Anda di halaman 1dari 27

cy

sti
tis
DisusuDisusun oleh
kelompok 3
1. Erlita
2. Nesa Faresa
3. Suparti
4. Alfian Nor Muthia
5. Nurheni
6. Ni Wayan Sri
7. Ainun Jahriyah
8. Puji Handayani
9. Ratih Sukma Dewi
sistematika
Definisi cystitis

Penyebab

Penyebab

Faktor Resiko
defi
nis
i

Ap
a
cys itu
titi
s?

de
fin
isi

Cystitis adalah peradangan akut


pada mukosa kandung kemih
akibat infeksi oleh bakteri (dr.
Nursalam)
Cystitis adalah keadaan klinis
akibat berkembang biaknya
mikroorganisme yang
menyebabkan inflamasi pada
kandunng kemih
etiologi
a. Bakteri

 Sebagian besar disebabkan oleh E.coli


 Proteus
 klebsiella,
 enterobakter,
 serratea
 pseudomonas
eti
olo
gi

• Instrumentasi saat operasi menyebabkan


trauma dan menimbulakn infeksi
•Retensi urine yang kronis memungkinkan
berkembang biaknya bakteri
•Hubungan seksual
•Kurang minum air putih
•Sering menahan untuk berkemih
•Cara cebok yang salah dari bawah ke atas.
patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih
dapat melalui :

Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari


tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi.
Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme
patogen yang masuk melalui darah yang terdapat
kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk
melalui darah dari suplai jantung ke ginjal.
Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah
bening yang di salurkan melalui helium ginjal.
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa
kateter atau sistoskopi.
Pa
tw
ay

Infeksi, noninfeksi masuk melalui ureter


melekat pada sel kolonisasi bakteri di
periuretral masuk ke VU Merobek
lapisan glycoprotein munclayer di mukosa
urinaria Kolonisasi dipermukaan mukosa
vesika urinaria Menembus epitel Spasme
otot polos vesika urinaria terganggu sulit
relaksasi Kontraksi spasme otot polos terus
menerus Urine sedikit-sedikit keluar
Detensi kandung vesika urinaria tidak kuat
menampung urine
BAK sering sedikit-sedikit
Manifestasi klinik

a.    Disuria (nyeri waktu berkemih) karena


epitelium yang meradang tertekan
b.    Peningkatan frekuensi berkemih
c.     Perasaan ingin berkemih
d.    Piuria(Adanya sel-sel darah putih dalam
urin)
e.     Nyeri punggung bawah atau suprapubic
f.     Demam yang disertai hematuria (danya
darah dalam urine) pada kasus yang parah.
Pemeriksaan dignostik

a. Pemeriksaan urine lengkap


b. Pemeriksaan USG abdomen
c. Pemeriksaan photo BNO dan
BNO IVP
askep

kasus
Ny. W 25 tahun, status: menikah; 1 minggu yang lalu dating ke Rumah
Sakit X dengan keluhan sakit pada saat berkemih, berkemih keluar
sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih lanjut oleh
perawat dari hasil wawancara didapatkan: Klien mengeluh urgency,
frequency, dysuria, dan diare.
TTV: TD : 120/80 mmHg P: 90 x/ menit
R : 24 x/ menit S : 39°C
Setelah melakukan pemeriksaan fisik didapatkan dari hasil palpasi area
suprapubik teraba tegang, “tenderness”. Perawat menganjurkan
kepada Ny. W supaya banyak minum minimal 3L/ hari.
Hasil pemeriksaan urine: Warna keruh, WBC (+++), cultur +bakteri,
pyuria, eritrosit (+)
Ny. W mendapatkan terapi:
 Bachtrim 3x 1tab. 400 mg PO
 Phenazopyridine 3x 1tab. PO
pengkajian
Identitas
Nama : Ny.W
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : ---
Agama : ---
Status marital : menikah (1 minggu yang lalu)
Diagnosa medis: infeksi saluran kemih bagian
bawah ( sistitis )
anamnesa
Keluhan utama :
Klien mengeluh sakit pada saat berkemih.
Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai nyeri.
Riwayat saat ini :
Klien merasakan nyeri pada saat berkemih dan
mengeluh sering mengalami keinginan untuk
berkemih.
Riwayat masa lalu :
apakah klien memiliki riwayat penyakit ginjal
seperti batu ginjal atau gagal ginjal, riwayat
penyakit sistemik seperti DM atau hipertensi,,
riwayat bedah.
Riwayat keluarga :
Kaji apakah diantara anggota keluarga klien ada
yang pernah mengalami kondisi yang sama.
Riwayat obat-obatan :
Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi dan obat-
obatan analgetik golongan sulfat.
pola aktivitas : Aktivitas klien mengalami
gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang  
Pola nutrisi : Kaji kebiasaan makan klien.
Pola eliminasi : Kaji frekuensi, konsistensi,
warna, dan bau feses. Kaji pula frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine.( Klien
cenderung mengalami disuria dan sering kencing) 
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum :
Kaji status mental klien. Penumpukan ureum dalam tubuh
dapat menyebabkan gangguan persepsi. 
 TTV :
TD = 120/80 mmHg ( N=120/80 mmHg)
HR = 90 x / menit ( N=80-100 x/menit)
RR = 24 x / menit ( N=12-20 x/menit)
T = 39°C ( N=36,5 – 37,5 °C)

 Sistem kardiovaskuler : Kaji tanda-tanda aritmia atau dysritmia.


 Sistem respiratory : Kaji frekuensi dan pola nafas.
 
Sistem musculoskeletal : Kaji tanda-tanda weakness.
Sistem integumen : Kaji mukosa, warna,
kelembaban, dan turgor kulit
Sistem pencernaan : Kaji bising usus,
tanda-tanda anoreksia, nausea, vomittus.
Sistem urinaria : Saat dipalpasi area
suprapubik terasa tegang dan tenderness.
Sistem urogenital :Kaji area meatus dan
perineal klien apakah terdapat bengkak, lesi, atau
ulkus.
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil urinalisa : WBC (+++), pyuria, eritrocyt (+),
cultur (+) bakteri.
Analisa data

Data fokus
1. Ds : Klien mengeluh sakit saat berkemih. Saat
berkemih urine keluar sedikit-sedikit disertai nyeri.
Do : HR = 90 x/mnt, RR = 24 x/mnt , T = 39°C
WBC (+++), Pyuria , Eritrocyt (+), Kultur (+)
bakteri , Warna urine keruh, Terapi Bactrim, Terapi
Phenazonydine
Etiologi : proses infeksi
Masalah : gangguan nyeri
Data fokus

2. Ds :Klien mengeluh sering berkemih,


Klien mengeluh sering merasakan
keinginan untuk berkemih.
Do : Saat palpasi area suprapubik terasa
tegang, Tenderness
Etiologi : Frequency, urgency
Masalah : Perubahan pola berkemih
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan proses infeksi pada
saluran kemih.
2. Perubahan pola eliminasi urine
berhubungan dengan frequency, urgency.
3. Resiko tinggi penyebaran infeksi
berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang faktor predisposisi
infeksi dan kekambuhan.
 
intervensi
DX 1
a. Berikan tindakan dan suasana yang nyaman seperti
masase punggung dan lingkungan yang tenang.
Rasional : ↑ relaksasi, ↓ reaksi terhadap stimulasi dari luar.
b. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
aktivitas yang dapat ditoleran.
Rasional: Meningkatkan koping dan dapat merilekskan
otot-otot.
c. Anjurkan klien melakukan pemanasan perineum
Rasional : Membantu mengurangi ketidaknyamanan dan
spasme 
D. Kaji ulang tingkat kenyamanan (nyeri kepala)
dengan menggunakan skala penilaian 1-10
Skala keterangan:
10 = sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien
9, 8,7 = sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh
klien dengan aktivitas yang bisa dilakukan
6 = nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
5 = nyeri seperti tertekan
4 = nyeri seperti kram atau kaku
3 = nyeri seperti perih atau mules
2 = nyeri seperti melilit atau terpukul
1 = nyeri seperti gatal atau nyut-nyutan
0 = tidak ada nyeri 
Tipe nyeri:
10 = tipe nyeri sangat berat 7-9 = tipe nyeri
berat
4-6 = tipe nyeri sedang 1-3 = tipe nyeri
ringan
Rasional : Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan intervensi
Dx 2

A. Ukur dan catat urine setiap berkemih serta


perhatikan karakteristik urine.
Rasional : Mengetahui kadar output/input cairan dan
memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
adanya infeksi
b. Anjurkan klien minum air putih min 2-3L/hr.
Rasional: Peningkatan hidrasi membilas bakteri,
darah, dan debris dari traktus urinarius.
c. Anjurkan klien menghindari minum teh, kopi,
cola, dan alcohol
Rasional : Jenis minuman itu dapat mengiritasi
kandung kemih.
d.  Anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam.
Rasional : Efektif dalam mengosongkan kandung
kemih sehingga signifikan menurunkan jumlah
bakteri dalam urin, mengurangi statis urin, dan
mencegah kekambuhan infeksi.
dx.3

Berikan informasi yang adekuat mengenai sumber


infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran atau
kekambuhan, terapi antibiotic yang diberikan
(nama, tujuan, dosis, jadwal, indikasi, dan efek
samping), pemeriksaan diagnostik dan perawatan
sesudah pemeriksaan.
 rasional : Dengan bertambahnya pengetahuan
diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan
klien terhadap rencana terapeutik sehingga akan ↓
resiko penyebaran infeksi.
 
Sek
ian
dan
teri
mak
asih

Anda mungkin juga menyukai