G1
pascamitosis
Go
Fase istirahat
Untuk menjamin bahwa DNA berduplikasi dengan
akurat dan separasi dari kromosom terjadi dengan
benar
Kerusakan DNA cell cycle arrest sementara atau
permanen
Checkpoint pada fase G1 akan dapat dilalui jika ukuran
sel memadai, ketersediaan nutrien mencukupi, dan
adanya faktor pertumbuhan (sinyal dari sel yang lain)
Checkpoint pada fase G2 terjadi ketika ada kerusakan
DNA yang akan mengaktivasi beberapa kinase, dapat
dilewati jika ukuran sel memadai, dan replikasi
kromosom terselesaikan dengan sempurna
checkpoint pada fase M (mitosis) terjadi jika
benang spindle tidak terbentuk atau jika semua
kromosom tidak dalam posisi yang benar dan
tidak menempel dengan sempurna pada spindle
Kontrol checkpoint menjaga stabilitas genomik
Kesalahan checkpoint meloloskan sel untuk
berkembang biak meskipun terdapat kerusakan
DNA atau replikasi yang tidak lengkap atau
kromosom tidak terpisah sempurna
kerusakan genetik
Bila mekanisme cell cycle arrest tidak cukup
menjamin DNA yang rusak diduplikasi
eliminasi dengan apoptosis
Sistem keseimbangan : apoptosis berlebih
fungsi menurun, proliferasi berlebih massa
tumor
adalah kematian sel melalui mekanisme genetik
dengan kerusakan/fragmentasi kromosom atau
DNA
Ada 2 ; fisiologis dan apoptosis patologis
Apoptosis fisiologis adalah kematian sel yang
diprogram (programmed cell death)
berhubungan dengan enzim telomerase
Sel normal, telomer akan memendek saat
pembelahan pada ukuran tidak
membelah lagi apoptosis fisiologis
Sel ganas pemendeken telomer tidak
terjadi
Apoptosis patologis : kematian sel karena
rangsangan (aktivitas p53, jalur sitotoksik,
disfungsi mitokondria, dan kompleks fas dan
ligan pada gen yang cacat (lingkungan, virus
dll)
Tahapan pertumbuhan tumor : hiperplasia,
displasia dan anaplasia
Hiperplasia : pembelahan sel yang tidak
terkontrol, sel terlihat normal meskipun telah
terjadi perubahan karena pertumbuhan yang
loss of control
Displasia : koloni sel lebih besar, perubahan
genetik lanjutan, peningkatan mobilisasi
Anaplasia : sel mulai kehilangan fungsi aslinya,
bila masih in situ (di lokasi awal) benign, bila
sudah invasif malignan
5 jenis tumor :
• Karsinoma : sel epitelial, sebagian kanker
adalah karsinoma
• Sarkoma : otot, tulang, lemak atau
jaringan ikat
• Leukemia : sel-sel darah putih
• Limfoma : sistem limfe berasal dari
sumsul tulang
• Mieloma : sel darah putih khusus yang
memproduksi antibodi
Meski pertumbuhannya tidak tergantung
pada kontrol normal, sel kanker tetap butuh
nutrisi dan oksigen
Pertumbuhan sel tumor pembuluh darah
baru (untuk dapat menginvasi jaringan lain)
Angiogenesis : sel tumor membuat growth
factor sendiri formasi pembuluh darah
baru membelah karena pengaruh faktor
angiogenik dari sel tumor
Sel tumor yang non-angiogenik bersifat
dorman ketika berada di jaringan lain
Sel tumor yang angiogenik memproduksi
pembuluh darah baru rapid growth
DNA virus (dikenal sebagai virus saja ) dan
RNA virus (retrovirus)
Virus : HPV, hepatitis B, Epstein-Barr,human
T-cell leukemia dll
Memasukkan DNA pada satu kromosom sel host
mutasi proto menjadi onkogen
Retrovirus : mempunyai onkogen (serupa
dengan protoonkogen pada hewan
Age-agen karsinogenik
Bisa terlibat langsung atau tidak membuat
lebih sensitif untuk terjadinya kanker
Pertumbuhan berlebihan umumnya
berbentuk tumor
Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan
Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan
sekitarnya
Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain
dan menyebabkan pertumbuhan baru
Memiliki heriditas bawaan (turunan)
Pergeseran metabolisme ke arah
pembentukan makromolekul dari nukleosida
dan asam amino serta peningkatan
katabolisme karbohidrat untuk energi sel
Desakan akibat pertumbuhan tumor
Penghancuran jaringan tempat tumor
berkembang
Gangguan sistemik lainnya sebagai
akibat sekunder dari pertumbuhan sel
kanker
1. Memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-
fase tertentu dari siklus sel dan disebut zat Cell
Cycle-Specific (CSS). Misalnya vinkristin,
vinblastin, merkaptopurin, hidroksi urea,
metotreksat, dan asparaginase.
ANTAGONIS FOLAT
Metotreksat
pemetreksed
Antipurin dan anti pirimidin mengambil
tempat purin dan pirimidin dalam
pembentukan nukleosida, sehingga
mengganggu berbagai reaksi penting dalam
tubuh.
Penggunaannya sebagai obat kanker
didasarkan pada bahwa metabolisme purin
dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker
dari sel normal
Misalnya 5 flurourasil dalam tubuh diubah
menjadi 5-fluoro 2-deoksiuridin 5 monofosfat
yang menghambat timidilat sintetase dengan
akibat hambatan sintesis DNA.
Fluorourasil juga diubah menjadi fluorouridin
monofosfat yang langsung mengganggu sintesis
RNA. Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang
berkompetisi dengan metabolit normal untuk
kemudian masuk ke dalam DNA
Misalnya merkaptopurin, merupakan
antagonis kompetitif dari enzim yang
menggunakan senyawa purin sebagai
substrat.
Suatu alternatif lain dari mekanisme
kerjanya ialah pembentukan 6-metil
merkaptopurin yang menghambat
biosintesis purin, akibatnya sintesi RNA,
CoA, ATP dan DNA terhambat.
Misalnya metrotreksat menghambat dihidrofolat
reduktase dengan kuat dan berlangsung lama
Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang
mengkatalis dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
Tetrahidrofolat merupakan metabolit aktif dari
asam folat yang berperan sebagai kofaktor
penting berbagai reaksi transfer satu atom karbon
pada sintesis protein dan asam nukleat
Antagonis folat membasmi sel dalam fase S,
terutama pada fase pertumbuhan yang pesat
Adalah analog 4 amino N10 metil asam folat
INDIKASI: Koriokarsinoma, korioadenoma
dsetruens dan mola hidatidosa.
Kombinasi dengan klorambusil efektif
terhadap karsinoma testis, limfoma
limfositik stadium III dan IV, leukemia
limfoblastik akut pada anak
ES: toksisitas saluran cerna, sumsum tulang
dan mukosa mulut, gangguan hati berat,
fibrosis, sirosis
• Pengobatan dengan metrotreksat harus dihentikan
bila stomatitis dan diare muncul karena enteritis
hemoragik dan perforasi dapat terjadi
• Metrotreksat tidak boleh diberikan pada trimester
pertama kehamilan karena menyebabkan abortus
Banyak digunakan sebagai terapi paliatif untuk
karsinoma kolorektal diseminata dan
karsinoma mama.
Hanya berguna pada tumor padat
Juga berguna pada karsinoma ovarium,
prostat, kepala, leher, pangkrea, esofagus, dan
hepatoma
ES: leukopenia, stomatitis aftosa, alopesia,
hiperpigmentasi, ataksia sereberal dapat
terjadi
suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog
pirimidin
Dalam tubuh sitarabin dirubah menjadi derivat
nukleosid trifosfat yang menghambat enzim DNA
polimerase dan di inkorporasikan ke dalam DNA
sehingga terjadi teriminasi pembetukan rantai
DNA. Efek ini terjadi pada fase S dalam siklus sel
INDIKASI: leukemia mielostatik akut, limfoma
non hodgkin
ES: leukopenia, trombositopenia, anemia,
megaloblastosis, gangguan fungsi hati.
Digunakan untuk pengobatan leukemia dan
bekerja sebagai analog purin. Dalam tubuh
masing-masing mengalami konversi menjadi 6-
tioguanosin 5 monofosfat dan 6 tionisin 5
monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat
sintesis de novo basa purin.
Pembentukan ribosil 5 monofosfat dan konversi
IMP menjadi adenin dan guanin juga dihambat.
ES: supresi sumsum tulang, anemia,
granulositopenia, trombositopenia, anoreksia,
mual dan muntah
3. PRODUK ILMIAH
Sub Golongan Obat
ALKALOID VINKA Vinblastin
Vinkristin
Vinorelbin
TAKSAN Plaktitaksel
Dosetaksel
EPIPODOFILOTOKSIN Etoposid
Teniposid
KAMPTOTESIN Irinoteksan
Topotekan
ANTIBIOTIK Daktinomisin
Antrasiklin
aktimiosin
ENZIM L-asparaginase
1. ALKALOID VINKA
Berikatan secara spesifik dengan tubulin,
komponen protein mikrotobulus, spindel
mitotik, dan memblok polimerasenya.
Akibatnya terjadi disolusi mikrotobulus,
sehingga sel terhenti dalam metafase.
Kelompok obat ini disebut juga sebagai spindel
poison
2. TAKSAN
Bekerja dengan mekanisme yang sama dengan
mekanisme alkaloid vinka. Yaitu sebagai racun
spindel
3. Epidofilotoksin
Membentuk kompleks tersier dengan topoisomerase II
dan DNA sehingga mengganggu penggabungan
kembali DNA yang secara normal dilakukan oleh
topoisomerase. Enzim tetap terikat pada ujung
bebas DNA dan menyebabkan akumulasi potongan-
potongan DNA. Selanjutnya terjadi kematian sel.
4. Kamptotesin
Merupakan bahan alami yang berasal dari tanaman
campotecha acuminata yang bekerja menghambat
topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab
dalam proses pemotongan dan penyambuang
kembali rantai tunggal DNA. Hambatan ini
menyebabkan kerusakan DNA.
5. Antibiotik
Antrasiklin: berinteraksi dengan DNA sebagai template
dan pertukaran sister kromatid terganggu dan untai
DNA putus. Antrasiklin juga bereaksi dengan
sitokrom P-450 reduktase yang dengan adanya
MADPH membentuk zat perantara yang kemudian
bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal
bebas yang menghancurkan sel.
Aktimiosin: menghambat polimerase RNA yang
dependen terhadap DNA, karena terbentuk
kompleks antara obat dengan DNA. Selain itu
aktimiosin juga menyebabkan putusnya rantai
tunggal DNA mungkin berdasarkan terbentuknya
radikal bebas atau akibat kerja topoisomerase II
Bleomisin bersifat sitotoksik berdasarkan
kemampuannya memecahkan DNA. In vitro
bleomisin menyebabkan akumulasi sel pada fase G2
dan banyak sel memperlihatkan aberasi kromosom
termasuk fragmentasi dan translokasi kromatid
6. ENZIM
Asparaginase merupakan katalisator enzim yang
berperan dalam hidrolisis asparagin menjadi asam
aspartat dan amonia, dengan demikian sel kanker
kekurangan asparagin yang berkibat kematian sel
4. Hormon
Sub Golongan Obat
Adrenokortikosteroid Prednison
Hidrokortison
Progestin Hidroksiprogesteron kaproat
Megestrol asetat
Estrogen Dietilstilbestrol
Etinil estradiol
Anti estrogen Tamoksifen, teromifen
Androgen Testosteron propinat
Anti androgen Flutamid