Anda di halaman 1dari 40

45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R


DENGAN DIAGNOSA DEMAM TYPHOID DI RUANG AS-SALAM
RS IBNU SINA YW UMI MAKASSAR

Disusun dalam rangka memenuhi


tugas Stase KMB 1

Disusun oleh:

NAMA : Dhea Ananda Putri


NIM : 14420221025

PRECEPTOR INSTITUSI PRECEPTOR


LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA 2022
46

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi Tyhoid

Typhus abdominalis /demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7hari,

gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang

pada anak usia 12 – 13tahun (70% - 80% ), pada usia 30 - 40tahun ( 10%-20% )

dan juga diatas usia pada anak 12-13 ahun sebanyak (5%-10%). (Mansjoer, Arif.

2010).

Demam typhoid atau Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut

yang biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam yang lebih dari

satuminggu, gangguan pada pencernaan dan juga gangguan kesadaran (Price A.

Sylvia & Lorraine M. Wilson,2015).

Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi

salmonellaThypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah

terkontaminasi olehfeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella

( Bruner and Sudart, 2014 ).

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usushalus yang disebabkan oleh

kuman salmonella thypi dan salmonella para thypiA,B,C. sinonim dari penyakit ini

adalah Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 2015).

Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala

sistemik yang disebabkan oleh salmonellatyphosa, salmonella typeA.B.C.


47

penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 2008).

Demam typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang

disebabkan oleh salmonellathypi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan,

ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia /endokardial dan

juga invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,

limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan juga dapat menular pada orang

lain melalui makanan /air yang terkontaminasi (Nurarif & Kusuma, 2015).

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksisistemik yang disebabkan

oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

berkembang yang terutama terletak didaerah tropis dan subtropis. (Simanjuntak,

2009).

Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,

gangguan pada pencernaan, dan juga gangguan kesadaran. (Nursalam, 2005).

Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala

demam satu minggu /lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan

/tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan, 2007)

2. Eiologi

Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi) 90 % dan

salmonellaparathypi (S. Parathypi Adan B serta C). Bakteri ini berbentuk batang,

gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalamair, sampah dan debu. Namun

bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15-20 menit. Akibat

infeksi oleh salmonellathypi, pasien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :


48

1. AglutininO (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen O

(berasal dari tubuh kuman).

2. AglutininH (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigenH

(berasal dari flagel kuman).

3. AglutininVi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena

rangsangan antigenVi (berasal dari simpai kuman)

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutininO dan jugaH yang ditentukan

titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makinbesar pasien menderita

tifoid. (Aru W. Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 2009. Ed V.Jilid III.

Jakarta: interna publishing)

3. Patofisiolog

Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masuk

kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana

asam (pH<2) banyak bakteri yang mati. Keadaan-keadaan seperti aklorhidiria,

gastrektomi, pengobatan dengan antagonis reseptor histamin H 2, inhibitor

pompaproton /antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis infeksi.

Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri

melekat pada sel-sel mukosa dan juga kemudian menginvasi mukosa dan

menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-selM, selepitel

khusus yang melapisi Peyer’s patch, merupakan tempat internalisasi

Salmonellatyphi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti aliran

kekelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik

sampai kejaringan RES di organ hati dan limpa. Salmonella typhi mengalami

multiplikasi di dalam sel fagosit mononuklear didalam folikel limfe,

kelenjarlimfe mesenterika, hati dan limfe (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk.


49

2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI). Setelah melalui

periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya ditentukan oleh jumlah

dan virulensi kuman serta respons imun pejamu maka Salmonella yphi akan

keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi

sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akantetapi

tempat yang disukai oeh Salmonellatyphi adalah hati, limpa, sumsum tulang

belakang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal. Invasi

kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah/ penyebaran

retrograd dari empedu. Ekskresi organisme diempedu dapat menginvasi ulang

dinding usus /dikeluarkan melalui tinja. Peran endotoksin dalam patogenesis

demam tifoid tidakjelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya

endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga

endotoksin dari Salmonellatyphi menstimulasi makrofag di dalam hati, limpa,

folikel limfoma usus halus dan juga kelenjar limfe mesenterika untuk

memproduksi sitokin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat

menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak stabil, demam, depresi

sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan jugamenstimulasi sistem

imunologik (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi &

Pediatri Tropis.
50

4. Pathway
51

5. Manifestasi Klinis

1. Gejala inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14hari

2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama

3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan

menyebabkan syok, stupor, dan koma

4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari

5. Nyeri kepala, nyeriperut

6. Kembung, mualmuntah, diare, konstipasi

7. Pusing, bradikardi, nyeriotot

8. Batuk

9. Epiktaksis

10. Lidah yang berselaput

11. Hepatomegali, splenomegali,meteorismus

12. Gangguan mental berupa somnolen

13. Delirium / psikosis

6. Komplikasi

1. Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan

tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka terjadi melena yang dapat

disertai nyeriperut dengan tanda-tanda renjatan.

2. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga /setelahnya dan terjadi pada

bagian distal ileum.

3. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi tanpa perforasi

usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu nyeri perut hebat, dinding abdomen

tegang, dan nyeri tekan


52

4. Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis, yaitu

meningitis,kolesistisis, ensefalopati, danlain-lain (Susilaningrum, Nursalam, &

Utami, 2013)

7. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah perifer lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.

Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder

2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.

Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus

3. Pemeriksaan uji widal

Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri

salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan adanya agglutinin

dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella

typhi maka penderita membuatantibody (agglutinin)

4. Kultur

a. Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama

b. Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua

c. Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga

5. Anti salmonella typhi igM

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella

typhi, karena antibodyigM muncul pada hari ke3 dan 4 terjadinya demam.

(Nurarif & Kusuma, 2015)

8. Penatalaksanaan

1. Medis
53

a. Anti Biotik (Membunuh KUman) :

1) Klorampenicol

2) Amoxicillin

3) Kotrimoxasol

4) Ceftriaxon

5) Cefixim

b. Antipiretik (Menurunkan panas) :

1) paracatamol

2. keperawatan

a. Observasi dan pengobatan

b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau kurang

lebih dari selam 14hari. maksud tirah baring adalah untuk mencegah

terjadinya komplikasi perforasi usus.

c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan

pasien.

d. Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah

pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan

juga dekubitus.

e. Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang

terjadi konstipasi dan diare.

f. Diet

1) Diet yang sesuaicukup kalori dan tinggi protein.

2) Pada penderita yang akutdapat diberi bubur saring.

3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2hari lalu nasi tim
54

4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam

selama 7hari (Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II.

Jakarta: EGC).

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Biodata Klien dan penanggung jawab (nama, usia, jenis kelamin, agama,

alamat)

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit kepala,

demam, nyeri dan juga pusing

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan juga pusing,

berat badan berkurang, klien mengalami mual, muntah dan anoreksia, klien

merasa sakit diperut dan juga diare, klien mengeluh nyeri otot.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayatpenyakit lain/pernah menderita penyakit seperti ini

sebelumnya

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji adanya keluarga yan menderita penyakit yang sama (penularan).

a. Pemeriksaan Fisik

1) Pengkajian umum

a) Tingkat kesadaran: composmentis, apatis, somnolen,supor,

dankoma
55

b) Keadaan umum : sakitringan, sedang, berat

c) Tanda-tanda vital,normalnya

Tekanan darah: 95 mmHg

Nadi : 60-120 x/menit

Suhu: 34,7-37,3 0C

Pernapasan : 15-26 x/menit

2) Pengkajian sistem tubuh

a. Pemeriksaan kulit dan rambut

Kaji nilai warna, turgortekstur dari kulit dan rambut pasien

b. Pemeriksaan kepala dan leher

Pemeriksaan mulai darikepala, mata, hidung, telinga, mulut dan

leher. Kaji kesimetrisan, edema, lesi, maupun gangguan pada

ndera

c. Pemeriksaan dada

3) Paru-paru

Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas

Palpasi : kesimetrisan taktil fremitus

Perkusi : suara paru (pekak, redup, sono,

hipersonor, timpani)

Auskultasi : suara paru

1) Jantung

Inspeksi : amati iktus cordis

Palpalsi : raba letak iktus cordis

Perkusi : suara peristaltic usus


56

Auskultasi : frekuensi bising usus

e) Pemeriksaan ekstremitas

Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan

adanya alat bantu.

b. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan

1. Riwayat prenatal : ibu terinfeksi TORCH selama hamil, preeklamsi,

BB ibu tidak naik, pemantauan kehamilansecara berkala. Kehamilan

dengan resiko yang tidak dipantau secara berkala dapat mengganggu

tumbanganak

2. Riwayat kelahiran : cara melahirkan anak, keadaan anak saat lahir,

partus lamadan anak yang lahirdengan bantuan alat/ forcep dapat

mengganggu tumbanganak

3. Pertumbuhan fisik : BB (1,8-2,7kg), TB (BB/TB, BB/U, TB/U),

lingkarkepala (49-50cm), LILA, lingkar dada, lingkar dada > dari

lingkar kepala,

4. pemeriksaan fisik : bentuk tubuh, keadaan jaringanotot (cubitan

tebal untuk pada lengan atas, pantat dan juga paha mengetahui

lemak subkutan), keadaan lemak (cubitan tipis pada kulit dibawah

tricep dan subskapular), tebal/ tipis dan juga mudah / tidak akarnya

dicabut, gigi (14- 16 biji), ada tidaknya udem, anemia dan gangguan

lainnya.
57

5. Perkembangan : melakukan aktivitas secara mandiri (berpakaian) ,

kemampuan anak berlari dengan seimbang, menangkap benda tanpa

jatuh, memanjat, melompat, menaiki tangga,menendang bola

dengan

seimbang, egosentris dan menggunakan kata ” Saya”, menggambar

lingkaran, mengerti dengan kata kata,bertanya, mengungkapkan

kebutuhan dan keinginan, menyusun jembatan dengan kotak –kotak.

c. Riwayat imunisasi

d. Riwayat sosial: bagaimana klien berhubungan dengan orang lain.

e. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12tahun

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ

fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran

atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan

pada anak wanita sudah mulai mengembangkan ciri sex sekundernya.

Perkembangan menitik beratkan padaaspek diferensiasi bentuk dan

fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

a. Motorik kasar

1) Loncat tali

2) Badminton

3) Memukul

4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara

bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.

b. Motorik halus

1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan


58

2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan

bermain alat musik.

c. Kognitif

1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi

2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan

masalah

3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian

kembali sejak awal

4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan

datang d. Bahasa

1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak

2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata

keterangan, kata penghubung dan kata depan

3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

4) Dapat memakai kalimat majemuk dan

gabungan f. Pengkajian Pola Fungsional Gordon

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola sehat – sejahtera yang

dirasakan, pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan

dengan sehat, pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif,

ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan. Biasanya anak-

anak belum mengerti tentang manajemen kesehatan, sehingga perlu

perhatian dari orang tuanya.

2. Pola nutrisi metabolik


59

Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan masukan cairan

klien, tipe makanan dan cairan, peningkatan / penurunan berat

badan, nafsu makan, pilihan makan.

3. Pola eliminasi

Yang perlu dikaji adalah poladefekasi klien, berkemih, penggunaan

alat bantu, penggunaan obat-obatan.

4. Pola aktivas latihan

Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan rekreasi,

kemampuan untuk mengusahakanaktivitas sehari-hari (merawat diri,

bekerja), dan respon kardiovaskuler serta pernapasan saat

melakukan aktivitas.

5. Pola istirahat tidur

Yang perludikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama 24 jam,

bagaimana kualitas dan kuantitas tidurklien, apa ada gangguan tidur

dan penggunaan obatobatan untuk mengatasi gangguan tidur.

6. Pola kognitif persepsi

Yang perlu dikaji adalah fungsi indraklien dan kemampuan persepsi

klien.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikapklien mengenai dirinya,

persepsi klien tentang kemampuannya, pola emosional, citra diri,

identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri. Biasanya anak

akan mengalami gangguan emosional sepertitakut, cemas karena

dirawat di RS.

8. Pola peran hubungan


60

Kaji kemampuan kliendalam berhubungan dengan orang lain.

Bagaimana kemampuan dalam menjalankan perannya.

9. Pola reproduksi dan seksualita

Kaji adakah efek penyakitterhadapseksualitas anak.

10. Pola koping dan toleransi stress

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kemampuan klien dalam

manghadapai stress dan juga adanya sumber pendukung. Anak

belum mampu untuk mengatasi stress, sehingga sangat dibutuhkan

peran dari keluarga terutama orangtua untuk selalu mendukung

anak.

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana kepercayaan klien. Biasanya anak-anak belum

terlalu mengerti tentang kepercayaan yangdianut. Anak-anak

hanyan mengikuti dari orang tua.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia ( D0023 )

2. Devisit nutrisi ( D0019 )

3. Hiportermia ( D0131 )

4. Termoregulasi tidak efektif ( D0149 )

5. Nyeri ( D0077 )

6. Intoleransi aktivitas ( D0056 )

7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit ( D0037)

3. Implementasi

Implementasi yang merupakan kompnen dari proses keperawatan adalah kategori

dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
61

dan hasil yang dperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.

Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen

perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, di banyak lingkungan

perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara lansung setelah

pengkajian ( potter & perry, 2005 ).

4. Evaluasi

Evalusi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan

yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika

hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasl, klien bisa keluar

dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembalike dalam

siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi

ditujukan untuk :

1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.

3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

(Asmadi, 2008)
62

DAFTAR PUSTAKA

Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta: Interna

Publishing.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 1. EGC. Jakarta

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih

bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12.

Jakarta : ECG. Direktorat Bina Gizi

Fadhillah Harif , 2018. SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).Jakarta:

Kemenkes Ri. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang Kemenkes Ri

Noer, Syaifullah. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Psikososial.[Online].Tersedia :http://www.g-excess.com/653/perkembangan-anak-

perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial/.[3 Juli2012

Nursalam, Susilaningrum, R., and Utami, S. 2005.Asuhan Keperawatan Bayi danAnak

(untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika


63

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

Potter, P.A, Perry, A.G, 2005 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses, dan

Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC..

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 2015. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit.Jakarta: EGC;

WHO, 2014. Maternal Mortality: World Health Organization.


64

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Nama Mahasiswa yang mengkaji : DHEA ANANDA PUTRI NIM : 14420221025

No. RM : 229876
Tanggal : senin,03 okt
2022
Tempat : Lt.2 as-salam
207
I. DATA UMUM

o Identitas Klien

Nama : Tn.R

Umur : 21 thn

Tempat/Tanggal lahir : Bone, 05-05-2001

Jenis kelamin : Laki-Laki

Status perkawinan : Belum

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Suku : Bugis

Pekerjaan : Mahasiswa

Lama bekerja :-

Alamat : jl.Sukaria Racing

Telp :-

Tanggal masuk RS : 02-10-2022

Ruangan : Lt.2 As-Salam 207

Golongan darah : -
65

Sumber info : Pasien & Kel.

o Penanggung jawab / pengantar

Nama : Serina Sugianto

Umur : 21 thn

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Mahasiswa

Hubungan dengan klien : pacar

Alamat : jl.Sukaria Racing

RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

o Keluhan utama : Demam

o Alasan masuk RS :

Demam di alami sejak 1 minggu yang lalu di sertai demam naik turun,

riwayat muntah ada, nyeri uluh hati

o Riwayat Penyakit

Provocative/Palliative :

Quality : terdapat nyeri tekan,

Region : perut, tembus belakang

Severity : skala nyeri 4 dari 0-10

Timing : tidak dapat di prediksi oleh pasien

o Data Medik

A. Dikirim oleh : UGD Dokter Praktek

B. Diagnosa Medik
febris
66

o Saat masuk :
typhoid
o Saat pengkajian :

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

o Penyakit yang pernah dialami

Saat kecil / kanak-kanak : Demam

Penyebab :-

Riwayat perawatan : pasien mengatakan pasien pernah di rawat di rs

bulan lalu dengan keluhan yang sama

Riwayat operasi : pasien mengatakan pasien tidak pernah oprasi

Riwayat pengobatan : ada tapi pasien tidak mengingat pengobatan apa

saja

o Riwayat alergi : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap

makanan dan obat-obatan

o Riwayat immunisasi : pasien mengatakan lupa

o Lain-lain : -
67

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

11
27 21 15

RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

o Pola koping : pasien mengatakaan selalu dapat support dan dukungan

yg baik dari keluarga, teman-teman dan orang-orang terdekatnya

o Harapan klien thd keadaan peny.-nya : pasien mengatakan semoga ia

cepat sembuh dan bisa kembali dirumah dan bertemu dengan teman dan

bisa ke kampus lagi

o Faktor stressor : pasien mengatakan bosan berada dirumah

sakit

o Konsep diri : pasien mengatakan dia cukup percaya diri

o Pengetahuan klien ttg penyakitnya : pasien mengatakan dia tau apa yang

membuatnya sakit yaitu sering begadang, makan tidak teratur, pola tidur

tidak teratur dll.


68

o Adaptas : pasien mengatakan ia tidak suka berbincang dengan orang

ketika sedang sakit

o Hubungan dengan anggota keluarga : pasien mengatakan dia sayangat

menyayangi mama,papa,kaka,ade dan keluarga lainnya

o Hubungan dengan masyarakat : pasien mengatakan dia punya tetanga

dan teman-teman yang sangat baik kepadanya

o Perhatian thd org lain & lawan bicara : kontak mata baik & nyambung

meski dgn kata-kata sederhana

o Aktifitas sosial : -

o Bahasa yang sering digunakan : baik intonasinya sangat mudah di

mengerti

o Keadaan lingkungan : sanggat baik

o Kegiatan keagamaan / pola ibadah : pasien selalu mengatakan

kalimat istigfar, allhuakbar dll, saat sakit pasien meangsungkan ibadah di

tempat tidur saja

o Keyakinan tentang kesehatan : dia akan sembuh karena ada allah dan

anggota keluarga yang mengsuport kesembuhan nya

IV. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Makan

Sebelum MRS : pasien mengatakan pasien mampu menghabiskan

makanan nya 3x dalam sehari,

Setelah MRS : pacar pasien mengatakan, nafsu makan pasien

menurun walaupun 3x dalam sehari tapi porsi tidak dihabiskan

2. Minum
69

Sebelum MRS : pasien jarang minum air putih 4-5 gelas/hari

Setelah MRS : pasien hanya di anjurkan minum air putih dan juz

yang dikasih oleh gizi

3. Tidur

Sebelum MRS : pasien mengatakan sebelum sakit pola tidur nya tidak

teratur kadang malam begadang sampai pagi bersama teman-teman kosan

nya

Setelah MRS : pasien mengatakan tidak teratur tidur dan bangun

nya kadang subuh suda bangun dan kalau suda bangun susah tidur lagi

4. Eliminasi fekal/BAB

Sebelum MRS : pasien mengatakan BAB sebelum sakit agak padat

dan berwarna agak kecoklatan, dan berbau

Setelah MRS : pasien mengatakan BAB setelah sakit cair dan

berwarna kecoklat, dan berbau

5. Eliminasi urine/BAK

Sebelum MRS : pasien mengatakan BAK sebelum sakit berwarna

bening agak ke kuningan kebanyakan dan banyak bau pesing

Setelah MRS : pasien mengatakan BAK setelah sakit berwarna

seperti teh dan berbau obat-obatan

6. Aktifitas dan latihan


70

Sebelum MRS : pasien mengatakan aktivitasnya sebelum sakit adalah

bekerja sebagai ibu rumah tangga

Setelah MRS : pasien mengatakan sekarang ia hanya di tempat tidur

karena ada infuse yang terpasang sehinga pasien sulit bergerak kesana

kemari

7. Personal hygiene

Sebelum MRS : pasien mengatak sebelum sakit kebersihan nya mulai

dari mandi,sikat gigi dia bisa sendiri/mandiri melakukan nya

Setelah MRS : pasien mengatakan saat sakit dia di bantu pacar atau

temannya mulai dari mandi,sikat gigi.

V. PEMERIKSAAN FISIK

Hari senin, tanggal, 03 okt 2022 jam 09:20

o Keadaan umum

Kehilangan BB : pasien mengatakan BB nya sebelum sakit 53kg sejak

sakit BB nya menurun ke 50kg

Kelemahan : keadaan pasien tampak lemas

Perubahan mood : perubahan mood ada

Vital sign : TD: 120/80 mmhg, N: 80x/mnt, S: 37,8cc, P: 20x/mnt

Tingkat kesadaran : GCS : E= 4, M= 6, V=5

Ciri-ciri tubuh : pasien tampak kurus tinggi, rambut agak beruban,

warna kulit coklat/ sawo mateng

o Head to toe

o Kulit/integumen
71

- Inspeksi : kulit pasien berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi

- Palpasi : kulit pasien teraba hangat, dan tidak ada nyeri pada

tekanan

o Kepala & rambut

- Inspeksi : kepala pasien berbentuk bulat, tidak tampak adanya

benjolan, tidak ada lesi di kepala, rambut tampak sedikit berombak

dan beruban dan agak bauh

- Palpasi : tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan

o Kuku

- Inspeksi : kuku pasien tampak bersih

- Palpasi : CRT <3 detik, tidak ada nyeri tekan

o Mata/penglihatan

- Inspeksi : kelopak mata tampak simetris, kongjungtiva tampak

anemis, sclera putih, pupil sokor 3mm/3mm, gerakan bola mata

normal, fungsi penglihatan kurang baik mines 0,2 dan tidan

mengunakan alat bantu pada pengliatan (kacamata)

- Palpasi : tidak teraba massa dan nyeri tekan

o Hidung/penghiduan

- Inspeksi : hidung pasien tampak normal, simetris antara septum kiri

dan kanan, ada terdapat secret kering berwarna kuning

- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

o Telinga/pendengaran

- Inspeksi : telinga pasien tampak normal, simestris antara telinga kiri

dan kanan, tidak ada luka, daun telinga tampak sedkit kotor, tidak ada
72

ciran telinga pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu

pendengaran

- Palpasi : tidak teraba adanya cairan telinga dan nyeri tekan

o Mulut dan gigi

- Inspeksi : bibir tampak simestris atas dan bawah, mukosa bibir kering,

tidak terdapat stomatis, gigi tampak rapih, dan tidak mengunakan gigi

palsu

o Leher

- Inspeksi : tidak ada pembekakan pada area kelenjar tyroid, tidak

ada lesi

- Palpasi : tidak teraba adanya pembekakan pada kelenjar tiroid,

nadi karotis teraba dan tidak ada nyeri tekan

o Dada

- Inspeksi : bentuk dada normal chest, ekspansi dada simestris kiri dan

kanan saat inspirasi dan ekspirasi, frekuensi napas 20x/mnt

- Palapasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada krepitasi

- Perkusi : terdapat suara redup pada antara ICS 6-8 pada sebela kiri

- Auskultasi : terdengar suara vesikuler pada thorax sinistra

o Abdomen

- Inspeksi : tampak tidak ada pembekakan pada abdomen, tidak ada

lesi

- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen dengan skala nyeri 5

- Aukultasi : peristaltik usus meningkat

- Perkusi : terdapat bunyi timpani pada area abdomen


73

o Perineum & genitalia : -

o Extremitas atas & bawah

- Ektrmitas atas

Pada ekstremitas atas tampak terpasang infuse dengan cairan NCL

20tpm, tampak tangan kanan pasien bisa bergerak kesegala arah

dengan kekuatan otot 5 bergerak dengan normal tidak ada kelainan

pada area ektremitas atas

- Ektremitas bawah

Tampak ekstremitas bawa pasien mampu mengerakan keseluh arah

dengan kekuatan otot 5 bergerak dengan normal tidak ada kelainan

pada ekstremitas bagia bawahPemeriksaan diagnostik

- Pemeriksaan Laboratorium 01/10/2022

Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan


WBC 6.5x10’3 -
Ne 76.4% -
LY 8.4% -
MO 4.4% -
EO 7.5% -
BA 3.3% -
RBC 5.65x10’6 -
HGB 13.7 -
HCT 45.1 -
Salmonella typhi O : 1/80 -
Salmonella typhi H : 160 -
Salmonella paratyhpi AO : 1/80 -
Salmonella paratyhpi AH : 1/80 -
Salmonella paratyhpi BO : 1/320 -
Salmonella paratyhpi BH : 1/80 -
o Pemeriksaan foto Thorax

Kesan : Cor dan Plurea dalam batas normal

o Penatalaksanaan Medis/Terapi

Nama obat Dosis Manfaat


74

RLl 500ml/8jam/20tpm. Iv Cairan ini megandung


elektrolit dan membantu
mengatasi dehidrasi
Paracetamol 200mg Menurunkan demam
ceftriaxone 2 gr/8jam/iv Antibiotic untuk
mencegah
perkambangan virus
dan baktri dalam tubuh
Acetilystien 200mg/8 jam/oral Mencegah bakteri
Amoldipin 5mg/24jam/oral -
75

INTERVENSI KEPERAWATAN

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


JAM MAHASISW
A
Senin 03 Defisit nutrisi Setelah MENEJEMENT
okt 2022 behubungan NUTRISI (I.03119)
dilakukan
dengan faktor
10:00 psikologis tindakan Observasi :
1. Identifikasi 1. Mengetahui
3x24 jam di
status nutrisi status nutisi
harapkan 2. Identifikasih pasien
kebutuhan 2. Mengetahui
status
kalori dan kebutuhan kalori
nutisi jenis nutiren pasien
3. Monitor 3. Mengetahui
membaik asupan jumblah asupan
Dengan makanan makanan pasien
4. Monitor berat 4. Untuk
kriteria hasil badan membandingkan
(L.03030) : BB sebelumya
Terapiutik Dhea
1. Porsi 1. Lakukan oral Ananda
makanan hygine Putri
sebelum
yang makan, jika
dihabiska perlu
2. Berikan
n suplemen
meningk makanan jika
perlu
at
2. Berat Edukasi
1. Ajarkan diet
badan yang di
membaik program kan

3. Indeks Kolaborasi
masa 1. Kolborasi
dengan ahli
tubuh gizi unruk
(IMT) menentukan
jumblah
membaik kaloridan jenis
4. Nafsu nutiren jika
76

makan perlu
membaik
03 okt Termogulasi tidak Setelah Observasi
2022 efektif dilakukan 1. Monitor 1. Mengidentifik
berhubungan tindakan suhu tubuh asih ttv dalam
10:50 dengan proses 3x24 jam di tiap 2 jam, batas normal
penyakit harapkan jika perlu 2. Untuk
termogukasi 2. Monitor mengetahui
tidak efektif tekanan adanya gejala
(D.0149) darah, nadi, hipotermia
Membaik suhu, dan
dengan pernapasan hipertermia
kriteria hasil : 3. Monitor catat
1. Suhu tanda
tubuh hipotermia
membaik dan
2. Pengisia hipertermia
n kapiler
membaik Terapiutik
3. Tekanan 1. Tingkatkan
darah asupan cairan
membaik dan nutrisi
yang adekuat

Edukasi
1. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermia Dhea
karena Ananda
terpapar Putri
udara
dinggin

Kolaborasi
1. Pemberian
antipitik, jika
perlu
2. Terapi
aktifitas
03 okt Resiko Setelah Observasi
2022 ketidakseimbanga dilakukan 1. Identikasih 1. Mengidentifikasi
11 : 00 n elektrolit b.d tindakan kemungkinan h penyebab
muntah 3x24 jam di penyebab terjadinya
harapkan ketidakseimba ketidak
resiko ngan nutisi seimbngan
ketidakseimb 2. Monitor kadar cairan
angan elektrolit 2. Mengidentifikasi
77

elektrolit serum g kadar eletrolit


membaik 3. Monitor mual dalam tubuh
dengan muntah 3. Mengidentifikasi
kriteria hasil : 4. Monitor h muntah
1. Serum kehilangan
natrium cairan, jika
membaik perliu
2. Serum
kalium Terapiutik
membaik 1. Atur interval
serum waktu
klorida pemantauan
membaik sesuai
3. Serum dengan
kalium kondisi
membaik pasien
2. Dokumentasi
hasil
pemantauan

Edukasih
1. Jelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
78

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tgl Diagnose Jam Implementasi evaluasi


Senin/ Defisit nutrisi 11:00 - Mengidentfikasih alergi S
03 berhubungan dan intoleransi makanan - Pasien mengatakan
oktober dengan factor dari hasil indentifkasih, nafsu makan pasien
2022 psikologis pasien tidak memiliki menurun
(keenggaan riwayat alergi makanan - Pacar pasien
untuk makan) di tetapi memiliki mengatakan pasien
tandai dengan intoleransi makanan hanya menghabiskan
nafsu makan seperti mual setelah 2-3 sendok
menurun dan BB 11:10 makan kemudian muntah
menurun - Mengidentifikasih - Pacar pasien
makanan yang disukai mengatakan pasien
Dari hasil indentifkasih, agak kekurusan atau
pasien menyukai terjadi penurunan
makanan seperti ayam BB
goring dan bakso
11:40 - Monitor asupan makanan O
- Monitor BB - Pasien tampak tidak
BB pasien turun, BB menghabiskan
pasien sewaktu sehat 53 makanannya
kg, sewaktu sakit di - BB pasien 50,3kg
timbang BB pasien saat di timbang
50,3kg - Pasien tampak tidak
nafsu makan

A : DEFISIT NUTRISI
MASIH TETAP
P
- Monitor asupan
makanan
79

- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
- Berikan sumpelemen
makanan
Senin/ Termoregulasi 11:50 - Monitor suhu tubuh tiap S
03 tidak efektif 2 jam (S: 37,5 Cc) - Pacar pasien
oktober berhubungan 11:52 - Monitor tekanan darah mengatakan suhu
2022 dengan proses frekuensi pernafasan dan tubuh pasien tidak
penyakit nadi (TD: 110/70 mmHg, stabil/ panas
(mis.infeksi) di pernafasan 24x/mnt) - Pasien mengatakan
tandai dengan 12:00 - Monitor dan catat tanda kurang enak perasaan
suhu tubuh gejala hipotermia dan dan badan nya
meningkat hipertermia (hipotermia :
yang dirasakan pasien O
badan pasien dingin, - Suhu tubuh pasien
akral dingin,mengigil. tampak tidak stabil/
Hipertermia : yang demam
dirasakan pasien badan - Pasien tampak lemah
terasa hangat, akral - TD : 110/70 mmHg
hangat) - Pernafasan : 26x/mnt
- Jelaskan cara pencegahan - Suhu tubuh pasien
hipotermia karena 37,8cc
12:05 terpapar udara dinggin
(jagalah tubuh agar tetap A : TERMOREGULASI
kering, gunakan pakaian TIDAK EFEKTIF
sesuai dengan kondisi MASIH TETAP
cuaca yang dirasakan
pasien bisa mengunakan P
topi, syal, sarung - Monitor suhu tubuh
tanggan, kaos kaki dan pasien tiap 2 jam
80

sepatu bots ketika akan sekali, jika perlu


beraktifitas) - Monitor tekanan
darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
Senin/ Resiko 12:40 - Monitor mual, muntah S
03 ketidakseimbang - Monitor kehilangan - Pacar pasien
oktober an elektrolit cairan mengatakan masih
2022 berhubungan - Mengatur interval waktu lemas
dengan muntah pemantauan sesuai - Pacar pasien
di tandai dengan dengan kondisi pasien mengakan pasien
mual dan muntah - Mendokumentasi hasil muntah tadi sekitar
pemantauan 12:00 setelah makan
- Pasien mengtakan
nyeri saat muntah di
bagian perutnya
- Pasien mengatakan
seringkali merasakan
pusing
O
- Pasien tampak lemah
dilihat dari
aktifitasnya pasien di
bantu oleh
pacar/temannya
- Pasien tampak
meringisi dan
mengatkan tidak enak
badan dan sakit
perutnya

A : RESIKO
81

KETIDAKSEIMBANG
AN ELEKTROLIT
MASIH TETAP

P
- Monitor mual muntah
- Monitor kehilangan
cairan
- Dokumentasi setiap
tindakan
Selasa/ Defisit nutrisi 08:50 - Monitor asupan S
04 berhubungan makanan, pasien suda - Pacar pasien
oktober dengan factor menghabiskan makanan mangatakan pasien
2022 psikologis 3-4 sendok makan suda mau makan tapi
(keenggaan dengan porsi makanan tidak menghabiskan
untuk makan) di kesukaannya porsi makan nya
tandai dengan - Anjurkan pasien makan - Pacar pasien
nafsu makan dengan posisi duduk mengatakan pasien
menurun dan BB hanya mau makanan
menurun kesukaannya
- Pacar pasien
mengatakan BB nya
masih sama

O
- Pasien tampak suda
mau makan dengan
porsi yang tidak habis
- Pasien tampak mau
makan hanya dengan
makanan yang
82

disukainya
- BB pasien masih
50kg

A : DEFISIT NUTRISI,
PASIEN SUDA MAU
MAKAN DAN
MENGHABISKAN 1/3
PORSI
MAKANANNYA

P
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
- Berikan suplemen
makanan
- Ajarkan diet yang di
programkan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumblah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan

Selasa/ Termoregulasi 10: 13 - Monitor suhu tubuh S


04 tidak efektif pasien tiap dua jam jika - Pacar pasien
oktober berhubungan perlu (S: 36,6) mengatakan suhu
2022 dengan proses 10:20 - Monitor tekanan darah tubuh pasien suda
penyakit frekuensi pernafasan
83

(mis.infeksi) di dan nadi (TD : 100/80 mulai stabil


tandai dengan mmHg, pernafasan : - Pacar pasien
suhu tubuh 24x/mnt) mengatakan bahwa
meningkat - Monitor dan catat tanda pasien suda mulai
10:30 gejala hipotermia dan bercanda lagi seperti
hipertermia (hipotermia : biasanya
yang dirasakan pasien
badan pasien dingin, O
akral dingin,mengigil. - Suhu tubuh pasien
Hipertermia : yang tampak normal 36,6
dirasakan pasien badan cc
terasa hangat, akral - Pasien tampak suda
hangat) mulai aktif begerak
- TD : 100/80 mmHg
- Pernafasan 26x/mnt

A: TERMOREGULASI
TIDAKEFEKTIF
MULAI MEMBAIK

P
- Monitor suhu tubuh
pasien setiap 2 jam
- Monitor tekanan
darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
Selasa/ Resiko 11:20 - Monitor mual, muntah S
04 ketidakseimbang - Monitor kehilangan - Pasien mengatakan
oktober an elektrolit cairan dia tidak merasakan
2022 berhubungan - Mengatur interval waktu mual muntah lagi
dengan muntah pemantauan sesuai - Pasien mengatakan
84

di tandai dengan dengan kondisi pasien dia tidak lemas lagi


mual dan muntah - Dokumentasi hasil - Pacar pasien
pemantauan mengatakan
sekarang pasien suda
banyak minum

O
- Pasien tampak ceria
- Pasien tampak suda
mulai bercanda
sengan pacar dan
sahabatnya

A : RESIKO
KETIDAKSEIMBANG
AN NUTRISI
TERATASI

P : INTERVENSI DI
HENTIKAN

Anda mungkin juga menyukai