Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR
A. Pengertian

Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau


bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.Pada hernia abdomen isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding
perut (Sjamsuhidayat, 2009).

Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ


melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini.Hernia paling sering
terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular
abdomen konginental atau didapat (Ester, 2010).

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari


tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang
didapat (Long, 2009).

Jenis- jenis Hernia:

a. Hernia hiatal

Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun,


melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga
sebagian perut menonjol ke dada (toraks).

b. Hernia epigastrik

Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis


tengah perut.Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan
jarang yang berisi usus.Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif
lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat
didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.

c. Hernia umbilical

Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang


disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup
sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.

1
d. Hernia inguinalis

Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul


sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum.Hernia inguinalis
terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos
ke bawah melalui celah.Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-
laki daripada perempuan.

e. Hernia femoralis

Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha.Tipe ini


lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

f. Hernia insisional

Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.Hernia


ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot
sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.

B. Etiologi
a. Umur

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda,


pria maupun wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan
karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup
seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang
telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan
penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan tekanan dalam rongga perut .

b. Jenis Kelamin

Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah


jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi
pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses
perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih
banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu
pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian
besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan
adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan
isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut

2
c. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah


seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu
kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk
kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.Kondisi ini
dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.

d. Keturunan

Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah


terkena hernia.

e. Obesitas

Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih


pada tubuh, termasuk di bagian perut.Ini bisa menjadi salah satu
pencetus hernia.Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi
pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.

f. Kehamilan

Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus


memberi tekanan lebih di bagian perut.Kondisi ini juga dapat
menjadi pencetus terjadinya hernia.

g. Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik


dapat menyebabkan terjadinya hernia.Contohnya, pekerjaan buruh
angkat barang.Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot
abdomen.Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus
terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ
yang lemah.

h. Kelahiran prematur

Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia


inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis
inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan
bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut.

3
Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan
mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).

C. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada
saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan
bagian usus ke daerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada
daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan
mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup
kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi
dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang
sangat parah.Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat
dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan.

Sumber: Frenshilgo, 2009

4
D. Pathways

Sumber: Frenshilgo, 2009

5
E. Manifestasi Klinik

a. Berupa benjolan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang
berisi kandung kencing

F. Penatalaksanaan
a. Secara konservatif (non operatif)

a) Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan
tangan

b) Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan


sementara, misalnya pemakaian korset
b. Secara operatif

a) Hernioplasti
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah,
hernioplasti sering dilakukan pada anak – anak

b) Herniographi
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan,
kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering
dilakukan pada orang dewasa

c) Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini
dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis

G. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada
apendiks (fekalit), ileus terlokalisis.
b. Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.

6
c. Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya
penurunan kalium akan mempengaruhi kontraktilitan otot jantung,
mengarah kepada penurunan curah jantung.
d. AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
e. ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan
prioritas perhatian untuk memberikan anestesi.
f. Pemeriksaan Laboratorium.
g. Pemeriksaan darah lengkap.

2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua),


jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

b. Keluhan utama
Yang dirasakan klien pada saat pengkajian.
c. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan yang diderita klien saat ini, alasan klien


masuk rumah sakit, factor pencetus lamanya keluhan, timbulnya
keluhan, upaya yang dilakukan untuk mengatasi.

d. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah dialami klien kaitkan dengan penyakit


sekarang. Apakah klien pernah kecelakaan, pernah dirawat dengan
penyakit yang sama ataukah klien ada alergi obat dan makanan atau
tidak

e. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit yang sedang diderita keluarga atau yang


pernahdiderita keluarga yang berhubungan dengan penyakit klien

7
f. Pengumpulan data:
a) Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan,


riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk
dalam waktu lama.

b) Eliminasi

Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi


adanya inkontinensia atau retensi urin.

c) Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan


akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial
keluarga.

d) Neuro sensori

Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam


kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan
kelemahan dari tangan dan kaki.

e) Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti


tertusuk benda tajam, semakin memburuk dengan batuk, bersin
membengkokkan badan.

f) Keamanan

Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja


terjadi.

B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c. Kekurangan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
d. Kekurangan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang asupan
makan

8
C. Rencana Tindakan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri akut b.d NOC : Pain control NIC : Pain
agen cedera fisik Setelah dilakukan management
tindakan selama 3 x 1. Melakukan
24 jam diharapkan pengkajian nyeri
nyeri berkurang secara
dengan KH : komprehensif
1. Mampu termasuk lokasi,
mengontrol nyeri karakteristik,
2. Mampu kapan dimulai
mengenali nyeri atau durasi,
3. Menyatakan rasa frekuensi,
nyaman setelah kualitas,
nyeri berkurang intensitas dan
faktor pencetus
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Kolaborasi
pemberian obat
antipiretik
4. Ajarkan tentang
tehnik
nonfarmakologi
2 Hambatan NOC : NIC :
mobilitas fisik Joint Movement : Exercise therapy :
berhubungan active ambulation
dengan nyeri Mobility Level 1. Monitoring vital
Self care : ADLs sign sebelum dan
Transfer sesudah latihan
performance dan lihat respon
Setelah dilakukan pasien saat
tindakan selama 3 x latihan
24 jam diharapkan 2. Konsultasikan
hambatan mobilitas dengan terapi
fisik tidak terjadi fisik tentang
dengan KH : rencana ambulasi
1. Klien meningkat sesuai dengan
dalam aktivitas kebutuhan
fisik 3. Ajarkan pasien
2. Mengerti tujuan tentang tehnik
dari peningkatan ambulasi
mobilitas 4. Kaji kemampuan

9
3. Memverbalisasi pasien dalam
perasaan dalam mobilisasi
meningkatkan
kekuatan dan
kemampuan
berpindah

3 Kekurangan NOC : Fluid balance NIC : Fluid


volume cairan b.d hydration management
kehilangan cairan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
aktif tindakan selama 3 x 2. Kolaborasi
24 jam diharapkan pemberian cairan
kebutuhan cairan IV
terpenuhi dengan 3. Perhatikan
KH : catatan intake dan
1. Tekanan darah, output yang
suhu, nadi dalam akurat
batas normal 4. Pasang urine
2. Mempertahankan kateter jika
urine output diperlukan
sesuai dengan
usia dan BB
4. Tidak ada tanda –
tanda dehidrasi
4 Ketidakseimbang NOC : Nutritional NIC : Nutritional
an nutrisi b.d status management
kurang dari Setelah dilakukan 1. Kaji adanya
kebutuhan tubuh tindakan selama 3 x alergi makanan
24 jam diharapkan 2. Makan sedikit –
nutrisi terpenuhi sedikit namun
dengan KH : sering untuk
1. Adanya mencagah
peningkatan berat muntah
badan 3. Kolaborasi
2. Mampu dengan ahli gizi
mengidentifikasi untuk
kebutuhan nutrisi menentukan
3. Tidak ada tanda – nutrisi yang
tanda malnutrisi dibutuhkan

10
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic –


Noc Edisi Revisi Jilid 1 : 2015

Elsevier. 2013. Nursing Interventions Classification. Yogyakarta : Mocomedisa.

Elsevier. 2013. Nursing Outcomes Classification. Yogyakarta : Mocomedisa.


Long, Barbara C. (2009). Perawat Medical Bedah.VolumeI. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung

Mansjoer, A. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media


Aesculapius FKUI: Jakarta

Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. 2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Yogyakarta : Media Action

Poppy Kumala, dkk. (2010). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta

R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2009). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai