BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ringan dan menunjukan gejala atau gambaran klinis yang sama, atau
filtrasi limfosit, sel pertama dan sel mononukleat serta nekrosis local.Sistem
limpa membesar. Kelainan patologi juga dapat dijumpai pada ginjal, paru,
jantung, selaput otak, otot dan tulang.Penyebab dari penyakit ini adalah
salmonella typhosa, basi garam negativeyang bergerak dengan bulu getar dan
tidak berspora.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
demam typoid
2. Tujuan Khusus
BAB II
A. Sejarah Klinik
Ruko Perum. Jhonlin Indah blok B No. 2 Desa. Gunung Antasari Kec.
tanggal 2 juni 2012 dengan atas nama pribadi yaitu dr. Sulaiman Umar dan
dirubah menjadi berbadan hukum resmi dengan nama CV. Bunda Permata
dan legalitas yang jelas kami iningin menjadi klinik yang lebih perofessional
dan terus berusaha memberikan pelayanan yang maksimal, mudah dan efisien
bagi perusahaan yang telah bekerjasama dengan kami hingga sampai saat ini
Kemudian pada saat ini Klinik Zam Zam telah berhasil menjalin
kerjas
dan Perkebunan dan terus menjalin kerjasama dengan kami hingga sampai
saat ini. Hal ini membuktikan bahwa Klinik Zam Zam adalah klinik yang
memiliki totalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap rekan rekan yang telah
bukti bahwa Klinik Zam Zam memiliki komitmen dan prinsip dalam
memberikan pelayanan.
4
Selatan tentu kita melewati deretan ruko dengan berbagai jenis usaha baik
ruko tersebut.
Sulaiman Umar dan hingga kini, klinik menjalin kerja sama dengan 19
1. Visi
2. Misi
kenyaman kerja kepada para SDM dengan program yang terarah dan
terintegrasi
pelayanan medis
3. Motto
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
bakteri gram negatif berbentuk batang yang masuk melalui makanan dan
pertahanan tubuh dan dapat menular pada orang lain melalui makanan dan
B. Etiologi
batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalam air, sampah
dan debu.Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama
15-20 menit. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, pasien membuat antibodi
ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar pasien
C. Patofisiologi
H2, inhibitor pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan
mengurangi dosis infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus
halus. Di usus halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan kemudian
limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati dan limfe (Soedarmo, dkk, 2012).
lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun
organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat yang disukai
oeh Salmonella typhi adalah hati, limpa, sumsum tulang belakang, kandung
Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah
endotoksin dalam patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti
menstimulasi makrofag di dalam hati, limpa, folikel limfoma usus halus dan
Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem
dkk, 2012).
9
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks Peyer. Ini terjadi
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada
minggu ketiga terjadi ulserasi plaks Peyer. Pada minggu keempat terjadi
D. Manifestasi Klinik
Masa inkubasi biasanya 7-14 hari, tetapi dapat berkisar antara 3-30 hari
tergantung pada besar inokulum yang tertelan. Tanda dan gejala yang dapat
nyeri perut berkembang selama 2-3 hari. Mual dan muntah dapat menjadi
tanda komplikasi, terutama jika terjadi pada minggu kedua atau ketiga.
Pada beberapa anak terjadi kelesuan berat, batuk, dan epistaksis. Demam
yang terjadi bisa mencapai 40 derajat celsius dalam satu minggu. Pada
dengan nyeri difus. Pada sekitar 50% penderita demam tifoid dengan
10
demam enterik, terjadi ruam macula atau makulo popular (bintik merah)
biasanya berkhir dalam waktu 2 atau 3 hari. Biakan lesi 60% menghasilkan
organisme Salmonella.
Pada balita dengan demam tifoid sering dijumpai diare, yang dapat
3. Neonatus
Demam tifoid dapat meyerang pada neonatus dalam usia tiga hari
a. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan Fisik
teliti pada kulit, kelenjar limfe, mata, dasar kuku, sistem kardiovaskuler,
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Hematologi
perdarahan usus :
a. Kimia darah
harus dilakukan.
b. Imunorologi
Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita
dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit
imunologik lain.
c. Urinalis
penyulit.
d. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan vagina
e. Radiologi
f. Biologi molekuler
probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang
E. Pathway
F. Penatalaksanaan Klinis
1. Perawatan
isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai
2. Diet
Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak serat.
3. Obat
a. Kloramfenikol
infeksi yang disebabkan oleh beberapa bakteri gram posistif dan bakteri
lama dan dengan dosis yang berlebihan adalah anemia aplastik. Dosis
pada anak : 25 – 50 mg/kg BB/hari per oral atau 75 mg/kg BB/hari secara
b. Thiamfenikol
Menurut Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja (2007, hal: 86),
kegiatannya agak lebih ringan. Dosis pada anak: 20-30 mg/kg BB/hari.
15
c. Ko-trimoksazol
parah pada sel – sel darah antara lain agranulositosis dan anemia
fosfodehidrogenase.
tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan. Dosis pada anak
jam, secara oral dalam dua dosis). Pengobatan dengan dosis tepat harus
cepatnya timbul resistensi, (Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja, 2007,
hal:140).
dalam empat sampai enam dosis). Dosis amoksilin pada anak (100
mg/kg/24 jam, secara oral dalam tiga dosis), (Behrman Klirgman Arvin,
2000, hal:942).
2. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
gantinya.
anak.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
2) Pola aktivitas
3) Pola tidur
4) Pola eliminasi
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
4) Sistem respirasi
5) Sistem kardiovaskular
6) Sistem integument
19
7) Sistem eliminasi
8) Sistem musukoloskeletal
9) Sistem endoksin
Batasi pengunjung.
antipiretik.
tidak.
masihpanas.
diet.
20
panenteral.
dankeluarga.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien:
Nama : An. Z
Umur : 1 Thn
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Nama : Tn. L
Umur : 27 Thn
Agama : Islam
Alamat : Gg mawar
22
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
Demam
seperti ini.
idap Pasien.
e. Genogram
Keterangan:
: Perempuan : : Pasien
23
3. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
TD :-
T : 38,20c
N : 86 x/menit
RR : 26 x/menit
a. Kepala
b. Rambut
c. Mata/ penglihatan
d. Hidung/ penciuman
e. Telinga/ pendengaran
g. Leher
h. Thoraxs (dada)
i. Abdomen
digerakkan.
25
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Hasilnya:
02 september 2017
Hct : 37,6 %
s. typhi O : 1/ 320
s. typhi H : Negatif
s. paratyphi AH : Negatif
s. paratyphi BH : Negatif
b. Radiologi
sebelumnya.
27
6. Pengobatan
a. Oral
b. Parenteral
1) 02 september 2017
Ivfd DS ½ NS : 30 Tpm
Inj ranitidine : 2x ½ ml
Inj omeprazole : 1x ½ mg
2) 03 september 2017
Ivfd DS ½ NS : 30 Tpm
Inj ranitidine : 2x ½ ml
Inj omeprazole : 2x ½ mg
3) 04 september 2017
Ivfd DS ½ NS : 30 Tpm
Inj ranitidine : 2x ½ ml
Inj omeprazole : 1x ½ mg
B. Analisa Data
dari 11 kg –
10 kg.
3 Ds: Ibu pasien Kelemahan fisik, Intoleransi aktivitas.
mengatakan tirah baring.
badan pasien
lemas.
Do:k/u lemah
Terbaring di
tempat tidur.
Terpasang
infus.
C. Diagnosa Keperawatan
ditandai dengan;
D. Prioritas Masalah
3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak
Adekuat.
E. Rencana Keperawatan
F. Catatan Keperawatan
33
4 Kolaborasi
dengan tim medis.
2 Intoleransi Sabtu
aktivitas B/D 02-09-2017
kelemahan 12:00 1. Mengkaji S: Ibu pasien
34
Hari Kedua
Keperawatan
1 Peningkatan Minggu
suhu tubuh 03-09-2017
(Hipertermi) 14:00 1. Mengukur TTV S: Ibu pasien
B/D proses setiap 2/4 jam. mengatakan
infeksi TD : - demam selama
salmonella T : 35, 90C 2 hari.
typhi di tandai N : 86 X/Menit O: Akral teraba
dengan akral RR : 26X/Menit panas dan
teraba panas. 14:30 2. Menganjurkan rewel.
pasien untuk A: Masalah
minum kurang sabgian
lebih 2-2,5 teratasi.
L/menit. P: Rencana
14:50 3. Menganjurkan tindakan 1, 3,
kompres hangat 4 dilanjutkan 2
pada dahi. dihentikan.
15:20 4. Berkolaborasi 1 Ukur TTV
dengan tim setiap 2/4 jam.
medis dalam 3 Anjurkan
pemberian obat kompres hangat
sesuai resep pada dahi.
dokter. 4 Kolaborasi
dengan tim
medis.
2 Intoleransi Minggu
aktivitas B/D 03-09-2017
kelemahan 15:40 1. Mengkaji S: Ibu pasien
fisik, tirah tingkat toleransi mengatakan
baring. pasien terhadap badan pasien
37
aktivitas. lemas.
16:15 2. Mengkaji O: K/u lemah
jumlah makanan terbaring
yang di ditempat tidur.
konsumsi pasien A: Masalah
dalam sehari 1/5 sebagian
porsi. teratasi.
16:45 4. Berkolaborasi P: Rencana
dengan tim tindakan
medis untuk dihentikan
pemberian obat
manurut resep
dokter.
3 Resiko Minggu
pemenuhan 03-09-2017
nutrisi kurang 17:00 2. Mengobservasi S: Keluarga
dari kebutuhan pemajuan pasien
B/D intake yang makanan mengtakan
tidak adekuat. pasien. pasien tidak
17:30 3. Mengsajikan nafsu makan.
makanan dalam O: Perut pasien
keadaan hangat. kembung.
18:00 4. Berkolaborasi A: Masalah
dengan tim sebagian
medis untuk teratasi.
pemberian obat P: Rencana
menurut resep tomdakan di
dokter. hentikan.
38
Hari Ketiga
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
negatif yang menurunkan sistem pertahanan tubuh dan dapat menular pada
batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalam air, sampah dan
debu.Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15-20
menit.
dalam tubuh melalui mulut.Pada saat melewati lambung dengan suasana asam
pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis
infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus,
bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan kemudian menginvasi mukosa dan
menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-sel M, sel epitel
Salmonella typhi.
Masa inkubasi biasanya 7-14 hari, tetapi dapat berkisar antara 3-30
hari tergantung pada besar inokulum yang tertelan. Tanda dan gejala yang
3. Neonatus
B. Saran
a. Terus gali potensi dari anak didik guna memajukan mutu pendidikan
ilmu kesehatan.
b. Berikan ilmu kepada anak didik secara maksimal dan berkualitas baik.
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo.(2009) Jakarta, Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed V.Jilid III :
Interna Publishing
Elsevier, Inc. Tjay, Tan Hoan dan Raharja, Kirana. (2007). Jakarta, Obat–Obat
Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek – Efek Sampingnya, Ed. Ke –
6. : EGC Weller.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2013). Jakarta, Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC.:
Mediaction Publishing Rubenstein,
Tapan, Erik. (2004). Jakarta, Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria,
Demam Berdarah, Tifus. Pustaka Populer Obor Team
Preferensi lain:
http://www.slideshare.net/septianraha/penatalaksanaan-medik. diakses pada
hari Senin, 3 dessember 2017, 16:05 WIB.
http://makingano.blogspot.co.id/2015/02/laporan-pendahuluan-demam-
thypoid.html. diakses pada hari minggu, 4 maret 2018, 20:00 WIB.