Anda di halaman 1dari 4

1. Kemungkinan hasil PA pada massa buli ( Sebutkan 5 )?

Jawaban :
Kemungkinan hasil PA massa buli yaitu:
1. Karsinoma sel transisional
Karsinoma sel transisional merupakan karsinoma terbanyak dengan presentasi
mencapai 90% dari semua kasus karsinoma buli-buli. Karsinoma ini terdiri
dari:
a. Karsinoma sel transisional tipe papilar merupakan tipe yang berbentuk
frondular eksofitik. Ukuran dan jumlahnya bervariasi. Tipe ini merupakan
bentuk yang paling umum pada karsinoma sel transisional pada buli-buli.
Sebagian besar tumor kecil dan non-invasif.
b. Karsinoma sel transisional tipe sesile muncul dengan bentuk yang kurang
frondular, lebih solid dan dengan dasar yang lebih luas. Tumor ini memiliki
kecenderungan untuk menjadi lebih invasif.
c. Karsinoma in situ ditandai dengan empat ciri karakteristik yaitu berbentuk
datar, eritema, multifokal dan tingkat keganasan tinggi. Adanya karsinoma in
situ dapat dijadikan indikator peningkatan agresifitas biologis. Tumor papiler
atau sesile lebih mudah mengalami rekurensi dan invasi dibandingkan dengan
karsinoma insitu.
2. Karsinoma sel skuamosa
Jumlah tipe ini sekitar 7-8% dari karsinoma buli-buli yang biasanya dikaitkan
dengan adanya iritasi kronis pada urotelium ( misalnya schistosomiasis, batu
buli-buli atau adanya benda asing pada buli-buli)
3. Adenomaksinoma
Karsinoma ini menyumbang1% sampai 2% dari kasusdan berhubungan
denganinfeksi kronis, ekstrofi buli-buli, atau sisa-sisa urachal dalam kubah
buli-buli. Adenokarsinoma cenderung merupakan tumor penghasil mukus.
4. Karsinoma epitelian dan non epitelian
Karsinoma epitelian di buli ditemukan dengan adenoma vili, tumor kasinoid
dan melanoma. Karsinoma non epitelian ditemukan bersama dengan
feokromositoma, limfoma, karsiokarsinoma dan tumor mesenkim
5. Karsinoma yang tidak terdeferensiasi
Merupakan jenis tipe yang jarang (,2%). Karsinoma ini tidak memiliki
karateristik tertentu yang membedakan dengan tumor lain, dan merujuk ke
sifat alamiah sel-sel tersebutt yang bersifat anaplastik, sel-selnya belum
matang sehingga berdiferensiasi ke arah pola yang jelas belum terjadi.

2. Patofisiologi pada batu buli menyebabkan karsinoma?


Jawaban :
Secara teori karsinoma buli dapat terjadi akibat iritasi kronis massa
batu atau iritan dari subtansi batu
Batu CaOx (97%) dianggap sebagai bahan yang dapat menginduksi
karsinogenesis mutasi DNA (protoonkogen dan tumor supresor
gen) proliferasi berlebihan ketidakseimbangan proliferasi dan
apoptosis kesalahan genetik pada proses mitosis menjadi
keganasan.
Batu kalsium oksalat mengiritasi kronis mukosa buli memicu
makrofag melepas ROS >>, terjadi stres oksidatif --- terbentuk
radikal bebas OH*-- menembus inti sel mempengaruhi rantai DNA
--- sel mengalami mutasi ( mutasi Tumor Supressor Gen P53, PRb
dan protoonkogen Ras, BCl-2) dan apoptosis.
Disamping itu iritant dari substansi batu kalsium oksalat, pada membran
mukosa buli akan meningkatkan aktifitas makrofag untuk melepas sitokin
IFN- memicu aktifitas CTL dan NK-cell berfungsi menghambat
terjadinya sel abnormal ( dengan aktifitas FADD --sel kanker Fast,
CTL / NK-cell Ligand) memicu kaskade caspase -- sel abnormal
mengalami apoptosis.
Apabila terjadi penurunan aktifitas makrofag, maka tidak terjadi
peningkatan CTL/NK-cell sel abnormal berkembang menjadi
ganas.
Proses mekanisme terjadinya keganasan sudah jelas tetapi faktor penanda
dini yang mendukung mekanisme terjadinya keganasan pada mukosa buli
buli belum pernah diteliti.
Mekanisme perubahan patologis mukosa buli-buli karena induksi batu
kalsium oksalat (CaOx) dalam 4 minggu terjadi perubahan ekspresi IFN-
mukosa buli-buli, pRas mutan, dan pBcl-2 mutan
Pengamatan 4 minggu ~ tahap inisiasi terjadi perubahan mukosa buli-buli,
proses cepat reversibel.
Cui L, hiperplasi mukosa buli-buli minggu ke 12, papiloma minggu ke
24, KarB minggu ke 48, peningkatan ekspresi pRb mutan.
Imunokompeten dan IFN-
IFN- meningkat akibat debris sel induksi CaOx . Sistem imun terpapar
mutagen (sel asing) sel akan diserang /dihancurkan sistem imun. Bila
tidak mampu mengalami proliferasi dan diferensiasi berlebihan menjadi
keganasan.
IFN- anti virus sebagai aktivator sel NK dan CTL, sebagai sitokin
mediator atau penghantar signal untuk menginduksi sel lain maupun
selnya sendiri.
Protoonkogen (pRas dan pBcl-2)

Mengalami mutasi berubah menjadi onkogen Menyandi faktor


pertumbuhan atau protein yang melaksanakan transduksi signal faktor
pertumbuhan - proliferasi sel.
pRas, protein pada membran sel berperan sebagai hantaran signal untuk
memicu pembelahan, abnormal akibat mutasi bersifat overaktif akan
memberikan informasi ke inti sel untuk melakukan pembelahan terus
menerus akhirnya menjadi keganasan.
pBcl-2, gen menghambat apoptosis bila ekspresi berlebihan sel yang
seharusnya mati melalui apoptosis tetap hidup. Bekerja menekan protein
BAX pada membran mitokondria.
Tumor supresor gen (p53 dan pRb) Berperan
regulasi siklus pembelahan.
Bila mengalami mutasi, protein yang
disandinya bersifat inaktif.
Hasil analisis p53 dan pRb mutan tidak signifikan, mungkin karena jejas
mukosa buli-buli memicu ROS menghasilkan radikal bebas merangsang
ekspresi p53, pRb mutan bersifat reversibel yang dapat diatasi reaksi
imunokompeten.
p53 bekerja dalam inti sel berperan pengendalian CDK pada siklus
pembelahan sel melalui induksi p21
pRb bekerja dalam inti sel khususnya pengendalian siklus pembelahan sel
berperan mengendalikan faktor transkripsi yang dibutuhkan siklus
pembelahan.
Pada pengendalian siklus pembelahan kedua protein p53 dan pRb mutan
semuanya bekerja dalam inti sel dalam waktu 4 minggu belum terjadi
perubahan inti sel mukosa buli sehingga keduanya tidak terekspresi.
Dalam 4 minggu hanya terjadi perubahan IFN- mukosa bulibuli, pRas mutan, dan pBcl-2 mutan.
Iritasi/jejas batu CaOx hanya mengenai dinding membran mukosa bulibuli, belum menembus inti sel sehingga tidak terjadi perubahan p53 mutan
dan pRb mutan
Bila keseimbangan terganggu, perubahan sudah sampai inti sel, terjadi
overekspresi p53 dan pRb serta imunokompeten tidak bisa mengatasi jejas
kronis maka terjadi gangguan aktivitas sel NK .
Mukosa mengalami perubahan progresif menjadi ganas

Perbedaan kapan muncul SCC, kapan TCC ?


Jawaban :
SCC dapat muncul bila terjadi iritasi kronik pada uroteliun.
TCC dapat muncul bila terjadi iritasi kronik padadaerah pielum, ureter, atau uretra
posterior.

3. Urutan displasia, metaplasia & anaplasia?

Anda mungkin juga menyukai