Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

N DENGAN STROKE
PADA NY. Y DI DUSUN PASAR SAPTU RT. 01 RW. 03 DESA
CIKONENG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS
CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III keperawatan
di STIKes Muhammadiyah Ciamis

Disusun oleh :
AYU HIDAYAH
NIM. 13DP277011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
CIAMIS
2016
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. N DENGAN STROKE PADA
NY. Y DI DUSUN PASAR SAPTU RT. 01 RW. 03 DESA CIKONENG WILAYAH
KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS CIKONENG
KABUPATEN CIAMIS TAHUN 20161

Ayu Hidayah2, Heni Marliany3

ABSTRAK

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena


berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Banyak faktor yang
jadi penyebab stroke, yaitu gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol dan minuman bersoda, sering konsumsi makanan cepat saji,
kurang aktivitas fisik, dan juga obesitas. Menurut data di Kabupaten Ciamis
angka kejadian stroke sebanyak 637 kasus.
Tujuan penulisan adalah untuk memperoleh pengalaman secara nyata
dalam asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif, metode
penulisan yang digunakan dengan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus
melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Selama penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. N yang
dimulai dari tanggal 15-18 Juni 2016, penulis menemukan diagnosa keperawatan
diantaranya : kurangnya pengetahuan tentang penyakit stroke berhubungan
dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengeal masalah penyakit stroke,
intoleransi Aktifitas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita stroke.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. N
selama 4 hari dari tanggal 15-18 Juni 2016 masalah yang muncul tidak semua
dapat teratasi.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Keluarga, Stroke


Kepustakaan : 16 buah, 2008-2014
Keterangan : 1 judul studi kasus, 2 Nama mahasiswa/I STIKes
Muhammadiyah Ciamis, 3 Dosen STIKes Muhammadiyah
Ciamis.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik penyakit pada lansia di Indonesia antara lain

rheumatik, osteoporosis, osteoarthritis, hipertensi, kholesterolemia,

angina, cardiac attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia, gastritis,

ulcus pepticum, diabetes mellitus, obesitas, asma, TB paru,

carsinoma/ kanker, senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb

(Elsabernitat, 2012).

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh

karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba.

Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat

berfungsi lagi sehingga berakibat fatal atau bahkan dapat membatasi

pasien selama bertahun-tahun sebagai orang cacat (Festy, 2014).

Banyak faktor yang jadi penyebab stroke, pertama yang adalah

gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol

dan minuman bersoda, sering konsumsi makanan cepat saji, kurang

aktivitas fisik, dan juga obesitas. Faktor kedua adalah risiko medis.

Faktor ini dapat menyebabkan atau memperparah stroke. Seperti

hipertensi, kolesterol tinggi, antherosclerosis (pengerasan pembuluh

darah), masalah jantung, diabetes, migrain, dan juga faktor keturunan

(Anthony., dkk, 2015).

1
2

Angka kejadian stroke di Amerika Serikat, berada di urutan

ketiga teratas sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung

dan kanker. Kasus penderita stroke di negara tersebut mencapai 700

ribu orang per tahun (Fadjar, 2014).

Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan

sebanyak 1.236.825 orang (7,0%), sedangkan di Provinsi Jawa Barat

memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001

orang (7,4%) (Kemenkes, 2013).

Table 1.1
Data Penyakit 10 Besar di wilayah kerja UPTD Kesehatan
Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis tahun 2015
Jenis Penyakit Jumlah Persentase
Infeksi Saluran Pernafasan Atas 2210 33%
Hipertensi 1092 16%
Pulpa dan Jar.Perapikal 763 11%
Gastroduodenitesis 618 9%
Diare 450 7%
Dermatitis 364 5%
Dispepsia 357 5%
Asma 311 5%
Migren dan sindrom nyeri kepala 299 5%
Influenza 271 4%
Jumlah 6.735 100%
Sumber : Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2015”

Berdasarkan data diatas, penyakit Stroke tidak termasuk ke

dalam 10 besar penyakit di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan

Puskesmas Ciamis Kabupaten Ciamis tahun 2015. Walaupun

demikian penyakit stroke sering menimbulkan gangguan pada

pederitanya, untuk itu perlu perawatan dan perhatian khusus bagi

penderita dengan stroke terutama dalam keluarga.


3

Adanya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya

kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor resiko yang

dapat menimbulkan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya (ruptur)

pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli.

Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari

penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cedera dan

menutup atau menyumbat arteri otak. Secara sederhana stroke

didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke

otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh

sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian

(Dianto, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010)

menunjukan pengalaman keluarga merawat penderita paska stroke

menunjukkan dampak positif. Dukungan keluarga dan masyarakat

menjadi faktor penting dalam membantu memberikan perawatan.

Dukungan yang diberikan berupa informasi dan bantuan perawatan

secara langsung mengenai perawatan di rumah dari petugas

kesehatan. Perawatan tersebut diberikan berupa perubahan yang

dialami, latihan gerak, dan jenis makanan yang dianjurkan untuk

penderita paska stroke.

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan. Kemudian membagi lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : mengenal masalah


4

kesehatan setiap anggotanya dengan perubahan sekecil apapun yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan

tanggung jawab keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga (Setiadi, 2008).

Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka

segera dikurangi atau bahkan teratasi. Perawatan ini dapat dilakukan

dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan

untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk

pertolongan tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga dengan

hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan

pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Setiadi, 2008).

Keluarga Tn. N adalah salah satu keluarga binaan wilayah

kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng dan salah satu

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan (menderita penyakit

stroke) yang selama kurang lebih tiga tahun berobat ke Puskesmas

dan Rumah Sakit secara rutin atau sampai sekarang ini masih

menderita stroke.
5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil

kasus yang didokumentasikan ke dalam karya tulis ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N dengan Stroke pada

Ny. Y di Dusun Pasar Saptu RT. 01 RW. 03 Desa Cikoneng Wilayah

Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis

Tahun 2016“.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman yang nyata dalam aplikasi

keperawatan komunitas atau kesehatan masyarakat serta mampu

melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan

komprehensif meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, kultural,

dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif terhadap

keluarga yang menderita stroke, yang terdiri dari

pengumpulan data, perumusan masalah dan memprioritaskan

masalah.

b. Mampu melakukan rencana keperawatan keluarga yang salah

satu anggota keluarganya menderita stroke.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga yang

salah satu anggota keluarganya menderita stroke.


6

d. Mampu melakukan evaluasi terhadap keperawatan keluarga

dengan stroke.

e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

dengan stroke.

C. Metode Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif

yaitu berupa studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.

Adapun teknik pengambilan data yang digunakan sebagai berikut :

1. Wawancara

Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau

tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi

klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam

berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk

bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik

komunikasi terapeutik.

2. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan

klien.

Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah

yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.


7

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk

mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan

wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada

kemampuan fungsional klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam

keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien,

mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk

menentukan rencana tindakan keperawatan

4. Studi Dokumentasi

Mempelajari data-data dari keluarga klien berhubungan dengan

asuhan keperawatan.

5. Studi Kepustakaan

Mendapatkan keterangan sebagai landasan dari berbagai literatur.

(Setiadi, 2012).

D. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Menjelaskan tentang konsep tinjauan teoritis asuhan

keperawatan keluarga yang meliputi 1) konsep dasar


8

meliputi pengertian keluarga, tipe keluarga, tahap dan

peran keluarga, 2) konsep keluarga resiko tinggi meliputi

pengertian keluarga resiko tinggi, penyebab resiko tinggi,

dampak keluarga resiko tinggi terhadap fungsi keluarga, 3)

proses keperawatan kesehatan keluarga terdiri dari

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, 4)

tinjauan teoritis asuhan keperawatan keluarga dengan

stroke.

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Meliputi tinjauan kasus dan pembahasan yang mencakup :

pengkajian keperawatan dan diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi

keperawatan keluarga dengan stroke. Pembahasan

berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan proses

keperawatan yang telah dilakukan.

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan dan Rekomendasi: mengambil simpulan dari

pelaksanaan asuhan keperawatan dan formulasi saran dan

rekomendasi pelaksanaan tindakan terhadap masalah

yang ditemukan sesuai dengan tujuan penulisan karya tulis

ilmiah.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Konsep Keluarga

a. Definisi Keluarga

Menurut Al-Quran Surat Al-Furqon ayat 54

Artinya : “ Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia

dari air, lalu dia jadikan manusia itu (pula) keturunan dan

musharah (hubungan) kekeluargaan yang bersal dari

perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya”.

Menurut Friedman (1998) dalam Padila (2012) keluarga

merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-

individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain, saling

tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam

rangka mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sayekti (1994) dalam Padila (2012) keluarga

adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang

hidup bersama atau seorang perempuan yang sudah

9
10

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau

adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut Burgess dkk, (1963) dalam Komang (2010)

keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama

dalam satu rumah tangga, anggota keluarga berinteraksi dan

berkomunikasi satu sama lain dengan peran sosial keluarga.

Dari definisi di atas ditarik kesimpulan bahwa

pengertian keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari

dua orang atau lebih yang tinggal disatu tempat atau rumah,

saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-

masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. Definisi inii

memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan

fungsinya.

b. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,

keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan. Lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan yang harus dilakukan yaitu :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota

keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan

tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari


11

adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama

untuk mencari pertolongan yang tepat sesuia dengan

keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan

dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain

dilingkungan sekitar keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Perawatan ini bisa dilakukan dirumah apabila

keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk

memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih

parah tidak terjadi.

4) Memepertahankan susana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan anggota keluaraga.


12

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara kelurga

dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan

yang ada) (Setiadi, 2008).

c. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) dalam Padila (2012) mengidentifikasikan

lima fungsi dasar keluarga, yakni:

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,

bagaimana kehangatan tercipta pada anggoa keluarga

dan bagaimana keluarga mengembangakan sikap saling

menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksii

atau hubungan dalam keluarga,sejauhmana anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan

makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota

keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga

mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari


13

kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan

keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah

kesehehatan, mengambil keputusan, melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah

sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari

masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda-gejala

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta

persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambill

keputusan mngenai tindakan kesehatan yang tepat,

hal yang perlu dikaji adalah :

(1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengertii

mengenai sifat dan luasnya masalah.

(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh

keluarga.

(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap

masalah yang dialami.

(4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari

tindakan penyakit

(5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas

kesehatan yang ada.


14

(6) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan.

(7) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah

terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu

dikaji adalah :

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan

penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,

prognosa, dan cara perawatannya).

(2) Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat

dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

(3) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

(4) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-

sumber yang ada dalam keluarga (anggota

keluarga yang bertanggung jawab, sumber

keuangan / finansial, fasilitas fisik, psikososial).

(5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat. Hal yang

perlu dikaji adalah :


15

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-

sumber keluarga yang dimiliki.

(2) Sejauhmana keluarga melihat

keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.

(3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya

hygiene sanitasi.

(4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya

pencegahan penyakit.

(5) Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap

hygiene sanitasi.

(6) Sejauhmana kekompakan antara anggota

keluarga.

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di

masyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah :

(1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan

fasilitas kesehatan.

(2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-

keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas

kesehatan.

(3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga

terhadap petugas dan fasilitas kesehatan


16

(4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang

kurang baik terhadap petugas kesehatan.

(5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau

oleh keluarga.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah :

a) Berapa jumlah anak

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota

keluarga

c) Metode apa yg digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan.

b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang

ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status

kesehatan keluarga.
17

d. Tipe Keluarga

Menurut Sussman (1974), Macklin (1998) dalam Padila

(2012) tipe keluarga terdiri dari:

1) Keluarga Tradisional

a) Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak

yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau

keduanya.

b) Keluarga Besar (Extended Family)

Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang

masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,

bibi, paman)

c) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri tanpa anak.

d) Single Parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua dengan anak kandung atau anak angkat,

yang disebabkan karena perceraian atau kematian.

e) Single Adult adalah rumah tangga yang hanya terdiri

dari seorang dewasa saja.

f) Kelurga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri

dari suami istri yang berusia lanjut


18

2) Keluarga Non Tradisional

a) Commune Family adalah lebih dari satu keluarga

tanpa pertalian darah hidup serumah.

b) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan

perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu

rumah tangga.

c) Homoseksual adalah dua individu yang sejenis

kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga

e. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap-tahap perkembangan dan tugas keluarga menurut

Jhonson dan Leny, (2010) adalah sebagai berikut :

1) Tahap 1, keluarga baru menikah

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

membina hubungan intim yang memuaskan, membina

hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

sosial, dan mendiskusikan rencana memiliki anak.

2) Tahap 2, keluarga dengan anak baru lahir.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mempersiapkan menjadi orang tua, adaftasi dengan

perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,

hubungan seksual dan kegiatan, mempertahankan

hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.


19

3) Tahap 3, keluarga dengan anak usia pra sekolah

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak

untuk bersosialisasi, beradaftasi dengan anak baru lahir,

sementara kebutuhan anak yang lai (tua) juga harus

terpenuhi; mempertahankan hubungan yang sehat baik

dalam waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya

keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang tinggi);

pembagian tanggung jawab anggota keluraga ;

merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan anak.

4) Tahap 4, keluarga dengan anak usia sekolah.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah membantu

sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah

dan lingkungan lebih luas (yang tidak kurang diperoleh

dari sekolah atau masyarakat) mempertahankan

keintiman pasangan; memenuhi kebutuhan yang

meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan

anggota keluarga.

5) Tahap 5, keluarga dengan anak remaja.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memberikan

kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab


20

mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan

mulai memiliki otonomi; mempertahankan hubungan intim

dalam keluarga; mempertahankan komunikasi terbuka

antara anak dan orang tua; hindarkan terjadinya

perbedaan, kecurigaan, dan permusuhan mempersiapkan

perubahan sistem peran dan peraturan(anggota) keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga.

6) Tahap 6, keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadii

keluarga besar, memepertahankan keintiman pasangan,

membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dii

masyarakat;penataan kembali peran orang tua dan

kegiatan di rumah.

7) Tahap 7, keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mempertahankan kesehatan indvidu dan pasangan usia

pertengahan, mempertahankan hubungan yang serasai

dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya;

meningkatkan keakraban pasangan.


21

8) Tahap 8, keluarga usia tua.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang

saling menyenangkan pasangannya; adaptasi dengan

perubahan yang akan terjadi kehilangan pasangan,

kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga,

mempertahankan keakraban pasangan dan saling

merawat; melakukan live review masa lalu.

f. Stres dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

 6 bulan

b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

lebih dari 6 bulan

2) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan (Padila, 2012)

2. Konsep Keluarga Resiko Tinggi

a. Definisi

Keluarga resiko tinggi atau rawan kesehatan yaitu

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang


22

beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan (Setiadii

2008).

b. Keluarga Yang Tergolong Resiko Tinggi dalam Bidang

Kesehatan, meliputi :

1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia

subur dengan masalah sebagai berikut :

a) Tingkat sosial ekonomi keluarga masih rendah.

b) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasii

masalah kesehatan sendiri.

c) Keluarga dengan keturunan yang kurang

baik/keluarga dengan penyakit keturunan.

2) Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan

waktu hamil.

a) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)

b) Menderita kekurangan gizi/anemia

c) Menderita hipertensi

d) Primipara/multipara.

e) Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3) Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena :

a) Lahir prematur/BBLR

b) Berat badan sukar naik

c) Lahir dengan cacat bawaan


23

d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan

bayi.

e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat

mengancam bayi atau anaknya.

4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara

anggota keluarga :

a) Anak yang tidak diketahui dan pernah dicoba untuk

digugurkan

b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota

keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.

c) Ada anggota keluarga sering sakit

d) Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai

atau lari meninggalkan keluarga (Setiadi, 2008).

c. Stroke

Dari pembahasan konsep keluarga resiko tinggi diatas,

salah satu keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang

kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan, dan salah satu masalah kesehatan yang terjadii

dalam keluarga adalah stroke. Berikut adalah pembahasan

tentang penyakit stroke.

1) Pengertian

Stroke adalah keadaan yang terjadi saat otak rusak

akibat aliran darah terganggu. Setiap bagian otak


24

bertanggung jawab atas fungsi tertentu sehinggga gela

stroke bergantung pada daerah otak yang kekurangan

suplai darah (Anthony, dkk, 2010).

Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan)

fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke

terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak.

Gangguan peredaran darah otak dapat berupa

tersumbatnya pembuluh darah di otak. Otak yang

seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan

menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak

akan memunculkan kematian sel saraf (neuron).

Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke

(Rizaldy, 2010).

2) Klasifikasi

Berdasarkan atas jenisnya, stroke dibagi menjadi :

a) Stroke Iskemik / Non Hemorogik

Stroke iskemik terjadi karena aliran darah ke otak

terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang

telah menyumbat suatu pembuluh darah.

b) Stroke Hemorogik

Diakibatkan karena pembuluh darah pecah sehingga

menghambat aliran darah yang normal dan darah


25

merembes ke dalam suatu daerah di otak dan

merusaknya. (Rizaldy, 2010).

3) Gejala

Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada

bagian otak yang terganggu. Otak manusia terdiri atas

otak besar, otak kecil, dan batang otak. Otak besar terdiri

atas bagian besar yang disebut hemisfer, yaitu hemisfer

kanan dan hemisfer kiri. Fungsi bagian tubuh sebelah

kanan dikendalikan oleh hemisfer kanan. Otak terdiri atas

lobus-lobus yang memiliki fungsi masing-masing.

Gangguan pembuluh darah otak yang memberikan

pasokan darah ke labous frontal dan pariental akan

memberikan gejala kelemahan anggota gerak dan

gangguan rasa (misalnya kebas di separuh anggota

gerak). Stroke yang menyerang cerebelium memberikan

gejala pusing berputar (vertigo).

a. Kelumpuhan anggota gerak

Kelumpuhan anggota gerak merupakan gejala

yang umum dijumpai pada stroke. Bila seseorang tiba-

tiba merasa kehilangan kekuatan pada salah satu

lengan dan tungkai atau lengan dan tungkai pada satu

sisi. Kelemahan pada umumnya sesisi, kanan atau

kiri. Gangguan peredaran darah otak di sebelah kanan


26

akan menyebabkan kelemahan anggota gerak

sebelah kiri. Sebaliknya, gangguan pada otak sebelah

kanan menimbulkan kelemahan anggota gerak

sebelah kiri. Kelemahan yang ringan pada umumnya

kurang disadari. Pasien mengeluh kurang mampu

mengancingkan baju atau tidak dapat memakai sandal

dengan baik.

b. Gangguan bicara

Pasien stroke dapat pula menunjukan gejala

bicara tidak jelas (pelo) atau tidak dapat bicara

(afasia). Hal ini pada umumnya disebabkan oleh

karena kelumpuhan saraf otak nomor lobus fronto

temporal di otak. Pada keadaan normal lidah akan

terjulur luruh, pada keadaan stroke lidah akan miring

ke sisi yang lumpuh.

c. Nyeri kepala

Nyeri kepala merupakan keluhan yang umum

dijumpai. Hampir semua orang pernah mengalami

nyeri kepala. Pada lebih dari 95% kasus, nyeri kepala

bersifat primer dan dihubungkan dengan ketegangan

otot atau migren. Pada 5% kasus, nyeri kepala

disebabkan oleh sakit sekunder termasuk diantaranya

adalah stroke. Nyeri kepala pada stroke bersifat


27

mendadak, dengan intensitas yang berat dan disertai

gejala atau tanda gangguan saraf yang lain.

d. Penurunan kesadaran

Kesadaran manusia dipertahankan oleh sistem

otak yang disebut ARAS. Sistem ini membuat

seseorang terjaga. Pada kasus stroke yang langsung

mengenai pusat sistem kesadaran atau mendesak

pusat sistem kesadaran dapat dijumpai penurunan

kesadaran. Penurunan kesadaran yang terjadi

mendadak haruslah dicurigai sebagai sebuah stroke,

sampai terbukti bukan gejala stroke. Kasus stroke

yagn disertai penurunan kesadaran pada umumnya

dijumpai pada strike perdarahan.

(Rizaldy, 2010).

4) Penatalaksanaan

a) Stroke embolik dapat diterapi dengan antikoagulan

b) Stroke hemoragik diobati dengan penekanan pada

penghentian perdarahan dan pencegahan

kekambuhan mungkin diperlukan tindakan bedah.

c) Semua stroke diterapi dengan tirah baring dan

penurunan rangsangan eksternal/untuk mengurangi

kebutuhan oksigen serebrum, dapat di lakukan


28

tindakan-tindakan untuk menurunkan tekanan dan

edema intraktanium.

Bagi anggota keluarga yang menderita stroke,

anggota keluarga yang lain harus bisa merawat keluarga

yang sakit dengan baik. Hal yang pertama harus dilakukan

adalah terus berdoa meminta kesembuhan dan kebaikan

pada Allah SWT. Tidak ada penyakit yang berat bagi

Allah. Dia yang menjadikan penyakit dan dia pula yang

menyembuhkannya, sebagaimana diingatkan Allah dalam

Al Quran surat Asy Syu’araa ayat 80 :

Artinya : dan apabila aku sakit, Dialah Yang

menyembuhkan aku (Asy Syu’araa 80).

Setelah itu keluarga harus memberi perhatian besar

terhadap anggotanya yang menderita stroke, peran

keluarga termasuk salah satu unsur dominan penyembuh

stroke pada pasien (Elnury, 2014).

3. Proses Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang

perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus

tentang keluarga yang dibinanya. Cara pengumpulan data


29

tentang keluarga dapat di lakukan antara lain: riwayat dan

tahap perkembangan kelurga, data lingkungan, struktur

kelurga, fungsi kelurga penyebab masalah kelurga dan koping

yang di lakukan kelurga, harapan kelurga dan pemriksaan fisik

(Jhonson dan Leny, 2010).

b. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase diawali dengan

merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan

untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk

mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi

dirancang berdasarkan 3 tingkat pencegahan primer,untuk

memperkuat garis pertahanan fleksibel,pencegahan sekunder

untuk memperkuat garis pertahanan sekunder dan

pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan

resisiten (Anderson & Mc Farlane 2000 dalam Komang, 2010).

c. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah

perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan

keinginan berubah dari keluarga, mendirikan keluarga. sering

kali perencanaan program yang sudah baik tidak diikutii

dengan waktu yang cukup untuk melaksanakan implementasii

(Komang, 2010).
30

d. Evaluasi

Evaluasi disususn menggunakan SOAP secara operasional

dengan tahapan dengan somatif (dilakukan selama proses

asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan

evaluasi akhir.

Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu :

1) Evaluasi berjalan (sumatif) adalah evaluasi jenis inii

dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangan dan berorientasi kepada masalah yang

dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah format

SOAP.

2) Evaluasi akhir (formatif) adalah evaluasi jenis inii

dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan

yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara

keduanya, mungkin semua tahap dalam proses

keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-

data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

(Setiadi, 2008).

B. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Stroke

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga

yang dibinanya.
31

a. Identitas

Identitas Nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama,,

hubungan keluaraga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan,

pekerjaan) tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga,

agama, satus sosial aktivitas keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan

yang sudah pernah dilakukan, riwayat keluarga ini, riwayat

keluarga suami istri.

c. Data lingkungan

Karakteristik rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas

keluarga,hubungan keluarga dengan lingkungan, sistem sosial

yang mendukung.

d. Struktur keluarga

Pola komunikasi, pengambilan keputusan, peran anggota

keluarga, nilai-nilai yang berlaku di keluarga.

e. Fungsi Keluarga

Fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi perawatan atau

pemeliharaan kesehatan, fungsi reproduksi, fungsi afektif.

f. Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan

keluarga. (Jhonshon dan Leny, 2010)

g. Harapan keluarga (terhadap masalah kesehatan keluarga,

terhadap petugas kesehatan yang ada)


32

h. Pemeriksaan fisik (Tanggal pemeriksaan fisik, pemeriksaan

fisik anggota keluarga lain, aspek pemeriksaan fisik,

kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik (Komang, 2010).

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Stroke

a. Pengertian diagnosa keperawatan

Menurut Komang (2010) diagnosis keperawatan adalah

klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang

diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis

data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan

tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk

melaksanakannya.

Diagnosa keperawatan keluarga disusun berdsarkan

jenis diagnosis seperti :

1) Diagnosis sehat /wellness

Diagnosis sehat /wellness digunakan bila keluarga

mempunyai potensi untuk ditingkatkan belum ada data

maladaptif.

2) Diagnosis ancaman (resiko)

Diagnosis ancaman digunakan bila belum terdapat

paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan

data maladaptif yang kemungkinan timbulnya gangguan.


33

3) Diagnosis nyata / gangguan

Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul

gangguan atau masalah kesehatan dikeluarga, didukung

dengan adanya beberapa data maladaftif.

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi

(E) mengacu pada lima tugas keluarga. Sign atau tanda (S).

Apabila masalah kesehatan keluarga cukup banyak

akan tidak mungkin diatur sekaligus mengingat ada

keterbatasan, untuk itu perlu disusun skala prioritas. Dan

dibawah ini tabel dalam menentukan skala prioritas.

Tabel 2.1
Skala Prioritas Dalam Menentukan Masalah Kesehatan
NO KRITERIA NILAI BOBOT
Sifat masalah
Skala : - Tidak atau kurang sehat 3
1. 1
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : - Dengan Mudah 2
2. 2
- Hanya Sebagian 1
- Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah
Skala : - Tinggi 3
3. 1
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala :- Masalah berat, harus segera ditangani 2
4. 1
- Ada masalah, tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : (Ali, 2010)
34

Skoring : cara menentukan nilai atau bobot suatu

masalah adalah :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.

Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan

bobot

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

4) Skor tertinggi adalah lima dan sama dengan untuk semua

kriteria (Ali, 2010)

Penentuan prioritas dengan kriteria skala :

1) Untuk krteria pertama, prioritas utama diberikan pada

tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan

biasanya disadari oleh keluarga.

2) Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan

tindakan untuk menangani masalah.

b) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga.

c) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan,

waktu.

d) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan

dukungan.
35

3) Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :

a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan

penyakit atau masalah.

b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka

waktu.

c) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang yang

tepat untuk memperbaiki masalah.

d) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar

tidak aktual dan menjadi parah.

4) Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai perespsii

atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan

tersebut.

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan

penurunan aliran darah vena atau aretri.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

kerusakan sistem saraf sentral.

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan dan daya tahan.

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukan

makanan atau mengabsorbsi nutrisi

(Kurniadi, 2012)
36

c. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan 5 tugas

kesehatan keluarga.

1) Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

stroke.

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit.

3) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya

dengan penyakit stroke.

4) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya

dengan penyakit stroke.

5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit.

6) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal nutrisi bagi penderita stroke.

3. Intervensi Keperawatan Keluarga

a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah stroke.

1) Monitor fungsi bicara

2) Upayakan suhu dalam batas normal


37

3) Catat perubahan dalam penglihatan

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

1) Kaji tanda dan gejala yang menunjukan ketidaktoleransi

terhadap aktivitas.

2) Tingkatkan pelaksanaan rom pasif.

3) Buat jadwal latihan aktivitas secara bertahap untuk pasien

dan berikan periode istirahat.

4) Berikan support dan libatkan keluarga dalam program

terapi.

5) Berikan reinforcemen untuk pencapaian aktivitas sesuai

program latihan.

6) Kolaborasi ahli fisioterapi

7) Bantu dengan aktivitas fisik teratur.

8) Batasi rangsangan lingkungan

c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya

dengan penyakit stroke.

1) Identifikasi metode yang dapat dipahami oleh pasien

untuk memenuhi kebutuhan dasar

2) Sediakan metode komunikasi alternatif

3) Libatkan keluarga dan diskusikan masalah untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi pasien.

4) Berikan support sistem untuk mengatasi ketidakmampuan

5) Ajarkan pasien berbicara sesuai kemampuan


38

6) Dengarkan pasien dengan penuh perhatian.

d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mempertahankan suasana di

rumah.

1) Tindakan mencegah resiko injuri atau jatuh

2) Bantu meningkatkan kemampuan berjalan,

mempertahankan dan mengembalikan fungsi otonomik

dan voluntary tubuh selama tindakan dan memulihkan

penyakit atau injuri.

3) Libatkan keluarga dalam program terapi

4) Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktir, latihan

resisitif dan ambulasi

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

1) Bantu kebutuhan mandi pasien

2) Ketahui tingkat ketidakmampuan pasien untuk perawatan

diri.

3) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

nutrisi bagi penderita stroke.

1) Dukung pasien untuk mengkonsumsi makanan dengan

porsi kecil tapi sering

2) Bantu dalam pemberian asupan diit makanan dan cairan

yang seimbang.
39

3) Dukung pasien untuk perawatan gigi dan mulut

4) Berikan pasien makanan dan minuman ringan bernutrisi.

5) Anjarkan pasien bagaimana cara menyimpan makanan

6) Beri umpan balik untuk motivasi kebutuhan nutrisi.

7) Libatkan keluarga dalam pemberian support dan program

terapi

8) Pertahankan nutrisi adekuat

9) Pertahankan pencatatan berat badan harian.

4. Implemetasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah

perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan

keinginan berubah dari keluarga, mendirikan keluarga. sering kali

perencanaan program yang sudah baik tidak diikutii dengan waktu

yang cukup untuk melaksanakan implementasii (Komang, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi disususn menggunakan SOAP secara operasional

dengan tahapan dengan somatif (dilakukan selama proses asuhan

keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.

Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu :

a. Evaluasi berjalan (sumatif) adalah evaluasi jenis inii dikerjakan

dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dan

berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.

format yang dipakai adalah format SOAP.

b. Evaluasi akhir (formatif) adalah evaluasi jenis inii dikerjakan

dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan


40

dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya,

mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu

ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau

rencana yang perlu dimodifikasi (Setiadi, 2008).


DAFTAR PUSTAKA

Al Quran surat Asy Syu’araa ayat 80 dan surat Al-Furqon ayat 54.
[internet] tersedia dalam
http://www.fadhilza.com/2015/04/kesehatan/ayat-penyembuh-
berbagai-penyakit-dalam-al-quran.html. [diakses 24 Juni 2016].

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Anthony. (2010). Stroke. Jakarta : Penebar Plus

Bagus Indahono. (2014). Stroke Pembunuh Nomor 3 di Dunia. [internet]


tersedia dalam
https://m.tempo.co/read/news/2014/08/28/060602884/stroke-
pembunuh-nomor-3-di-dunia. [diakses 22 Juni 2016].

Dianto. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Stroke Non


Hemoragik.. [internet] tersedia dalam
https://efradianto.wordpress.com/2013/02/18/asuhan-
keperawatan-pada-klien-dengan-stroke-non-hemoragik/. [diakses
22 Juni 2016].

Elnury. (2014). Anda Harus Tahu, Ini Penanganan Stroke di Rumah.


[internet] tersedia dalam
http://radioelnury.com/news/kesehatan/anda-harus-tahu-ini-
penanganan-stroke-di-rumah-3.html. [diakses 24 Juni 2016].

Elsabernitat. (2012). Penyakit yang Sering terjadi pada Lansia. [internet]


tersedia dalam
https://elsabernitatatubeketsite.wordpress.com/2012/11/17/penyak
it-yang-sering-terjadi-pada-lansia. [diakses 22 Juni 2016].

Festy. (2014). Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Medik


Pada Pasien stroke. [internet] tersedia dalam
http://fik.umsurabaya.ac.id/sites/default/files/jurnall/peran-
keluarga-dalam-pelaksanaan-rehabilitasi-medik-pada-pasien-
stroke.pdf . [diakses 22 Juni 2016].
Jhonson dan Lenny. (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep
Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kemenkes. (2013). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.


[internet] tersedia dalam http://www.depkes.go.id/download.php.
[diakses 22 Juni 2016].

Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Kurniadi, (2012). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Stroke Aplikasi


Nanda, NOC, NIC. [internet] tersedia dalam
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2012/03/asuhan-
keperawatan-pasien-dengan-stroke_03.html. [diakses 24 Juni
2016].

Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Rizaldy. (2010). Awas Stroke. Yogyakarta : Andi.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Setyopranoto. (2011). Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. [internet]


tersedia dalam
http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_05_185Strokegejalapenatal
aksanaan.pdf. [diakses 24 Juni 2016].

Anda mungkin juga menyukai