2. EDEMA KORNEA :
Dapat Berupa Edema Yang Datar Atau Edema
Yang Melipat Dan Menekuk Kedalam Masuk
Ke Membran Bowman Dan Descemant
Tx: Pemberian Antibiotika Dan Bebat Mata,
Kadang – Kadang Diperlukan Lensa Kontak
Untuk Melindungi Kornea Pada Fase
Penyembuhan.
D. BILIK MATA DEPAN :
HIFEMA :
(Perdarahan Dalam Bilik Mata Depan Yang Berasal
Dari Iris Dan Corpus Siliare)
Respon Vaskuler Yang Terkena Adalah A, Ciliaris
Anterior, Perdarahan Vena Di Schlemm Kanal Dan
Adanya Hipotoni, Seperti Pada Siklodialisis.
Pada Umumnya 70% Kasus Penyerapan Terjadi
Dalam Waktu 5-6 HARI.
Bila Perdarahan Luas Koagulasi Di bilik Mata
Depan Akan Luas Dimana Terjadi Gumpalan
Fibrin Dan Darah Merah.
Hal Ini Akan Memperlambat Penyerapan
Ditambah Lagi Hambatan Mekanis Terhadap
“Outflow” Humor Aquos Disudut Iridocorneal
Pada Beberapa Produk Darah Menempel
Pada Bagian Anterior Pigmen Membran Dari
Iris Didaerah Pupil Dan Sudut Irido Corneal.
Walaupun Sepintas Bilik Mata Depan Jernih,
Tetapi Iritis Cukup Kuat Untuk Membentuk
Sinekia Anterior Dan Posterior.
Hifema Sekunder Pada Umumnya Nampak
Antara Hari Ke-2 Dan Ke-5. Biasanya Diikuti
Dengan Ancaman Iritis.
Pada Hifema Ringan Dapat Terjadi Glukoma
Sekunder Dengan Meningkatnya Tekanan
Intra Okuler.
Hal Ini Dari Adanya Edema Di Trabekular
Meshwork, Sehingga Terjadi Gangguan
Outfolow Humor Akuos.
Tekanan Intra Occuli Kadang Baru Terjadi
Beberapa Hari Setelah Trauma, Ini Adalah
Akibat Adanya Perdarahan Sekunder.
Frekwensi Perdarahan Sekunder Tanpa
Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 30%.
Frekwensi Perdarahan Sekunder Dengan
Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 50%.
PENGOBATAN HIFEMA :
Bila Tanpa Penyulit :
1. Tirah Baring Sempurna Dengan Posisi Kepala
Lebih Tinggi + 4oo. Larangan Gerakan Fisik
Dan Mengangkat Kepala.
2. Pemakaian Bebat Mata.
Masih Kontrofersi Memakai Atau Tidak. Bila
Kedua Mata Di Bebat Diharapkan
Mengistirahatkan Mata.
Tetapi Pada Anak Menyebabkan
Kegelisaahan, Dan Pada Dewasa Akan Terjadi
Disorientasi.
Tetapi Bila Satu Mata Dibebat Maka Paling
Tidak Penderita Atau Keluarga Sadar
Terhadap Penyakitnya Yang Serius Dan
Mereka Lebih Hati – Hati Dan Membatasi
Gerak.
3. Simptomatis Diberikan Bila Perlu :
Misal : Penenang, Anti Fibrinolitik.
Bila Penyerapan Berjalan Lambat Lebih Dari
7 Hari Maka Dapat Dibantu Dengan
Pemberian Miotikum Dengan Tujuan
Memperluas Permukaan Iris Sehingga
Penyerapan Darah Lebih Cepat
Bila Ada Kecenderungan Pembentukan
Sinekia Dapat Diberikan Midriatikum.
Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma Sekunder
Dan Diberi Obat Anti Glukoma.
5. Dilakukan Tindakan Pembedahan Dengan
Mengeluarkan Darah Dari Bilik Mata Depan
Hal Ini Dilakukan Pada Kasus – Kasus :
Hifema Yang Tidak Kurang Selama 5 Hari. Dan
Darah Lebih Dari ½ Bilik Mata Depan.
Tanda – Tanda Glukoma Sekunder.
Tanda – Tanda Hemosiderosis
Biasanya Hemosiderosis Yang Ringan
Hilangnya Agak Lama Yaitu Setelah
Beberapa Bulan. Hal Ini Disebabkan Karena
Proses Fagositosis Dari Produk Hb Ini
Berjalan Lambat Dari Tepi Ke Sentral.
E. IRIS
1. Iridodialisis
Iris Lepas Dari Insersi Yang Kadang Diikuti
Dengan Hifema.
Pupil Miosis.
Ax : Penderita Merasa Melihat Double Pada Satu
Mata ( Diplopia Unilatera).
Pemeriksaan : Tampak Sebagian Iris Lepas.
Tx : Pasif, Tetapi Bila Ada Keluhan Operatif.
F. PUPIL
Midriasis :
Akibat Dari Parese Saraf Optikus Atau Karena Ruptur
Otot Spincter.
G. Lensa
Penyebab Utama Kerusakan Lensa Adalah Kerusakan
Seluler Dan Laserasi Jaringan.
Mekanisme :
Gelombang Tekanan Menekan Humor Aquos.
Iris Tertekan Ke Arah Vitreous.
Lensa Tertekan Kembali Ke Arah Humor Akuos
Dan Difragma Iris.
Tambahan Tekanan Pada Kapsul Dan Epitel
Lensa.
Terjadi Kerusakan Jaringan Intra Sellular Fiber
Dari Lensa, Nekrosis Kapsul Dan Dislikaso
Sebagian Material Lensa.
KEKERUHAN LENSA
H) Lensa
Katarak
Penatalaksanaan Sama Dengan Trauma Tumpul.
Dislokasi Lensa
Panatalaksanaan Sama Dengan Rudapaksa
Mata Tumpul.
I) Kerusakan Segmen Posterior
Penatalaksanaan Sama Dengan Rudapaksa Mata
Tumpul.
J) Corpus Alienum (Benda Asing)
Ax: Mengeluh Ada Benda Asing Masuk Kedalam
Mata.
Pem:
Benda Asing Tersebut Harus Dicari Secara Teliti
Memakai Penerangan Yang Cukup Mulai Dari
Palpebra, Konjungtiva, Fornixis, Kornea, Bilik
Mata Depan.
Bila Mungkin Benda Tersebut Berada Dalam Lensa,
Badan Kaca Dimana Perlu Pemeriksaan
Tambahan Berupa Funduskopi Dan Foto Rontgen
Benda Asing Yang Masuk Dalam Mata Dapat Dibagi
Dua Kelompok Yaitu :
A. Benda Logam
Misal: Emas, Perak, Platina, Besi, Tembaga.
Benda Logam Ini Dapat Bersifat Magnit Atau Non
Magnit.
B. Benda Bukan Logam: Batu, Kaca, Poselin,
Plastik, Bulumata, Dan Lain – Lain.
Benda Yang Menimbulkan Reaksi Jaringan
Mata Berupa Perubahan Selular Atau Membran
Sehingga Mengganggu Fungsi Dari Mata.
Misal : Besi Berupa Siderosis Dan Tembaga
Berupa Kalkosis.
Besi Biasanya Merusak Jaringan Yang
Mengandung Epitel.
Sedangkan Tembaga Merusak Bagian Membran,
Misal Descement Kornea Lensa, Iris, Badan
Kaca, Dll.
Pengobatan : Mengeluarkan Benda Asing
Bila Lokalisasi Di Palpebra Dan Konjungtiva
Kornea, Maka Dengan Mudah Dapat Dilepaskan
Setalah Pemberian Anastesi Lokal
Untuk Mengeluarkan Perli Kapas Lidi Atau Jarum
Suntik Tumpul/Tajam.
Bila Benda Bersifat Magnetik Maka Dapat
Dikeluarkan Dengan Magnet Portable Atau Giant
Magnet.
Bila Benda Asing Dalam Segmen Posterioir
Hendaknya Dikirim Kepusat, Oleh Karena
Memerlukan Tindakan Yang Lebih Cermat Dan
Perlengkapan Yang Khusus.
Pemberian Antibiotika Lokal Pada Benda
Asing Dikonjungtiva Dan Kornea.
Pada Kornea Dapat Ditambahkan
Atropin 0,5%-1%
Bebat Mata Dan Diamox Bila Ada Tanda
– Tanda Glukoma Sekunder.
K) Otot Ekstra Okular
I. Kelainan Pergerakan Mata
Hal Ini Pada Trauma Dapat Disebabkan :
Kelainan Pada Otot Mata.
2. Kelainan Pada Persarafan Otot Mata.
3. Kelainan Pada Jaringan Orbita Lainnya.
Walaupun Gangguan Pergerakan Bola Mata
Tidak Dapat Menyebabkan Kebutaan Atau
Penurunan Tajam Penglihatan Namun
Kegiatan Sehari – Hari Dapat Terganggu
Dengan Adanya Keluhan Diplopia.
Ax: Akibat Diplopia Timbul Keluhan Pusing,
Mual, Muntah.
Pem : Hambatan Pergerakan Bola Mata Dapat
Berakibat Paralisa Atau Ototnya Sendiri Yang
Terjepit.
Test Forced Duction :
Untuk Membedakan Gangguan Karena
Kelumpuhan Atau Ototnya Yang Terjepit.
Cara: Mata Ditetesi Anastesi Lokal.
Kemudian Otot Yang Akan Diperiksa Dipegang
Dengan Pinset Dan Ditarik Kearah Gerak Otot
Tersebut.
Bila Lancar --- Berarti Paralisa.
Bila Sukar --- Ada Hambatan / Otot Terjepit.
Pengobatan Paralisa :
1. Anti Inflamasi Dan Neurokopik.
2. Untuk Menghindari Diplopia Satu Mata :
A. Pada Parase Ringan -- Mata Sehat Ditutp
Supaya Mata Parase Terlatih.
B. Pada Parase Berat – Mata Parase Yang
Ditutup.
Setelah 3-6 Bulan Tidak Ada Kemajuan
Berarti Tetap Strabismus Dan Atau Diplopia.
Maka Penderita Perlu Dirujuk Untuk
Tindakan Operasi.
Sebab Setlah 6 Bulan Dianggap Telah
Mengalami Penyembuhan Maksimal Atau
Sudah Timbul Komplikasi Kontraktur –
Kontraktur.
Ii. Penatalaksanaan Rudapaksa Mata Dengan
Bahan Kimia.
Rudapaksa Mata Karena Bahan Kimia Dapat
Disebabkan Oleh Bahan Asam Atau Basa.
BERDASARKAN KLASIFIKASI
HUGHES DIBAGI:
1. Ringan :
Nampak Adanya :
Erosi Kornea
Kekeruhan Kornea Yang Ringan
Tidak Ada Necrosis Dan Ischemia Dari
Konjungtiva Dan Sclera
2. Sedang Berat :
Kekeruhan Kornea Nampak Dan Detail Iris
Sulit Dilihat,
Nekrosis Iskemia Dari Konjungtiva Dan
Sklera Minimal
3. Sangat Berat :
Kekaburan Dari Pupil, Sclera Dan
Konjungtiva Pucat.
RUDAPAKSA MATA KARENA BAHAN ASAM
DAPAT TERJADI KERUSAKAN DALAM
BEBERAPA JAM.
BAHAN ASAM AKAN LEBIH CEPAT
MENGADAKAN PRESIPITASI DENGAN
JARINGAN SEKITARNYA.
DAYA BUFFER DARI JARINGAN PROTEIN
SEKITAR ZAT ASAM INI CENDERUNG UNTUK
MELOKALISIR KERUSAKAN.
Tidak Ada Efek Atau Akibat Lain Misal
Kerusakan Sel Atau Perlunakan Jaringan.
Sedangkan Bahan Alkali Menyebabjan Hal
Yang Lebih Serius.
Bahan Alkali Akan Bergabung Dengan Lipid
Dari Selular Membran Dan Terjadi Kerusakan
Total Dari Sel.
Perlunakan Jaringan.
Penetrasi Yang Cepat Kedalam Bilik Mata
Depan.
Iris Dan Kadang – Kaang Retina Terkena
Dalam Waktu Yang Singkat.
Makin Tinggi Ph Alkali Makin Serius
Kerusakannya.
TANDA –TANDA :
Secara Umum Tidak Hanya Konjungtiva Dan
Kornea Yang Terkena Tetapi Kelopak Mata Dan
Kulit Sekitarnya.
Kulit Dan Palpebra Menjadi Lebih Putih Dan
Nekrosis.
Koagulasi Pada Jaringan Kornea Sehingga Kornea
Nampak Keruh.
Konjungtiva Pucat Karena Ischemia
Rasa Nyeri Tergantung Dari Kerusakan Sel – Sel
Sensoris Dari Kornea.
Pengobatan :
Irigasi Mata Dan Jaringan Sekitarnya Adalah
Pengobatan Pertana Yang Diperlukan.
Irigasi Dapat Dilakukan Dengan Air, Cairan
Fisiologis + 30 Menit.
Sedang Untuk Bahan Basa Dapat Sampai Satu
Jam.
Kalau Perlu Irigasi Boleh Diulang Kembali Saat
Penderita Sampai Dipuskesmas.
Pemakaian Kertas Ph U/ Bhn Asam / Basa
Kegunaannya Sdkt Krn Bdn Yg Telah Berubah Akibat
Irigasi Yg Agak Lama.
Forniks & Konjungtiva Hrs Dibersihkan Dari Bhn
Kimia Dgn Kapas Basah.
Kelopak Mata Dibalik Dan Dibersihkan.
U/ Mengurangi Nyeri Diberikan Anestesi
Lokal.
Antibiotika Lokal Berupa Salep U/
Menghindari Perlekatan2.
Atropin Tetes 0,5-1%.
Bebat Mata (Kalau Perlu).
Beri Karbonic Anhidrase Inhibitorb Bila Tjd
Glaukoma Sekunder.
PENATALAKSANAAN RUDA PAKSA
KRN FAKTOR FISIK
A. Cahaya
Cahaya Yg Berasal Dari Matahari / Alat U/ Las
Mengandung Ultra Violet Yg Dpt Mengakibatkan
Konjungtivitis & Keratitis, Sedangkan Cahaya Dari
Pembikinan Kaca (Glass Blomers), Banyak
Mengandung Infra Red Yg Dpt Mengakibatkan
Katarak.
Anamnesa : Mata Terasa Nyeri, Efifora Yg
Timbul 6-12 Jam Sesudah Melihat Cahaya
Tersebut.
Pemeriksaan : Hiperemi Konjungtiva,
Flurescein Test (+).
Pengobatan : Pada Konjungtivitis Beri
Antibiotika Lokal, Atropin Bila Flurescein Luar.
Biasanya Dlm 1-2 Hari Sembuh.
Penyinaran Dgn Unsur Infra Red Tdk
Menimbulkan Kelainan Akut.
KEBAKARAN
Dgn Adanya Reflek Perlindungan Menutup
Palpebra Sering Kornea & Konjungtiva,
Terhindar Dari Bahaya Kebakaran, Shg
Kelainan Terbatas Pd Palpebra.
Pengobatan : Tdk Berbeda Dgn Kelainan
Akibat Luka Bakar Pd Kulit Bagian Tubuh Yg
Lain.
LEDAKAN
Ledakan Yg Cukup Kuat Dpt Menimbulkan
Bermacam2 Kerusakan.
Pengobatan Diberikan Sesuai Dgn
Kerusakan Yg Diakibatkan.
BLOW OUT FRAKTUR
Patah Tulang Dasar Orbita Tanpa Kerusakan
Dari Rima Orbita Akibat Perubahan Mendadak
& Ruang Retro Bulbar Krn Perubahan Tekanan
Yg Tjd Akibat Hantaman Yg Keras Pd Bulbus
Occuli.
Anamnesa : Adanya Trauma, Visus Menurun,
Nyeri (+), Diplopia, Mual, Muntah.
Pemeriksaan : Edema Krg Lbh Hypoestesi
Daerah Saraf Infra Orbita.
Tanda 2 Patah Tulang : Gerakan Terbatas,
Enoftalmus.
Pengobatan : Konservatif Selama 3 Minggu U/
Mengevaluasi Sambil Menunggu Edema &
Ekhimosis Berkurang. Bila Enoftalmus Masih
Tampak, Keluhan Diplopia Sangat
Mengganggu Operatif.
PENUTUP
Ruda Paksa Mata Merupakan Keadaan Darurat
Mata, Krn Dpt Tjd Bermacam2 Kerusakan Yg Bila
Tdk Sgr Mendapat Pertolongan Dpt
Mengakibatkan Penurunan Fungsi Mata /
Berakhir Dgn Kebutaan.
O/K Itu Alangkah Baiknya Kelak Sbg Dokter
Umum Jg Waspada Akan Akibat Ruda Paksa Ini &
Segera Menanggulanginya, Mana Yg Dpt Diobati
Sendiri & Mana Yg Hrs Dirujuk.
TRAUMA
LAB/SMF ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER- RSD Dr SOEBANDI JEMBER
KEDARURATAN MATA
INFEKSI D.M.
TRAUMA HIPERTENSI
TUMOR LEUKEMI, PENY.SISTEMIK
LAIN
TAJAM
PENYAKIT PENGLIHATAN
DEGENERATIP
PROSES PENUAAN
KEL.KONGENITAL
KEBUTAAN
KEDARURATAN MATA
BAIK ,TEPAT
FUNGSI PENGLIHATAN
DIPERTAHANKAN
MENCEGAH KEBUTAAN
KLASIFIKASI TRAUMA MATA
II.TRAUMA TEMBUS
DENGAN /TANPA BENDA
ASING
PEMERIKSAAN
YANG DIPERLUKAN
ANAMNESIS:
kapan? dimana? bagaimana?
macam penyebab?
PEMERIKSAAN Tajam penglihatan
(senter,hitung jari,kartu
snellen)
PEMERIKSAAN ORGAN MATA :
urut, teliti
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
skull foto, CT scan, USG
PRINSIP PENANGANAN
TRAUMA MATA :
2. TRAUMA KIMIA
PENYEBAB: zat kimia asam, basa, racun/organik
GEJALA: mengeluh kabur,nyeri, epifora, blefarospasme.
PEMERIKSAAN: luka bakar pd. kulit kelopak mata iskhemia
konjungtiva, erosi kornea
TERAPI:
prinsip segera !
anestesi lokal : tetracain 0.5% eye drops
irigasi/disemprot air/aquadest dgn tekanan tinggi spuit 10cc
“BASA” -Continuous irigasi, bersihkn corpal/zat kimia dg.lidi kapas
basah.
Antibiotik tts./salep mata, bebat mata
TRAUMA TERMIS
Penyebab: api, minyak panas
Gejala: luka bakar, kanur, nyeri epifora, silau
Pemeriksaan:
Luka bakar pada kelopak mata
Hiperemi konjungtiva
Erosi kornea
Terapi:
Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
Antibiotika salep / tetes mata
TRAUMA RADIASI
Panas, reaksi kimia, reaksi elektrik sinar las
Gejala:
Nyeri, silau, epifora, blepharospasme
± 6-10 jam setelah paparan
Pemeriksaan: mikrolesi pada kornea
Terapi:
Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
Antibiotika salep mata
Bebat mata
TRAUMA TUMPUL
benda
Kerusakan organ mata
Kekuatan
Rujuk Segera !
TRAUMA TEMBUS
Luka terbuka kelopak mata
Laserasi kornea ruptur kornea +
keluarnya jaringan intra okuli
Katarak traumatika
Laserasi Sklera + prolaps vitreus, khoroid
‘double perforation’
Gejala:
Kabur, nyeri, berdarah
Blepharospasme
Bola mata tampak gembos
PENANGANAN:
Tetesi tetracain 0,5%
Antibiotika tetes mata!
Antibiotika sistemik
Bebat
Rujuk
GLAUKOMA AKUT
GEJALA:
◦ Nyeri hebat di sekitar mata / cekot-cekot
◦ Kabur, mata merah
◦ Melihat “halo”
PEMERIKSAAN:
◦ Kabur
◦ Mata merah
◦ BMD dangkal
◦ Kornea suram
◦ Pupil lonjong, reflek cahaya
◦ Perabaan tek bola mata
Segera Rujuk !
RUDAPAKSA MATA
KARENA BAHAN KIMIA
Batasan
Rudapaksa mata yang disebabkan:
Bahan kimia basa : amoniak, freon, sabun,
sampo,kapur gamping, semen, tiner, lem,
kaustik soda
Bahan kimia asam : asam sulfat, air accu, asam
sulfit, asam klorida, zat pemutih, asam asetat.
BASA penetrasi cepat saponifikasi
membran sel kerusakan sel koagulasi
pelunakan jaringan o.k denaturasi kolagen
Konjungtiva, sclera iskemia, koagulasi dan
nekrosis
Penetrasi sampai koroid & retina
ANAMNESA & GEJALA KLINIS
Subyektif : nyeri, spasme, berair, kabur & silau
Obyektif :
Visus\\
Palpebra bengkak, luka bakar
Konjungtiva hiperemi, khemosis, iskemia &
nekrosis
Kornea edema, tes fluoresin +, kekeruhan
kornea hebat
Klasifikasi Thoft
Grade Segmen Anterior Prognosis