dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat REAKSI OBAT DAN ALERGI dihitung dalam satuan waktu paruh, yaitu suau interval waku yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi obat (½ dari kadar puncak) dalam tubuh.
Etiologi: 1. Defisiensi limfosit Manifestasi: 1. terjadi rhinitis Patofisiologi:
T yang mengakibatkan alergi 1. Reaksi kelebihan IgE. 2. rinorea, hipersentivitas 2. Kelainan pada mekanisme segera (tipe I) 3.hidung tersumbat dan asma, 2. Reaksi antibody umpan balik mediator. 3. Faktor genetik. 4.inflamasi jalan nafas kronis. sitotoksik (tipe II) 4. Faktor lingkungan : debu, 3. Reaksi kompleks 5.Pada mukosa gastrointestinal imun (tipe III) bulu binatang, berbagai jenis bermanifestasi sebagai alergi makanan dan zat lain. makanan dengan gejala nyeri 4. Reaksi hipersentivitas perut kolik, muntah, diare. lambat (tipe IV)
Pemeriksaan penunjang: Penatalaksanaan Medis
Diagnosa Keperawatan 1. Pemeriksaan 1. Terapi non farmakologis laboratorium 1. bersihan jalan nafas tidak a. Terapi disentisasi efektif, berhubungan dengan a. Jumlah leukosit dan b. Diet spasme jalan nafas. hitung jenis sel c. Terapi probiotik 2. Gangguan integritas kulit 2. Farmakologi b. Sel eosinofil pada sekret berhubungan dengan a. Antihistimin vasodilatasi pembuluh darah. konjungtiva, hidung, dan b. Antiinflamasi 3. Nyeri akut berhubungan sputum c. c. Imunoterapi dengan suplai o2 menurun 2. tes kulit