Anda di halaman 1dari 9

Askep DM pada Kelompok Lansia

Nur Nadhila Baranuddin


Fransiska Febriana
Maslinda Goleng Sina
Fhitrah Tambiyo
Donal Subong
Supriadi Sarafu
Melkianus
Defenisi lansia
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
hanya di mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan
PENYEBAB TERJADINYA PENUAAN
PADA LANSIA
faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang
menurun kadarnya, proses glikosilasi, sistem
kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor
genetik.
faktor eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat,
diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah,
paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stres
dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
DIABETES AKIBAT PENUAAN
Diabetes mellitus adalah “suatu gangguan metabolik
yang melibatkan berbagai sistem fisiologi, yang paling
kritis adalah melibatkan metabolisme glukosa.

” Fungsi vaskular, renal, neurologis dan penglihatan


pada orang yang mengalami diabetes dapat terganggu
dengan proses penyakit ini, walaupun perubahan-
perubahan ini terjadi pada jaringan yang tidak
memerlukan insulin untuk berfungsi (Stanley, Mickey,
2016).
KARAKTERISTIK PENYAKIT
DIABETES MELLITUS PADA LANSIA
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik
dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya.

Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi dan


secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam
darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi
pankreas yang berfungsi mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004
dalam Smeltzer&Bare, 2018).
Secara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM
tipe 1 dan DM tipe 2.
DM tipe 1 disebabkan karena kurangnya insulin secara
absolut akibat proses autoimun sedangkan DM tipe 2
merupakan kasus terbanyak (90-95% dari seluruh
kasus diabetes) yang umumnya mempunyai latar
belakang kelainan diawali dengan resistensi insulin
(American Council on Exercise, 2001; Smeltzer&Bare,
2008).
DM tipe 2 berlangsung lambat dan progresif, sehingga
tidak terdeteksi karena gejala yang dialami pasien
sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuria,polidipsi dan luka yang lama sembuh
(Smeltzer&Bare, 2018).
PENCEGAHAN
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
TINJAUAN KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita
yaitu sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120
orang. Dari jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus
tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia dewasa dan 30% usia
lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60
orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan
tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak
105 orang, dan DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang,
serta DM gestasional sebanyak 30 orang (10 %). Dari penduduk
yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM yang
rutin memeriksakan kadar gula darahnya.
Diagnosa keperwatan
Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun berhubungan dengan  kurangnya
pengetahuan
Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM
melaksanakan check up kesehatan di RT 5 RW 3
kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan  faktor
penghasilan yang rendah
Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3
kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan
 Kurangnya pengetahuan penderita DM tentang
pencegahan terjadinya luka ganggren

Anda mungkin juga menyukai