Anda di halaman 1dari 29

INTOKSIKASI PESTISIDA

Oleh :
dr. Ali Santoso Sp.PD
Pestisida
● Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh
hama (pest: hama dan cide: membunuh).
Pestisida mencakup bahan-bahan racun
yang digunakan untuk membunuh hama,
baik insekta, jamur maupun gulma.
Penggolongan Pestisida
● Insektisida (pembunuh insekta)
Kelompok pestisida terbesar terbagi
menjadi beberapa sub kelompok kimia:
1. Organofosfat
2. Karbamat
3. Organoklorin
4. Piretroid
Organofosfat
● Merupakan racun pembasmi serangga paling
toksik paling banyak digunakan.
● Bekerja dengan mengikat kolinesterase
sehingga tidak terjadi hidrolisis Asetilkolin
dan terjadi penumpukkan Asetilkolin di
berbagai jaringan.

● Asetilkolin merupakan neurotransmiter yang


terdapat di antara ujung-ujung saraf dan otot.
Apabila terjadi penumpukkan Asetilkolin
diberbagai jaringan maka akan terjadi
● Secara Farmakologik efek Asetilkolin dapat
dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1. Muskarinik: Biasa disingkat DUMBELS
(Defecation, Urination, Miosis,
Bradycardia/Bronchospasme, Emesis,
Lacrimation, Salivation)
2. Nikotinik: Otot-otot skelet, bola mata,
lidah, otot pernafasan. Biasa disingkat
MATCH (Muscle weakness, adrenal
medulla activity, Tachycardia, Cramping,
Hipertension)
3. SSP: Rasa nyeri kepala, perubahan emosi,
kejang sampai koma.

● Hambatan oleh organofosfat bersifat


Irreversible dikarenakan kerusakan dari
kolinesterase dan perbaikkan baru timbul
Terapi
● Resusitasi : Infus Dextrosa 5% dengan 15-20
tpm
● Pada penderita kejang : Diaxepam 10 mg iv
atau phenytoin (bolus 18 mg/kg BB)
● Antidotum :
1. Atropin Sulfat merupakan antagonis
kompetitif Akh.
- Diberikan bolus intravena 1-2,5 mg
- Dilanjutkan 0,5-1 mg setiap 5-10-15 menit
- Kemudian interval diperpanjang 15-30-
60 menit selanjutnya setiap 2-4-6 dan 12
jam
- Dihentikan minimal 2x24 jam.
2. Reaktivator KhE
Bekerja dengan memotong ikatan
Organofosfat dengan Kolinesterase.
Contoh: 2 PAM (pyridine-2-aldoxime
methiodide = protopam = Pralidoxime)
Dosis 1 gram iv perlahan (10-20 menit),
diulang setelah 6-8 jam.

Contoh golongan organofosfat:


Malathion, Parathion, Diazinon, Paraoxon,
Phosdrin.
Karbamat
● Bekerja seperti dengan golongan
organofosfat tetapi pengaruhnya tidak
berlangsung lama, karena prosesnya cepat
dan reversibel.
● Bertahan di dalam tubuh antara 1 sampai
24 jam sehingga cepat dieksresikan.
● Gejala dan Terapi sama dengan golongan
organofosfat .
Organoklorin
● Golongan insektisida yang relatif stabil dan
lama terurai di lingkungan.
● Bekerja dengan merangsang sistem saraf dan
menyebabkan parastesia.
● Gambaran klinis:
Ringan : Muntah-muntah (1/2 – 1 jam setelah
terpapar), lemah, lumpuh dan diare
Sedang-berat : tremor otot mulai dari kepala
dan leher kemudian diikuti kejang yang berat
hingga kehilangan kesadaran.
● Contoh : DDT, Aldrin, Endrin, Dieldrin,
Klordan, Heptaklor dan Endosulfan.
Piretroid
● Memiliki toksisitas rendah pada manusia
karena tubuh dapat memetabolisme dan
mendetoksifikasi cepat toksin dari
insektisida ini.
● Gejala Klinik : Terutama dihubungkan
dengan reaksi hipersensitivitas dan iritasi
langsung.
1. Kulit: Eritema dan vesikulasi
2. Sal. Nafas: Aspirasi paru dapat
menimbulkan pneumonitis hipersensitif.
Fungisida (pembunuh jamur)
● Pengawet Kayu (Kreosol): Iritasi kulit,
mata, saluran pernafasan, rasa kaku pada
hidung, timbul bercak biru kehitaman-
hijau kecoklatan pada kulit

● Pentaklorofenol: Demam, Sakit kepala,


berkeringat bnyak, kejang otot, tremor,
sulit bernafas

● Arsenik: Mual, diare, nyeri perut, kejang,


penurunan kesadaran
Herbisida (pembunuh gulma)
● Klorfenoksi Herbisida:
Iritasi sedang pada kulit, rasa terbakar pada
mukosa hidung, sinus, dan dada. Timbul
batuk, iritasi perut, pusing dan tidak sadar

● Herbisida arsenik (Ansar dan Motar):


Pengelupasan kulit, pengelupasan kuku,
rambut rontok.
Kerusakan pada pencernaan: radang pada
mulut, perut nyeri terbakar, haus, muntah,
diare berdarah
Kerusakan pada SSP: Kejang otot, hipotermia,
mengigau, koma
Kerusakan darah : Pengurangan sel darah
merah, putih, dan platelet
Khas: Seperti bau bawang pada pernafasan,
Jalur Masuk
● Oral
Sering terjadi karena kecelakaan dan
kecerobohan. Seperti: Merokok atau
makan tanpa mencuci tangan dengan
sabun setelah menyemprotkan pestisida.
● Dermal
Sekitar 90% kasus intoksikasi pestisida terjadi
karena paparan lewat kulit. Tingkat absorbsi
pada kulit berbeda-beda pada masing-
masing bagian tubuh.
● Inhalasi
Paparan terjadi saat menghirup uap, debu,
atau semprotan partikel dari pestisida.
Biasanya terjadi saat proses penyemprotan
atau saat mencampur pestisida dengan
bahan pelarut tanpa memakai alat
pelindung yang cukup.
Efek Pestisida pada sistem tubuh
● Paru – paru dan sistem pernafasan
Fase Akut : Iritasi sal. nafas atas (rinitis,
nyeri telan, edema mukosa laring) dan
bawah (batuk-batuk, nyeri dada)
Fase Kronis : Iritasi berlanjut akan terjadi
penimbunan debu kimia pada jaringan
paru → fibrosis
Pneumonitis maupun edema pulmoner
juga bisa terjadi pada fase kronis karena
iritasi jangka panjang .
● Hati
Bahan kimia kebanyakan dimetabolisme di
hati sehingga berpotensi hepatotoksik
Fase Akut : Inflamasi sel-sel (hepatitis
kimia) dan nekrosis
Fase Kronis : Dapat berlanjut menjadi
sirosis hepatis atau juga hepatoma
● Sistem saraf
Bahan kimia yang neurotoksin dapat
memperlambat fungsi otak. Gejala yang
diperoleh:
1. Penurunan kewaspadaan sampai
penurunan kesadaran.
2. Kejang otot
3. Paralisis (lumpuh)
4. Mati rasa pada ekstrimitas
● Jantung dan pembuluh darah
- Bahan pelarut seperti trikloroetilena
menyebabkan gangguan fatal terhadap
ritme jantung
- Karbon disulfida menyebabkan
peningkatan penyakit pembuluh darah
● Kulit
Umumnya pada kulit akan timbul iritan
atau dermatitis kontak akan tetapi yang
berbahaya adalah jika terabsobsi dan
masuk ke aliran darah sehingga berefek
sistemik.

● Darah dan sumsum tulang


- Dapat merusak sel – sel darah merah
yang menyebabkan anemia hemolitik
Faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida
● Dosis dan Toksisitas
- Pestisida dengan daya bunuh tinggi
dengan penggunaan dosis yang rendah
menimbulkan sedikit gangguan dari pada
yang memiliki daya bunuh rendah dengan
dosis tinggi.
- Tingkat toksisitas dapat dilihat dari
perbandingan LD50/LC50
*LD50: Dosis yang diberikan pada
makanan hewan coba yang menyebabkan
50% hewan coba mati
*LC50: Konsentrasi pestisida diudara yang
mengakibatkan 50% hewan coba mati
- Semakin kecil nilai LD50/LC50 maka
● Jangka waktu atau lama terpapar
Paparan terus-menerus menjadi berbahaya
karena paparan berulang dan berlangsung
lama dapat menimbulkan keracunan kronis

● Jalur masuk pestisida


- Keracunan lewat kulit jauh lebih berbahaya
karena selain berefek lokal sebagai iritasi kulit.
Racun juga mudah terabsorbsi masuk ke aliran
darah.

- Keracunan lewat inhalasi atau oral waspadai


aspirasi pada paru. Perhatikan tanda-tanda
distress nafas.
Petunjuk bagi pengguna pestisida
● Selalu menyimpan pestisida dalam wadah asli
yang berlabel
● Jangan menggunakan mulut untuk meniup lubang
pada alat semprot
● Jangan makan, minum atau merokok disekitar
tempat penyemprotan dan sebelum mencuci
tangan
● Gunakan alat pelindung diri yang benar
● Waktu yang baik untuk penyemprotan adalah
pada waktu terjadi aliran udara naik (thermik)
yaitu antara pukul 08.00-11 WIB atau sore hari
pukul 15-18.00 WIB. Penyemprotan terlalu pagi
atau terlalu sore mengakibatkan pestisida yang
menempel pada bagian tanaman akan terlalu lama
untuk mengering.
● Perhatikan arah angin sewaktu akan menyemprot
APD untuk penyemprotan Pestisida
● Helm (helmet), berfungsi untuk melindungi kepala dari
segala jenis benturan sehingga cedera otak dapat di
minimalkan.
● Kaca Mata (google), berfungsi untuk melindungi mata
dari serpihan benda-benda kecil seperti abu, bunga
kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda
lain.
● Masker, berfungsi untuk menghindari terhirupnya
bahan kimia yang beracun.
● Clemet (apron), berfungsi agar tubuh tim semprot tidak
terpapar bahan kimia karena terbuat dari bahan yang
tahan air.
● Sarung tangan kain (gloves), berfungsi untuk menyerap
keringat dan menghindari kerusakan tangan (kapalan)
karena bekerja dengan benda keras.
● Sarung tangan karet (gloves), tangan karet berfungsi
Arti Warna pada Label Pestisida
Pencucian alat-alat aplikasi
● Bekas wadah pestisida harus dirusak agar
tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain.
● Wadah bekas pestisida harus ditanam jauh
dari sumber air.
● Alat penyemprot segera dibersihkan
setelah selesai digunakan. Air bekas cucian
sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari
sumber air dan sungai.
● Penyemprot segera mandi dengan bersih
menggunakan sabun dan pakaian yang
telah digunakan segera dicuci.
Cara Menyemprot Yang Cara Menyemprot Yang
Salah Benar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai