Anda di halaman 1dari 143

RUDAPAKSA MATA

LAB/SMF ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER- RSD Dr SOEBANDI JEMBER
RUDA PAKSA MATA
 Dengan Kemajuan Teknologi Rudapaksa Mata
Merupakan Salah Satu Penyebab Tersering Dari
Kelainan Mata.
 Permukaan Mata Merupakan 0,27% Dari
Permukaan Tubuh Atau 4% Dari Wajah
 Namun Demikian Rudapaksa Mata Merupakan
10% Dari Kecelakaan Tubuh.
 Hal Ini Salah Satu Penyebabnya, Mungkin
Karena Penyebab Yang Kecil Pada Mata
Nampak, Sedang Pada Kulit Tidak Berpengaruh.
 Segala Umur Dapat Terkena Rudapaksa Mata
Walaupun Beberapa Kelompok Umur Tersering
Terkena (50%) Yaitu Umur Kurang Dari 18 Tahun
( Di USA )
 Untunglah Bola Mata Mendapat
Perlindungan Yang Cukup Baik Oleh Kelopak
Mata, Tulang Mata, Rima Orbita, Jaringan
Orbita, Kedipan Kelopak Mata, Gerakan
Menghindari Dari Kepala, Alis Mata, Gerakan
Dari Bola Mata Keatas.
 Sebaiknya Bila Ada Rudapaksa Mata Segera
Dilakukan Pemeriksaan Dan Pertolongan
Karena Kemungkinan Fungsi Penglihatan
Masih Dapat Dipertahankan.
PEMERIKSAAN – PEMERIKSAAN
YANG DIPERLUKAN
I. ANAMESA.
1. Kapan Dan Dimana Terjadinya Kecelakaan,
Disaat Bekerja Apakah Memakai Kaca Mata
Pelindung Atau Tidak.
2. Benda Penyebab Kecelakaan.
Pada Kecelakaan Dengan Benda Asing, Apakah
Pada Benda Besi Atau Bukan, Arah Dari Benda
Asing.
II. Bagaimana Penglihatan Penderita Sebelum
Terkena Rudapaksa Mata.
Bila Palbera Sangat Udem Dan Kemosis Maka
Pemeriksaan Virus Sukar Dilakukan.
III. Kemudian Dilakukan Pemeriksaanan Bagian –
Bagian Bola Mata Secara Teliti Dan Cermat Serta
Keadaan Sekitar Bola Mata. Hal Ini Dibicarakan
Secara Khusus Sesuai Dengan Penyebab Ruda
Paksa Mata
RUDAPAKSA MATA BERDASARKAN
PENYEBABNYA DIBAGI:
I. MEKANIS : TUMPUL
TAJAM
II. BAHAN KIMIA : ASAM
BASA
III. FISIK : CAHAYA
LEDAKAN
KEBAKARAN
BLOW OUT FRAKTUR
RUDAPAKSA MATA
MEKANIS TUMPUL :
 Tingkatan Dari Rudapaksa Mata Ini Tergantung
Dari Besar, Berat, Energi Kinetik Dari Obyek.
 Mekanisme:
Gelombang Tekanan Akibat Dari Rusapaksa Mata
Menyebakan :
1. TekananYang Sangat Tinggi Dan Jelas Dalam
Waktu Yang Singkat Didalam Bola Mata.
2. Perubahan Yang Menyolok Dari Bola Mata.
3. Tekanan Dalam Bola Mata Akan Menyebar Antara
Cairan Vitreous Yang Kental Dan Jaringan Sclera
Yang Tidak Elastis.
4. Akibatnya Terjadi Peregangan Dan Robeknya
Jaringan Pada Tempat Dimana Ada Perbedaan
Elastisitas, Mis: Daerah Limbus, Sudut
Iridocorneal, Ligamentum Zinii, Corpus Ciliare.
RESPON DARI JARINGAN TERHADAP
RUDAPAKSA MATA TUMPUL :
1. Vasokonstriksi Dari Pembuluh Darah Rerifer,
Sehingga Terjadi Iskemia Dan Nekrosis Lokal.
2. Diikuti Dengan Vasodilatasi, Hiperpermeabilitas,
Aliran Darah Yang Menurun.
3. Dinding Pembuluh Darah Robek Maka Cairan
Jaringan Dan Isi Sel Akan Menyebar Menuju
Jaringan Sekitarnya Sehingga Terjadi Udema Dan
Perdarahan.
Karena Tiap – Tiap Jaringan Mempunyai Sifat –
Sifat Dan Respon Khusus Terhadap Trauma
Maka Akan Dibicarakan Satu – Persatu.
A. Palpebra
 Laserasi Dan Hematum
Pada Pemeriksaan Didapatkan Luka Memar,
Udema Dan Ekkoriasi.
Pengobatan : Pembersihan Luka Dan Kompres
Dingin .
B.Konjungtiva
 Perdarahan Dibawah Konjungtiva
Tampak Bercak Merah Berbatas Jelas.
Biasanya Tanpa Terapi Dapat Sembuh Sendiri,
Tetapi Untuk Mempercepat Dapat Dibantu
Dengan Vasokonstriksi.
 Edema
Bila Masih Dan Terletak Sentral Dapat
Mengganggu Visus.
Kondisi Ini Dapat Diatasi Dengan Jalan Reposisi
Konjungtiva Atau Menusuk Konjungtiva
Sehingga Terjadi Jalan Untuk Mengurangi
Edema Tersebut.
Dapat Juga Dibantu Dengan Cairan Saline Yang
Hipertonik Untuk Mempercepat Penyerapan.
LASERASI
Bila Laserasi Sedikit Dapat Diberi Antibiotika
Untuk Membatasi Kerusakan. Daya Regenerasi
Epitel KonjungtivaYang Tinggi Sehingga Akan
Tumbuh Dalam Beberapa Hari.
Laserasi Dan Jaringan Necrotik Maka Inflamasi
Akan Lebih Menonjol Dari Pada Traumanya.
Dalam Hal Ini Daerah Nekrosis Harus Dieksisi.
C. KORNEA
1. Erosi Kornea (Hilangnya Sebagian Epitel)
Bila Penderita Mengeluh Nyeri, Photofobi,
Epifora, Bleparospasme, Perlu Kita Lakukan
Pemeriksaan Pengecatan Flurocein.
Bila (+) Berarti Sebagian Kornea Tampak Hijau -
-- Ada Suatu Lesi Atau Erosi Kornea.
Tx: Bebat Mata Dan Diharapkan 1-2
Hari Terjadi Penyembuhan.
Bila Erosi Luas Maka Perlu Tambahan Antibiotika.

2. EDEMA KORNEA :
Dapat Berupa Edema Yang Datar Atau Edema
Yang Melipat Dan Menekuk Kedalam Masuk
Ke Membran Bowman Dan Descemant
Tx: Pemberian Antibiotika Dan Bebat Mata,
Kadang – Kadang Diperlukan Lensa Kontak
Untuk Melindungi Kornea Pada Fase
Penyembuhan.
D. BILIK MATA DEPAN :
HIFEMA :
(Perdarahan Dalam Bilik Mata Depan Yang Berasal
Dari Iris Dan Corpus Siliare)
 Respon Vaskuler Yang Terkena Adalah A, Ciliaris
Anterior, Perdarahan Vena Di Schlemm Kanal Dan
Adanya Hipotoni, Seperti Pada Siklodialisis.
 Pada Umumnya 70% Kasus Penyerapan Terjadi
Dalam Waktu 5-6 HARI.
 Bila Perdarahan Luas Koagulasi Di bilik Mata
Depan Akan Luas Dimana Terjadi Gumpalan
Fibrin Dan Darah Merah.
 Hal Ini Akan Memperlambat Penyerapan
Ditambah Lagi Hambatan Mekanis Terhadap
“Outflow” Humor Aquos Disudut Iridocorneal
 Pada Beberapa Produk Darah Menempel
Pada Bagian Anterior Pigmen Membran Dari
Iris Didaerah Pupil Dan Sudut Irido Corneal.
 Walaupun Sepintas Bilik Mata Depan Jernih,
Tetapi Iritis Cukup Kuat Untuk Membentuk
Sinekia Anterior Dan Posterior.
 Hifema Sekunder Pada Umumnya Nampak
Antara Hari Ke-2 Dan Ke-5. Biasanya Diikuti
Dengan Ancaman Iritis.
 Pada Hifema Ringan Dapat Terjadi Glukoma
Sekunder Dengan Meningkatnya Tekanan
Intra Okuler.
 Hal Ini Dari Adanya Edema Di Trabekular
Meshwork, Sehingga Terjadi Gangguan
Outfolow Humor Akuos.
 Tekanan Intra Occuli Kadang Baru Terjadi
Beberapa Hari Setelah Trauma, Ini Adalah
Akibat Adanya Perdarahan Sekunder.
 Frekwensi Perdarahan Sekunder Tanpa
Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 30%.
 Frekwensi Perdarahan Sekunder Dengan
Kenaikan Tekanan Intra Occuli --- 50%.
PENGOBATAN HIFEMA :
Bila Tanpa Penyulit :
1. Tirah Baring Sempurna Dengan Posisi Kepala
Lebih Tinggi + 4oo. Larangan Gerakan Fisik
Dan Mengangkat Kepala.
2. Pemakaian Bebat Mata.
 Masih Kontrofersi Memakai Atau Tidak. Bila
Kedua Mata Di Bebat Diharapkan
Mengistirahatkan Mata.
 Tetapi Pada Anak Menyebabkan
Kegelisaahan, Dan Pada Dewasa Akan Terjadi
Disorientasi.
 Tetapi Bila Satu Mata Dibebat Maka Paling
Tidak Penderita Atau Keluarga Sadar
Terhadap Penyakitnya Yang Serius Dan
Mereka Lebih Hati – Hati Dan Membatasi
Gerak.
3. Simptomatis Diberikan Bila Perlu :
 Misal : Penenang, Anti Fibrinolitik.
 Bila Penyerapan Berjalan Lambat Lebih Dari
7 Hari Maka Dapat Dibantu Dengan
Pemberian Miotikum Dengan Tujuan
Memperluas Permukaan Iris Sehingga
Penyerapan Darah Lebih Cepat
 Bila Ada Kecenderungan Pembentukan
Sinekia Dapat Diberikan Midriatikum.
 Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma Sekunder
Dan Diberi Obat Anti Glukoma.
5. Dilakukan Tindakan Pembedahan Dengan
Mengeluarkan Darah Dari Bilik Mata Depan
Hal Ini Dilakukan Pada Kasus – Kasus :
 Hifema Yang Tidak Kurang Selama 5 Hari. Dan
Darah Lebih Dari ½ Bilik Mata Depan.
 Tanda – Tanda Glukoma Sekunder.
 Tanda – Tanda Hemosiderosis
Biasanya Hemosiderosis Yang Ringan
Hilangnya Agak Lama Yaitu Setelah
Beberapa Bulan. Hal Ini Disebabkan Karena
Proses Fagositosis Dari Produk Hb Ini
Berjalan Lambat Dari Tepi Ke Sentral.
E. IRIS
1. Iridodialisis
 Iris Lepas Dari Insersi Yang Kadang Diikuti
Dengan Hifema.
 Pupil Miosis.
 Ax : Penderita Merasa Melihat Double Pada Satu
Mata ( Diplopia Unilatera).
 Pemeriksaan : Tampak Sebagian Iris Lepas.
 Tx : Pasif, Tetapi Bila Ada Keluhan Operatif.
F. PUPIL
Midriasis :
Akibat Dari Parese Saraf Optikus Atau Karena Ruptur
Otot Spincter.

G. Lensa
Penyebab Utama Kerusakan Lensa Adalah Kerusakan
Seluler Dan Laserasi Jaringan.
Mekanisme :
 Gelombang Tekanan Menekan Humor Aquos.
 Iris Tertekan Ke Arah Vitreous.
 Lensa Tertekan Kembali Ke Arah Humor Akuos
Dan Difragma Iris.
 Tambahan Tekanan Pada Kapsul Dan Epitel
Lensa.
 Terjadi Kerusakan Jaringan Intra Sellular Fiber
Dari Lensa, Nekrosis Kapsul Dan Dislikaso
Sebagian Material Lensa.
KEKERUHAN LENSA

1. Subluksasi Atau Dislokasi


Lensa :
 Dapat Kedua Arah Yaitu Menuju Bilik Mata
Depan Dan Posterior Menuju Badan Kaca.
 Keluhan Berupa Penglihatan Menurun Dan
Melihat Dobel Pada Satu Mata.
 Pada Pemeriksaan Terlihat Iris Tremulans Dan
Bilik Mata Depan Yang Dalam.
Pengobatan :
 Aktif Dengan Operasi Pada Dislokasi Anterior.
Hal Ini Untuk Mencegah Terjadinya Kerusakan
Endotel Kornea Dan Glukoma Sekunder.
 Pasif Secara Konservatif Pada Dislokasi
Posteror.
H. Segmen Posterior
Kita Menduga Adanya Kerusakan Segmen
Posterioir Bila Penglihatan Menurun Tanpa
Kerusakan Segmen Anterior.
1. Perdarahan Badan Kaca
 Darah Berasal Dari Korpus Ciliare.
 Keluhan Berupa Visus Yang Kabur.
 Pemeriksaan Dengan Oftalmoskop Nampak
Kekeruhan Badan Kaca.
 Pengobatan Hanya Konservatif.
2. Udema Makula
Terjadi Karena Timbunan Cairan Subretina Di
Makula.
3. Robekan Retina
 Keluhan Kabur, Benda Tampak
Bergelombang.
 Pemeriksaan Tampak Ablasi Retina Yang
Terlihat Dengan Oftalmoskop.
 Pengobatan Dengan Operasi.
4. Keluhan N. Opticus.
Hal – Hal Yang Terjadi Akibat Rudapaksa Mata
Mekanik Tajam :
A) Palpebra
1.Luka Terbuka Palpebra
 Ax : Keluhan Rasa Nyeri, Bengkak Dan
Berdarah.
 Pemeriksaan : Tampak Adanya Luka Terbuka
Dan Perdarahan.
 Pengobatan :
1. Pebersihan Luka, Kemudian Dijahit.
2. Tehnik Penjahitan Dilakukan Sama Dengan
Luka Pada Kulit Tubuh Yang Lain Sesuai
Dengan Arah Dari M. Orbicularis.
 PERHATIAN :
1. Luka Yang Persis Pada Palpebra Harus Khusus
Diperhatikan Karena Bila Penjahitan Tidak
Tepat Pada Kedua Tepi Luka Akan Memberi
Hasil Kosmetik Dan Fungsional Yang Jelek.
2. Bila Perlu Dapat Ditambah Dengan Antibiotika,
Analgetik Dan Anti Inflamasi.
B) KONJUNGTIVA
1. Perdarahan
Penatalaksanaan Sama Dengan Rudapaksa Mata
Mekanis Tumpul.
2. Robekan 1 Cm
 Tidak Dijahit, Diberikan Antibiotika Lokal.
 Robekan Lebih Dari 1 Cm, Dijahit Dengan
Benang Cut Gut Atau Sutera Berjarak 0,5 Cm
Antara Tiap – Tiap Jahitan.
 Beri Antibiotika Lokal Selama 5 Hari & Bebat
Mata U/ 1-2 Hari.
C) KORNEA
1. Erupsi Kornea
Penatalaksanaan Spt Rudapaksa Mata Tumpul.
2. Luka Tembus Kornea
- Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotophobia,
Blepharospasme.
- Pemeriksaan : Bagian Yg Mengalami Kerusakan Epitel
Menunjukkan Flurocein (+).
PENGOBATAN
 Tanpa Mengingat Jarak Waktu Antara
Kecelakaan Dan Pemeriksaan, tiap Luka
Terbuka Kornea Yang Masih Menunjukkan
Tanda – Tanda Adanya Kebocoran Harus
Diusahakan Untuk Dijahit.
 Jaringan Intra Ocular Yang Keluar Dari Luka.
 Misal : Badan Kaca, Prolap Iris Sebaiknya
Dipotong Sebelum Luka Dijahit.
 Jangan Sekali – Kali Dimasukkan Kembali
Dalam Bola Mata.
 Jahitan Kornea Dilakukan Secara Lamellar
Untuk Menghindari Terjadinya Fistel Melalui
Bekas Jahitan.
 Luka Sesudah Dijahit Dapat Ditutup
Lembaran Yang Terdekat.
 Tindakan Ini Dapat Dianggap Mempercepat
Epitelialisasi.
 Antibiotika Lokal Dalam Bentuk Salep,
Tetes Atau Sub Konjungtiva 0,3 – 0,5 U.
 Garamycin Tiap Dua Hari Sekali.
 Atropin Tetes 0,5% - 1% Tiap Hari. Dosis
Dikurangi Bila Pupil Sudah Cukup Lebar.
 Bila Ada Tanda – Tanda Glukoma
Sekunder Dapat Diberi Tablet.
 Analgetik, Anti Inflamasi, Koagulasi
Dapat Diberikan Bila Perlu.
3. Ulkus Kornea
Sebagian Besar Disebabkan Oleh Trauma Yang
Mengalami Infeksi Sekunder.
Ax : Teraba Nyeri, Epifora, Fotofobi,
Blepharospasme.
Pemeriksaan : Nampak Kornea Yang Edma Dan
Keruh.
Bagian Yang Mengalami Kerusakan Epitel
MENUNJUKKAN PENGECATAN ( + ).
TX :
 Antibiotika Lokal Tetes, Salep Atau
Subkonjungtiva.
 Scraping Atau Pembersihan Jaringan Nekrotik
Secara Hati – Hati Bagian Dari Ulkus Yang
Nampak Kotor.
 Aplikasi Panas.
Kauter Dilakukan Dengan Cara Memanaskan
Pasak.
 Cryo Terapi
D) SCLERA
1. Luka Terbuka Atau Tembus.
 Luka Ini Lekas Tertutup Oleh Konjungtiva
Sehingga Kadang Sukar Diketahui.
 Luka Tembus Sclera Harus
Dipertimbangkanapabila Dibawah Konjungtiva
Nampak Jaringan Hitam (Koroid).
 Pengobatan : Sama Dengan Luka Tembus Pada
Kornea.
E) OPTALMIA SIMPATETIK
 Suatu Uveitis Yang Diderita Oleh Mata
Kontra Lateral Apabila Mata Lainnya
Mengalami Trauma Atau Trauma Tembus
Yang Mengenai Jaringan Uvea.
 Frekwensi Tertinggi Terjadi 2-4 Minggu
Sesudah Trauma.
 Proses Berlangsung :
1. Tahap Iritasi (Sympatetik Iritation)
2. Tahap Radang ( Sympatetik Inflamation)
Ad. 1 :
Ax: Keluhan Nyeri, Tanda – Tanda Radang Ringan,
Epifora, Fotofobia.
Pem: Tanda – Tanda Iritis Ringan.
Biasanya Bersifat Reversibel Atau Langsung
Tahap Radang.
Ad. 2 :
Dapat Berlangsung Akut / Menahun.
Stadium Ini Bersifat Irreversibel Dan
Kemungkinan Besar Akan Memburuk Bila
Pengobatan Kurang Sempurna.
TX:
 Mata Traumatik :
Enukleasi Bulbi Dipertimbangkan Bila Visus 0 Atau
Lebih Jelek Dari Pada Mata Simpatetetik.
 Mata Yang Masih Mempunyai Visus Walaupun
Terbatas Selalu Menjadi Pertimbangan Yang
Sangat Sulit Apakah Akan Dilakukan Enukleasi
Atau Dipertahankan.
F) BILIK MATA DEPAN
Penatalaksanaan Sama Dengan Trauma
Tumpul.
G) Iris
1. Iritis
Sering Sebagai Akibat Dari Trauma.
 Ax: Keluhan Nyeri, Epifora, Fotofobia,
Blepharospasme.
 Pem : Pupil Miosis, Reflek Pupil Menurun,
Sinekiaposterior.
 Tx : Atropin Tetes 0,5% - 1% 1-2 Kali Perhari
Selam Senekia Belum Lepas. Antibiotika Lokal.
Diamox Bila Ada Komplikasi Glaukoma.

H) Lensa
 Katarak
Penatalaksanaan Sama Dengan Trauma Tumpul.
 Dislokasi Lensa
Panatalaksanaan Sama Dengan Rudapaksa
Mata Tumpul.
I) Kerusakan Segmen Posterior
Penatalaksanaan Sama Dengan Rudapaksa Mata
Tumpul.
J) Corpus Alienum (Benda Asing)
Ax: Mengeluh Ada Benda Asing Masuk Kedalam
Mata.
Pem:
Benda Asing Tersebut Harus Dicari Secara Teliti
Memakai Penerangan Yang Cukup Mulai Dari
Palpebra, Konjungtiva, Fornixis, Kornea, Bilik
Mata Depan.
Bila Mungkin Benda Tersebut Berada Dalam Lensa,
Badan Kaca Dimana Perlu Pemeriksaan
Tambahan Berupa Funduskopi Dan Foto Rontgen
Benda Asing Yang Masuk Dalam Mata Dapat Dibagi
Dua Kelompok Yaitu :
A. Benda Logam
Misal: Emas, Perak, Platina, Besi, Tembaga.
Benda Logam Ini Dapat Bersifat Magnit Atau Non
Magnit.
B. Benda Bukan Logam: Batu, Kaca, Poselin,
Plastik, Bulumata, Dan Lain – Lain.
 Benda Yang Menimbulkan Reaksi Jaringan
Mata Berupa Perubahan Selular Atau Membran
Sehingga Mengganggu Fungsi Dari Mata.
 Misal : Besi Berupa Siderosis Dan Tembaga
Berupa Kalkosis.
 Besi Biasanya Merusak Jaringan Yang
Mengandung Epitel.
 Sedangkan Tembaga Merusak Bagian Membran,
Misal Descement Kornea Lensa, Iris, Badan
Kaca, Dll.
 Pengobatan : Mengeluarkan Benda Asing
 Bila Lokalisasi Di Palpebra Dan Konjungtiva
Kornea, Maka Dengan Mudah Dapat Dilepaskan
Setalah Pemberian Anastesi Lokal
 Untuk Mengeluarkan Perli Kapas Lidi Atau Jarum
Suntik Tumpul/Tajam.
 Bila Benda Bersifat Magnetik Maka Dapat
Dikeluarkan Dengan Magnet Portable Atau Giant
Magnet.
 Bila Benda Asing Dalam Segmen Posterioir
Hendaknya Dikirim Kepusat, Oleh Karena
Memerlukan Tindakan Yang Lebih Cermat Dan
Perlengkapan Yang Khusus.
 Pemberian Antibiotika Lokal Pada Benda
Asing Dikonjungtiva Dan Kornea.
 Pada Kornea Dapat Ditambahkan
Atropin 0,5%-1%
 Bebat Mata Dan Diamox Bila Ada Tanda
– Tanda Glukoma Sekunder.
K) Otot Ekstra Okular
I. Kelainan Pergerakan Mata
Hal Ini Pada Trauma Dapat Disebabkan :
 Kelainan Pada Otot Mata.
2. Kelainan Pada Persarafan Otot Mata.
3. Kelainan Pada Jaringan Orbita Lainnya.
 Walaupun Gangguan Pergerakan Bola Mata
Tidak Dapat Menyebabkan Kebutaan Atau
Penurunan Tajam Penglihatan Namun
Kegiatan Sehari – Hari Dapat Terganggu
Dengan Adanya Keluhan Diplopia.
 Ax: Akibat Diplopia Timbul Keluhan Pusing,
Mual, Muntah.
 Pem : Hambatan Pergerakan Bola Mata Dapat
Berakibat Paralisa Atau Ototnya Sendiri Yang
Terjepit.
Test Forced Duction :
 Untuk Membedakan Gangguan Karena
Kelumpuhan Atau Ototnya Yang Terjepit.
 Cara: Mata Ditetesi Anastesi Lokal.
 Kemudian Otot Yang Akan Diperiksa Dipegang
Dengan Pinset Dan Ditarik Kearah Gerak Otot
Tersebut.
 Bila Lancar --- Berarti Paralisa.
 Bila Sukar --- Ada Hambatan / Otot Terjepit.
 Pengobatan Paralisa :
1. Anti Inflamasi Dan Neurokopik.
2. Untuk Menghindari Diplopia Satu Mata :
A. Pada Parase Ringan -- Mata Sehat Ditutp
Supaya Mata Parase Terlatih.
B. Pada Parase Berat – Mata Parase Yang
Ditutup.
 Setelah 3-6 Bulan Tidak Ada Kemajuan
Berarti Tetap Strabismus Dan Atau Diplopia.
 Maka Penderita Perlu Dirujuk Untuk
Tindakan Operasi.
 Sebab Setlah 6 Bulan Dianggap Telah
Mengalami Penyembuhan Maksimal Atau
Sudah Timbul Komplikasi Kontraktur –
Kontraktur.
Ii. Penatalaksanaan Rudapaksa Mata Dengan
Bahan Kimia.
 Rudapaksa Mata Karena Bahan Kimia Dapat
Disebabkan Oleh Bahan Asam Atau Basa.
BERDASARKAN KLASIFIKASI
HUGHES DIBAGI:
1. Ringan :
Nampak Adanya :
 Erosi Kornea
 Kekeruhan Kornea Yang Ringan
 Tidak Ada Necrosis Dan Ischemia Dari
Konjungtiva Dan Sclera
2. Sedang Berat :
 Kekeruhan Kornea Nampak Dan Detail Iris
Sulit Dilihat,
 Nekrosis Iskemia Dari Konjungtiva Dan
Sklera Minimal
3. Sangat Berat :
 Kekaburan Dari Pupil, Sclera Dan
Konjungtiva Pucat.
 RUDAPAKSA MATA KARENA BAHAN ASAM
DAPAT TERJADI KERUSAKAN DALAM
BEBERAPA JAM.
 BAHAN ASAM AKAN LEBIH CEPAT
MENGADAKAN PRESIPITASI DENGAN
JARINGAN SEKITARNYA.
 DAYA BUFFER DARI JARINGAN PROTEIN
SEKITAR ZAT ASAM INI CENDERUNG UNTUK
MELOKALISIR KERUSAKAN.
 Tidak Ada Efek Atau Akibat Lain Misal
Kerusakan Sel Atau Perlunakan Jaringan.
 Sedangkan Bahan Alkali Menyebabjan Hal
Yang Lebih Serius.
 Bahan Alkali Akan Bergabung Dengan Lipid
Dari Selular Membran Dan Terjadi Kerusakan
Total Dari Sel.
 Perlunakan Jaringan.
 Penetrasi Yang Cepat Kedalam Bilik Mata
Depan.
 Iris Dan Kadang – Kaang Retina Terkena
Dalam Waktu Yang Singkat.
 Makin Tinggi Ph Alkali Makin Serius
Kerusakannya.
TANDA –TANDA :
 Secara Umum Tidak Hanya Konjungtiva Dan
Kornea Yang Terkena Tetapi Kelopak Mata Dan
Kulit Sekitarnya.
 Kulit Dan Palpebra Menjadi Lebih Putih Dan
Nekrosis.
 Koagulasi Pada Jaringan Kornea Sehingga Kornea
Nampak Keruh.
 Konjungtiva Pucat Karena Ischemia
 Rasa Nyeri Tergantung Dari Kerusakan Sel – Sel
Sensoris Dari Kornea.
Pengobatan :
 Irigasi Mata Dan Jaringan Sekitarnya Adalah
Pengobatan Pertana Yang Diperlukan.
 Irigasi Dapat Dilakukan Dengan Air, Cairan
Fisiologis + 30 Menit.
 Sedang Untuk Bahan Basa Dapat Sampai Satu
Jam.
 Kalau Perlu Irigasi Boleh Diulang Kembali Saat
Penderita Sampai Dipuskesmas.
 Pemakaian Kertas Ph U/ Bhn Asam / Basa
Kegunaannya Sdkt Krn Bdn Yg Telah Berubah Akibat
Irigasi Yg Agak Lama.
 Forniks & Konjungtiva Hrs Dibersihkan Dari Bhn
Kimia Dgn Kapas Basah.
 Kelopak Mata Dibalik Dan Dibersihkan.
 U/ Mengurangi Nyeri Diberikan Anestesi
Lokal.
 Antibiotika Lokal Berupa Salep U/
Menghindari Perlekatan2.
 Atropin Tetes 0,5-1%.
 Bebat Mata (Kalau Perlu).
 Beri Karbonic Anhidrase Inhibitorb Bila Tjd
Glaukoma Sekunder.
PENATALAKSANAAN RUDA PAKSA
KRN FAKTOR FISIK
A. Cahaya
 Cahaya Yg Berasal Dari Matahari / Alat U/ Las
Mengandung Ultra Violet Yg Dpt Mengakibatkan
Konjungtivitis & Keratitis, Sedangkan Cahaya Dari
Pembikinan Kaca (Glass Blomers), Banyak
Mengandung Infra Red Yg Dpt Mengakibatkan
Katarak.
 Anamnesa : Mata Terasa Nyeri, Efifora Yg
Timbul 6-12 Jam Sesudah Melihat Cahaya
Tersebut.
 Pemeriksaan : Hiperemi Konjungtiva,
Flurescein Test (+).
 Pengobatan : Pada Konjungtivitis Beri
Antibiotika Lokal, Atropin Bila Flurescein Luar.
Biasanya Dlm 1-2 Hari Sembuh.
 Penyinaran Dgn Unsur Infra Red Tdk
Menimbulkan Kelainan Akut.
KEBAKARAN
 Dgn Adanya Reflek Perlindungan Menutup
Palpebra Sering Kornea & Konjungtiva,
Terhindar Dari Bahaya Kebakaran, Shg
Kelainan Terbatas Pd Palpebra.
 Pengobatan : Tdk Berbeda Dgn Kelainan
Akibat Luka Bakar Pd Kulit Bagian Tubuh Yg
Lain.
LEDAKAN
 Ledakan Yg Cukup Kuat Dpt Menimbulkan
Bermacam2 Kerusakan.
 Pengobatan Diberikan Sesuai Dgn
Kerusakan Yg Diakibatkan.
BLOW OUT FRAKTUR
 Patah Tulang Dasar Orbita Tanpa Kerusakan
Dari Rima Orbita Akibat Perubahan Mendadak
& Ruang Retro Bulbar Krn Perubahan Tekanan
Yg Tjd Akibat Hantaman Yg Keras Pd Bulbus
Occuli.
 Anamnesa : Adanya Trauma, Visus Menurun,
Nyeri (+), Diplopia, Mual, Muntah.
 Pemeriksaan : Edema Krg Lbh Hypoestesi
Daerah Saraf Infra Orbita.
 Tanda 2 Patah Tulang : Gerakan Terbatas,
Enoftalmus.
 Pengobatan : Konservatif Selama 3 Minggu U/
Mengevaluasi Sambil Menunggu Edema &
Ekhimosis Berkurang. Bila Enoftalmus Masih
Tampak, Keluhan Diplopia Sangat
Mengganggu  Operatif.
PENUTUP
 Ruda Paksa Mata Merupakan Keadaan Darurat
Mata, Krn Dpt Tjd Bermacam2 Kerusakan Yg Bila
Tdk Sgr Mendapat Pertolongan Dpt
Mengakibatkan Penurunan Fungsi Mata /
Berakhir Dgn Kebutaan.
 O/K Itu Alangkah Baiknya Kelak Sbg Dokter
Umum Jg Waspada Akan Akibat Ruda Paksa Ini &
Segera Menanggulanginya, Mana Yg Dpt Diobati
Sendiri & Mana Yg Hrs Dirujuk.
TRAUMA
LAB/SMF ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER- RSD Dr SOEBANDI JEMBER
KEDARURATAN MATA
 INFEKSI  D.M.
 TRAUMA  HIPERTENSI
 TUMOR  LEUKEMI, PENY.SISTEMIK
LAIN

TAJAM
 PENYAKIT PENGLIHATAN
DEGENERATIP
 PROSES PENUAAN
 KEL.KONGENITAL

KEBUTAAN
KEDARURATAN MATA

SANGAT GAWAT GAWAT SEMI GAWAT


Tx..dlm.beberapa Tx.dlm.1- tx.dlm hari,
menit beberapa jam minggu
Mis.trauma kimia mis.tr.tumpul
tr.tajam
TRAUMA MATA
 PEMERIKSAAN SEGERA !!!
 PERTOLONGAN

BAIK ,TEPAT

FUNGSI PENGLIHATAN
DIPERTAHANKAN

MENCEGAH KEBUTAAN
KLASIFIKASI TRAUMA MATA

 I. MEKANIS :  I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:


-TAJAM
-TUMPUL  TRAUMA KORNEA SUPERFISIAL
 TRAUMA KIMIA
II. KIMIA :  TRAUMA FISIK
- ASAM  TRAUMA TUMPUL
- BASA
II.TRAUMA TEMBUS
III. FISIK : DENGAN /TANPA BENDA ASING
- TERMIS
- SINAR LAS/UV
- LEDAKAN
KLASIFIKASI TRAUMA MATA

 I. MEKANIS : II. KIMIA :


-TAJAM - ASAM
-TUMPUL - BASA
I.TRAUMA TIDAK TEMBUS:
III. FISIK :
 TRAUMA KORNEA - TERMIS
SUPERFISIAL - SINAR LAS/UV
 TRAUMA KIMIA - LEDAKAN
 TRAUMA FISIK
 TRAUMA TUMPUL

II.TRAUMA TEMBUS
DENGAN /TANPA BENDA
ASING
PEMERIKSAAN
YANG DIPERLUKAN
 ANAMNESIS:
 kapan? dimana? bagaimana?
 macam penyebab?
 PEMERIKSAAN Tajam penglihatan
 (senter,hitung jari,kartu
snellen)
 PEMERIKSAAN ORGAN MATA :
 urut, teliti
 PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 skull foto, CT scan, USG
PRINSIP PENANGANAN
TRAUMA MATA :

 TEPAT, CEPAT, CERMAT PROGNOSIS BAIK !

 TETESI DENGAN TETRACAIN 0.5 % (tdk ada perforasi)


 TRAUMA KIMIA SEGERA !!
 SEMUA LUKA TERBUKA BOLA MATA HARUS DIJAHIT
 SEMUA BENDA ASING HARUS DIAMBIL OLEH TANGAN
YANG TERAMPIL
PENANGANAN TRAUMA MATA
 I.TRAUMA TIDAK TEMBUS
1.TRAUMA KORNEA SUPERFISIAL
a.EROSI :
PENYEBAB: tergores kuku, kertas, ranting dll.
GEJALA : rasa ada benda asing, epifora,fotofobia,
blefarospasme
PEMERIKSAAN: goresan(+) pada kornea
Fluorecsein test (+)
TERAPI : Antibiotik tts/salep mata (2-3x/hr)
Bebat mata
PENANGANAN TRAUMA MATA

 b.CORPUS ALIENUM DI KORNEA :


 PENYEBAB: debu besi (GRAM), sayap binatang, dll.
 GEJALA :rasa ada benda asing, epifora, fotofobia ,
blefarospasme
 PEMERIKSAAN: benda asing (+) di kornea
 TERAPI :
 Local anestesi : Tetracain 0.5%
 benda asing diambil dg.kapas basah/lidi kapas/cotton buds basah,
jarum suntik steril
 sulit  RUJUK !!
 Antibiotika tts./ salep mata, bebat mata
PENANGANAN TRAUMA MATA

 C.CORPUS ALIENUM CONJUNGTIVA :


 PENYEBAB: debu, abu rokok,serangga dll.
 GEJALA: erosi kornea(+/-), nyeri bila berkedip, rasa ada
b.asing,
 PEMERIKSAAN: eversi klp.mata, b.asing(+) di selaput
lendir klp.bawah/atas
 TERAPI:
 Anestesi lokal tetracain 0.5% eye drops
 Irigasi dgn RL,
 B. asing diambil dgn lidi kapas/cotton bud basah,
 Antibiotik tts/salep mata
PENANGANAN TRAUMA MATA

 2. TRAUMA KIMIA
 PENYEBAB: zat kimia asam, basa, racun/organik
 GEJALA: mengeluh kabur,nyeri, epifora, blefarospasme.
 PEMERIKSAAN: luka bakar pd. kulit kelopak mata iskhemia
konjungtiva, erosi kornea
 TERAPI:
 prinsip segera !
 anestesi lokal : tetracain 0.5% eye drops
 irigasi/disemprot air/aquadest dgn tekanan tinggi spuit 10cc
 “BASA” -Continuous irigasi, bersihkn corpal/zat kimia dg.lidi kapas
basah.
 Antibiotik tts./salep mata, bebat mata
TRAUMA TERMIS
 Penyebab: api, minyak panas
 Gejala: luka bakar, kanur, nyeri epifora, silau
 Pemeriksaan:
 Luka bakar pada kelopak mata
 Hiperemi konjungtiva
 Erosi kornea
 Terapi:
 Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
 Antibiotika salep / tetes mata
TRAUMA RADIASI
Panas, reaksi kimia, reaksi elektrik  sinar las
 Gejala:
 Nyeri, silau, epifora, blepharospasme
  ± 6-10 jam setelah paparan
 Pemeriksaan: mikrolesi pada kornea
 Terapi:
 Anestesi lokal : tetracain 0,5% eye drops
 Antibiotika salep mata
 Bebat mata
TRAUMA TUMPUL
  benda
Kerusakan organ mata
 Kekuatan

•Hematom kelopak mata


•Perdarahan subkonjungtiva
•Hifema
•Avulsi n. optikus
•Ablasio Retina dll
 Hifema: Perdarahan di BMD
 Terapi:
 Tirah baring total / setengah duduk
 Kompres dingin

Rujuk Segera !
TRAUMA TEMBUS
 Luka terbuka kelopak mata
 Laserasi kornea  ruptur kornea +
keluarnya jaringan intra okuli
 Katarak traumatika
 Laserasi Sklera + prolaps vitreus, khoroid 
‘double perforation’
 Gejala:
 Kabur, nyeri, berdarah
 Blepharospasme
 Bola mata tampak gembos
 PENANGANAN:
 Tetesi tetracain 0,5%
 Antibiotika tetes mata!
 Antibiotika sistemik
 Bebat

Rujuk
GLAUKOMA AKUT
 GEJALA:
◦ Nyeri hebat di sekitar mata / cekot-cekot
◦ Kabur, mata merah
◦ Melihat “halo”
 PEMERIKSAAN:
◦ Kabur
◦ Mata merah
◦ BMD dangkal
◦ Kornea suram
◦ Pupil lonjong, reflek cahaya 
◦ Perabaan tek bola mata 

Segera Rujuk !
RUDAPAKSA MATA
KARENA BAHAN KIMIA
 Batasan
 Rudapaksa mata yang disebabkan:
 Bahan kimia basa : amoniak, freon, sabun,
sampo,kapur gamping, semen, tiner, lem,
kaustik soda
 Bahan kimia asam : asam sulfat, air accu, asam
sulfit, asam klorida, zat pemutih, asam asetat.
 BASA  penetrasi cepat saponifikasi
membran sel  kerusakan sel  koagulasi
pelunakan jaringan o.k denaturasi kolagen
 Konjungtiva, sclera  iskemia, koagulasi dan
nekrosis
 Penetrasi sampai koroid & retina
 ANAMNESA & GEJALA KLINIS
 Subyektif : nyeri, spasme, berair, kabur & silau
 Obyektif :
 Visus\\
 Palpebra bengkak, luka bakar
 Konjungtiva hiperemi, khemosis, iskemia &
nekrosis
 Kornea edema, tes fluoresin +, kekeruhan
kornea hebat
 Klasifikasi Thoft
Grade Segmen Anterior Prognosis

I Kerusakan epitel kornea, iskemia - Baik

II Kornea keruh tetapi detil iris masih Baik


terlihat, iskemia + < 1/3 limbus

III Epitel kornea hilang total, stroma kornea Kurang baik


keruh detil iris kurang terlihat, iskemia
1/3 – ½ limbus

IV Kornea keruh detil iris dan pupil tidak Jelek


terlihat, iskemia > ½ limbus
 Klasifikasi tingkat keparahan Hughes:
 Ringan : erosi kornea, kornea agak keruh,
iskemia -, nekrosis –
 Sedang : kornea keruh, detail iris tak tampak,
Iskemia, nekrosis konjungtiva dan sclera
minimal
 Berat : pupil tak tampak, konjungtiva dan sclera
kemosis hebat, pucat
PEMERIKSAAN
 Ada tidaknya dan lokasi defek epitel
 Konjungtiva terutama limbus terdapat nekrosis
atau tidak
 Kejernihan kornea dan detil iris
 Inflamasi
 Tekanan Intraokuler
 Kekeruhan lensa
 DIAGNOSIS:
 Anastesi local
 Tes fluoresin
 Senter & loupe, slit lamp
 pH meter/ lakmus
 lid retractor
 Hal- hal yang mempengaruhi prognosis:
 pertolongan pertama  waktu irigasi hitungan
menit
 jumlah dan kepekatan bahan kimia
 Lama terpaparnya
 pH bahan kimia
 PENATALAKSANAAN
 Irigasi di tempat kejadian ( air kran, aqua, air
mengalir !! rujuk RS
 Anestesi local  mengurangi spasme
 Irigasi intensif t.u kornea, fornik superior & inferior
 Minimal 1 l: asam ½ jam, basa 1 jam sampai pH
Normal
 Parasentesa cairan bilik mata depan
 Debridemant partikel-partikel sisa dengan lidi kapas
steril
OBAT-OBATAN
• Sikloplegik  Menurunkan spasme otot ciliaris,
mengurangi terjadinya sinekia posterior, menurunkan
inflamasi
• Antibiotik tetes mata  sekunder infeksi
• Kortikosteroid  t.u gr. 3 & 4 pemberiannya harus
hati- hati
• Vitamin C  menghambat ulserasi kornea
• Tetracyclin 4 x 250 mg menghambat kolagenase
 Penyulit
 Segera: glaucoma, ekspose &
perlunakankornea
 Jangka Panjang: Simblefaron, Sindroma
mata kering, katarak traumatika,
sikatrik kornea, glaucoma sudut
tertutup, enteropion
TERAPI PENYULIT
 Sindroma mata kering air mata buatan non
preservative
 Simblefaron simblefarektomi dengan glass rod
 Katarak traumatika  ekstraksi lensa
 Sikatrik kornea  keratoplasti
 TSCL Therapetic soft contact lens
 Patching
 Temporary tarsoraphy
 Vit. A topical
Picture 1. Alkali burn. Note the severe
conjunctival reaction and stromal
opacification blurring iris details
inferiorly.
Picture 2. Severe chemical injury with
early corneal neovascularization.
Picture 3. Complete cicatrization of the
corneal surface following chemical injury.
TRAUMA TERMIS
 Trauma termis pada mata langsung jarang
terjadi .
 Biasanya bersamaan dengan trauma pada muka
 Konsultasi dengan THT dan bedah
DIAGNOSIS
 Kelopak mata  merah, luka bakar?
 Ekteropion, enteropion dan trikhiasis  erosi
kornea
 Kornea membentuk selaput keabu-abuan 
melokalisir kerusakan kornea
 Perforasi kornea + trauma tumpul atau tajam
 Trauma pada saluran air mata  epifora
PENATALAKSANAAN
 Antibiotika topikal salep mata untuk kelopak
mata dan kornea
 Lubrikasi  air mata buatan tetes atau salep
 Monitor ketat kornea  ulkus kornea
 Evaluasi saluran air mata

Anda mungkin juga menyukai