Anda di halaman 1dari 18

1.

EMBRYOLOGY GI TRACT (Embriologi Langman ed 12)


Pembentukan usus (mulai pembentukan pada mudigah 7 somit (22hari))
Akibat pelipatan mudigah ke arah cephalon caudal dan lateral, sebagian rongga yolk sac yang dilapisi
endoderm masuk ke mudigah untuk membentuk usus primitif. Dua bagian rongga yang dilapiskan endoderm
lainnya, yolk sac dan allantois, tetap berada di luar mudigah.

Di bagian sefalik dan caudal mudigah, usus primitive membentuk tabung buntu, usus depan, dan usus
belakang. Bagian tengah, usus tengah, tetap terhubung dengan yolk sac untuk sementara melalui ductus
vitellinus (yolk stalk).

Perkembangan usus primitive dan turunannya dibahas dalam empat bagian :


- Usus faring / faring  berjalan dari membrana orofaringealis ke diventrikulum respiratorium dan
merupakan bagian dari usus depan. Bagian ini sangat penting untuk perkembangan kepala dan leher
- Sisa usus depan  terletak di sebelah caudal tabung faring dan berjalan ke caudal sejauh pertumbuhan
tunas hati
- Usus tengah  dimulai dari sebelah caudal tunas hati dan berjalan ke persimpangan dua pertiga kanan
dan sepertiga kiri kolon transversum pada orang dewasa
- Usus belakang  berjalan dari sepertiga kiri kolon transversum ke membrana kloakalis

Endoderm membentuk lapisan epitel pada saluran cerna dan menghasilkan sel-sel spesifik (parenkim)
kelenjar, seperti hepatosit, sel-sel eksokrin dan endokrin pancreas. Stroma (jaringan ikat) untuk kelenjar
berasal dari mesoderm visceral. Otot, jaringan ikat, dan komponen peritoneum pada dinding usus juga
berasal dari mesoderm visceral.

Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu, berupa :
- Usus sederhana depan (fore gut)
- Usus sederhana tengah (mid gut)  sementara tetap berhubungan dengan yolk sac
- Usus sederhana belakang (hind gut)

A  mudigah prasomit; B  mudigah 14 somit; C  mudigah 7 somit; D  akhir bulan pertama


Mesenterium
Bagian dari tabung usus dan turunannya digantung dari dinding tubuh dorsal dan ventral oleh mesenterium,
lapisan ganda peritoneum yang menyelubungi organ dan menghubungkannya dengan dinding tubuh. Organ
yang demikian disebut intraperitoneum, sedangkan organ yang terletak menempel dinding tubuh posterior
dan diselubungi oleh peritoneum hanya di permukaan anteriornya saja (misalnya ginjal) disebut organ
retroperitoneum. Ligamentum peritonaele adalah lapisan ganda peritoneum (mesenterium) yang berjalan
dari satu organ ke organ lainnya atau dari satu organ ke dinding tubuh. Mesenterium dan ligamentum
memberikan jalan bagi pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe yang menuju ke dan berasal dari visera
abdomen.

Awalnya usus depan, usus tengah, dan usus belakang berkontak secara luas dengan mesenkim dari dinding
abdomen posterior. Namun pada minggu kelima, jembatan jaringan ikat telah menyempit dan bagian kaudal
usus depan, usus tengah, dan sebagian besar usus belakang digantung dari dinding abdomen oleh
mesenterium dorsal, yang membentang dari ujung bawah esofagus ke regio kloaka usus belakang. Di regio
lambung, mesenterium ini membentuk mesogastrium dorsal atau omentum mayus; di regio duodenum,
mesenterium ini membentuk mesoduodenum dorsal; dan di regio kolon, mesenterium membentuk
mesocolon dorsal. Mesenterium dorsal di lengkung jejunum dan ileum membentuk mesenterium propria.

Mesenterium ventral, yang hanya terdapat di regio bagian terminal esophagus, lambung dan bagian atas
duodenum, berasal dari septum transversum. Pertumbuhan hati ke dalam mesenkim septum transversum
membagi mesenterium ventral menjadi :
a. Omentum minus  membentang dari bagian bawah esophagus, lambung, dan bagian atas duodenum
ke hati
b. Ligament falsiforme  membentang dari hati ke dinding tubuh ventral

Fore gut
A. Esophagus
Ketika mudigah berusia sekitar 4 minggu, diverticulum respiratorium (tunas paru) muncul di dinding ventral
usus depan di perbatasan dengan usus daring. Septum trakeoesofagusgaele secara bertahap membentuk
sekat pemisah di diverticulum ini dari bagian dorsal usus depan. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi
bagian ventral, primordium respiratorium, dan bagian dorsal, esophagus.

Pada mulanya, esophagus berukuran pendek, tapi dengan turunnya jantung dan paru, esophagus memanjang
secara cepat. Lapisan otot, yang dibentuk oleh mesenkim splanknik di sekelilingnya, bersifat lurik di dua
pertiga bagian atas dan disarafi oleh nervus vagus; lapisan otot bersifat polos di sepertiga bawah dan disarafi
oleh plexus splanknikus.
B. Lambung
Lambung muncul sebagai pelebaran fusiform usus depan diminggu keempat perkembangan. Selama minggu-
minggu berikutnya, penampakan dan posisinya banyak berubah akibat :
- Perbedaan kecepatan pertumbuhan di berbagai regio dinding
- Perubahan posisi organ-organ di sekitarnya.
Perubahan posisi lambung paling mudah dijelaskan dengan menganggapnya berputar mengelilingi sumbu
longitudinal dan anteroposterior.

Lambung berputar 90 derajat searah jarum jam mengelilingi sumbu longitudinalnya, menyebabkan sisi kirinya
menghadap ke anterior dan sisi kanannya menghadap ke posterior. Dengan demikian, nervus vagus kiri
(awalnya menyarafi sisi kiri lambung) menyarafi dinding anterior; demikian juga nervus kanan kini menyarafi
dinding posterior. Selama perputaran ini, dinding posterior lambung yang ash tumbuh lebih cepat daripada
bagian anterior, sehingga membentuk kurvatura mayor dan minor.

Ujung sefalik dan caudal lambung aslinya terletak di garis tengah, namun selama pertumbuhan selanjutnya,
lambung berputar mengelilingi sumbu anteropos-terior sedemikian rupa sehingga bagian caudal atau pylorus
bergerak ke kanan dan ke atas, dan bagian sefalik atau kardia bergerak ke kiri dan agak ke bawah. Dengan
demikian, lambung berada di posisi akhirnya, dengan sumbu yang berjalan dari kiri atas ke kanan bawah.
Karena lambung melekat ke dinding tubuh dorsal melalui mesogastrium dorsal dan ke dinding tubuh ventral
melalui megastrium ventral, perputaran dan pertumbuhannya yang tidak seimbang mengubah posisi
mesenterium ini. Perputaran di sumbu longitudinal menarik mesogastrium dorsal ke kiri, menciptakan suatu
ruang di belakang lambung yang disebut bursa omentalis (kantong peritoneum minor). Perputaran ini juga
menarik mesogastrium ventral ke kanan. Sewaktu proses ini berlanjut di minggu kelima perkembangan,
primordium limpa muncul sebagai proliferasi mesoderm di antara dua lapisan mesogastrium dorsal. Dengan
berlanjutnya perputaran lambung, mesogastrium dorsal memanjang dan bagian di antara limpa dan garis
tengah dorsal memutar ke kiri dan menyatu dengan peritoneum dari dinding abdomen posterior. Lapisan
posterior mesogastrium dorsal dan peritoneum di sepanjang garis penyatuan ini mengalami degenerasi.
Limpa, yang tetap berada di intraperitoneum, kemudian terhubung dengan dinding tubuh di bagian ginjal kiri
melalui ligamentum lienorenale dan ke lambung melalui ligamentum gastrolienale. Pemanjangan dan
penyatuan mesogastrium dorsal ke dinding tubuh posterior juga menentukan posisi akhir pancreas. Pada
awlanya, organ ini tumbuh ke dalam mesoduodenum dorsal, tapi pada akhirnya, kauda pancreas memanjang
ke dalam mesogastrium dorsal. Karena bagian bagian mesogastrium dorsal ini menyatu dengan dinding tubuh
dorsal, kauda pancreas menempel pada regio ini. Sewaktu lapisan posterior mesogastrium dorsa dan
peritoneum dinding tubuh posterior mengalami degenerasi di sepanjang garis penyatuan, kauda pancreas
diselubungi oleh peritoneum hanya di permukaan anteriornya saja sehingga terletak di retroperitoneum.
(Organ-organ seperti pancreas, yang awalnya diselubungi oleh peritoneum, tapi kemudian menyatu dengan
dinding tubuh posterior sehingga terletak retroperitoneum, dikatakan bersifat retroperitoneum sekunder).
Sebagai akibat dari perputaran lambung di sumbu anteroposteriornya, mesogastrium dorsal menonjol ke
bawah. Mesogastrium ini terus tumbuh ke bawah dan membentuk suatu kantong berlapis ganda yang meluas
ke kolon transversum dan lengkung usus halus seperti sebuah celemek. Celemek berlapis ganda ini adalah
omentum mayus; kemudian lapisan-lapisannya menyatu membentuk satu lembaran yang menggantung dari
kurvatura mayor lambung. Lapisan posterior omentum mayus juga menyatu dengan mesenterium kolon
transversum.

Omentum minus dan ligamentum falsiforme terbentuk dari mesogastrium ventral, yang berasal dari
mesoderm septum transversum. Ketika korda hati tumbuh ke dalam septum, septum menipis untuk
membentuk :
a. Peritoneum hati
b. Ligamentum falsiforme  membentang dari hati ke dinding tubuh ventral
c. Omentum minus  meluas dari lambung dan bagian atas duodenum ke hati
Tepi bebas ligamentum falsiforme mengandung vena umbilikalis, yang mengalami obliterasi sesudah lahir dan
membentuk ligamentum rotundum hati (ligamentum teres hepatis). Tepi bebas omentum minus
menghubungkan duodenum dan hati (ligamentum hepaduodenale) mengandung ductus biliaris, vena porta,
dan arteri hepatica (trias porta). Tepi bebas ini juga membentuk atap foramen epiploikum Winslow, yang
merupakan lubang yang menghubungkan bursa omentalis (kantong minor) dengan sisa rongga peritoneum
(kantong mayor).
C. Duodenum
Bagian akhir usus depan dan bagian sefalik usus tengah membentuk duodenum. Taut antara kedua bagian ini
terletak tepat di distal pangkal tunas hati. Sewaktu lambung berputar, duodenum membuat lengkung C dan
berputar ke kanan. Perputaran ini, bersama dengan pertumbuhan kaput pancreas yang cepat, menggeser
duodenum dari posisi yang semula terletak di garis tengah ke sisi kanan rongga abdomen. Duodenum dan
kaput pancreas menekan dinding tubuh dorsal, dan permukaan kanan mesoduodenum dorsal menyatu
dengan peritoneum di dekatnya. Kedua lapisan kemudian lenyap, dan duodenum dan kaput pancreas menjadi
terfiksasi dalam posisi retroperitoneum. Dengan demikian, seluruh pancreas terletak di retroperitoneum.
Mesoduodenum dorsal lenyap seluruhnya kecuali di regio pilorus lambung, tempat sebagian kecil duodenum
(duodenal cap) mempertahankan mesentriumnya dan tetap terletak intraperitoneum.

Selama bulan kedua, lumen duodenum mengalami obliterasi oleh proliferasi sel-sel di dindingnya. Namun,
lumen ini mengalami rekanalisasi tidak lama kemudian. Karena usus depan disuplai oleh arteri seliaka, dan
usus tengah disuplai oleh arteri mesenterika superior, maka duodenum disuplai oleh cabang-cabang dari
kedua arteri tersebut.

D. Hati dan kantung empedu


Primordium hati muncul di pertengahan minggu ketiga sebagai penonjolan epitel endodermis di ujung distal
usus depan. Penonjolan ini, diverticulum hati atau tunas hati, terdiri dari sel-sel yang berproliferasi cepat yang
menembus septum transversum, yaitu lempeng mesoderm di antara rongga pericardium dan tangkai yolksac.
Sementara sel-sel hati terus menembus septum, hubungan antara diverticulum hati dan usus depan
(duodenum) menyempit, membentuk ductus biliaris. Ductus biliaris ini membentuk tonjolan kecil di ventral
dan tonjolan ini membentuk kandung empedu dan ductus sistikus. Selama perkembangan selanjutnya, epitel
korda hati bercampur dengan vena vitelina dan vena umbikalis, yang membentuk suni-soid hati. Korda hati
berdiferensiasi menjadi parenkim (sel-sel hati) dan membentuk lapisan ductus biliaris. Sel hematopoetik, sel
Kupffer, dan sel jaringan ikat berasal dari mesoderm septum transversum.
Ketika sel-sel hati telah menginvasi seluruh septum transversum, sehingga organ ini menonjol di caudal ke
dalam rongga abdomen, mesoderm septum transversum yang terletak di antara hati dan usus depan serta di
antara hati dan dinding abdomen ventral menjadi membranosa, msaing-masing membentuk omentum minus,
dan ligamentum falsiforme. Bersama-sama, setelah membentuk hubungan peritoneum antara usus depan
dan dinding abdomen ventral, keduanya dikenal sebagai mesenterium ventral.

Mesoderm di permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritoneum viserale kecuali di permukaan kranialnya.
Di regio ini, hati tetap berkontak dengan sisa septum transversum yang ash. Bagian septum ini, yang terdiri
dari mesoderm yang tersusun rapat, akan membentuk tendon sentral diafragma. Permukaan hati yang
berkontak dengan bakal diafragma tidak pernah tertutupi oleh peritoneum; inilah yang disebut area terbuka
hati.

Di minggu ke-10 perkembnagan, berat hati sekitar 10% dari berat badan total. Walaupun hal ini mungkin
sebagian disebabkan oleh banyaknya jumlah sinusoid, factor penting lainnya adalah fungsi hematopoetik hati.
Sarang besar berisi sel-sel yang berpoliferasi, yang menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih, terletak
di antara sel-sel hati dan dinding pembuluh darah. Aktivitas ini secara bertahap mereda selama 2 bulan
terakhir kehidupan intrauterine, dan hanya sedikit pulau hematopoetik yang tersisa saat lahir. Berat hati saat
lahir hanya 5% dari berat badan total.

Fungsi penting hati lainnya dimulai pada sekitar minggu ke-12 saat empedu dibentuk oleh sel-sel hati.
Sementara itu, karena kandung empedu dan ductus sistikus telah berkembang dan ductus sistikus telah
bergabung dengan ductus hepatikus membentuk ductus biliaris, empedu dapat masuk ke saluran cerna.
Akibatnya, isi saluran cerna berwarna hijau tua. Karena perubahan bertahap bergeser dari posisi awalnya di
anterior menjadi ke posterior sehingga ductus biliaris berjalan di belakang duodenum.

Pankreas
Pancreas dibentuk oleh dua tunas, dorsal dan ventral, yang berasal dari endoderm yang melapis duodenum.
Sementara tunas pancreas dorsal terletak di mesenterium dorsal, tunas pancreas ventral terletak dekat
dengan ductus biliaris. Sewaktu duodenum berputar ke kanan dan berbentuk C, tunas pancreas ventral
bergerak ke dorsal dalam cara yang serupa dengan pergeseran muara ductus bilair. Pada akhirnya, tunas
ventral berada tepat di bawah dan di belakang tunas dorsal. Selanjutnya, parenkim dan system ductus dari
tunas pancreas dorsal dan ventral menyatu. Tunas ventral membentuk prosesus unsinatus dan bagian
inferior kaput pancreas. Bagian kelenjar sisanya berasal dari tunas dorsal. Ductus pankreatikus utama
(Wirsung) dibentuk oleh bagian distal ductus pankreatikus dorsal dan seluruh ductus pankreatikus ventral.
Bagian proksimal ductus pankreatikus dorsal dapat mengalami obliterasi atau menetap sebagai sebuah
saluran kecil, ductus pankreatikus aksesorius (Santorini). Ductus pankreatikus utama, bersama dengan ductus
biliaris, masuk ke duodenum di tempat papilla mayor; muara ductus aksesorius berada di papilla minor. Pada
sekitar 10% kasus, system ductus-duktus gagal menyatu dan sistemganda yang asli menetap.

Pada bulan ketiga, pulau pancreas (Langerhans) terbentuk dari jaringan pancreas parenkimatosa dan tersebar
di seluruh pancreas. Sekresi insulin dimulai pada sekitar bulan kelima. Sel-sel penyekresi-glukagon dan
somatostatin juga dibentuk dari sel-sel parenkim. Mesoderm viseral di sekitar tunas pancreas membentuk
jaringan ikat pancreas.

Mid gut
Pada mudigah berusia 5 minggu, usus tengah digantung dari dinding abdomen dorsal oleh mesenterium
pendek dan berhubungan dengan yolk sac melalui ductus vitelinus atau yolk stalk. Perkembangan usus
tengah ditandai oleh pemanjangan cepat usus dan mesenteriumnya, yang menghasilkan pembentukan
lengkung usus primer. Di puncaknya, lengkung usus tetap berhubungan langsung dengan yolk sac melalui
ductus vitelinus yang sempit. Bagian sefalik dari lengkung berkembang menjadi bagian distal duodenum,
jejunum, dan sebagian ileum. Bagian caudal menjadi bagian bawah ileum, saekum, apendiks, kolon asendens,
dan dua pertiga proksimal kolon transversum.
A. Herniasi fisiologis
Perkembangan lengkung usus primer ditandai dengan pemanjangan cepat, khususnya pada bagian sefalik.
Akibat dari pertumbuhan dan perluasan hati yang cepat, rongga abdomen untuk sementara menjadi terlalu
kecil untuk menampung seluruh lengkung usus, dan lengkung usus ini masuk ke rongga ekstraembrional
melalui tali pusat selama minggu keenam perkembangan. (herniasi umbilikalis fisiologis)
B. Perputaran usus tengah
Bersamaan dengan pertumbuhan panjangnya, lengkung usus primer berputar mengelilingi sumbu yang
dibentuk oleh arteri mesenterika superior. Bila dilihat dari depan, perputaran ini berlawanan arah dengan
jarum jam, dan besarnya sekitar 270 derajat ketika selesai. Bahkan selama berputar, pemanjangan lengkung
usus halus terus berlanjut, dan jejunum beserta ileum membentuk sejumlah lengkung berbentuk kumparan.
Usus besar juga memanjang namun tidak ikut dalam fenomena pembentukan kumparan. Perputaran terjadi
selama hernasi.
C. Retraksi lengkung yang mengalami herniasi
Selama minggu ke-10, lengkung usus yang mengalami herniasi mulai kembali ke dalam rongga abdomen.
Walaupun factor-factor yang berperan untuk pengembalian usus ini tidak diketahui pasti, diduga bahwa
regresi ginjal mesonefrik, berkurangnya pertumbuhan hati dan meluasnya rongga abdomen, memainkan
peranan yang penting.

Bagian proksimal jejunum, bagian pertama yang masuk kembali ke rongga abdomen, menjadi berada di sisi
kiri. Lengkungan usus yang masuk selanjutnya secara bertahap terletak semakin ke kanan. Tuna caecum, yang
muncul di minggu keenam sebagai suatu pelebaran kecil berbentuk kerucut di bagian caudal lengkung usus
primer, adalah bagian usus terakhir yang masuk kembali ke rongga abdomen. Untuk sementara, bagian ini
terletak di kuadran kanan atas tepat di bawah lobus kanan hati. Dari sini, bagian ini turun ke dalam fossa iliaka
kanan, yang menempatkan kolon asendens dan fleksura hepatica di sisi kanan rongga abdomen. Selama
proses ini, ujung distal tunas caecum membentuk diverticulum yang sempit, apendiks.

Karena apendiks berkembang selama turunnya kolon, posisi akhirnya sering berada di posterior caecum atau
colon. Posisi-posisi apendiks ini maisng-maisng disebut retrosaekum atau retrokolon.

D. Mesenterium lengkung usus tengah


Mesenterium lengkung usus primer, mesenterium propria, mengalami perubahan mencolok seiring dengan
perputaran dan pembentukan kumparan usus. Sewaktu bagian caudal lengkung bergerak ke sisi kanan rongga
abdomen, mesenterium dorsal terpuntir mengelilingi pangkal arteri mesenterika superior. Selanjutnya,
sewaktu colon bagian asendens dan desendens menempati posisi definitifnya, mesenterium kedua kolon ini
menekan peritoneum dinding abdomen posterior. Sesudah menyatunya kedua lapisan ini, kolon asendens dan
desendens secara permanen terletak di posisi retroperitoneum. Namun, apendiks, ujung bawah saekum, dan
kolon sigmoideum, tetap mempertahankan mesenterium bebasnya.
Mesonkolon menyatu dengan dinding posterior omentum mayus tetapi tetap mempertahankan mobilitasnya.
Garis perlekatannya pada akhirnya membentang dari fleksura hepatica kolon asendens hingga fleksura
splenika kolon desendens.

Mesenterium lengkung jejunoileum mula-mula bersambung dengan mesenterium kolon asendens. Sewaktu
mesenterium mesonkolon sendens menyatu dengan dinding abdomen posterior, mesenterium lengkung
jejunoileum memperoleh garis perlekatan baru yang membentang dari area tempat duodenum menjadi
intraperitoneum hingga tautan ileosaekum.

Hind gut
Usus belakang membentuk sepertiga distal colon transversum, kolon desendens, kolon sigmoideum, rectum
dan bagian atas kanalis analis. Endoderm usus belakang juga membentuk lapisan dalam pada kandung kemih
dan utera.

Bagian akhir usus belakang masuk ke dalam regio posterior kloaka, kanalis anorektalis primitive; allantois
masuk ke bagian anterior, sinus urogenitalis primitive. Kloaka itu sendiri merupakan rongga yang dilapisi oleh
endoderm dan di batas ventralnya dilapisi oleh ectoderm permukaan. Batas antara endoderm dan ectoderm
ini membentuk membrana kloakalis. Lapisan mesoderm, septum urorectal, memisahkan regio antara
allantois dan usus belakang. Septum ini berasal dari penyatuan mesoderm yang melapisi yolk sac dan allantois
di sekitarnya. Seiring dengan pertumbuhan mudigah dan berlanjutnya pelipatan caudal, ujung septum
urorectal menjadi berada dekat dengan membrana kloakalis. Pada akhir minggu ketujuh, membrana kloakalis
rupture, sehingga terbentuk lubang anus untuk usus belakang dan lubang ventral untuk sinus urogenitalis. Di
antara keduanya, ujung septum urorektale membentuk korpus perinaele (badan perineum). Bagian atas (dua
pertiga) kanalis analis berasal dari endoderm usus belakang; bagian bawah (sepertiga) berasal dari ectoderm
di sekitar proktodeum. Ectoderm di regio proktodeum di permukaan bagian kloaka berproliferasi dan
melakukan invaginasi untuk membuat celah anus. Selanjutnya, degenerasi membrana kloakalis (kini di sebut
membrane anus) membentuk kontinuitas di antara bagian atas dan bawah kanalis analis. Karena bagian
caudal kanalis analis berasal dari ectoderm, maka bagian ini disuplai oleh arteri rektalis inferior, cabang dari
arteri pudenda interna. Namun, bagian kranial kanalis analis berasal dari endoderm sehingga disuplai oleh
arteri rektalis superior yang merupakan kelanjutan dari arteri mesenterika inferior, yaitu arteri usus
belakang. Taur antara regio endoderm dan ectoderm di kanalis analis ditandai oleh linea pektinata, tepat di
bawah kolumna analis. Di garis ini, epitel berubah dari epitel silindris menjadi epitel gepeng berlapis.
2. DESCRIBE THE REGION OF ABDOMEN
http://repository.unand.ac.id/23893/7/PENUNTUN%20KK%20BLOK%201.4%20-%202017.pdf

Right hypochondriac Epigastric Left hypochondriac


- Liver and gallbladder - Esophagus and stomach - Stomach
- Right kidney - Adrenal glands - Pancreas
- Colon, hepatic flexure - Liver - Spleen
- Transverse colon - Left kidney
- Abdominal aorta and vena cava - Colon, splenic flexure
- Pylorus and duodenum (first part)
Right lumbar Umbilical Left lumbar
- Kidney - Transverse colon - Kidney
- Colon (ascending) - Duodenum and pancreas - Colon (descending)
- Gallbladder - Abdominal aorta and vena cava - Pancreas
- Small intestine - Small intestine - Small intestine (jejunum)
- Duodenum (first part) - Iliac vessels
Right iliac Hypogastric Left iliac
- Cecum - Small intestine - Sigmoid colon
- Right ovary/fallopian tube - Iliac vessels - Left ovary/fallopian tube
- Appendix - Spermatic cords, seminal vesicles - Small intestine
- Small intestine (ileum) - Rectum
- Distensible pelvic organs
RUQ LUQ
- Hepar - Lobus kiri hepar
- Kandung empedu - Lambung
- Pilorus - Korpus pancreas
- Duodenum - Fleksure lienalis kolon
- Kaput pancreas - Sebagian kolon transversum
- Fleksura hepatica kolon - Kolon desendens
- Sebagian kolon asendens
- Kolon transversum
RLQ LLQ
- Saekum dan appendiks - Sigmoid colon
- Sebagian kolon assendens - Sebagian kolon desendens

3. DESCRIBE MUSCLE, BLOOD SUPLY, AND INNERVATION OF ABDOMINAL WALL AND INGUINAL REGION
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470204/
Abdomen wall
Muscle
Otot dinding perut anterolateral
Kekuatan dan gerakan dinding dada anterior menerima kontribusi lateral oleh tiga lapisan otot dasar besar
berpasangan :
a. Oblique external
Oblique external adalah yang paling dangkal dari otot-otot dinding perut anterolateral. Serabutnya muncul
dari tulang rusuk kelima sampai kedua belas dan berjalan secara inferomedial. Saat mendekati garis
midclavicular, seratnya membentuk selubung aponeurotik, yang berjalan secara superfisial melintasi rectus
abdominis ke linea alba di garis tengah. Bersama dengan oblik internal, kontraksi menyebabkan rotasi dan
fleksi lateral kolumna vertebralis. Batas inferiornya membentuk ligamentum inguinalis, yang membentang
antara ASIS dan tuberculum pubis.
b. Oblique internal
Otot ini terletak di dalam oblik eksternal. Bersama dengan oblik eksternal, kontraksi menyebabkan rotasi dan
fleksi lateral kolumna vertebralis. Berasal dari fascia lumbalis, krista iliaka, dan ligamentum inguinalis lateral.
Serabutnya berjalan superomedial, orthogonal ke oblik eksternal sebelum juga menjadi aponeurotik. Secara
medial, kontribusinya pada selubung rektus berbeda antara sera tatas dan serat bawah. Serabut atas
membelah untuk menutupi selubung rektus di anterior dan posterior. Di inferior, semua serat berjalan ke
anterior ke otot perut rektus. Bagian selubung rektus ini akan kekurangan di bagian posterior, tanpa lapisan
aponeurotik antara rektus abdominis dan fascia transversalis. Ujung inferior slelubung rektur posterior disebut
“garis arkuata”. Terlepas dari hubungan dengan rektus abdominis, semua lapisan berlanjut ke medial untuk
bergabung dengan linea alba di garis tengah.
c. Transversus abdominis
Otot ini merupakan otot anterolateral yang paling dalam. Ini muncul dari kartilao kosta kelima hingga
kesepuluh, fascia lumbalis, krista iliaka, dan ligament inguinalis lateral. Serabutnya berjalan melintang
sebelum menjadi aponeurotik dan mengalir ke dalam selubung rektus. Bagian atasnya berjalan ke posterior ke
otot perut rektus, berkontribusi pada selubung rektus posterior. Di bawah garis arkuata, aponeurosis-nya
berjalan ke anterior ke otot, berkontribusi pada selubung anterior. Kontraksi transversus abdominis
menyebabkan kompresi isi perut. Tepi inferior dari internal oblique dan transversus abdominis membentuk
tendon conjoint.

Secara anteromedial, lapisan ini menyatu untuk membentuk selubung rektus yang membungkus otot rektus
abdominis dan piramidalis. Di garis tengah, gabungan aponeurosis otot-otot ini bergabung membentuk linea
alba

Rektus abdominis
Otot ini panjang dan sempit, berjalan di dalam selubung rektus secara vertical dan sejajar dengan linea alba.
Ini muncul dari simfisis pubis dan krista dan berjalan ke superior untuk melekat pada kartilago kosta kelima
sampai ketujuh. Ini adalah fleksor kuat dari kolom vertebral. Setiap otot perut dibagi oleh tiga persimpangan
tendinous menjadi empat segmen otot yang berbeda. Persimpangan tendinous memiliki tambatan ke
selubung rektus anterior atasnya. Pada seorang atlet, ini mungkin terlihat dan digambarkan sebagai six-pack

Pyramidal
Otot ini adalah otot segitiga kecil yang terletak di anterior rektus abdominis dalam selubung rektus inferior.
Asalnya dari tujuh pubis dan tegang linea alba saat berkontraksi. Hal ini hadir secara bilateral di 80% orang.

Otot dinding perut posterior

Quadratus lumborum
Otot ini berasal dari ligament iliolumbar dan krista iliaka dan berjalan superomedial untuk berinsersi ke dalam
tulang rusuk kedua belas dan prosesus transversus L1-4. Kontraksi dapat menyebabkan fleksi lateral dan
ekstensi kolom vertebral, dan depresi tulang rusuk.

Psoas mayor
Otot ini berasal dari prosesus transversal vertebra T12 dan L1-4 dan permukaan lateral discus invertebralis.
Lalu berjalan ke inferior, bergabung dengan iliacus untuk berinsersi ke dalam trokanter minor femur.
Kontraksi menyebabkan fleksi paha.
Artery

Di superior, dinding perut menerima darah dari dan mengalir ke cabang-cabang pembuluh darah subklavia.
Arteri torakalis interna adalah cabang dari bagian pertama arteri subklavia. Ini turun antara otot intercostal
internal dan transversus thoracis posterior ke enam kartilago kosta atas di toraks. Ini masuk ke perut melalui
segitiga sternocostal atau foramina Morgagni di aspek paling anterior diafragma tepat di belakang tulang
dada. Saat memasuki perut, ia mengeluarkan arteri muskulofrenikus dan menjadi arteri epigastrika superior.

Dinding perut lateral dan daerah lumbal menerima suplai vascular dari cabang aorta toraks, termasuk arteri
interkostalis posterior kesepuluh dan kesebelas subcostal.

Di bagian inferior, dinding abdomen anterior diperdarahi secara superfisial oleh cabang-cabang arteri
femoralis, dan secara dalam oleh cabang-cabang arteri iliaka eksterna. Tepat sebelum iliaka eksterna turun ke
dalam cincin femoralis, arteri ini mengeluarkan arteri iliaka epigastrika inferior dan sirkumfleksa profunda.
Arteri epigastrika inferior naik ke permukaan bagian dalam dinding perut di lipatan umbikalis lateral pada
permukaan dalam rektus abdominis untuk memasok daerah suprapubic dan umbikalis dalam.

Dinding posterior abdomen menerima darah dari cabang-cabang aorta abdominalis. Ini termasuk arteri
freinikus inferior yang berjalan ke atas dan lateral menuju crus diafragma untuk memasok diafragma dan
adrenal. Ada empat pasang arteri lumbalis yang muncul dari aorta setinggi L1-L4 dan berjalan secara lateral
melalui arkus musculus psoas mayor, melewati quadratus lumborum dan berlanjut secara sirkumferensial
anatara transversus abdominis dan otot oblikus interna.

Innervation
Pensarafan otot-otot dinding perut anterolateral terutama berasal dari saraf intercostal T7-T12. Mereka
menjalankan rute melingkar di anterior dengan sisa bundel neurovascular antara lapisan oblikus internal dan
transversus abdominis. Saat plexus lumbalis keluar dari medulla spinalis, plexus ini mensuplai dan berjalan
dekat dengan otot psoas mayor dan otot quardratus lumborum pada dinding posterior. Cabang
iliohipogastrik dan ilioinguinal dari plexus lumbalis juga mempersarafi serabut bawah dan tendon conjoint
dari otot oblikus interna dan otot tranversus abdomins.

Inguinal region
Muslce

Dinding kanalis inguinalis meliputi :


- Dinding anterior yang terdiri dari aponeurosis otot oblikus eksterna dan diperkuat secara lateral oleh otot
oblikus interna. Cincin inguinalis superfisial juga berkontribusi pada sepertiga medial.
- Dinding posterior, juga disebut “floor”, dibentuk oleh fascia transversalis , tendon conjoint, dan cincin
inguinalis profunda
- Dinding superior, juga disebut “roof”, dibentuk oleh krus medial aponeurosis oblikus eksterna, arkus
muskuloaponeurotik muskulus oblikus internus dan transversus interna, dan fascia transversalis
- Dinding inferior, yang dibentuk oleh ligament inguinalis, diperkuat secara medial oleh ligament lacunar
dan diperkuat secara lateral oleh tractus iliopubik.
Ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan intraabdominal, isi rongga perut menekan ligament
inguinalis. Untuk mencegah herniasi isi perut di dalam kanalis inguinalis, dinding posterior kanalis berkontraksi
sementara otot-otot dinding anterior mengencang untuk mempersempit kanal.

Innervation
Ada dua saraf yang diketahui lewat di dalam struktur kanalis inguinalis. Saraf ini adalah ilioinguinal dan saraf
genitofemoral. Saraf ketuga, saraf iliohypogastric, memasok sensasi ke kulit di atas alat kelamin tidak
melewati kanalis inguinalis. Ini menembus transversus abdominis kemudian oblik ekstermal di daerah inguinal.

Nervus ilioinguinal merupakan cabang dari L1. Ini melewati lubang inguinalis dalam bersama dengan struktur
kabelnya. Ini memberikan sensasi perineum anterior dan paha medial dan atas. Pada laki-laki, ini juga
memberikan sensasi ke daerah skrotum anterior. Pada Wanita, saraf memberikan sensasi pada labia mayora
dan mons pubis.
Saraf genitofemoral berasal dari akar saraf tulang belakang L1-L2. Ini dibagi di atas kanalis inguinalis ke cabang
genital yang melewati cincin inguinalis dalam dengan struktur tali pusat, dan cabang femoralis yang lewat di
bawah kanalis inguinalis. Ini memberikan fungsi motoric ke otot kremaster dan persarafan sensorik ke skrotum
(cabang genital) dan pada atas (cabang femoralis) pada pria, dan labia pada Wanita.

Cabang ilionguinal dan genital nervus genitofemoralis berjalan dengan struktur tali pusat yang dekat dengan
jalur pembuluh darah. Jebakan atau cedera lebih mungkin terjadi saat membungkus tali pusat dengan jarring
atau saat membedah kantung hernia. Cedera iliohypogastric atau jebakan lebih mungkin terjadi saat menjahit
mesh ke tendon oblikus internal/conjoint atau saat menutup aponeurosis oblik eksternal. Inseiden cedera
saraf setelah perbaikan hernia rendah tetapi bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai