PEMFIGUS
BULLOSA
Disusun oleh:
RONALDO Y.P. SIANTURI
08-117
Pembimbing:
dr. Vitalis Pribadi, SpKK, M.Kes.
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Suku
Status Menikah
Pekerjaan
Tanggal periksa
: Tn. M
: 19 tahun
: Laki-laki
: Kelurahan Jatiras
: Kristen
: Batak
: Belum Menikah
: Swasta
: 2 Desember 2013
ANAMNESIS
Keluhan
Utama
Gatal-gatal
di punggung
belakang
bagian
bawah
Keluhan
Tambahan
Bercak-bercak
putih dan
bintik-bintik
kecil di
punggung dan
dada
5 tahun terakhir
7 hari SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 82 kali/menit
Suhu
: 36,7o
Pernapasan
: 20 kali/menit
STATUS GENERALISATA
Kepala :
Rambut : tidak ada kelainan
Mata : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Mulut : tidak ada kelainan
Leher
KGB
: tidak ada kelainan
Kelenjar tiroid : tidak ada kelainan
Thoraks
: tidak ada kelainan
Abdomen
: tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan
STATUS DERMATOLOGIS
Efloresensi
: Makula
hiperpigmentasi
Lokasi
: Regio torakal
posterior
Distribusi
: Regional
Bentuk Lesi : Bulat,
teratur
Ukuran
: 2-5 cm
Susunan
: Polisiklik
Batas
: Tegas
Permukaan
: Rata
Tepi
: Aktif (central
healing)
Efloresensi : Papul
Lokasi
: Regio torakal posterior dan anterior
Distribusi
: Regional Bentuk Lesi
: Bulat, teratur
Ukuran
: 0,5 cm Susunan
: Tidak ada susunan
Batas
: Tegas
Permukaan : Tidak rata
Tepi
: Tidak aktif
DIAGNOSA
Pemfigus Vulgaris
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Pemfigus Bullosa
Dermatitis Herpetiformis
USULAN PEMERIKSAAN
Tes Tzanck
Pemeriksaan Imunofluoresensi
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA:
NON MEDIKAMENTOSA:
Menghindari paparan yang
dicurigai
PROGNOSIS
Ad
Ad
Ad
vitam
: bonam
cosmeticum: bonam
sanationam : bonam
FOLLOW UP
TD: 110/70
N : 84x/menit
RR : 18 kali/menit
Status dermatologis :
Makula hiperpigmentasi dan papul pada regio
torakal anterior dan posterior, berukuran milier dan
numular, berbentuk bulat dan teratur, batas tegas,
susunan polisiklik dan berkelompok, permukaan rata
(makula), tidak rata (papul), dengan tepi aktif
(makula), tidak aktif (papul).
A/ Pitiriasis Versikolor
P/
Diet : biasa
MM:
Itrakonazole 1x200 mg
Cetirizine 1x10 mg
CTM 1x4 mg
Ketokonazole cream 2x1 (sebelum mandi)
TD: 110/70
N : 78x/menit
RR : 18 kali/menit
Status dermatologis :
Makula hiperpigmentasi dan papul pada regio
torakal anterior dan posterior, berukuran milier dan
numular, berbentuk bulat dan teratur, batas tegas,
susunan polisiklik dan berkelompok, permukaan rata
(makula), tidak rata (papul), dengan tepi aktif
(makula), tidak aktif (papul).
A/ Pitiriasis Versikolor
P/
Diet : biasa
MM:
Itrakonazole 1x200 mg
Cetirizine 1x10 mg
CTM 1x4 mg
Ketokonazole cream 2x1 (sebelum mandi)
TD: 120/70
N : 76x/menit
RR : 20 kali/menit
Status dermatologis :
Makula hiperpigmentasi dan papul pada regio
torakal anterior dan posterior, berukuran milier dan
numular, berbentuk bulat dan teratur, batas tegas,
susunan polisiklik dan berkelompok, permukaan rata
(makula), tidak rata (papul), dengan tepi aktif
(makula), tidak aktif (papul).
A/ Pitiriasis Versikolor
P/
Diet : biasa
MM:
Itrakonazole 1x200 mg
Cetirizine 1x10 mg
CTM 1x4 mg
Ketokonazole cream 2x1 (sebelum mandi)
ANALISA KASUS
KETERANGA
N
Etiologi
Gejala
TEORI
KASUS
Malassezia furfur
(sebelumnya
dikenal dengan
nama
Pityrosporum
ovale,
Pityrosporum
orbiculare)
Gatal ringan,
makula
hipopigmentasi
tidak teratur,
berbatas tegas
sampai difus
dengan ukuran
lesi dapat milier,
lentikuler,
numuler sampai
plakat.
Pasien tidak
tahu penyebab
timbulnya
keluhan sebelum
diperiksa
Gatal-gatal jika
berkeringat,
bercak-bercak
putih pada
punggung,
bintik-bintik kecil
di punggung dan
dada
KETERANGA
N
Pemeriksaan
Penunjang
TEORI
KASUS
Lampu Wood:
fluoresensi
berwarna kuning
keemasan
Larutan KOH 1020%: hifa
pendek, lurus,
bengkok (seperti
huruf i.v.j) dan
gerombolan
spora budding
yeast yang
berbentuk bulat
mirip seperti
sphagetti with
meatballs
Biakan: Koloni
berbentuk soliter,
sedikit meninggi,
bulat mengkilap
dan akan kering
Keterangan
Vitiligo
Kusta
Pitiriasis
Versikolor
1. Etiologi
Tidak diketahui
penyebabbnya. Faktor
pencetus: krisis emosi
dan trauma fisi
Mycobacterium leprae
Malassezia furfur
(sebelumnya dikenal
dengan nama
Pityrosporum ovale,
Pityrosporum
orbiculare)
2. Gejala Klinis
Makula berwarna
putih dengan diameter
beberapa milimeter
sampai sentimeter,
bulat, batas tegas.
Daerah yang terkena
bag. Ekstensor tulang,
mata, mulut, hidung,
tibialis anterior,
pergelangan tangan
bag.fleksor.
3. Pemeriksaan
Anamnesis: riwayat
keluarga, awitan
penyakit, riwayat
penyakit kelainan
tiroid, alopesia areata,
DM, riwayat inflamasi,
iritasi.
Penunjang:
histopatologi, biokimia.
Lampu Wood;
Larutan KOH 10-20%;
Biakan
KETERANGA
N
TEORI
Penatalaksanaan
: Non
Medikamentosa
Memakai
pakaian yang
tipis
Memakai
pakaian yang
berbahancotton
Tidak memakai
pakaian yang
terlalu ketat
KASUS
Mengganti baju
yang sudah
berkeringat
Memakai bahan
katun
Tidak bertukaran
handuk maupun
pakaian dengan
teman
KETERANGA
N
Penatalaksanaan:
Medikamentosa
TEORI
KASUS
Topical agents:
Lotion atau sampo
Selenium Sulfide
2,5%; Sampo
Ketokonazol; Krim
Azole
Terapi sistemik:
Ketokonazole 1x200
mg; Fluconazole
1x200 mg;
Itraconazole 1x200
mg
Secondary
profilactic: Sampo
ketokonazol 12x/minggu; Losion
atau sampo
selenium sulfide;
Salicylic acid/sulfur
bar; Pyrithione zinc
ketokonazol 400 mg
peroral sebulan
sekali
Itrakonazole 1x200
mg
Cetirizine 1x10 mg
CTM 1x4 mg
Ketokonazole cream
2x1 (sebelum
mandi)
KETERANGA
N
Prognosis
TEORI
Bila pengobatan
dilakukan
menyeluruh, tekun,
dan konsisten
baik.
Pengobatan harus
diteruskan 2
minggu setelah
fluoresensi negatif
dengan
pemeriksaan
lampu wood dan
sediaan langsung
negatif.
Hipopigmentasi
menetap selama
beberapa minggu
sampai melanosit
memulai untuk
memproduksi
melanin lagi.
KASUS
Pada pasien,
prognosis baik jika
obat rutin dipakai
dan pasien
melaksanakan
edukasi yang
diberikan oleh
dokter.