Anda di halaman 1dari 11

Inkontinensia Urine

KELOMPOK I
Robert Tangke
Stevani Susilia
Astrid
Anilinus Gwijangge
Pengertian

 Inkontinensia urin disebut juga ketidakmampuan menahan air kencing. Berdasarkan


International Continence Society, inkontinensia urin adalah keluhan berkemih tanpa
disadari (involunter) akibat gangguan fungsi saluran kemih bagian bawah yang dipicu oleh
sejumlah penyakit sehingga menyebabkan pasien berkemih pada situasi yang berbeda
Etiologi

International Continence Society menyimpulkan dari beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang menjadi penyebab inkontinensia urin berkaitan dengan episode persalinan bahwa : persalinan
pervaginam memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terjadinya inkontinensia urin dibandingkan dengan
seksio sesaria, adanya riwayat inkontinensia urin yang timbul pada masa kehamilan mempunyai hubungan
dengan kejadian inkontinensia urin pada periode post partum (Level evidens II), faktor obstetri lain seperti
trauma jalan lahir, penggunaan alat bantu persalinan seperti forsep ataupun vakum ekstraksi, lingkar kepala bayi
≥ 35,5 cm, durasi kala 2 ≥ 110 menit, dan episiotomi, parasitas, persalinan pervaginanam dan perabdominal.
Manifestasi klinis

 Berkemi tanpa disadari (involuntir)


 Frekuensi berkemi yang sering
 pengeluaran urin sedikit-sedikit secara tidak sengaja pada saat melakukan aktivitas yang
meningkatkan tekanan intraabdominal, seperti batuk, tertawa, bersin atau mengangkat
beban
Pemeriksaan penunjang

 Urine analisis
 Pemeriksaan neurologis
 Pemeriksaan ginekologi
 Stress test
 Tes-pad
 Test Q-tip
Penatalaksanaan

 Senam kegel / Latihan dasar otot panggul


 Blader training
 latihan paket mandiri
 Pembedahan
 Alat mekanis
 Farmakologi
Asuhan keperawatan
 Pengkajian
Adapun data-data yang akan di kumpulkan dikaji pada asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis inkontinensia urine :
 Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama/kepercayaan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
diagnosa medis
 Keluhan utama
Pada kelayan inkontinensia urine keluhan-keluhan yang ada adalah nokturia, urgence, disuria, poliuria, oliguri, dan strategi
 Riwayat penyakit sekarang
Memuat tentang perjalanan penyakit sekarang sejak timbul keluhan, usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan
 Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan ISK ( infeksi saluran kemih ) yang berulang, penyakit kronis yang pernah di
derita
 Riwayat penyakit keluarga
 Apakah ada penyakit keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit inkontinensia urine, adakah
anggota keluarga yang menderita DM, hipertensi
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang digunakan adalah B1-B6 :
 B1 (breathing)
Kaji adanya pernafasan adanya gangguan pada palo nafas, sianosis karena suplai oksigen menurun. Kaji
ekspansi dada, adakah kelainan pada perkusi
 B2 (blood)
Terjadi peningkatan tekanan darah, biasanya pasien bingung dan gelisah
 B3 (brain)
Kesadaran biasanya sadar penuh
 B4 (bladder)
Inspeksi : periksa warna, bau, banyaknya urine biasanya bau menyengat karena adanya aktifitas
mikroorganisme (bakteri) dalam kandung kemih serta disertai keluhan keluarnya darah apabila ada lesi pada
bladder, pembesaran daerah supra pubik lesi pada neatus uretra, banyak kencing dan nyeri saat berkemih
mendadah disurea akibat dari infeksi, apakah klien terpasang kateter sebelumnya.
Palpasi : rasa nyeri disapat pada daerah supra pubik atau pelvis, seperti rasa terbakar di uretra luar sewaktu
kencing atau dapat juga diluar waktu
 B5 (bowel)
 Bising usus adalah peningkatan atau penurunan, adanya nyeri tekan abdomen, adanya
ketidaknormalan perkusi, adanya ketidaknormalan palpasi pada ginjal.
 B6 (bone)
 Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkan dengan ekstremitas yang lain, adakah
nyeri pada persendian.
 Diagnosa keperawatan
 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan tidak adanya sensasi untuk berkemih dan
kehilangan kemampuan untuk menghambat kontraksi kantung kemih.
 Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter dalam waktu yang lama.
 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan irigasi kontras oleh urine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai