Anda di halaman 1dari 7

Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi

Reni Angeline, Ria Kodariah

Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan

Reni Angeline ABSTRAK


Ria Kodariah B-Rapidly Accelerated Fibrosarcoma (BRAF) merupakan
Departemen Patologi Anatomik protoonkogen pengkode protein B-Raf yang tergolong keluarga
Fakultas Kedokteran serine/treonin kinase. Protein ini memainkan peranan penting
Universitas Indonesia dalam mengatur jalur sinyal MEK-ERK dan jalur Nuclear factor
kappa-B (NF-κB). Gangguan pada jalur MEK-ERK yang
diakibatkan oleh adanya mutasi BRAF akan menyebabkan
terputusnya jalur sinyal normal Ras-Raf-MEK-ERK sehingga sinyal
proliferasi akan terus diaktifkan secara spontan tanpa perlu adanya
stimulus dari luar. Di sisi lain B-Raf mutan akan berikatan dengan
C-Raf melalui mekanisme Ras-independent dan mengaktifkan jalur
sinyal NF-κB dan gen anti apoptosis Bcl2. Aktivasi NF-κB akan
menyebabkan peningkatan proliferasi, angiogenesis, invasi dan
metastasis serta mengontrol ekspresi gen multidrug resistance
(MDR1) yang akan menyebabkan resistensi terhadap kemoterapi.
Saat ini telah ditemukan lebih dari 70 jenis mutasi BRAF dan lebih
dari 90% diantaranya merupakan mutasi yang disebabkan subtitusi
V600E
asam amino valine oleh asam glutamate (BRAF ). Beberapa
V600E
karsinoma yang diketahui berkaitan erat dengan mutasi BRAF
adalah melanoma maligna, karsinoma papiler tiroid (KPT) dan
V600E
karsinoma kolorektal. Karsinoma dengan mutasi BRAF ini
secara umum memperlihatkan gambaran lebih agresif. Saat ini
status mutasi BRAF ditentukan berdasarkan metode yang berbasis
DNA terutama dengan metoda sekuensing.
V600E
Kata kunci : BRAF, BRAF , karsinoma

PENDAHULUAN
Karsinoma merupakan penyakit keganasan dengan
penyebab multifaktor, diantaranya adalah terjadinya mutasi
protoonkogen menjadi gen mutan (onkogen). Produk dari onkogen
yang disebut onkoprotein secara umum dikelompokan menjadi
growth factor, tirosin kinase, serine/threonin kinase, regulatory
GTPase dan faktor transkripsi. Salah satu onkoprotein, Rapidly
Accelerated Fibrosarcoma (RAF) termasuk ke dalam kelompok
serine/threonin kinase terlibat di dalam pengaturan siklus sel,
1
proliferasi, diferensiasi dan survival sel.
RAF pertama kali ditemukan pada tahun 1980 sebagai
onkogen retroviral, yang mengkode enzim serine-threonin kinase
2
dan menstimulasi pertumbuhan tumor pada tikus dan ayam.
Protein Raf yang terikat pada Ras akan mengaktifkan jalur MAP
kinase extracellular signal-regulated kinase (MEK) sehingga
memicu aktivitas tranksripsi dan menyebabkan terjadinya proliferasi
sel. Sampai saat ini telah diidentifikasi 3 protein Raf kinase, yaitu A-
Raf, B-Raf dan C-Raf. Ketiganya dibedakan berdasarkan struktur
conserved regionnya. B-Raf merupakan aktivator MAPK (MEK)
kinase yang paling poten dibandingkan dengan A-Raf dan C-Raf,
3
sehingga paling berpotensi menyebabkan aktivitas proliferasi sel.
BRAF merupakan gen yang mengkode protein B-Raf atau
secara resmi dinamakan sebagai serine/threonine-protein kinase B-
Raf, yang merupakan proto-onkogen yang disebut juga sebagai

37 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

sebagai V-Raf murine sarcoma viral oncogene fosfatase dan reseptor transmembran (Gambar
1,3 5,7,8
homolog B1. Protein B-Raf terlibat di dalam 1).
pengiriman sinyal ke dalam sel untuk memicu Secara umum mekanisme kerja protein
pertumbuhan sel. Sampai saat ini telah Raf terjadi bersama-sama dengan protein Ras.
ditemukan lebih dari 70 jenis mutasi BRAF. Mekanisme dimulai pada saat ligan (growth
Adanya mutasi BRAF diketahui terjadi pada factor, sitokin dan hormon) berikatan dan
beberapa keganasan seperti melanoma malig- mengaktifkan receptor tyrosine kinase (RTK)
na, karsinoma papiler tiroid (KPT) dan karsi- yang terdapat pada permukaan sel. Ikatan ini
1
noma kolorektal. menyebabkan protein Ras kinase mengalami
Pengembangan terapi ke arah mole- fosforilasi sehingga menjadi aktif dan menempel
kular dengan mengembangkan BRAF kinase pada permukaan dalam membran plasma.
inhibitor menjadikan BRAF saat ini sebagai Secara normal guanosine-5’-triphosphate (GTP)
molekul yang banyak menarik perhatian. Tulisan akan dihidrolisis oleh GTPase-activating proteins
ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan (GAPs) menjadi guanosine-5’-diphosphate
informasi yang lebih mendalam mengenai BRAF (GDP) yang menjadikan kembali ke dalam
9
dan protein B-Raf serta bagaimana peran, bentuk Ras yang inaktif. Di sisi lain, Ras yang
mekanisme dan kaitannya dengan keganasan aktif akan membawa protein Raf dari sitosol ke
pada manusia. membran plasma untuk diaktifkan. Setelah
terfosforilasi, Raf akan mengaktifkan protein
Raf kinase kedua yang disebut MAP kinase extra-
Terdapat tiga protein Raf kinase pada cellular signal-regulated kinase (MEK), yang
manusia. A-Raf pertama kali ditemukan pada selanjutnya akan mengaktifkan protein kinase
tahun 1986 dan merupakan isoform terkecil ketiga yaitu extracellular signal-regulated kinase
berukuran 68 kDa. Kedua, B-Raf ditemukan (ERK). ERK akan memfosforilasi protein yang
tahun 1988, merupakan isoform berukuran terdapat pada sitosol dan bertranslokasi ke
antara 75-100 kDa, mengandung 750-800 asam dalam nukleus. Di dalam nukleus terjadi peng-
1,3
amino dan ketiga adalah C-Raf yang dikenal aturan aktivasi faktor transkripsi, regulasi eks-
juga sebagai protein Raf-1, ditemukan tahun presi gen, proliferasi, deferensiasi, senescence
5,6
1985, merupakan isoform yang berukuran 72-74 dan apoptosis sel. Jalur Ras-Raf-MEK-ERK
3
kDa (Gambar 1). merupakan jalur fungsional sel yang penting,
Protein Raf mempunyai 3 conserved karena merespon stimulus ekstrasel seperti
5
regions (CR) dengan fungsi yang berbeda, yaitu hormon, sitokin dan growth factor. Secara
CR1, CR2 dan CR3. CR1 dan CR2 merupakan umum mekanisme jalur RAF terlihat pada
domain regulator utama yang berada pada N- Gambar 2.
region yang mengandung glycine rich loop. CR3 Di antara ketiga protein Raf, B-Raf
merupakan domain kinase katalitik yang merupakan protein yang paling sering meng-
mengandung activation segment. CR3 terdapat alami mutasi. Hal ini disebabkan karena adanya
di area C-region dan mempunyai beberapa perbedaan regulasi yang mendasar antara B-
lokus fosforilasi yang dapat menghambat atau Raf dengan A-Raf dan C-Raf. Mutasi B-Raf
4-7
mengaktifkan fosforilasi. Ras binding domain dapat diaktifkan oleh hanya substitusi satu asam
(RBD) dan cysteine-rich domain (CRD) terdapat amino, sedangkan untuk terjadi aktivasi onko-
pada CR1, kedua domain tersebut merupakan genik A-Raf dan C-Raf dibutuhkan adanya dua
2
domain yang bertanggung jawab untuk ber- mutasi.
ikatannya Raf dengan Ras dan membran
fosfolipid. Ikatan Ras dengan RBD hanya terjadi B-Raf
apabila Ras terdapat dalam bentuk yang aktif Struktur Molekular B-Raf
(Ras-GTP), namun ikatan dengan CRD tidak BRAF (V-Raf murine sarcoma viral
diperlukan bentuk aktif Ras. CR2 merupakan oncogene homolog B1) atau dikenal dengan
4,5,7
serine/threonin rich region. Phosphorylation nama lain NS7, BRAF1, RAFB1 adalah suatu
site terdapat pada CR2 dan area setelah CR3, protoonkogen yang terletak di kromosom 7
phosphorylation site bertanggungjawab untuk lengan panjang (q) lokus 34 (7q34) tersusun
berikatan dengan protein regulator 14-3-3, yaitu atas 18 ekson & 17 intron, dengan panjang basa
suatu protein regulator yang dapat mengikat 200 kb (199,622) pada posisi basa antara
1
berbagai protein pemberi sinyal seperti kinase, 140.719.333 sampai 140.924.763. Gen BRAF

38 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

mengkode protein yang termasuk ke dalam menerus dalam keadaan aktif dan meningkatkan
1,3,5
keluarga Raf dari kelompok protein serine/ aktivitas kinase B-Raf sampai 500 kali lipat.
threonin-spesific kinase, suatu cytosolic protein Hal ini terjadi karena adanya hambatan terhadap
kinase yang diaktivasi oleh membrane-bound defosforilasi GTP menjadi GDP sehingga jalur
10
RAS. Protein ini berperan penting di dalam sinyal MEK yang berperan di dalam regulasi dan
mengatur jalur MEK-ERK. Protein B-Raf ber- pertumbuhan sel menjadi terus aktif. Fenomena
ukuran 75-100 kDa dan mengandung 750-800 ini menyebabkan B-Raf mutan mampu mensti-
1
asam amino. mulasi jalur MEK-ERK tanpa stimulus dari luar,
B-Raf tersusun atas lobus kecil dan sehingga menyebabkan terjadinya proliferasi
3,5
lobus besar (struktur bilobus) yang dipisahkan dan survival sel yang tidak terkontrol. Lebih
1,3,5,7
oleh catalytic cleft (Gambar 3). dari 95% deteksi terhadap mutasi tersebut
1
Lobus kecil mempunyai N-region yang relevan secara klinik.
mengandung glycine rich loop yang akan Saat ini telah ditemukan lebih dari 70
1
berinteraksi dengan activation segment. Suatu jenis mutasi BRAF dan 90% diantaranya adalah
1,3
motif conserved aspartate, phenylalanine and mutasi V600E. Mutasi V600E terjadi di dekat
glycine (DFG) yang berada di catalytic cleft motif DFG pada activation segment dimana
dalam keadaan tidak aktif akan membuat B-Raf terjadi substitusi valine oleh asam glutamat yang
melipat. Lipatan ini menyebabkan posisi glycine terletak di posisi 600 pada urutan asam
2,5,11
rich loop dan activation segment pada domain amino. Mutasi lain pada BRAF adalah
kinase menjadi berdekatan dan menimbulkan mutasi residu E586, D587, R682, A728, K439
4
interaksi hidrofobik di antara kedua regio. dan T440, G466E, G466V dan G596R (Gambar
5
Fenomena ini membuat catalytic cleft menjadi 4).
tidak dapat dilalui oleh Adenosine Triphosphate Mutasi BRAF dapat mempengaruhi dua
(ATP) sehingga struktur B-Raf menjadi tidak jalur transduksi sinyal sel yaitu jalur MEK-ERK
2
aktif. Di sisi lain asam aspartat di posisi 447 dan jalur Nuclear factor kappa-B (NF-κB).
pada N-region akan menstabilkan lobus kecil. Pengaturan keseimbangan jalur MEK-ERK
Jika interaksi hidrofobik antara kedua regio ini sangat penting, karena hiperaktivitas pada jalur
diganggu melalui fosforilasi di daerah activation ini akan terjadi jika ada penyimpangan jalur Ras-
segment, maka motif DFG akan kembali ke Raf-MEK-ERK. BRAF merupakan aktivator yang
bentuk aktifnya, sehingga catalytic cleft dapat paling poten untuk efektor MEK kinase dalam
3,5
kembali dilalui oleh ATP. jalur Ras-Raf-MEK-ERK. Hal ini terjadi karena
Secara normal adanya stimulus ekstra- adanya pengaruh dua residu di N-region yaitu
sel pada reseptor yang terdapat di membran sel residu S446 dan D449. Residu S446 merupakan
akan mengaktifkan Ras kinase. Ras yang residu asam amino yang mengalami fosforilasi
teraktivasi akan merekrut protein B-Raf dari menjadi bermuatan negatif sedangkan residu
sitosol ke membran sel. Protein adaptor akan D449 mengandung asam aspartat yang juga
membantu Ras untuk memfosforilasi residu bermuatan negatif. Keadaan tersebut menye-
T599 dan S602 yang berlokasi di activation babkan BRAF selalu mempunyai N-region
segment domain kinase B-Raf. Setelah ter- bermuatan negatif yang akan menyebabkannya
1,5
fosforilasi, B-Raf akan mengaktifkan MEK yang aktif berikatan dengan Ras.
selanjutnya akan memfosforilasi ERK. ERK yang Pada dasarnya seluruh mutasi yang
teraktivasi akan meneruskan sinyalnya terhadap terjadi pada BRAF akan meningkatkan aktifitas
protein-protein efektor baik yang di sitosol jalur sinyal MEK-ERK. Hal ini karena mutasi
maupun di inti untuk proliferasi sel, deferensiasi BRAF menyebabkan terputusnya jalur sinyal
5 V600E
dan survival sel. MEK-ERK sehingga BRAF mutan (BRAF )
dapat mengirimkan sinyal proliferasi secara
Mutasi B-Raf dan Tumorigenesis spontan tanpa perlu adanya stimulus dari luar
3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Gambar 5).
mutasi B-Raf terjadi pada regio yang terlibat Jalur sinyal lain yang diaktifkan oleh
V600E
interaksi hidrofobik, yaitu 89% mutasi terjadi mutasi BRAF adalah NF-κB. BRAF mutan
pada daerah activation segment ekson 15 dan akan berikatan dengan C-Raf melalui meka-
11% mutasi terjadi pada glycine rich loop ekson nisme Ras-independent yang menyebabkan
1,3,7
11. Mutasi akan menyebabkan gangguan transfosforilasi C-Raf. C-Raf yang terfosforilasi
interaksi hidrofobik, membuat protein terus akan mengaktifkan NF-κB dan gen anti apop-

39 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

tosis Bcl2 (Gambar 6). Jalur NF-κB yang aktif 50% terjadi karena mutasi BRAF dan 92%
V600E 1
akan menghambat apoptosis melalui aktivasi diantaranya adalah mutasi pada BRAF .
ekspresi protein TRAF1, TRAF2, c-IAP1, c-IAP2, Capper dkk tahun 2011 melakukan
c-FLIP, ML-IAP dan survivin yang merupakan penelitian terhadap 47 pasien dengan metastase
protein anti apoptosis. Jalur NF-κB juga melanoma intraserebral. Terhadap kasus-kasus
menyebabkan peningkatan proliferasi, angio- tersebut dilakukan analisis sekuensing mutasi
genesis, invasi dan metastasis melalui ekspresi BRAF dan pemeriksaan imunohistokimia (IHK)
protein cyclin D1, CDK2, VEGF, ICAM-1, VCAM- dengan menggunakan monoclonal antibodi
V600E
1, ELAM-1 dan MMPs. Jalur NF-κB juga mouse anti-human BRAF clone VE1 dan
mengontrol ekspresi gen multidrug resistance pBR1. Analisis sekuensing mendapatkan 16
(MDR1) yang mengkode overekspresi dari P- kasus (37%) mengalami mutasi BRAF sedang-
glycoprotein. Aktifnya gen MDR1 akan menye- kan dengan pemeriksaan IHK mendapatkan 18
5
babkan resistensi terhadap kemoterapi. kasus (38%) mengekspresikan antigen clone
Selain mekanisme di atas, mutasi VE1 dan seluruh kasus (100%) mengekspresi-
V600E 11
BRAF menyebabkan hilangnya fungsi gen kan antigen pBR1 (Gambar 7).
supresor tumor, terutama gen p16INK4a, p53 Peneliti lain, Si Lu dkk tahun 2011
serta Phosphatase and tensin homolog (PTEN). melakukan penelitian terhadap 432 pasien
Supresi terhadap gen p16INK4a dan p53 akan dengan melanoma, dengan tujuan mencari
menyebabkan terjadinya siklus sel terus korelasi mutasi BRAF dan NRAS terhadap faktor
menerus. PTEN yang terdapat pada sitosol, klinikopatologi populasi tersebut. Kasus-kasus
bekerja menghambat jalur Phosphoinositid-3- tersebut dilakukan analisis sekuensing mutasi
kinase (PI3K) yang merupakan jalur untuk BRAF dan NRAS. Analisis sekuensing menda-
mengaktifkan faktor transkripsi. Supresi pada patkan 110 kasus mengalami mutasi BRAF
12
PTEN menyebabkan jalur PI3K tidak dihambat, (25,5%) dan 31 kasus mutasi NRAS (7,2%).
sehingga terjadi aktivasi faktor transkripsi secara Keterkaitan mutasi kedua gen tersebut dengan
V600E
terus menerus. Mutasi BRAF juga mening- faktor klinikopatologi tersaji pada Tabel 2.
katkan kerja C-Myc yang juga merupakan faktor
4,9
transkripsi. 2. Karsinoma Tiroid
Penelitian-penelitian terhadap mutasi KPT merupakan keganasan tiroid yang
13,14
BRAF menunjukkan hampir semua jenis paling banyak. KPT tipe klasik dan tall cell
V600E
karsinoma berkaitan dengan mutasi BRAF terkait erat dengan mutasi BRAF . Insiden
V600E V600E V600E
terutama mutasi BRAF . Mutasi BRAF mutasi BRAF rendah (10-20%) terdapat
terjadi pada seluruh kasus Hairy cell leukemia. pada anaplastik karsinoma tiroid. Tidak ditemu-
V600E
Jenis mutasi BRAF paling banyak ditemukan kan adanya mutasi BRAF pada karsinoma
pada melanoma maligna, KPT dan karsinoma tipe folikuler, meduler, Hurthle-cell carcinoma,
1
kolorektal. Prevalensi dan insiden mutasi pada adenoma dan hiperplasia tiroid.
1
keganasan lain terlihat pada Tabel 1. Capper dkk tahun 2011 melakukan
penelitian terhadap 21 pasien KPT primer.
Penelitian BRAF pada beberapa keganasan Analisis sekuensing mendapatkan 9 kasus
Saat ini telah banyak dilakukan penelitian (50%) mengalami mutasi BRAF sedangkan
mengenai mutasi BRAF dan kaitannya dengan dengan pemeriksaan IHK mendapatkan 12
beberapa keganasan. Pada umumnya deteksi kasus (57%) mengekspresikan antigen clone
mutasi BRAF dilakukan dengan metode ber- VE1 dan seluruh kasus (100%) mengekspresi-
11
basis DNA seperti sekuensing. Di antara kan antigen pBR1 (Gambar 8).
keganasan-keganasan tersebut, tiga keganasan Zagzag dkk tahun 2013 melakukan
yang paling banyak berkaitan dengan mutasi penelitian terhadap 37 pasien KPT. Penelitian ini
BRAF adalah melanoma maligna, KPT dan bertujuan untuk melihat keakuratan pemeriksaan
karsinoma kolorektal. IHK dibandingkan dengan analisis sekuensing.
Sampel yang diambil dilakukan analisis
1. Melanoma Maligna sekuensing untuk melihat adanya mutasi BRAF
Pada melanoma terdapat mutasi proto- dan dilakukan pemeriksaan IHK dengan
onkogen BRAF atau NRAS, yang mempe- menggunakan antibodi VE1. Analisis sekuensing
ngaruhi jalur transduksi sinyal Ras-Raf-MEK- mendapatkan 28 kasus (76%) mutasi BRAF.
ERK. Di antara seluruh keganasan melanoma, Pemeriksaan IHK mendapatkan 25 kasus mutasi

40 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

BRAF dari 28 sampel (89%). Berdasarkan Digunakan 88 sampel, 45 sampel berbentuk flat
intensitas pulasan dilakukan pembagian menjadi and depressed dan 43 sampel polypoid. Analisis
2 kategori, yaitu intensitas kuat (>2) sebanyak 8 sekuensing dilakukan untuk mendeteksi mutasi
dari 25 sampel (32%) dan intensitas rendah (≤ BRAF dan KRAS, sedangkan aktivitas proliferasi
2) sebanyak 17 dari 25 sampel (68%). Kasus dan apoptosis menggunakan pulasan IHK.
dengan intensitas kuat menunjukkan penyebar- Analisis sekuensing mendapatkan mutasi BRAF
an ekstratiroid dan mempengaruhi prognosis. pada lima sampel (11,1%) flat and depressed
Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa dan mutasi KRAS pada 13 sampel (30,2%)
IHK merupakan metode yang spesifik dan polypoid. Selain itu invasi submukosa pada
reliabel dalam mendeteksi mutasi BRAF sampel yang mengalami mutasi BRAF lebih
14
(Gambar 9). tinggi dibanding dengan KRAS. Pemeriksaan
IHK menunjukkan tidak terdapat perbedaan
3. Karsinoma Kolorektal aktivitas proliferasi pada kasus-kasus dengan
Mutasi BRAF pada karsinoma kolorektal mutasi BRAF, KRAS dan wild-type, namun pada
lebih jarang ditemukan dibanding pada mela- mutasi BRAF terdapat jumlah apoptotic bodies
15 17
noma. Liou dkk tahun 2011 melakukan yang lebih rendah (Gambar 10).
penelitian terhadap 314 pasien karsinoma
1
kolorektal yang menjalani operasi. Penelitian ini Tabel 1. Mutasi BRAF pada berbagai keganasan.
bertujuan untuk mengetahui hubungan mutasi Jumlah jenis
Tipe kanker Prevalensi (%)
mutasi BRAF
KRAS dan BRAF dengan prognosis. Dilakukan Melanoma >50 41
analisis sekuensing untuk melihat mutasi KRAS Karsinoma kolorektal 11 19
dan BRAF. Dari 314 pasien, terdeteksi 65 Karsinoma thyroid 45 7
pasien (20,7%) mengalami mutasi KRAS dan 12 Karsinoma paru 2-3 14
Payudara 2 4
pasien (3,8%) dengan mutasi BRAF. Tidak Gaster 1-2,2 2
terdapat faktor resiko spesifik yang menyebab- Ovarium 2-33 7
kan terjadinya mutasi BRAF, namun kejadian Endometrium 4 10
mutasi BRAF mempunyai resiko meningkatkan Lymphoma 1 2
Glioma 3 3
angka kematian pada karsinoma kolorektal Hepar 41 5
16
sebesar hampir empat kali lipat. Barret esofagus 1 2
Yoshida dkk tahun 2007 melakukan Sarkoma 45 2
penelitian untuk mengetahui hubungan antara 1 seluruhnya
Hairy cell leukemia 100
V600E (48)
mutasi BRAF dengan morfologi dan apoptosis
pada stadium awal karsinoma kolorektal.
12
Tabel 2. Korelasi faktor klinikopatologi melanoma dengan mutasi BRAF dan NRAS
Gen BRAF Gen NRAS
Faktor klinikopatologi
Mutasi Wild type P value Mutasi Wild type P value
Usia (tahun) 48,9±14,4 51,9±14,3 0,39 56,5±14,3 50,8±14,5 0,02
Jenis kelamin wanita (%) 59 (52,6) 165 (51,2) 0,75 16 (51,6) 207 (51,6) 0,86
Tebal Lesi (mm) 5,0 (0,5-10) 4,5 (1,0-10) 0,18 5,0 (1,5-10) 5,0 (0,5-0)
0,69
Ulkus (%) 58 (61,1) 117 (40,9) <0,01 16 (64,0) 145 (40,7) 0,04
Stage (%)
I 6 (5,5) 16 (5,3) 0,90 0 (0) 22 (5,7) 0,37
II 35 (32,1) 129 (42,4) 0,13 10 (33,3) 154 (40,2) 0,19
III 36 (33,0) 77 (25,3) 0,18 14 (46,7) 99 (25,8) 0,02
IV 32 (29,4) 82 (27,0) 0,73 6 (20,0) 108 (28,2) 0,46
Subtipe (%)
Akral 23 (20,9) 125 (38,8) <0,01 13 (41,9) 134 (33,4) 0,63
Mukosa 15 (13,6) 105 (30,6) <0,01 11 (35,5) 105 (26,2) 0,38
CSD 4 (3,6) 18 (5,6) 0,60 1 (3,2) 21 (5,2) 0,95
Non-CSD 56 (50,9) 42 (13,0) <0,01 2 (6,5) 92 (22,9) 0,06
UP 12 (10,9) 32 (9,9) 0,92 4 (12,9) 4 (1,0) <0,01
CSD: melanoma on skin with chronic sun-induced damage; Non-CSD: melanoma on skin without chronic sun-induced damage; UP:
melanoma of unknown primary

41 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

RINGKASAN 9. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC.


BRAF yang merupakan suatu protoon- Neoplasia. In: Schmitt W, Gruliow R, editors.
th
kogen mengkode protein B-Raf yang termasuk Pathologic Basis of Disease. 8 ed.
dalam kelompok protein serine/threonin-spesific Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010.
kinase. Mutasi BRAF akan meningkatkan jalur p.282-94.
sinyal MEK-ERK serta mengaktifkan jalur NF-κB 10. Krol LC, Hart NA, Methorst N, Knol AJ,
dan gen anti apoptosis Bcl2 melalui trans- Prinsen C, Boers JE. Concordance in KRAS
fosforilasi C-Raf. and BRAF mutations in endoscopic biopsy
Beberapa penelitian yang telah dilaku- samples and resection specimens of
kan menunjukkan bahwa mutasi BRAF dapat colorectal adenocarcinoma. Eur J Cancer.
timbul pada berbagai keganasan dan sebagian 2012;48:1108-15.
V600E
besar adalah mutasi BRAF . Metode ber- 11. Capper D, Preusser M, Habel A, Sahm F.
basis DNA terutama sekuensing merupakan Assessment of BRAF V600E mutation
standar baku emas untuk analisis mutasi BRAF. status by immunohistochemistry with a
Metode lain yaitu imunohistokimia merupakan mutation-specific monoclonal antibody. Acta
metoda alternatif bagi pemeriksaan BRAF yang Neuropathol. 2011;122:11-9.
cukup sensitif, spesifik dan reliabel. 12. Si L, Kong Y, Xu X, Flaherty KT, Sheng X,
Cui C, et al. Prevalence of BRAF V600E
DAFTAR PUSTAKA mutation in chinese melanoma patients:
1. Ziai J, Hui P. BRAF mutation testing in Large scale analysis of BRAF and NRAS
clinical practice. Expert Rev Mol Diagn. mutations in a 432-case cohort. Eur J
2012;127-38. Cancer. 2011; 48:94-100.
2. Dhomen N, Marais R. New insight into 13. Zoghlami A, Roussel F, Sabourin J, Kuhn J,
BRAF mutations in cancer. Current Opinion Marie J, Dehesdin D, et al. BRAF mutation
in Genetics and Development. 2007;17:31- in papillary thyroid carcinoma: Predictive
9. value for long-term prognosis and
3. Rahman MA, Salajegheh A, Smith RA, Lam radioiodine sensitivity. J Anorl. 2013;1-7.
AK. BRAF inhibitors: From the laboratory to 14. Zagzag J, Pollack A, Dultz L, Dhar S, Ogilvie
clinical trials. Crit Rev Oncol/Hematol. JB, Heller KS, et al. Clinical utility of
2013;1-13. immunohistochemistry for the detection of
4. Mandala M, Voit C. Targeting BRAF in the BRAF v600e mutation in papillary thyroid
melanoma: Biological and clinical carcinoma. J Surg. 2013;154(6):1199-205.
challenges. Crit Rev Oncol/Hematol. 2013; 15. Sclafani F, Gullo G, Sheahan K, Crown J.
87: 239-55. BRAF mutations in melanoma and colorectal
5. Rahman MA, Salajegheh A, Smith RA, Lam cancer: A single oncogenic mutation with
AK. B-Raf mutation: A key player in different tumour phenotypes and clinical
molecular biology of cancer. Exp Mol Pathol. implications. Crit Rev Oncol/Hematol. 2013;
2013;95:336-42. 87: 55-68.
6. Garnett MJ, Marais R. Guilty as charged: B- 16. Liou J, Wu M, Shun C, Chiu H, Chen M,
RAF is a human oncogene. Cancer Cell. Chen C, et al. Mutations in BRAF correlate
2004; 6: 313-9. with poor survival of colorectal cancers in
7. Roskoski R. RAF protein serine/threonine chinese population. Int J Colorectal Dis.
kinases: Structure and regulation. J.BBRC. 2011; 26: 1387-95.
2010; 313-7. 17. Yoshida S, Ikehara N, Aoyama N, Shirasaka
8. Haian Fu, Romesh R, Shane C. 14-3-3 D, Sakashita M, Semba S, et al.
Proteins: Structure, function and regulation. Relationship of BRAF mutation, morphology
Ann Rev of Pharmacology and Toxicology. and apoptosis in early colorectal cancer. Int
2000; 40: 617-47. J Colorectal Dis. 2008; 23:7-13.

42 Vol. 5 No. 1 Januari 2016


Peran dan Mekanisme BRAF pada Keganasan Pratista Patologi
Reni Angeline, Ria Kodariah

11
Gambar 7. IHK VE1 dan pBR1 pada melanoma

Gambar 4. Struktur linier BRAF dengan beberapa


6
region yang mengalami mutasi.

11
Gambar 8. IHK VE1 dan pBR1 pada KPT

Gambar 5. Skematik mutasi BRAF melalui aktivasi


5
jalur MEK-ERK

V600E
Gambar 9. Ekspresi antigen BRAF pada KPT
14
dengan pulasan IHK. A. Negatif; B. +1; C. +2; D. +3.

Gambar 6. Skematik mutasi BRAF melalui aktivasi


5
jalur NF-κB
Gambar 10. Apoptosis dengan pemeriksaan IHK. A.
Karsinoma dengan mutasi BRAF; B. Karsinoma
dengan mutasi KRAS; C. Karsinoma dengan wild-type
17

43 Vol. 5 No. 1 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai