Anda di halaman 1dari 3

472

PSIKOFARMAKA DAN PSIKOSOMATIK


E. Mudjaddid, S. Budi Halim, D. Sukatman

PENDAHULUAN kondisi kehidupan pasien memegang peran yang


penting. Memang psiko-terapi dengan cara apapun
Terapi gangguan psikosomatik pada dasarnya harus
merupakan indikasi pada tiap-tiap penyakit, tetapi pada
dilakukan dengan beberapa cara melalui pendekatan bio_
penyakit psikosomatik psikoterapi sangat penting untuk
psiko-sosio-spiritual. Komponen-komponen yang harus
memperbaiki etiologi dan patologi penyakitnya.
diperhatikan dalam melakukan pengobatan gunggrun
Kadang-kadang walaupun psikoterapi sudah
psikosomatik ialah: 1). Terapi somatis atau simtomatik;
dilakukan dengan tepat, gangguan psikosomatik dapat
2).Psikoterapi dan sosioterapi (psiko_edukasi); 3).
mengalami residif atau menjadi menahun, bahkan
Psikofa rma koterapi.
berakhir fatal, karena yang menjadi penyebabnya adalah
Metode mana yang paling penting dalam kasus gang gu a n kepribad ian (behoviou raL disorder) yang tentu
tertentu tergantung dari beberapa faktor. Dalam banyak
tidak dapat dikoreksi sepenuhnya oleh psikoterapi yang
kasus mungkin cukup hanya diberikan pengobaian
sederhana.
somatik terhadap organ atau sistem organ yang terlibat,
Di lain pihak hubungan antara problem dengan
bahkan juga pada kasus yang jelas merupakan gangguan
simtom subyektif memegang peran yang penting. Kedua
psikosomatik.
unsur bekerja timbal balik, tergantung satu dengan yang
Pada dasarnya pengobatan somatik bersifat
lain. Namun sebagai pedoman umum, suatu problem
simptomatik, sehinga tidak dapat dicegah timbulnya
atau situasi konflik terutama diatasi dengan psikoterapi,
residif atau menahunnya penyakit. Misalnya pada sindrom
sedangkan simtom subjektif diobati secara simptomatik
dispepsia, ulkus ventrikuli atau kolitis ulserosa.
dengan farmakoterapi. Sebagai contoh: pada depresi
Hasil pengobatan menjadi terbatas karena umumnya
reaktif dengan penyebab problem-problem yang sulit
etiologi penyakit psikosomatik masih belum jelas atiu
diselesaikan maka gejala-gejala psikosomatik dapat
dalam kasus tertentu etiologi tidak diselidiki lebih
dihilangkan dengan psikoterapi untuk membantu
mendalam. Pada berapa kasus, terutama yang gawat,
menyelesaikan persoalannya. pada depresi endogen
terapi somatik harus didahulukan. Sering pula pada
dengan simtom-simtom perasaan sedih, menyalahkan diri,
penyakit psikosomatik yang menahun, proses_proses
dan sebagainya pengobatan somatik dan psikofarmaka
somatik telah demikian lanjut, sehingga terapi somatiklah
akan memberikan hasil yang lebih baik. Maka pada tiap
yang akan banyak memberikan hasil.
kasus, bila mungkin sebaiknya diketahui unsur_unsur
Lain halnya pada taraf permulaan penyakit problem/masalah dan unsur simtom.
psikosomatik, pengobatan somatik yang sepihak (hanya
Pemberian psikofarmaka dan psikoterapi pada
pengobatan somatik saja) tidak hanya penyakitnya tidak
gangguan psikosomatik akan memperbaiki simtom_
sembuh, melainkan pasien mendapat penilaian yang salah
simtom klinis sekaligus membantu menyelesaikan
mengenai terapi yang diberikannya.
problem-problem yang dihadapi.
Perlunya psikoterapi di samping terapi somatis
Psikofarmaka pada gangguan psikosomatik bekerja
merupakan konsekuensi logis karena pada penyakit
dengan cara mempengaruhi perasaan (afek) dan emosi
psikosomatik secara alamiah kepribadian secara
serta fungsi vegetatif yang berkaitan. Organ sasaran
keseluruhan terlibat dan pada penyakit ini situasi dan
yang dirasa sakit dan yang harus diobati biasanya hanya

3578
EIOFARMAKA DAN PSIKOSOMATIK 3579

: ::- laruhi secara tidak langsung. Psikofarmaka bekerja HIPNOTIK DAN SEDATIF
+: - -tensif pada penyakit psikosomatik daripada obat-
:::: :kal/simptomatik, tetapi tidak mempengaruhi Bila obat hipnotik harus diberikan, sebaiknya diberikan
= : :; penyakit psikosomatik. dalamjangka waktu pendek, 2-4 minggu cukup, walaupun
!eranjutnya efek psikofarmaka pada kelainan seringkali timbul rebound insomnia, bila pengobatan
:';:- k akan berkurang disebabkan karena peningkatan dihentikan. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
:::- .ltemburuknya penyakit fisik. Pada keadaan ini, obat hanya beberapa malam saja tiap minggu, jadi tidak
-:-.: psikofarmaka yang mula-mula berhasil baik, tiap malam. Yang dianjurkan di antaranya senyawa-
-:a.: Capat dipertahankan dengan dosis pemeliharaan senyawa golongan benzodiazepin seperti: Nitrozepam,
- :.-ienonce dose) melainkan perlu peningkatan dosis. Flurazepam, Triazolam.
:::: gangguan psikosomatik yang bersamaan dengan Obat sedatif golongan non benzodiazepin yang saat
(:, nan organik proses organik akan mempengaruhi ini yang dapat dipakai adalah Zolpidem. Pada insomania
::: -'nengurangi khasiat psikofarmaka. dengan kegelisahan (ansietas), senyawa-senyawa
ielah diuraikan bahwa terapi penyakit psikosomatik fenotiazin akan menolong: Tioridazin, Prometazin.
-:--s dilakukan dengan beberapa cara. Pada tiap kasus
::'an ketiga metoda harus ditentukan, agar hasil baik Obat Penenang Minor (Minor Tronquillizer)
j-::J terapi gabungan dapat tercapai. Terapi somatik Di antara senyawa benzodiazepin, diazepam merupakan
::,u tidak akan menyembuhkan suatu gangguan obat yang efektil yang dapat digunakan pada ansietas,
:: <osomatik, karena struktur kepribadian yang agitasi, spasme otot, delirium tremens hingga pada
-erjadi dasarnya hanya dapat dipengaruhi dengan epilepsi. Pengobatan dengan benzodiazepin hanya
:: <oterapi. Baik pengobatan lokal somatik maupun diberikan pada ansietas hebat, dan hanya untuk maksimal
:; <ofarmakoterapi bersifat simptomatik, tetapi kedua 2 bulan, sebelum dicoba dihentikan secara perlahan
::.a pengobatan biasanya diperlukan karena pada (toppering offl untuk menghindari toleransi dan adiksi.
.:canyakan pasien perbaikan simptomatik, banyak Golongan benzodiazepin lainnya seperti Klobazam dan
::rmanfaat sebelum tindakan psiko-terapi. Banyak Lorazepam dapat dipakai sebagai anti ansietas.
::sien baru dapat diberi psikoterapi setelah ge.jala-
: e.1a la fisiknya berkurang. Obat Penenang Mayor (Mojor Tranquillizen
Pemberian psikoterapi dan psikofarmaka secara Neuroleptics)
;:rentak sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil Golongan obat inijarang diberikan pada pasien gangguan
::ngobatan yang lebih baik. Tanpa psikoterapi pasien psikosomatik kecuali bila terdapat gejala-gejala agitasi,
: Cak mendapatkan "dukungan" sehingga tidak mampu kegelisahan yang berlebihan, agresi dan kegaduhan. Yang
-engatasi persoalan dan beban hidupnya. Jadi farmako- paling sering digunakan ialah senyawa fenotiazin dan
:erapi dan psikoterapi saling melengkapi butlrofenon: Klorpromazin, Tioridazin, Haloperidol.
likenal beberapa golongan senyawa psikofarmaka
:ntara lain: 1). Obat tidur (sedatif dan hipnotik); 2). Obat Antidepresan
Denenang minor; 3). Obat penenang mayor (neurolep- Gejala-gejala psikosomatik sering bermanifestasi sebagai
:;k); 4). Antidepresan. depresi. Sebaliknya depresi sering merupakan komplikasi
penyakit fisis. Depresi memerlukan pengobatan yang
Pada penggunaan obat-obat ini mungkin timbul efek-
adekuat. Obat anti depresan yang klasik ialah senyawa-
efek samping yang kadang-kadang serius:
senyawa golongan trisiklik dan tetrasiklik seperti:
. Mudah terjadi ketergantungan psikologis dan fisis, Amitriptilin, lmipramin, Mianserin, Maprotilin.
mungkin juga terjadi keracunan obat Obat-obat ini harus dimulai dengan dosis kecil yang
. Depresi atau kehrlangan sifat menahan diri sehingga kemudian ditingkatkan. Diharapkan ada reaksi dalam
akhirnya dapat menimbulkan kekacauan berpikir waktu 2 minggu. Bila pasien mulai sembuh, pengobatan
(confusion).
diteruskan selama 3 bulan dan bera ngsur-angsu r dosis
. Depresi sistem saraf sentral dan merupakan kontra- dapat dikurangi.
indikasi pada asma dan emfisema. Antidepresan golongan trisiklik seperti diatas saat ini
. Gangguan psikomotor; karena obat sedatif berkhasiat sudah jarang dipakai karena memiliki efek samping yang
panjang; membahayakan bagi pengemudi mobil, banyak akibat kerja anti kolinergiknya. Efek samping yang
dan pada mereka yang berjalan tak stabil dapat biasa terjadi antara lain toksik terhadap jantung, aritmia,
mengakibatkan terjatuh. lidah dan mulut kering, peningkatan tekanan bola mata
. Mudah marah, gelisah dan ansietas sering terjadi bila dan sedasi yang kurang menguntungkan pada pasien
obat d ihentikan secara mendadak. geriatri.
3580
PSIKOSOMATIK

Beberapa antidepresan yang baru dengan


efek REFERENS]
samping yang minimal ialah golongan obaisebagai
berikut: Brown CS, Ral<el RE, Wells BE et al. A practical update on anxietv
Golongan SSRI (Selectrve.Se rotonin Reupto anrl their pharmacoloiic
ke I n hibitor): 9isold grs a..n.-rr,r'"."
sertralin, paroksetin, fluoksetin, fluvoksamin Mod 1991;151:873-83. "*,*i.i
EIson MS. Serotonin : A common neurobtologic
Golongan SSRE (Se/ectlve Serotonin Reuptake subshate in anxietv
Enhancer):fianeptin, . .. andD,depression. J C n psychopharmaJot 1990;lO,rA;ds-"
I itles J, 4111"1, Disorder in 90,s. Sydney
Jetterys Neil Duncan
Golongan SNRI (Serotonin Nor Epinephrine Reuptoke Printing Psy Ltd. 1995.
Kirmayer L), Robbins JM. Oworkind M et al.
In h i b ito r): Ven lafa ksi n Somatlzation and
the rerognition of depression and anxiety
Golongan RIMA (Rerzersib le lnhibitory Monoomine rn pai^r_
Am J Psychiarry 1993; 150:73441 . "^.".
Oxidose type A): Moklobemid Lamfs A. Treatment of anxiety disorders. Medical progress
1995.
Golongan NaSSA (Nor-odrenolin ond Serotonin Desember 27-30.
Nonrnal TR, Burrow GD. Serotonin and panic
Se lective Anti De p ressa nt): disorder. Implication
M irtazapin for rreatrnent tntemational psychi u.a'y f"a"y
Golongan Atipik: Trazodon, Nefazodon. ,WHo.
-_- toot, i1ji il;;.'
Collaborating reabuse foi mental health and
aDuse. Management of Mental Disorders. Sydnev.
i.iUri^."
Penggunaan ps ikofa rma ka untuk kasus_kasus Wild and
woolky Ptd Ltd. 't997.159_289.
gangguan psikosomatik akhir-akhir ini
mengalami
perkembangan cukup pesat. pemakaian
istilah arisiolitit
maupun antidepresan sedikit berubah. pada
kenyataannya
terdapat beberapa antidepresan yang justru efektif
pada
pasien yang tergolong mengalami gangguan
ansietas.
Terlebih saat ini sudah banyak sekali obal-obatan
baru
yang beredar dan mekanisme kerjanya
mempengaruhi
neurotransmiter di sinaps. Oleh karena itu penggunaan
psikofarmaka hendaknya disesuai kan
d"n gan p"-n-"mran
diagnosisnya yang tepat. Untuk kepeniingan
praktis
di bawah ini diberikan beberapa contoh p-enggunaan
be be ra pa ps i kofa rm a ka pada g a n g g
u a n p, i toro r-uti L.
Golongan benzodiazepin umumnya bermanfaat
pada
gangguan ansietas, namun pada ansietas
menyeluruh
(Generolized Anxiety Disorder_GAD)
obat pilihannfa
ialah buspiron. Karena efek buspiron lambat
maka paia
awal pengobatan sering dikombinasi dengan
golongan
benzodiazepin. pada ansietas panik obat pilihan
iung U'"it
ialah alprazolam namun beberapa penelitian
."nrnlJkkun
bahwa ansietas panik dapat diobati dengan
antiaepresan
golon gan SSRI (Se/ectrve S e roto n in
Re - u pto ke t n ni iOito
O.
lni disebabkan pula karena ansietas paniksering
alumpai
bersama-sama pada pasien depresi.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
ialah varian
gangguan cemas namun obat yang efektif
untuk
gangguan ini justru golongan antidepresan
misalnya
klomipramin maupun golongan SSRI seperti
sertralh,
paroksetin, fluoksetin dan sebagainya.
Fobia juga varian
gangguan cemas dan berespons baik pada
pengobatan
antidepresan. Misalnya fobia sosial -pnoiiol
lrosi.iol
membaik dengan pemberian moklobemid
lgolongan
RIM A- Re ve r s ib le I n h i b it o ry M o n o o m i n
e o k s id o s'e ty pe" A).
Gangguan campuran ansietas depresi juga
memberikan
perbaikan dengan obat-obat antidepresan.
Perlu ditegaskan utang bahwa penggunaan
psikofarmaka hendaknya bersama-sama
dengan
pemberian psikoterapi yang efektif sehingga
hasilnya
akan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai