Anda di halaman 1dari 11

GERD

GERD
• Gastroesophageal Reflux disease (GERD) adalah suatu
kondisi dimana cairan lambung mengalami refluks ke
esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa
rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.

• GERD merupakan penyakit kronik yang memerlukan


pengobatan jangka panjang

• GERD lebih dini sehingga komplikasi dapat dicegah.


Pathophysiology of GERD
• The pathophysiology of reflux disease is
multifactorial
• Gastroduodenal factors :
• - Acid and pepsin
• - Duodenal agents
• - Gastric emptying
• - Helicobacter pylori ?
• Gastroesophageal junction factors :
• - Transient lower esophageal sphincter
• relaxation
• - Hypotensive lower esophageal sphincters
• - Hiatal hernia
• Esophageal factors :
• - Esophageal clearance
• Genetic factors
Differential diagnosis of GERD

Hiatus hernia
Esophageal stricture
Esophageal cancer
Chest pain of cardiac origin
Functional dyspepsia
Penatalaksaan GERD

• Penatalaksanaan GERD dapat berupa


pengobatan
– Non farmakologis  mengubah gaya hidup
– Penggunaan PPI mengurangi gejala refluks.
Pasien yang sudah lanjut mengalami komplikasi
penggunaan PPI setiap hari diperlukan.
PRINSIP TERAPI
• PENGENDALIAN pH asam lambung
enzim pepsin bekerja pada pH ideal = 2-
2.5
pada pH > 4 aktivitas pepsin menurun
drastis
• Enzim pepsin bekerja mencerna dinding
protein lambung
Komplikasi GERD
• Komplikasi

– Erosif esofagus. Keadaan ini paling sering terjadi


yaitu suatu inflamasi mukosa esofagus.
– Esofagus barrett’s. Adalah komplikasi jangka
panjang Striktur esofagus.
Diagnosa GERD
• untuk mendiagnosa GERD dari keluhan tidak
mudah. Oleh karena itu diperlukan juga
pemeriksaan penunjang lain.
• Pemeriksaan baku emas untuk mendiagnosis
GERD adalah dengan pemeriksaan endoskopi
saluran cerna atas.
• Pemeriksaan pH esofagus dengan hasil positif.
Diagnosa GERD
• Ada beberapa pemeriksaan untuk diagnosis GERD
– Pemeriksaan Esofagogram. Pemeriksaan ini dapat
menemukan kelainan berupa penebalan lipatan
mukosa esofagus, erosi dan striktur.
– Monitoring pH intra esofagus 24 jam. Pemeriksaan ini
berhubungan dengan episode reflux dan gejala-
gejalanya serta NERD. Akurasi pemeriksaan ini
mencapai 96%.
– Tes Perfusi Berstein. Digunakan untuk menilai
sensitivitas mukosa esofagus terhadap paparan asam.
Diagnosa GERD
– Tes PPI. Diagnosis ini menggunakan PPI dosis
ganda selama 1-2 minggu pada pasien yang
diduga menderita GERD. Tes positif bila 75%
keluhan hilang selama satu minggu. Tes ini
mempunyai sensitivitas 75% dan spesitivitas 55%.
– Manometri esofagus.
– Endoskopi: Menilai adanya kerusakan mukosa
esofagus mulai erosi sampai keganasan.
– Histopatologi. Pemeriksaan untuk menilai adanya
metaplasia, displasia atau keganasan.
Terapi GERD dengan PPI:
Pengobatan awal dengan PPI dengan dosis
ganda selama 8 minggu dengan dosis ganda.
Selanjutnya tergantung perbaikan klinik dan
endoskopi, dalam bentuk terapi on demand
atau maintenance therapy sampai 6 bulan
PPI dosis ganda selama 8 minggu dapat
memberikan healing rate lebih dari 80%

Anda mungkin juga menyukai