Anda di halaman 1dari 30

1.

embriologi sistem pencernaan


Pembentukan Tabung Usus
 Minggu ketiga perkembangan embrio, terjadi
pembentukan lapisan germinal (endoderm, mesoderm
dan ectoderm) pada embrio yang dikenal dengan
Gastrulasi
 Lapisan endoderm berperan dalam membentuk lapisan
epitel saluran pencernaan dan membentuk parenkim
berbagai kelenjar (hati dan pancreas)

 Mulai pembentukan: mudigah 7 somit (22 hari)


 Akibat pelipatan mudigah ke arah cephalocaudal dan
lateral 🡪 rongga yg dilapisi endoderm sebagian masuk ke
dalam mudigah 🡪 membentuk usus primitif
 Dua bagian rongga yang dilapisi endoderm lainnya, yolk
sac dan alantois, tetap berada diluar mudigah

 Bagian cephalic dan caudal mudigah, usus primitif


membentuk tabung buntu:
 Usus depan (foregut)
 Usus belakang (hindgut)
 Usus tengah (midgut): tetap terhubung dengan yolk sac
untuk sementara melalui ductus vitelinus atau yolk stalk
Oesophagus
 Umur mudigah ± 4 minggu 🡪 muncul diverticulum di
dinding ventral usus sederhana depan (diverticulum
tracheo – bronchiale)
 Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian
dorsal fore gut melalui septum oesophago–tracheale.
 Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas :
 Bagian ventral : primordium pernafasan
 Bagian dorsal : oesophagus
 Mulanya oesophagus sangat pendek memanjang dengan
cepat (akibat gerak turun jantung dan paru-paru)

Gaster (Lambung)
 Mulai minggu ke-4 berupa pelebaran usus depan yang
berbentuk kumparan
 Minggu berikutnya kedudukan sangat berubah, karena:

 perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai


dindingnya
 perubahan kedudukan alat-alat di sekitarnya
 Perubahan kedudukan lambung (gaster) karena ia berputar
sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.
 Di sekitar sumbu memanjang, lambung (gaster) melakukan
putaran 90˚ searah jarum jam.
 Akibatnya :

 Sisi kiri menghadap ke depan


 Sisi kanan menghadap ke belakang
 N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
 N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang

 perputaran 🡪 bagian dinding posterior lambung tumbuh


lebih cepat dari bagian depannya.
 Hal ini mengakibatkan terbentuknya :
 curvatura mayor
 curvatura minor
 Ujung cephalic dan caudal lambung pada mulanya
terletak di garis depan.
 Selama pertumbuhan:
 bagian caudal (pilorus) 🡪 bergerak ke kanan dan ke atas
 bagian cephalic (kardia) 🡪 ke kiri dan ke bawah
 sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan
bawah
Duodenum
 Terbentuk dari bagian akhir foregut dan bagian atas
midgut (daerah distal tunas hati).
 Sementara lambung berputar, duodenum mengambil
bentuk lengkung seperti huruf “C” dan akhirnya terletak
retroperitonial

Pancreas
 Dibentuk oleh:
 Tunas pancreas dorsal
 Tunas pancreas ventral

🡪dari epitel endoderm duodenum


 Tunas pancreas dorsal dalam mesenterium dorsal, sedang
tunas pancreas ventral berhubungan erat dengan ductus
choledochus
 Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk
huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti
ductus choledochus bergeser ke dorsal 🡪 tunas pancreas
ventral berada tepat di inferor dan posterior tunas pancreas
dorsal

 Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancreas


dorsal dan ventral bersatu, sehingga:
 Tunas ventral 🡪 membentuk processus uncinatus dan
bagian bawah caput pancreas
 Tunas dorsal 🡪 membentuk bagian kelenjar lainnya
 Bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran
pancreas ventral 🡪 Ductus pancreaticus mayor/wirsungi
 Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau
sebagai saluran kecil (ductus pancreaticus accesorius
/santorini)
Hati dan Kandung Empedu

 Terbentuk dari epitel endoderm pada ujung distal fore gut


(pertengahan minggu ke-3) 🡪 diverticulum hepatis (tunas
hati)
 Tunas hati 🡪 proliferasi cepat berkas-berkas sel dan
menembus septum transversum (lempeng mesoderm) 🡪
hubungan tunas hati dan duodenum menyempit 🡪 saluran
empedu terbentuk 🡪 terbentuk tonjolan ke ventral yang
menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus
 Selama perkembangan: sel epitel hati + v.vitelinae +
v.umbilicus 🡪 membentuk sinusoid hati
 Diferensiasi tali-tali hati 🡪 membentuk jaringan parenkim
hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris
 Mesoderm septum transversum 🡪 membentuk sel-sel
hematopoietik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan
penyambung
 Berat hati ± 10% BB (minggu 10).
 Fungsi hati lainnya 🡪pembentukan empedu oleh sel-sel
hati (minggu ke 12)
 Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah
berkembang.

Usus tengah
 Pada minggu ke-5, usus tengah menggantung pada
dinding dorsal abdomen oleh sebuah mesentrium pendek
dan berhubungan dengan yolc salk melalui ductus
vitelinus atau yolk stalk
 Seluruh panjang usus tengah diperdarahi oleh arteri
mesentrika superior
 Perkembangan usus tengah ditandai dengan
pemanjangan cepat usus dan mesentriumnya
sehingga terbentuk gelung usus primer.
 Di bagian puncaknya, saluran usus ini tetap
berhubungan langsung dengan yolk sac
melalui duktus vitelinus yang sempit
 Bagian cranial lengkung usus akan membentuk:
 Bagian distal duodenum
 Jejenum
 Ileum (sebahagian)
 Bagian caudal lengkung usus akan membentuk:
 Bagian bawah illeum
 Caecum
 Appendix
 Colon ascenden

Usus belakang
 Usus sederhana belakang membentuk:
 1/3 distal colon transversum
 Colon ascendens
 Sigmoid
 Rectum
 Bagian atas canalis analis
 Usus ini bermuara ke dalam cloaka (suatu rongga yang di
lapisi endoderm yang berhubungan langsung dengan
entoderm permukaan)
 Pada pertemuan antara endoderm dan ectoderm terbentuk
membrana cloacalis
 Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal
pada sudut antara alantois dan usus belakang
 Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi
cloaka menjadi:
 Sinus urogenitalis sederhana (anterior)
 Canalis anorectalis (posterior)
 Mudigah umur 7 minggu, septum urorectal mencapai
membran cloacalis, yang akan terbagi menjadi :
 Membran analis (posterior)
 Membran urogentalis (anterior)
 Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan
mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada
dasar lekukan ectoderm yang akan menjadi lubang anus
atau proktodium.
 Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan
terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.

Embryologi Kedokteran Langman. TW Sadler. EGC

2 anatomi saluran pencernaan

- Cavum oris
 • DEPAN:LABIUMORIS
 • SAMPING:BUCCAL
 • ATAS/ATAP:
 PALATUM DURUM – PALATUM MOLLE
 • DASAR:DIAFRAGMAORIS
 • KEBELAKANG→ISTHMUS FAUCIUM→OROPHARING
 • ISI
 DENTIS
 LINGUA
 MUARA DUCTUS GLANDULA SALIVATORIUS

Linguae
PARS ORALIS/PRESULCALIS
– 2/3 ANTERIOR
– CORPUS LINGUAE
• DORSUMLINGUAE – MUKOSA KASAR
– PAPIL PENGECAP • FASCIESINFERIOR
– LICIN
– FRENULUM LINGUAE
PARS PHARYNGEAL/POST SULCALIS
• RADIXLINGUAE
• 1/3POSTERIOR
• MUKOSABERBENJOL- BENJOL→TONSILA LINGUALIS
Pharynx
OROPHARYNX
• MULAIDARI PALATUM MOLLE- TEPI ATAS EPIGLOTIS
• TERDAPATTONSILA PALATINA

Oesofagus
BERADA DI CERVICAL- THORAX-ABDOMEN
• MASUKABDOMEN MENEMBUS DIAFRAGMA MELALUI
HIATUS ESOFAGUS
• TABUNGMUSKULAR
• DARIVERTC6-THXI
• GERAKANPERISTALTIK
PARSCERVICALIS – VERT C6-TH I
• PARSTHORACICA
– DARI VERT TH I-XI
– MEDIASTINUM SUPERIOR DAN POSTERIOR
– MENEMBUS DIAFRAGMA • PARSABDOMINALIS
– CAVUM ABDOMEN
Gaster
• CARDIA
– INCISURACARDIACA
• FUNDUS • CORPUS
– CURVATURAMAYOR • OMENTUM MAYUS
– CURVATURAMINOR • OMENTUM MINUS
• PYLORUS
– INCISURAANGULARIS – ANTRUM
– Canalispyloricus
– Spincterpylorus
– Ostiumpyloricum
• TUNICA SEROSA
• TUNICAMUSCULAR – LONGITUDINAL
– CIRCULARE – OBLIQUE
• TUNICASUBMUCOSA
• TUNICAMUCOSA
– PLICA GASTRICA
– Berkerut kecuali di pylorus (licin)
Intestinum tenue
• TUNICA SEROSA
• TUNICAMUSCULARIS – LONGITUDINALIS
– CIRCULARIS
• TUNICASUBMUCOSA • TUNICA MUCOSA
– Plica circularis/plica kerckring
• DUODENUM
• YEYUNUM
• ILEUM
Duodenum
• AMPULADUODENI
• PARSSUPERIOR
• PARSDESCENDEN
• PARSINFERIOR
• PARSASCENDEN
• LIGAMEN SUSPENSORIUM DUODENI (lig treiz)
Duodenum-pancreas-biliar
• CAPUTPANCREAS
• DUCTUSPANCREATICUS
• DUCTUSBILIARIS
• ORIFICIUMDUCTUS PANCREATICA
• PAPILADUODENIMAYOR (AMPULA VATERI)
– DUCTUS BILIARIS
– DUCTUS PANCREATICUS
MAYOR
• PAPILADUODENIMINOR
– DUCTUS PANCREATICUS ACCESORIS
Duodenum – jejenum
• Ligamentreiz
• M.suspensorium
duodeni
• Flexura duodenojejunalis
Jejenum – ileum
• JEJUNUMPLICA CIRCULARE LEBIH RAPAT
• ILEUMLEBIHBANYAK FOLLICULI LYMPHATICI
Ileum- caecum
• ILEUMTERMINALIS • OSTIUMILEAE
• PLICAILEOCAECAL
3. Histologi pencernaan atas
Cavum Oris ( Rongga Mulut )
BIBIR
MELINDUNGI TERBUKANYA RONGGA MULUT
TERDIRI DARI 3 AREA
1. AREA KUTANEUS
DITUTUPI OLEH OLEH EPITEL BERLAPIS GEPENG
BERTANDUK DAN MEMILIKI RAMBUT DAN KEL KERINGAT
EKRIN )
2. AREA MERAH BIBIR ( VERMILLION )
DITUTUPI EPITEL BERLAPIS GEPENG BERTANDUK YG
TIDAK MENGANDUNG RAMBUT ATAU KELENJAR TAPI
MENGANDUNG BANYAK PAPILA TINGGI PADA LAMINA
PROPIA YG MENGANDUNG PEMBULUH DARAH
3. AREA LABIALIS
DITUTUPI EPITEL BERLAPIS GEPENG TIDAK BERTANDUK
DAN PADA LAMINA PROPIA BANYAK MENGANDUNG
KELENJAR LABIALIS
PADA BIBIR MENGANDUNG BANYAK SEKALI OTOT LURIK
YANG DISEBUT M. ORBIKULARIS ORIS

LINGUA/LIDAH
 LOKASI:
PADA DIAPHRAGMA ORIS
 BAGIAN-BAGIAN:
 APEX LINGUAE: UJUNG BAGIAN DEPAN u CORPUS
LINGUAE: BADAN LIDAH
 RADIX LINGUAE: PANGKAL LIDAH
 TAMPILAN:
 SEBAGIAN BESAR TERDIRI ATAS MASA OTOT YANG
DILAPISI OLEH MEMBRANA MUCOSA PADA DORSUM
LINGUAE YANG KASAR (Otot Lurik)
 PAPILLA LINGUAE
PAPILLA LINGUALIS
TONJOLAN MEMBRANA MUCOSA
-PAPILLA FILIFORMIS
TONJOLAN SEBAGAI BENANG, PANJANG 2 - 3 mm u
MEMENUHI SEBAGIAN BESAR PERMUKAAN DEPAN u
UJUNG-UJUNG TONJOLAN EPITEL BERKERATIN SEPERTI
LIDAH API
-PAPILLA FUNGIFORMIS
WARNA MERAH: BANYAK ANYAMAN PEMBULUH DARAH
BERADA DI ANTARA PAP. FILIFORMIS
JUMLAH KURANG DARIPADA PAP. FILIFORMIS
TONJOLAN BERBENTUK JAMUR, MENGECIL DI BAWAH,
PERMUKAN LICIN u LAM. PROPRIA MEMBENTUK
TONJOLAN SEKUNDER
-PAPILLA FOLIATA
LIPATAN-LIPATAN PADA TEPI SAMPING LIDAH u PADA
MANUSIA: RUDIMENTER
BANYAK PADA HEWAN MENGERAT

PAPILLA CIRCUMVALATA
– BERDERET-DERET ( 10-12) PADA GARIS PERBATASAN
DEPAN RADIX LINGUAE YANG BERBENTUK HURUF V
• MIKROSKOPIS
– PERMUKAANLEBIHRENDAHDARIPADAPERMUKAAN
MEMBRANA MUCOSA
– PERMUKAANATASLICIN
– DIKELILINGIOLEHCELAHMELINGKAR
– DASARCELAH:MUARAKELENJARVONEBNER
– BAGIANATAS:PAPILLASEKUNDERLAMINAPROPRIA
– PERMUKAANSAMPING:BANYAKGEMMAGESTATORIA

PHARYNX
• NASOPHARYNX (BAGIAN SYSTEMA RESPIRATORIUM)
• OROPHARYNX DAN LARYNGOPHARYNX
– BAGIAN TRACTUS DIGESTORIUM
– LAPISAN DINDING:
• MEMBRANA MUCOSA
– EPITEL GEPENG BERLAPIS – LAMINA PROPRIA:

» JARINGAN PENGIKAT PADAT DENGAN BANYAK


SERABUT ELASTIS
» KELENJAR MUKOSA MURNI
• TUNICA MUSCULARIS (OTOT SERAN LINTANG)
– STRATUM LONGITUDINALE (DALAM)
– STRATUM CIRCULARE (LUAR) – FUNGSI:
• PENGHUBUNG MULUT DENGAN TRACTUS DIGESTORIUM
LAIN

OESOPHAGUS
GAMBARAN UMUM:
PANJANG: SEKITAR 25 cm
LOKASI: SEBAGIAN BESAR DALAM CAVUM THORACIS, 2 - 4
cm DI BAWAH DIAPHRAGMA
FUNGSI: MENGANGKUT MAKANAN DARI MULUT
STRUKTUR MIKROSKOPIS:
-MEMBRANA MUCOSA (tebal: 500 μ m - 800 μm, MELIPAT-
LIPAT) u EPITEL GEPENG BERLAPIS TIDAK BERKERATIN
LAMINA PROPRIA: JAR. PENGIKAT LONGGAR, JAR. LIMFOID
-TUNICA MUSCULARIS MUCOSAE: OTOT POLOS
LONGITUDINAL 200 μm
TELA SUBMUCOSA
JARINGAN PENGIKAT LONGGAR, JAR. LIMFOID, KELENJAR
TUNICA MUSCULARIS (tebal: 0,5 mm - 2,2 mm)
-STRATUM CIRCULARE
-STRATUM LONGITUDINALE
1/4 BAGIAN ATAS: OTOT SERAN LINTANG, 1/4 TENGAH
BERTAHAP DIGANTI OTOT POLOS, 1/3 BAGIAN BAWAH
OTOT POLOS
-TUNICA ADVENTITIA: JARINGAN PENGIKAT
VENTRICULUS = GASTER
STRUKTUR MIKROSKOPIS:
MEMBRANA MUCOSA : TIDAK ADA ABSORBSI MAKANAN
KASAR LIPATAN MEMANJANG: RUGAE; FOVEOLAE
GASTRICAE
EPITEL SILINDRIS SELAPIS
LAMINA PROPRIA (JARINGAN PENGIKAT)
TUNICA MUSCULARIS MUCOSAE: u STRATUM CIRCULARE
(DALAM)
STRATUM LONGITUDINALE (LUAR)
GAMBARAN UMUM:
BENTUK SEBAGAI KANTONG DALAM CAVUM
ABDOMINALE
DIBUNGKUS OLEH TUNICA SEROSA
BAGIAN: CARDIA, FUNDUS, CORPUS DAN PYLORUS
- TELA SUBMUCOSA
JARINGAN PENGIKATLONGGAR
-TUNICA MUSCULARIS
BERLAPIS BERDASARKAN ARAH SERABUT OTOT
-TUNICA SEROSA:
JARINGAN PENGIKAT YANG DILAPISI OLEH SEL-SEL
MESOTEL

GLANDULA CARDIA GASTER


LOKASI:
LAMINA PROPRIA MUCOSAE SEKELILING MUARA
OESOPHAGUS MELIPUTI DAERAH MELINGKAR SELEBAR:
1,5 - 3 cm
BENTUK:
KELENJAR TUBULER BERGELUNG
PARS SECRETORIA
SEL KELENJAR MUKOSA u TIDAK ADA SEL PIALA
Sel KELENJAR ENDOKRIN:
DI ANTARA SEL-SEL KELENJAR u MENGHASILKAN
GASTRIN

GLANDULA FUNDUS GASTER


LOKASI:
TERSUSUN PADAT PADA LAMINA PROPRIA SETEBAL 1,5
mm, SEBANYAK 15 JUTA YANG BERMUARA DALAM 3,5 JUTA
FOVEOLA GASTRICA
DAERAH FUNDUS DAN CORPUS VENTRICULI u JENIS SEL
KELENJAR:
SEL MUKOSA LEHER
SEL UTAMA
SEL PARIETAL
SEL ENTERO-ENDOKRIN

GLANDULA PYLORICA GASTER


LOKASI:
LAMINA PROPRIA DAERAH PYLORUS SELEBAR 4 - 5 cm u DI
DAERAH INI FOVEOLA LEBIH DALAM
KELENJAR MASUK SEKITAR 1/2 KETEBALAN M. MUCOSA
BENTUK:
TUBULER BERCABANG SEDERHANA BERGELUNG u
CABANG-CABAG SANGAT BANYAK
LUMEN LEBIH LEBAR
JENIS SEL:
-SEL UTAMA
SEPERTI SEL MUKOSA LEHER
SITOPLASMA PUCAT
INTI TERDESAK KE DAERAH BASAL SEL
-SEL ENTERO-ENDOKRIN
JENIS SEL GASTRIN
SEL D MENGHASILKAN SOMATOSTATIN, MENGHAMBAT
HORMON LAIN
4. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN ATAS

Makanan yang masuk ke mulut kita digunakan pada level selular yang melibatkan reaksi
kimia misalnya sintesa protein, karbohidrat, hormon dan enzim; pembelahan, pertumbuhan
dan reparasi selular; dan produksi panas.

C. Mulut

1. Gerakan mekanik pada rongga mulut

A. Mengunyah (mastikasi)

Di dalam mulut, makanan akan bercampur dengan saliva dan pada proses mengunyah maka
terjadilah pemecahan makanan menjadi bentuk yang lebih kecil. Proses pencampuran
makanan dengan saliva akan membasahi makanan itu sendiri sehingga mempermudah
pelumatannya. Dengan bantuan gigi, lidah, dan saliva (air ludah), makanan dalam rongga
mulut diolah sedemikian rupa sampai terbentuk bolus, suatu massa yang dilapisi saliva.
Dalam bentuk inilah makanan akan dapat dengan mudah didorong oleh lidah ke belakang dan
masuk daerah faring dan esofagus.

b. Menelan (deglutition, swallowing) Menelan merupakan mekanisme yang kompleks, pada


dasarnya karena faring sebagian besar waktunya melakukan beberapa fungsi lain di samping
menelan dan diubah dalam beberapa detik menjadi saluran untuk pendorong makanan. Proses
menelan makanan:

1. bolus didorong ke belakang rongga mulut oleh otot-otot rongga mulut dan lidah. 2. bolus
didorong masuk ke rongga faring dengan jalan menutup mulut dan menekuk lidah ke atas dan
belakang. Sampai pada tahap ini, kegiatan menelan dapat dikendalikan sesuai kemauan orang
yang bersangkutan (tingkat volunter). Proses selanjutnya berlangsung secara refleks (tingkat
faringeal dan tingkat esofageal). 3. otot lidah menutup rongga mulut agar bolus tidak kembali
ke rongga mulut. 4. uvula menutup nasofaring untuk mencegah masuknya makanan ke dalam
rongga hidung 5. epiglottis menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke saluran
napas, setelah bolus memasuki esofagus dengan segera epiglottis membuka kembali. 6. bolus
bergerak ke lambung dengan bantuan gerakan peristaltik. 2. Fungsi Sekresi Pada Rongga
Mulut a) Kelenjar Saliva Ada 3 pasang kelenjar saliva utama dalam rongga mulut, yaitu:
kelenjar submaksilaris di daerah atas mandibula, kelenjar sublingualis di bawah lidah, dan
kelenjar parotis.

C. Esofagus Dalam keadaan normal esofagus menunjukkan dua jenis gerakan peristaltik,
yaitu: peristaltik primer dan peristaltik sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan
gelombang peristaltik yang dimulai dari faring menyebar ke esofagus selama tingkat
faringeal. Gelombang akan berjalan dalam waktu 5 sampai 10 detik. Bila gelombang
peristaltik primer gagal menggerakkan semua makanan yang sudah masuk ke esofagus ke
dalam lambung, timbul gelombang peristaltik sekunder akibat regangan esofagus oleh
makanan yang tertinggal. Gelombang ini terus dibentuk sampai semua makanan masuk ke
dalam lambung. Pada bagian bawah esofagus sekitar 5 cm di atas lambung terdapat otot
sirkuler yang dinamakan sfingter gastroesofageal.

1. Menelan (deglutition)

• Dibagi menjadi 2 tahap: – Tahap orofaring: + 1 detik

• Perpindahan bolus dari mulut ke faring dan masuk ke esofagus.

• Makanan harus dicegah masuk ke saluran lain (mulut, hidung, trakea). – Tahap esofagus:

• Esofagus dijaga kedua ujungnya oleh sfingter: sfingter faringoesofagus & sfingter
gastroesofagus.

• Gelombang peristaltik primer: mengalir dari pangkal ke ujung esofagus; 5-9 detik; dikontrol
pusat menelan

• Gelombang peristaltik sekunder: jika bolus berukuran besar atau lengket; disebabkan
peregangan esofagus.

2. Sfingter esofagus

• Sfingter faringoesofagus:

– Menjaga pintu masuk esofagus tetap tertutup untuk mencegah masuknya sejumlah besar
udara pernapasan ke esofagus dan lambung.

– Sfingter melemas esofagus tertutup akibat ketegangan elastis pasif di jaringan sfingter
tersebut.

– Sfingter berkontraksi esofagus terbuka saat menelan.

• Sfingter gastroesofagus:

– Berkontraksi menutup, untuk mencegah refluks isi lambung.

– Sfingter melemas membuka; terjadi secara refleks saat gelombang peristaltik mencapai
bagian bawah bawah esofagus.

3. Sekresi esofagus

• Sekresi esofagus seluruhnya adalah mukus (yang disekresi di sepanjang saluran cerna).
• Fungsi:

– Lubrikasi: memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian tajam


makanan yang masuk.

– Proteksi: melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi
refluks lambung.

D.Lambung Lambung merupakan suatu pelebaran saluran pencernaan yang terletak antara
esofagus dan usus halus. Fungsi motorik lambung ada 3 macam: 1. Menyimpan makanan
untuk sementara 2. Mencampur makanan dengan sekret lambung sampai membentuk kimus
(khime, chime) 3. Mendorong makanan dari lambung ke usus haluS

5.PERAN SEKRESI MUKUS PADA SISTEM PENCERNAAN

Pelindung Dinding Lambung:


● Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel mukus di mukosa lambung membentuk
lapisan pelindung di permukaan dinding lambung.
● Lapisan lendir ini melindungi dinding lambung dari kerusakan yang
disebabkan oleh asam lambung dan enzim pencernaan yang kuat.
Pelumas untuk Gerakan Makanan:
● Lendir yang dihasilkan di rongga mulut dan faring membantu melumasi
makanan yang dimakan dan memfasilitasi proses menelan (deglutinasi).
● Ini memungkinkan makanan untuk meluncur lebih mudah melalui saluran
pencernaan dan mengurangi kemungkinan terjadinya luka atau iritasi.
Perlindungan pada Permukaan Usus Halus:
● Di usus halus, sel-sel mukus di mukosa usus juga menghasilkan lendir untuk
melindungi permukaan usus dari iritasi dan kerusakan oleh enzim pencernaan
dan partikel makanan yang kasar.
Pembentukan Lapisan Lendir di Duodenum:
● Di duodenum, kelenjar mukus di submukosa menghasilkan lendir untuk
membentuk lapisan pelindung di permukaan usus yang terkena asam lambung
dari lambung.
Pencernaan Karbohidrat:
● Lendir juga mengandung mucin, sebuah glikoprotein yang berperan dalam
mengikat air dan membentuk matriks untuk enzim pencernaan karbohidrat
seperti amilase.
● Ini membantu dalam proses pencernaan karbohidrat dengan memfasilitasi
interaksi antara enzim dan substrat.
6. Pengaturan Saraf:

● Saraf Otonom: Sistem saraf otonom terbagi menjadi sistem saraf simpatis dan
parasimpatis, yang keduanya berperan dalam mengatur fungsi pencernaan.
● Sistem saraf parasimpatis cenderung merangsang aktivitas pencernaan
dengan mengatur kontraksi otot polos dalam dinding saluran
pencernaan dan merangsang sekresi kelenjar pencernaan.
● Sistem saraf simpatis cenderung menghambat aktivitas pencernaan,
terutama selama stres atau situasi darurat, dengan mengurangi aliran
darah ke saluran pencernaan dan menghambat peristaltik.
Regulasi Neurohumoral:
● Selain pengaruh langsung dari sistem saraf, regulasi neurohumoral juga
penting dalam pengaturan aktivitas pencernaan.
● Hormon-hormon seperti gastrin, sekretin, dan kolesistokinin (CCK)
memainkan peran penting dalam merangsang atau menghambat sekresi asam
lambung, empedu, dan enzim pencernaan tergantung pada kebutuhan tubuh.
Pengaturan Aliran Darah:
● Vasokonstriksi dan Vasodilatasi: Saraf simpatis dapat menyebabkan
vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) atau vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah) di saluran pencernaan, yang mengatur aliran darah ke organ-
organ pencernaan.
● Regulasi Lokal: Sel-sel dalam dinding saluran pencernaan juga dapat
mengatur aliran darah lokal melalui pelepasan zat-zat seperti prostaglandin
yang dapat menyebabkan vasodilatasi untuk meningkatkan suplai darah ke
daerah yang membutuhkan.
Peran Mikrosirkulasi:
● Mikrosirkulasi di mukosa saluran pencernaan penting untuk pertukaran zat-zat
antara darah dan jaringan pencernaan.
● Pembuluh darah kapiler di mukosa usus memiliki kapasitas untuk mengatur
aliran darah dan penyerapan nutrisi berdasarkan kebutuhan tubuh.

Pengaturan saraf dan aliran darah dalam sistem pencernaan bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara suplai darah yang cukup untuk aktivitas pencernaan dan kebutuhan
tubuh lainnya.
7. Keseimbangan pH pada sistem pencernaan
Keseimbangan pH pada sistem pencernaan sangat penting untuk memastikan fungsi optimal
dari enzim-enzim pencernaan dan melindungi dinding organ pencernaan dari kerusakan yang
disebabkan oleh asam lambung.

Asam Lambung:
● Lambung menghasilkan asam lambung (HCl) yang sangat asam dengan pH
sekitar 1-3.
● Asam lambung membantu dalam pencernaan protein oleh mengaktifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin, yang kemudian mencerna protein menjadi
peptida.
● Selain itu, asam lambung juga membunuh bakteri dan mikroorganisme yang
tertelan bersama makanan.
Pembentukan Kaimus:
● Asam lambung membantu dalam pembentukan kaimus, yaitu massa makanan
yang telah dicerna oleh lambung.
● pH kaimus biasanya sekitar 2-4, yang cukup asam untuk mempertahankan
aktivitas enzim pencernaan seperti pepsin.
Keseimbangan pH di Duodenum:
● Saat kaimus masuk ke duodenum, asam lambung yang kuat harus dinetralkan
untuk melindungi usus halus dari kerusakan.
● Emisi empedu oleh kantung empedu dan sekresi bikarbonat oleh pankreas
membantu menetralkan asam lambung.
● pH duodenum biasanya sekitar 6-7, yang lebih netral daripada pH lambung,
sehingga memungkinkan enzim-enzim pencernaan di duodenum, seperti
tripsin, lipase, dan amilase, untuk berfungsi secara optimal.
Keseimbangan pH di Usus Halus Lebih Lanjut:
● pH di usus halus terus meningkat seiring dengan pencernaan lebih lanjut dan
penyerapan nutrisi.
pH di usus halus biasanya berkisaran antara 7-8 yang mendukung aktivitas enzim pencernaan
dan penyerapan nutrisi

Anda mungkin juga menyukai