Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL

DI SUSUN OLEH :

D H EA AN AN D A PU TR I 2 1 17 0 0 4

PR OGR A M STUD I SAR J A NA KEPER A WA TA N


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
ANALISIS JURNAL
Dari jurnal yang di atas dengan mengunakan desain penelitian non eksperimental
desain, dengan melakukan pendekatan cross sectional yaitu observasi hanya dilakukan
satu kali menurut waktu ditentukan oleh penelitian dengan melihat hubungan antara
dependen dan idependen variable. Dalam pengambilan sample dalam penelitian ini
mengunakan non probability pengambilan sample dengan tehnik purposive sampling
yaitu pengambilan sampkle dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan perhitungan
diatas maka besarnya sample yang di ambil sebanyak 40 sample dengan kriteria
insklusi.

Hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa ada peran ketidakseimbangan Estrogen
dan Progesteron hormon menuju derajat syndrome pramenstruasi. Ketidakseimbangan
kadar esterogen dan progesterone semakin tinggi hormon, semakin rendah derajat
PMS. Yang kita lihat pada teble 1 menunjukan bahwa mayoritas responden berusia 18-
21 tahun ( 26 responden atau 63%), dan berusia 22-24 tahun (14 responden atau 60%)
dan ada yang sudah 6-7 hari (16 respnden atau 40%). Berdasarkan tubuh indeks
massa, mereka sebagian besar memiliki penipisan sedang (22 respnsen atau 55%) dan
sebagian kecil dari mereka menderita parah deplesi (3 responden atau 7,5%).
Erdasarkan karakteristik tingkat esterogen, sebagian besar respondent berada pada
kategori tinggi (30 orang atau 75%) dan 10 orang termasuk dalam kategori
rendah(25%). Berdasarkan kadar progesterone, sebagian besar memanf pada kategori
tinggi yaitu (30 orang atau 75%) dan 10 orang berada di kategori bawah (20 orang atau
50%), 10 orang lainnya memiliki estrogen tinggi dan progesterone rendah (25%), 10
orang lainnya memiliki esterogenrendah dan progesterone tinggi, dan tidak ada
responden yang memiliki esterogen rendah dan progesterone rendah.

Berdasarkan table 2, kombinasi estrogen rendah tinggi, progesterone rendah, mayoritas


mengalami sedang kelas PMS (7 orang atau 70%). Untuk kombinasi esterogen rendah
dan progesterone tinggi, mayoritas pengalami PMS derajat sedang (8 responden 80%).
Kombinasi esterogen dan progesterone tinggi mayoritas mengalami derajat sedang (13
responden atau 65%). Tidak ada responden yang yang memiliki kombinasi esterogen
dan progesterone rendah level. Table tersebut juga menunjukan bahwa ada peran ntuk
ketidakseimbangan hormon esterogen dan progesterone dengan derajat PMS. Arahnya
negative dan lemah.

Anda mungkin juga menyukai