut.
la nj
dapat berakibat konstipasi. Misalnya penggunaan ditunda dengan inhibisi yang disadari terhadap kontraksi
secara ber-lebihan dapat menyebabkan atoni kolon, rektum dan sfingter eksternanya. pada usia lanjut dan
sehingga dianjurkan pemakaian tidak lebih dari tiga kali terutama pada pasien dengan penyakit serebrovaskula4
seminggu. kemampuan untuk menghambat proses defekasi ini dapat
Obat-obatan yang disebut sebagai laksans atau terganggu bahkan hilang.
pencahar tersebut, kerjanya antara lain dengan menambah Karakteristik inkontinensia neurogenik ini tampak
volume feses, atau dengan cara melunakkan dan pada penderita dengan infark serebri multiple atau
melicinkan permukaan feses hingga mudah keluar, penderita demensia. Gambaran klinisnya ditemukan satu-
meningkatkan pembentukan cairan dalam lumen usus, dua potong feses yang sudah berbentuk di tempat tidur;
menstimulasi pergerakan usus dan meningkatkan refleks dan biasanya setelah minum panas atau makan.
buang air besar. Pengelolaan inkontinensia alvi neurogenik kadang-
kadang dengan cara yang sederhana dan cukup baik
lnkontinensia Alvi Simtomatik hasilnya, tetapi sering dilupakan. penderita disiapkan pada
lnkontinensia alvi simtomatik dapat merupakan penampilan suatu komodo (commode), duduk santai dengan ditutup
klinis dari berbagai macam kelainan patologis yang dapat kain sebatas lututnya, kemudian diberi minuman hangat,
meyebabkan diare. Keadaan ini mungkin dipermudah relaks dan dijaga ketenangannya sambil ditunggu sampai
dengan adanya perubahan berkaitan dengan ber- feses keluar.
tambahnya usia dari proses kontrol yang rumit pada Bila dengan cara tersebut tidak berhasil, diberikan
fungsi sfingter terhadap feses yang cair dan gangguan obat-obatan yang menyebabkan konstipasi, tetapi
pada saluran anus bagian atas dalam membedakan flatus dipastikan diikuti evaluasi usus bagian bawah satu atau
dan feses yang cair. dua kali seminggu dengan supositoria atau enema. Cara
Beberapa penyebab diare yang mengakibatkan ini membutuhkan penyesuaian individual yang hati-hati
inkontinensia alvi simtomatik ini antara lain gastro- dan teliti, agar tidak mengubah inkontinensia menjadi
enteritis, divertikulitis, proktitis, kolitis-iskemik, kolitis konstipasi sesu nggu hnya.
ulseratif, karsinoma kolon-rektum. Semua pertimbangan
diagnosis di atas, menunjukkan perlunya pemeriksaan lnkontinensia Alvi Akibat Hilangnya Refleks
tambahan misalnya kolonoskopi dan foto kolon dengan Anal
barium enema. Penyebab lain dari inkontinensia alvi lnkontinensia alvi ini terjadi akibat hilangnya refleks anal,
simtomatik misalnya kelainan metabolik, seperti diabetes disertai kelemahan otot-otot serat lintang.
melitus, kelainan endokrin, seperti tirotoksikosis, kerusakan Parks, Henry, dan Swash dalam penelitiannya,
sfingter anus sebagai komplikasi dari operasi hemoroid menunjukkan berkurangnya unit-unit yang berfungsi
yang kurang berhasil, dan prolaps-rektum. motorik pada otot-otot daerah sfingter dan pubo-
Akhirnya jangan dilupakan penyebab paling umum rektal. Keadaan ini menyebabkan hilangnya refleks anal,
dari diare pada usia lanjut adalah obat-obatan, antara berkurangnya sensasi pada anus disertai menurunnya
lain yang mengandung unsur besi atau memang akibat tonus anus. Hal ini dapat berakibat inkontinensia alvi
kerja pencahar. pada peningkatan tekanan intra-abdomen dan prolaps
Pengobatan dari inkontinensia alvi simtomatik adalah dari rektum. Pengelolaan inkontinensia ini sebaiknya
terhadap kelainan penyebabnya, dan bila tidak dapat diserahkan pada ahli proktologi untuk pengobatannya.
diobati dengan cara tersebut, maka diusahakan terkontrol
dengan obat-obatan yang menyebabkan obstipasi.
KESIMPUTAN
lnkontinensia Alvi Neurogenik
lnkontinensia alvi neurogenik terjadi akibat gangguan Konstipasi merupakan keluhan terbanyak dari saluran
fungsi menghambat dari korteks serebri saat terjadi cerna pada usia lanjut. Konstipasi sulit diberikan batasan
reganga n/distensi rektum. Proses normal dari defekasi secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat variasi
melalui refleks gatro-kolon. Beberapa menit setelah yang berbeda anta r individu.
makanan sampai di lambung/gaster, akan menyebabkan Konstipasi-anamnestik sering dipakai sebagai patokan
pergerakan feses dari kolon desenden ke arah rektum. dalam penelitian-penelitian. tnternotionol Workshop on
Distensi rektum akan diikuti relaksasi sfingter interna. Constipotion memberikan rekomendasi konstipasi seba gai
Dan seperti halnya kandung kemih, tidak terjadi kontraksi berikut: l.Konstipasi fungsional, 2. Konstipasi karena
intrinsik dari rektum pada orang dewasa normal, karena penundaan keluarnya feses pada muara rektosigmoid.
ada inh ibisi/hambatan dari pusat di korteks serebri. Bila Walaupun konstipasi merupakan keluhan yang banyak
buang air besar tidak memungkinkan, maka hal ini tetap pada lanjut usia, motilitas kolon tidak terpengaruh dengan
XONSTIPASI DAN INKONTINENSIA ALVI 3789
bertambahnya usia. Proses menua yang normal tidak Cahill,M : Constipation. Mastering geriatric Care, Springhouse
mengakibatkan perlambatan dari perjalanan saluran cerna. Corp:1997 .p.65-67
Cheskin LJ ; Schuster MM : Constipation. In Hazzard WR 2'd
Perubahan patofisiologis yang menyebabkan konstipasi ed.Principles of Geriatric medicine and Gerontology, Mc
oukanlah karena bertambahnya usia tetapi memang Graw Hill inc: 1990.p.1L61-1767.
khusus terjadi pada mereka dengan konstipasi. Cheskin LJ; Schaefer, D.C : Constipation in the Elderly. American
Farnily Physician, Sept.15,1998.
Anamnesis meru pakan hal terpenting untuk Fonda D. Management of the incontineni elderly patient. In :
mengungkapkan etiologi dan faktor-faktor risiko penyebab Update in Geriatric Medicine. The MSD General Practitioner
konstipasi, sedangkan pemeriksaan fisis pada umumnya Universities Programme.
Harari, D. Constipation in the elderly. In Hazzard WR 4 th ed.
tidak mendapatkan kelainan yang jelas.
Principles of Geriatric Medicine and Gerontology, Mc Graw
Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan banyak Hill inc; 1999.p. 1491-1505.
informasi yang berguna pemeriksaan - pemeriksaa n lain Hamdy RC. Altered Bowel Habits. Geriatric Medicine, a problem
yang intensif dikerjakan secara selektif setelah 3 sampai - oriented approach. Bailiere Tindall ed. 1984.p. 158-164.
Holson, D. : Constipation Medicine, May 14, 2002 : 1-14
6 bulan pengobatan konstipasi kurang berhasil dan Kane RL, Ouslander lG, Abrass IB. Incontinence. Essentials of
dilakukan hanya pada pusat-pusat pengelolaan konstipasi clinical geriatrics, 2''t ed. Mc Graw-Hill Information Services
tertentu. Co; 1989.p. 139-182.
Kare RL ; Ouslander JG ; Abrass lB : Constipation. Essentials of
Pengobatan konstipasi sebaiknya ditujukan untuk -1995.p.224-227
Clinical Ceriatrics, Mc Graw-Hill inc;
menghilangkan penyebabnya. Langkah-langkah Landefeld C.S; Lyons W.L, ;Anorectal Disorders, Fecal
pengobatan adalah secara nonfa rmakologis, farmakologis Incontinence. Current Geriatric Diagnosis & Treatment.
dan pada keadaan khusus antara lain dilakukan tindakan International Edition. 2004 .p. 229-231, .
REFERENSI