Mikrokalsifikasi yang terkait dengan perkembangan karsinoma in situ muncul di lumen asini dan
duktus terminal, oleh produksi kalsium pada bahan sekret atau pada zona nekrosis. Mereka
hanya secara tidak langsung membuktikan proliferasi sel karsinoma, yang kemudian akan
berkembang ke arah retrograde, di dalam lobulus atau arah anterograde di saluran menuju
puting susu. Mikrokalsifikasi mungkin tampak terputus-putus dan mengindikasikan multi-fokus.
Lesi DCIS multifokal sebenarnya jarang dan paling sering berhubungan dengan lesi tunggal yang
meluas ke beberapa duktus secara berdekatan
Ukuran mikrokalsifikasi
Secara kasar, mikrokalsifikasi besar sekitar satu milimeter lebih sering jinak daripada yang
ukurannya di bawah 0,5 mm.
Namun, ada pengecualian karena kalsifikasi kasar heterogen atau distrofi yang berukuran lebih
dari satu milimeter dapat dikaitkan dengan lesi ganas.
Jumlah mikrokalsifikasi
Sekelompok 10 atau lebih mikrokalsifikasi dalam volume kurang dari 1 cm3 lebih dicurigai
daripada kelompok 5 mikrokalsifikasi dengan morfologi identik.
Dalam studi Barreau, jumlah mikrokalsifikasi yang tinggi dalam sebuah kluster berkorelasi
dengan tingkat DCIS yang tinggi dan adanya nekrosis.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2211568413003884
WO :
1. Describe the concepts of photo-oncogenes, oncogenes, and surveillance
Onkogen adalah gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel
tumor. Onkogen umumnya berperan pada tahap awal pembentukan tumor. Onkogen
meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kanker.
Proto-onkogen
Proto-onkogen adalah gen normal yang dapat menjadi onkogen bila mengalami
mutasi, atau bila ekspresinya meningkat ( gen-gen yang potensial memicu kanker).
Proto-onkogen mengkode protein yang diperlukan sel untuk regulasi perkembangbiakan dan
diferensiasi. Proto-onkogen sering ditemukan berperan pada transduksi sinyal dan eksekusi
sinyal mitogen (senyawa organic yang berperan didalam siklus sel sebagai stimulasi kelanjutan
proses menuju mitosis), yang umumnya dilakukan oleh produk protein yang dihasilkannya.
Setelah diaktifkan, proto-onkogen atau produk yang dihasilkan menjadi penginduksi tumor
yang disebut onkogen. Pada keadaan fisiologis proses pembelahan sel dapat dibagi kedalam
tahap-tahap sebagai berikut:
- Pengikatan factor pertumbuhan oleh reseptor factor pertumbuhan yang berada pada
membrane sel
- Aktivasi reseptor factor pertumbuhan yang kemudian menaktifkan protein penghantar
rangsang yang berada pada bagian dalam membrane sel
- Pengaliran rangsang pertumbuhan melalui sitoplasma ke inti
- Merangsang dan mengaktifkan factor pertumbuhan inti, sehingga transkripsi DNA
dimulai
- Sel masuk ke dalam siklus pembelahan sel; fase G1, fase S, fase G2; kemudian fase M
Contoh proto-onkogen :
- Ras ras mengkode protein transduksi sinyal intraseluler. Dengan kata lain, ras adalah
salah satu sakelar hidup/ mati dalam serangkaian Langkah dalam jalur utama yang
akhirnya mengarah pada pertumbuhan sel. Ketika ras bermutasi, ia mengkodekan
protein yang mneyebabkan sinyal pertumbuhan yang tidak terkendali
- HER2 gen ini membuat reseptor protein yang terlibat dalam pertumbuhan dan
pembelahan sel di payudara.
- Myc dikaitkan dengan jenis kanker limfoma Burkitt. Ini terjadi Ketika translokasi
kromosom memindahkan urutan peningkatan gen di dekat proto-onkogen Myc
- Cyclin D tugas normalnya adalah membuat protein yang disebut protein penekan
tumor Rb menjadi tidak aktif. Pada beberapa jenis kanker, seperti tumor pada kelenjar
paratiroid, Cyclin D diaktifkan karena mutase. Akibatnya, ia tidak dapat lagi melakukan
tugasnya untuk membuat protein penekan tumor menjadi tidak aktif. Hal ini pada
gilirannya menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali
Aktifasi
Proto-onkogen apat menjadi onkogen dengan sedikit modifikasi pada fungsi aslinya. 2 tipe
pengaktifan :
- Terjadi mutase pada suatu onkogen yang berakibat perubahan pada struktur protein,
disebabkan oleh :
i. Kenaikan aktivitas protein (enzim)
ii. Hilangnya regulasi
iii. Terjadinya hybrid antar protein melalui kerasukan kromosom pada pembelahan
sel. Telah dikeahui bahwa kerusakan kromosom yang terjadi saat pembelahan
sel pada sumsum tulang belakang dapat menimbulkan leukimia
- Meningkatnya konsentrasi protein, disebabkan oleh :
i. Meningkatnya ekspresi protein akibat kesalahan regulasi
ii. Meningkatnya stabilitas protein, yang membuat keberadaan dan aktivitasnya
dalam sel menjadi lebih lama
iii. Duplikasi gen, yang berakibat meningkatnya jumlah protein dalam sel
Hasil dari efek aktivasi onkogen di atas, pada akhirnya akan id bawa ke siklus sel. Progresi sel
dalam pembelahan diatur melalui berbagai fase siklus sel yang dikendalikan oleh cycline-
dependent kinase (CDKs) yang menjadi aktif setelah berikatan dengan protein lain yaitu cycline.
Meskipun tiap fase dimonitor dengan sangat baik, namun peralihan dari G1 ke S merupakan
check point yang paling penting dalam siklus sel. Jika checkpoiny ini dilalui, maka sel diizinkan
melamutkan proses selanjutnya.
Jika sel menerima isyarat pertumubuhan, kadar family cycline tersebut ebekrja dan
mengaktifkan CDKs. Checkpoint fase G1 ke S dijaga oleh protein Rb(pRb). Apabila memasuki
fase S (fase sintesa DNA). Jika terjadi mutase yang mengganggu peraturan cycline D biasanya
overexpresi, mengakibatkan peningkatan sel masuk ke fase S, sehingga terjadi transformasi
neoplastic
Tumor suppressor / anti-onkogen
Tumor tidak hanya terjadi akibat aktifsi onkogen yang berlebihan tetapi dapat juga akibat
hilangnya atau tidak aktifnya gen yang bekerja menghambar perutmbuhan sel yang disebut
anti-onkogen. Pada pertumbuhan dan diferensiasi normal, anti-onkogen bekerja menghambar
pertumbuhan yang merangsang diferensiasi sel. Beberapa anti-onkogen ialah gen p53, Rb
(retinoblastoma)< APC (adenomatous polyposis coli), WT (william’s Tumor), DCC dan NF.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21662/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21662/
3. List various carcinogens and describe how they influence cell growth
Karsinogen adalah zat apa pun, radionuklida, atau radiasi yang memicu karsinogenesis,
pembentukan kanker. Hal ini mungkin karena kemampuan untuk merusak genom atau
gangguan proses metabolisme seluler.
Radiasi
CERCLA mengidentifikasi semua radionuklida sebagai karsinogen, meskipun sifat radiasi yang
dipancarkan (alfa, beta, gamma, atau neutron dan kekuatan radioaktif), kapasitas
konsekuennya untuk menyebabkan ionisasi (adalah proses dimana atomor suatu molekul
memperoleh muatan negatif atau positif dengan memperoleh atau kehilangan elektron,
seringkali bersamaan dengan perubahan kimia lainnya) dalam jaringan, dan besarnya paparan
radiasi, menentukan potensi bahaya. Karsinogenisitas radiasi tergantung pada jenis radiasi,
jenis paparan, dan penetrasi. Misalnya, radiasi alfa memiliki penetrasi yang rendah dan tidak
berbahaya di luar tubuh, tetapi pemancarnya bersifat karsinogenik jika terhirup atau tertelan.
Misalnya, Thorotrast, suatu suspensi (kebetulan radioaktif) yang sebelumnya digunakan sebagai
media kontras dalam diagnostik sinar-X, adalah karsinogen manusia yang kuat yang dikenal
karena retensi (penyimpanan) dalam berbagai organ dan emisi partikel alfa yang persisten.
Radiasi pengion tingkat rendah dapat menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki
(menyebabkan kesalahan replikasi dan transkripsi yang diperlukan untuk neoplasia atau dapat
memicu interaksi virus) yang menyebabkan penuaan dini dan kanker.
Tidak semua jenis radiasi elektromagnetik bersifat karsinogenik. Gelombang energi rendah
pada spektrum elektromagnetik termasuk gelombang radio, gelombang mikro, radiasi infra
merah, dan cahaya tampak dianggap tidak demikian, karena energinya tidak cukup untuk
memutuskan ikatan kimia. Radiasi berenergi lebih tinggi, termasuk radiasi ultraviolet (terdapat
sinar matahari), sinar-x, dan radiasi gamma, umumnya bersifat karsinogenik, jika diterima
dalam dosis yang cukup.
In pre[are food
Chemical used in processed and cured meat such as some brand of bacon, sausages and ham
may produce carcinogens. Misalnya, nitrit digunakan sebagai makanan bahan pengawet dalam
daging yang diawetkan seperti bacon juga tercatat bersifat karsinogenik dengan kaitan
demografis, tetapi bukan penyebab kanker usus besar. karsinogen yang sebanding dengan yang
ditemukan dalam asap rokok (yaitu, benzo[a]pyrene) Pengasapan makanan seperti kokas
(memakai arang) menghasilkan karsinogen. Ada beberapa produk karsinogenik, seperti
hidrokarbon aromatik polinuklear, yang diubah oleh enzim manusia menjadi epoksida, yang
melekat secara permanen pada DNA. Memasak daging dalam oven microwave selama 2-3
menit sebelum memanggang mempersingkat waktu di atas wajan panas, dan menghilangkan
prekursor heterosiklik amina (HCA), yang dapat membantu meminimalkan pembentukan
karsinogen ini.
Pada rokok
Ada hubungan yang kuat antara merokok dengan kanker paru-paru; risiko terkena kanker paru-
paru meningkat secara signifikan pada perokok. Sejumlah besar karsinogen yang diketahui
ditemukan dalam asap rokok. Karsinogen kuat yang ditemukan dalam asap rokok termasuk
hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH, seperti benzo(a)pyrene), benzena, dan nitrosamine
Aflatocxin B
Naturally occurring mycotoxins that are produced by many species of Aspergillus flavus and
Aspergillus parasiticus
Klasifikasi
International Agency for Research on Cancer
- Grup 1: agen (campuran) pasti karsinogenik bagi manusia. Keadaan paparan
memerlukan paparan yang bersifat karsinogenik bagi manusia. (aflatoksin)
- Kelompok 2A: agen (campuran) mungkin (produk lebih mungkin) karsinogenik bagi
manusia. Keadaan paparan memerlukan paparan bahwa knalpot mesin diesel) mungkin
bersifat karsinogenik bagi manusia.
- Kelompok 2B: agen (campuran) mungkin (kemungkinan produk menjadi) karsinogenik
bagi manusia. Keadaan paparan memerlukan paparan yang mungkin bersifat
karsinogenik pada manusia. (gasoline exhaust
- Kelompok 3: agen (keadaan campuran atau paparan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai
karsinogenisitasnya pada manusia kafein
- Kelompok 4: agen (campuran) mungkin tidak bersifat karsinogenik pada manusia
https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/general-info/known-and-probable-human-
carcinogens.html
4. Describe how changes in DNA and RNA result in uncontrolled cellular growth
Hereditary cancer kebanyakan disebabkan oleh DNA mutastion (delesi, insersi, transisi,
transversi) yang dapay mengakibatkan kerusakan struktur protein sehingga protein tidak dapat
bekerja dengan semestinya, atau[un terjadi peningkatan dari konsentrasi protein yang
mengakibatkan protein bekerja lebih daripada yang seharusnya. Protein yang termutasi
sehingga tidak dapat bekerja dengan baik biasa terjadi pada tumor suppressor protein yang
diproduksi oleh tumor suppressor gene, dan DNA repair gene. Sedangkan peningkatan
konsentrasi protein biasa terjadi [ada cell growth promotor protein yang diproduksi oleh cell
growth promotor gene
Mutasi pada tumor suppressor dan DNA repair gene
Tugas dari tumor suppressor gene adalah untuk memperbaiki kesalahan DNA yang rusak
dengan cara menghentikan cell cycle untuk sementara lalu mengaktifkan DNA repair gene agar
kesalahan DNA dapat segera di perbaiki, namun jika kesalahannya sudah terlalu besar, maka
tumor suppressor gene akan memprogramsel tersebut untuk mati untuk mencegah terjadinya
sel yang abnormal yang tumbuh.
Contoh :
Tumos suppressor gene p53. p53 ini bekerja untuk mengecek apakah terjadi kerusakan DNA
atau tidak. Jika terdeteksi adanya kerusakan DNA,maka ada 2 hal yang diperintahkan oleh
p53,yaitu mengaktifkan DNA repair gen dan penghentiansiklus sel pada G1 sampai
kerusakannya dapat diperbaiki. Mekanisme penghentiansiklus sel,yaitu dengan mengaktifkan
p21. p21 ini berfungsi untuk mencegah aktifasi CDKs oleh cycline, sehingga CDKs tidak bisa
memfosforilisasi Rb. Akibatnya E2F tetap terikat dengan Rb. Sehingga, ketika terjadi mutasi
pada DNA pembentuk tumor suppressor gene ataupun DNA repair gene, atau
keduanya,akibatnya adalah kerusakan DNA tidak dapat dideteksi,yang pada akhirnya akan
membawa pertumbuhan sel neoplastic (terus membelah diri)
Mutase pada cell promotor growthm menghasilkan produksi protein pelindung sel yang
berlebihan
Normal cells will commit cell suicide when they are no longer needed, until them, they are
protected from cell suicide by several protein clusters and pathways, one of the protective
pathway is P13K/AKT pathway; another is Ras/MEK/ERK pathway. Kadang-kadang gen di
sepanjang jalur pelindung ini bermutasi sedemikian rupa sehingga membuatnya "aktif" secara
permanen, membuat sel tidak mampu melakukan bunuh diri saat tidak lagi dibutuhkan. Ini
adalah salah satu langkah yang menyebabkan kanker dalam kombinasi dengan mutasi lainnya.
Contoh :
biasanya, proteinPTEN mematikan jalur PI3K/AKT saat sel siap untuk kematian sel terprogram.
Pada beberapa kanker payudara, gen untuk protein PTEN bermutasi, sehingga jalur PI3K/AKT
terhenti pada posisi "on", dan sel kanker tidak melakukan mutasi RNA bunuh diri.
RNA mutation
Proteinlah yang benar-benar melakukan pekerjaannya. Produksi protein adalah mekanisme
yang sangat teratur dan kompleks: mesin seluler membaca fragmen DNA yang menyusun gen,
mentranskripsikannya menjadi RNA dan, dari RNA, membuat protein. Pada RNA juga bukannya
tidak mungkin terjadinya mutasi, seperti kesalahan pada saat transkripsi DNA (pengganti A-T-G-
C), delesi dan/atau insersi sehingga terbentuk suatu protein yang tidak normal. Protein tersebut
bisa saja salah melipat sehingga akhirnya tidak terekspresi, ataupun protein tersebut tidak
bekerja dengan yang seharusnya, sehingga membuat sel memiliki fungsi baru yang tidak
seharusnya. Jika tumor suppressor atau repair DNA protein yang mengalami mutasi, maka
tumor suppressor protein tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sehingga
kerusakan DNA tidak dapat dideteksi, yang pada akhirnya akan membawa pertumbuhan sel
neoplastik (terus membelah diri)
Protein yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh adanya alternative splicing pada mRNA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan splicing alternatif menyebabkan hilangnya
domain protein fungsional secara umum, tim menemukan bahwa perubahan splicing alternatif
yang terjadi pada fungsi protein dampak kanker dengan cara yang mirip dengan yang dijelaskan
sebelumnya untuk mutasi genetik. perubahan fungsi protein ini akan menyebabkan perubahan
morfologi dan fungsi sel, memberikan karakteristik sel tumor, seperti potensi proliferatif yang
tinggi atau kemampuan untuk menghindari kematian sel terprogram, yang pada akhirnya akan
membawa pertumbuhan sel neoplastik (terus membelah diri)
https://www.longdom.org/open-access/rna-mutations-source-of-life-2329-6682.1000112.pdf
https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/cancer-basics/genetics/genetics-cancer
https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/immunotherapy/checkpoint-inhibit
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3062054/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7136921/