Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian

Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :

1. Identitas pasien

Nama, usia, jenis kelamin, bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat.

2. Keluhan utama

Keluhan utama yang biasanya dirasakan pada kasus ASD adalah sesak, gelisah, pada anak atau bayi tidak
mau menetek, sulit tidur, pasien merasa letih

3. Riwayat penyakit sekarang

Pada anak biasanya mengalami sesak napas, berkeringat banyak dan terdapat penbengkakan pada
tungkai tetepi biasanya tergantung pada derajat dan defek yang terjadi.

4. Riwayat penyakit dahulu

a. Prenatal History

Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehemilan ibu (infeksi firus rubela), mungkin ada riwayat
penggunaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu

b. Intra natal

Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi

c. Riwayat neonatus

ü Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnue

ü Anak rewel dan kesakitan

ü Tumbuh kembang anak terhambat

ü Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali

ü Sosial ekonomi keluarga yang rendah

5. Riwayat penyakit keluarga

a. Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantung

b. Penyakit keturunan
c. Penyakit konginetal atau bawaan

6. Psikososial

a. Penurunan pern dalam aktivitas sosial dan keluarga

b. Ansietas, kwatir, takut,stress yang berhubunagn dengan penyakit

3.2 Pemeriksaan Fisik

1. Breathing

Nafas pendek, retraksi pada vena jugulum, sela interkosta dan region epigastrium. Diameter dada
bertambah

2. Blood

Impuls jantung hiperdinamik kuat terutama yang timbul di ventrikel kiri. Teraba getaran bising atau mur-
mur pada dinding dada, pada ASD getaran bising teraba di sela iga ke 2 atau 3 kiri. Pada defek yang
sangat besar sering tidak teraba getaran bising karena tekanan di ventrikel kiri sama denagn ventrikel
kanan.

3. Brain

Ujung-ujung jari hiperemik

4. Bleeder

Terjadi penurunan produksi urine

5. Bowel

Hepatomegali atau splenomegali mungkin terlihat

6. Bone

Tidak terdapat gangguan pada tulang

3.2 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium, foto thorak,ecg dan echo

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume ventrikel kiri, atrium
septum defek.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan odema paru.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea

5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal

3.5 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume ventrikel kiri, atrium
septum defek.

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam, penurunan curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan tanda vital
dalam batas normal

Kriteria hasil : klien melaporkan penurunan episod dypsnea, tekanan darah dalam batas normal, nadi 80
x/mnt, tidak terjadi aritmia, denyut dan irama jantung teratur, CRT < 3 detik.

Intervensi :

a. Kaji nilai CO dengan monitor jantung dalam 1 menit

R/ : CO adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap 1 menit

b. Palpasi nadi perifer

R/ : tanda penurunan curah jantung dapat diperlihatkan dengan ciri, menurunnya nadi, radial, popliteal,
dorsalis pedis, dan postibial, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan gangguan
pulsasi (denyut kuat disertai dengan denyut lemah) mungkin ada.

c. Kaji perubahan pada sensorik, ex: letargi, cemas dan depresi

R/ : penurunan curah jantung dapat mengakibatkan tidak efektifnya perfusi cerebra

a. Berikan istirahat semi recumben pada tempat tidur atau kursi, kaji denga pemeriksaan fisik sesuai
dengan indikasi

R : istirahat fisik harus dipertahankan selama gagal jantung kongestif akut atau refraktori untuk
memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan atau konsumsi oksigaen
miokardium dan kerja berlebihan.
d. Berikan istirahat psikologis dengan lingkungan tenang, menjelaskan manajemen medis atau
keperawatan, membantu klien menghindari stres, mendengar atau merespon terhadap ekspresi
perasaan takut.

R/: Stres emosi menghasilkan respons vasokonstriksi, yang terkait langsung dengan peningkatan tekanan
darah, frekwensi dan kerja jantung.

e. Batasi aktivitas seperti BAB dan BAK di samping tempat tidur, hindari manuver valsava :
mengejan, defekasi, menahan nafas selama perubahan posisi.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan odema paru.

Tujuan : klien memperlihatkan peningkatan fungsi pernapasan

kriteria hasil : pernapasan tetap dalam batas normal 16 - 20 x / menit, warna kulit baik dan klien tenang

Intervensi :

a. Kaji frekuensi pernapasan warna kulit serta saturasi oksigen

R/ mengetahui secara dini kebutuhan oksigen klien

b. Beikan posisi 30 – 45 derajat

R/untuk memudahkan respirasi baru

c. Berikan oksigen yang sudah dilembabkan sesuai program

R/ meningkatkan kesediaan oksigen untuk kebutuhan miokardium agar tidak terjadi hipoksia

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Tujuan : klien menunjukkan perbaikan curah jantung yang terlihat dari aktivitas klien.

Kriteria hasil :

ü klien menentukan dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan

ü klien mendapatkan waktu istirahat atau tidur yang tepat

Intervensi :

a. Taksiran tingkat kelelahan, kemampuan untuk melakukan ADL

R/ untuk memberikan informasi tentang energi cadangan dan respon untuk beraktivitas

b. Berikan periode istirahat dan tidur yang cukup


R/ untuk meningkatkan istirahat dan menghemat energi

c. Hindari suhu lingkungan yang ekstrim

R/ hipertermia atau hipotermia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : - Bayi dapat menetek atau mengisap dot

- TTV dalam batas normal

- Intake dan output seimbang

Intervensi :

a. Berikan penjelasan kepada orang tua / keluarga Kx dalam melakukan tindakan

R/ Untuk memudahkan dalam melakukan proses keperawatan.

b. Pasang infus jika bayi sangat dispnea

R/ Infus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Kx dan untuk memasukkan obat. Jika bayi sangat dispnea
susah mengisap dot atau menetek.

c. Perhatikan tetasan infus

R/ Tetesan infus yang terlalucepat akan menambah beban kerja jantung.

d. Hitung intake dan output cairan Kx

R/ Untuk memantau keseimbangan cairan, bila kelebihan atau kekurangan dapat cepat diatasi.

e. Berikan minum pada Kx atau biarkan menetek jika sesak berkurang dengan sela istirahat

R/ Membantu veflek menetek.

f. Anjurkan ibu Kx untuk memangku Kx pada saat menetek

R/ Untuk menghindari tersedat dan memberikan kontak psikologis.

g. Catat intake dan output Kx

R/ Untuk mengetahui intake dan output.


http://www.academia.edu/18402573/Askep_Atrium_septal_defect

Anda mungkin juga menyukai