PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
demam, nyeri perut dan erupsi kulit. Demam Thypoid akan sangat
berbahaya jika tidak segara di tangani secara baik dan benar, bahkan
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Bahaya dari demam typoid
1
2
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
makan yang teratur, mengurangi makanan pedas dan asam serta istrahat
angka insiden diseluruh dunia sekitar 17 juta jiwa pertahun, angka kematian
akibat Demam Thypoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di
demam thypoid dan paratyphoid di Rumah Sakit adalah 80.850 kasus pada
41.081 kasus pada penderita rawat inp dan jumlah pasien meninggal dunia
tahun 2007 menjadi 344 kasus tahun 2008 dan pada tahun 2013 terjadi
4
tahun 2017 terdapat 797 penderita Demam Thypoid, terdiri dari laki-laki
sejumlah 418 dan perempuan 379 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 terjadi
peningkatan menjadi 804 penderita yang terdiri dari lakilaki 439 dan
253 dan perempuan 280. Sedangkan pada tahun 2018 laki-laki sejumlah
337 orang dan perempuan 352 oarang (Medikart record RSUD Mokopido
Tolitoli 2018).
Mokopido Tolitoli ”
B. Rumusan Masalah
pasien rawat inap dengan kasus Demam Thypoid di ruangan Tulip RSUD
Mokopido Tolotoli?“
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Mokopido Tolitoli
D. Manfaat Penelitian
Asuhan Keperawatan.
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dalam demam enteric. Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam
Nama lain penyakit ini adalah enteric fever, tifus, dan paratifus
gangguan pencernaan.
2. Etiologi
7
8
lapisan luar dari tubuh kuman, bagian ini mempunyai struktur kimia
Antigen (H) yang terdir dari protein dan envelope, yang terletak pada
flagela, fimbriae atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur
kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan
Antigen (K) yang terdiri dari polisakarida, yang terletak pada kapsul.
fagositosis.
yaitu :
dengan suhu makin tinggi dari hari ke hari, lebih rendah pada
4. Patofisiologi
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan
usus halus dan kandung empedu. Semula disangka demam dan gejala
5. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologi
b. Farmakologi
dengan dosis 200 mg/ kg/ BB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali.
hari.
fluoroquinolon.
6. Pemeriksaan Penunjang
d. Kultur
tiga
infeksi akut salmonella thypi karena anti body IgM muncul pada
7. Komplikasi
paralitik
tromboflebitis
13
8. Pencegahan
penerapan pola hidup yang bersih dan sehat. Berbagai hal sederhana
namun efektif dapat mulai dibiasakan sejak dini oleh setiap orang
benar agar tidak dihinggapi lalat atau terkena debu, memilih tempat
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
3) Pola eliminasi
sesuai kebutuhan.
masalah penyakitnya.
16
d. Pemeriksaan fisik
4) Sistem respirasi
5) Sistem kardiovaskuler
6) Sistem integument
7) Sistem eliminasi
8) Sistem musculoskeletal
ekstremitas bawah.
9) Sistem endokrin
thypoid.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
b. Kriteria hasil, yaitu apa hasil yang diharapkan dan kapan anda
Intervensi :
1) Observasi TTV
selanjutnya
menyerap keringat
Intervensi :
mengurangi stress
penyembuhan
Intervensi :
diberikan.
intake nutrisi.
klien.
tanda-tanda dehidrasi.
22
Intervensi :
Intervensi :
feses
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
6. Catatan perkembangan
terjadi atau juga dapat dituliskan masalah baru yang terjadi akibat
keperawatan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
selama 3 hari secara per shift pagi, sore dan malam hari.
25
D. Fokus Studi
dan evaluasi pada pasien Demam Thypoid yang dilakukan secara per shift
E. Definisi Operasional
1. Asuhan Keperawatan
Demam Thypoid.
Demam Thypoid.
Thypoid.
2. Demam Thypoid
F. Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam studi kasus ini berupa data primer
diperoleh dari status klien dan rekam medis di RSUD Mokopido Tolitoli.
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek
a. Wawancara
kontak atau lebih dan harus mencakup semua data yang relevan.
b. Observasi
bertutut-turut.
dokumen
kepentingan penelitian.
G. Analisa Data
H. Etika Penulisan
(informend consent)
31
responden)
responden
BAB IV
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Tuweley.
32
33
tentang penyakitnya
sekarang.
penyakit yang sama dengan klien, dan klien mengatakan tidak ada
6) Riwayat alergi
makanan.
7) Genogram
Genogram 3 generasi
A B
C D
Keterangan : Penjelasan :
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
35
Di Rumah
No Jenis Kegiatan Di Rumah
Sakit
1 Nutrisi
a. Makanan
Jenis makanan Nasi, sayur, ikan Bubur, Buah
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Porsi makanan Dihabiskan 5sendok
dihabiskan
b. Minuman
Jenis Minuman Susu,Jus Buah,Air
Frekuensi Putih Susu, Air putih
6-8 gelas / hari 5-6 gelas / hari
2 Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 3-4x sehari 4-5x sehari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning Jernih Kuning Jernih
Bau Amoniak Amoniak
b. BAB
Frekuensi 1-2x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning
Bau Khas Khas
3 Pola Tidur
a. Tidur Siang 2-3 jam 1-2 jam
b. Tidur Malam 6-7 jam 7-8 jam
4 Personal Hygine
a. Mandi 2-3 sehari Badan
dibersihkan
menggunakan
tissue basah
b. Gosok Gigi 2-3x sehari 1-2x sehari
d. Pemeriksaan Fisik
Kesadaraan : Composmentis
BB sebelum sakit : 52 kg
BB saat sakit : 51 kg
2) TTV
ND : 80 x / menit RR : 20 x / menit
3) Head to toe
a) Kepala/ wajah
ada benjolan
b) Mata
c) Telinga
bersih.
d) Hidung
e) Mulut
f) Leher
menelan baik
38
g) Dada
tambahan
h) Abdomen
bagian distal
epigastrium
i) Genetalia/ Anus
j) Ekstermitas
Ekstermitas atas
Kekuatan otot : 5 5
Ekstermitas Bawah
Kekuatan otot : 5 5
f. Terapi Pengobatan
2. Klasifikasi data
3. Analisa data
4. Diagnosa keperawatan